KILAUAN MUTIARA HIKMAH DARI
NASIHAT SALAFUL UMMAH
Berpegang Dengan Al
Quran Dan As Sunnah,
Mengikuti Atsar Salafus Shalih,
Dan Menjauhi Bid’ah:
1. Allah Subhanahu wata’ala
berfirman :
{ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ
ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻤُﻮﺗُﻦَّ
ﺇِﻟَّﺎ ﻭَﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻣُﺴْﻠِﻤُﻮﻥَ ( 102)
ﻭَﺍﻋْﺘَﺼِﻤُﻮﺍ ﺑِﺤَﺒْﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ
ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻔَﺮَّﻗُﻮﺍ ﻭَﺍﺫْﻛُﺮُﻭﺍ ﻧِﻌْﻤَﺖَ
ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺇِﺫْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺃَﻋْﺪَﺍﺀً
ﻓَﺄَﻟَّﻒَ ﺑَﻴْﻦَ ﻗُﻠُﻮﺑِﻜُﻢْ
ﻓَﺄَﺻْﺒَﺤْﺘُﻢْ ﺑِﻨِﻌْﻤَﺘِﻪِ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧًﺎ
ﻭَﻛُﻨْﺘُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺷَﻔَﺎ ﺣُﻔْﺮَﺓٍ ﻣِﻦَ
ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻓَﺄَﻧْﻘَﺬَﻛُﻢْ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻛَﺬَﻟِﻚَ
ﻳُﺒَﻴِّﻦُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻜُﻢْ ﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ
ﺗَﻬْﺘَﺪُﻭﻥَ ( 103 )}
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah
dengan sebenar-benar takwa dan
janganlah kamu mati kecuali
dalam keadaan Muslim. Dan
berpeganglah kamu semua
dengan tali Allah dan jangan
berpecah-belah. Dan ingatlah
nikmat Allah terhadapmu ketika
kamu saling bermusuhan maka
Dia satukan hati kamu lalu kamu
menjadi bersaudara dengan
nikmat-Nya dan ingatlah ketika
kamu berada di bibir jurang
neraka lalu Dia. selamatkan
kamu daripadanya. Demikianlah
Allah menjelaskan kepada kamu
ayat-ayat-Nya agar kamu
mendapat petunjuk.” [QS. Ali
Imran : 102-103]
2. Allah Subhanahu wata’ala
berfirman :
ﻭَﺃَﻥَّ ﻫَﺬَﺍ ﺻِﺮَﺍﻃِﻲ
ﻣُﺴْﺘَﻘِﻴﻤًﺎ ﻓَﺎﺗَّﺒِﻌُﻮﻩُ ﻭَﻟَﺎ
ﺗَﺘَّﺒِﻌُﻮﺍ ﺍﻟﺴُّﺒُﻞَ ﻓَﺘَﻔَﺮَّﻕَ ﺑِﻜُﻢْ
ﻋَﻦْ ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ ﺫَﻟِﻜُﻢْ ﻭَﺻَّﺎﻛُﻢْ ﺑِﻪِ
ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺘَّﻘُﻮﻥَ (153 )
“Dan sesungguhnya inilah jalan-
Ku yang lurus maka ikutilah dia
dan jangan kamu ikuti jalan-
jalan (lainnya) sebab jalan-jalan
itu akan mencerai-beraikan kamu
dari jalan-Nya. Demikianlah Allah
berwasiat kepada kamu mudah-
mudahan kamu bertaqwa.” (QS.
Al An’am : 153)
3. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wa Sallam bersabda :
« ﻓَﻌَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺴُﻨَّﺘِﻲ ﻭَﺳُﻨَّﺔِ
ﺍﻟْﺨُﻠَﻔَﺎﺀِ ﺍﻟﺮَّﺍﺷِﺪِﻳﻦَ
ﺍﻟْﻤَﻬْﺪِﻳِّﻴﻦَ، ﻭَﻋَﻀُّﻮﺍ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ
ﺑِﺎﻟﻨَّﻮَﺍﺟِﺬِ، ﻭَﺇِﻳَّﺎﻛُﻢْ ﻭَﻣُﺤْﺪَﺛَﺎﺕِ
ﺍﻟْﺄُﻣُﻮﺭِ، ﻓَﺈِﻥَّ ﻛُﻞَّ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺔٍ
ﺑِﺪْﻋَﺔٌ، ﻭَﺇِﻥَّ ﻛُﻞَّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ
.»ﺿَﻠَﺎﻟَﺔٌ
“Berpeganglah dengan sunnahku
dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin
yang terbimbing, gigitlah dengan
gerahammu dan hati-hatilah
kamu terhadap perkara yang
baru karena sesungguhnya setiap
bid’ah itu adalah sesat.” (HR.
