Rabu, 17 Juni 2015

3 Hal pembatal pahala sedekah

3 HAL PEMBATAL PAHALA SEDEKAH

Diantara hal-hal yang dapat merusak sedekah hingga tidak dapat menjadi pensuci jiwa orang yang bersedekah adalah hal-hal yang disebutkan Allah Ta’ala :

pertama,

Al Mann (menyebut-nyebut kembali pemberian). Ia termasuk dosa besar, karena pelakunya merupakan salah satu dari tiga orang yang tidak diperhatikan oleh Allah Ta’ala pada hari kiamat kelak, tidak disucikan-Nya dan bagi mereka adzab yang sangat pedih. Rasulullah bersabda :

“Ada tiga orang yang tidak diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat kelak, tidak diperdulikan dan tidak pula disucikan dan bagi mereka adzab yang pedih : orang yang memanjangkan pakaiannya dibawah mata kaki karena sombong, orang yang suka menyebut-nyebut pemberian (sedekah) yang telah ia berikan dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu” (HR. Muslim, Syarh Muslim II/114
Kedua,

Al Adza (perbuatan menyakiti). Secara bahasa berarti segala sesuatu yang menganggu agama, kehormatan, fisik atau harta seseorang. Yang dimaksud disini adalah gangguan yang dapat membatalkan pahala sedekah, yaitu seperti berbuat semena-mena terhadap orang yang diberi sedekah dan melontarkan kepadanya kata-kata yang menyakitkan perasaannya, atau kata-kata yang menyentuh kehoramatannya dan menjatuhkan harga dirinya, padahal orang diberi sedekah itu adalah seorang Mukmin yang Taat kepada Allah Ta’ala.

Ketiga,

Riya yaitu memperlihatkan amal kepada manusia agar mereka memujinya atau mereka tidak mencacinya jika ada kekhawatiran akan hal itu dari mereka. Dalam kondisi seperti itu berarti ia telah berbuat riya. Riya