Ahmad, Abu Dawud dan At
Tirmidzy, dishahihkan Syaikh Al
Albani dan Syaikh Muqbil)
4. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wa Sallam bersabda :
« ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳَﺮْﺿَﻰ ﻟَﻜُﻢْ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ،
ﻭَﻳَﻜْﺮَﻩُ ﻟَﻜُﻢْ ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ، ﻓَﻴَﺮْﺿَﻰ
:ْﻢُﻜَﻟ ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﻩُ، ﻭَﻟَﺎ
ﺗُﺸْﺮِﻛُﻮﺍ ﺑِﻪِ ﺷَﻴْﺌًﺎ، ﻭَﺃَﻥْ
ﺗَﻌْﺘَﺼِﻤُﻮﺍ ﺑِﺤَﺒْﻞِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ »
“Sesungguhnya Allah meridhai
tiga perkara untuk kamu – di
antaranya beliau bersabda – :
“dan hendaknya kamu semua
berpegang dengan tali
Allah.” (HR. Muslim, dari
shahabat Abu Hurairah).
5. Hudzaifah bin Al Yaman
radhiyallahu ‘anhu berkata :
“Hai para
Qari’ (pembaca
Al Quran)
bertaqwalah
kepada Allah
dan telusurilah
jalan orang-
orang sebelum
kamu sebab
demi Allah
seandainya
kamu melampaui
mereka sungguh
kamu melampaui
sangat jauh dan
jika kamu
menyimpang ke
kanan dan ke
kiri maka
sungguh kamu
telah tersesat
sejauh-
jauhnya.” (Al
Lalikaai 1/90
nomor 119, Ibnu
Wudhdhah
dalam Al Bida’
wan Nahyu
‘anha 17, As
Sunnah Ibnu
Nashr 30)
6. Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu berkata :
“Ikutilah dan
jangan berbuat
bid’ah! Sebab
sungguh itu
telah cukup bagi
kalian. Dan
(ketahuilah)
bahwa setiap
bid’ah adalah
sesat.” (Ibnu
Nashr 28 dan
Ibnu Wudldlah
17)
7. Imam Az Zuhry berkata, ulama
kita yang terdahulu selalu
mengatakan :
“Berpegang
dengan As
Sunnah itu
adalah
keselamatan.
Dan ilmu itu
tercabut dengan
segera maka
tegaknya ilmu
adalah
kekokohan Islam
sedangkan
dengan perginya
para ulama akan
hilang pula
semua itu (ilmu
dan agama).” (Al
Lalikai 1/94
nomor 136 dan
Ad Darimy 1/58
nomor 16)
8. Ibnu Mas’ud radliyallahu
‘anhu berkata :
“Berpeganglah
kamu dengan
ilmu (As
Sunnah)
sebelum
diangkat dan
berhati- hatilah
kamu dari
mengada-adakan
yang baru
(bid’ah) dan
melampaui batas
dalam berbicara
dan membahas
suatu perkara,
hendaknya
kalian tetap
berpegang
dengan contoh
yang telah
lalu.” (Ad
Darimy 1/66
nomor 143, Al
Ibanah Ibnu
Baththah 1/324
nomor 169, Al
Lalikai 1/87
nomor 108, dan
Ibnu Wadldlah
32)
9. Dan ia juga mengatakan
bahwa :
“Sederhana
dalam As
Sunnah lebih
baik daripada
bersungguh-
sungguh di
dalam
bid’ah.” (Ibnu
Nashr 30, Al
Lalikai 1/88
nomor 114, dan
Al Ibanah 1/320
nomor 161)
10. Sa’id bin Jubair (murid dan
shahabat Ibnu Abbas) berkata –
mengenai ayat- – : “Dan beramal
shalih kemudian mengikuti
petunjuk.” (QS. Thaha :
82): Yaitu senantiasa berada di
atas As Sunnah dan mengikuti Al
Jama’ah. (Al Ibanah 1/323 nomor
165 dan Al Lalikai 1/71 nomor 72)
11. Imam Al Auza’i berkata :
“Kami
senantiasa
mengikuti
sunnah
kemanapun ia
beredar.” (Al
Lalikai 1/64
nomor 47)
12. Imam Ahmad bin Hambal
berkata :
“Berhati-hatilah
kamu jangan
sampai menulis
masalah apapun
dari ahli ahwa’
sedikit atau pun
banyak. Dan
berpeganglah
dengan Ahli
Atsar dan
Sunnah.” (As
Siyar 11/231)
13. Umar bin Abdul Aziz dalam
risalahnya untuk salah seorang
aparatnya mengatakan :
Dari Umar bin
Abdul Aziz
Amirul
Mukminin
kepada Ady bin
Arthaah :
“Segala puji
hanya bagi Allah
yang tidak ada
sesembahan
yang haq kecuali
Dia.
Kemudian
daripada itu :
Saya wasiatkan
kepadamu,
bertaqwalah
kepada Allah
dan
sederhanalah
dalam
(menjalankan)
perintah-Nya
dan ikutilah
sunnah Nabi-Nya
Shallallahu
‘Alaihi Wa
Sallam dan
tinggalkanlah
apa yang diada-
adakan ahli
bid’ah terhadap
sunnah yang
telah berlalu
dan tidak
mendukungnya,
tetaplah kamu
berpegang
dengan sunnah
karena
sesungguhnya ia
telah diajarkan
oleh orang yang
tahu bahwa
perkara yang
menyelisihinya
adalah
kesalahan atau
kekeliruan,
kebodohan, dan
keterlaluan
(ghuluw). Maka
ridlailah untuk
dirimu apa yang
diridlai oleh
kaum itu
(shahabat) untuk
diri mereka
sebab mereka
sesungguhnya
berhenti dengan
ilmu dan
menahan diri
dengan bashirah
yang tajam dan
mereka dalam
menyingkap
hakikat segala
perkara lebih
kuat (mampu)
apabila di
dalamnya ada
balasan yang
baik. Jika kamu
mengucapkan
bahwa ada suatu
perkara yang
terjadi sesudah
mereka maka
ketahuilah tidak
ada yang
mengada-adakan
sesuatu sesudah
mereka
melainkan
orang-orang
yang mengikuti
sunnah yang
bukan sunnah
mereka
(shahabat) dan
menganggap
dirinya tidak
membutuhkan
mereka. Padahal
para shahabat
itu adalah
pendahulu bagi
mereka. Mereka
telah berbicara
mengenai agama
ini dengan apa
yang mencukupi
dan mereka
telah jelaskan
segala
sesuatunya
dengan
penjelasan yang
menyembuhkan,
maka siapa yang
lebih rendah
dari itu berarti
kurang dan
sebaliknya siapa
yang melampaui
mereka berarti
memberatkan.
Maka sebagian
manusia ada
yang telah
mengurangi
hingga mereka
kaku sedangkan
para shahabat
itu berada di
antara keduanya
yaitu di atas
jalan petunjuk
yang lurus.” (Asy
Syari’ah 212)
14. Ibnu Baththah berkata :
“Sungguh demi
Allah, alangkah
mengagumkannya
kecerdasan kaum
itu, betapa
jernihnya pikiran
mereka, dan
alangkah
tingginya
semangat
mereka dalam
mengikuti
sunnah nabi
mereka dan
kecintaan
mereka telah
mencapai
puncaknya
hingga mereka
sanggup untuk
mengikutinya
dengan cara
seperti itu. Oleh
sebab itu
ikutilah
tuntunan orang-
orang berakal
seperti mereka
ini –wahai
saudara-
saudaraku– dan
telusurilah jejak-
jejak mereka
niscaya kalian
akan berhasil
menang dan
jaya.” (Al Ibanah
1/245)
15. Ibnu Abbas radliyallahu
‘anhuma berkata :
“Tetaplah kamu
beristiqamah
dan berpegang
dengan atsar
serta jauhilah
bid’ah.” (Al
I’tisham 1/112)
16. Al Auza’i berkata :
“Berpeganglah
dengan atsar
Salafus Shalih
meskipun
seluruh manusia
menolakmu dan
jauhilah
pendapatnya
orang-orang
(selain mereka)
meskipun
mereka
menghiasi
perkataannya
terhadapmu.” (Asy
syari’ah 63)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar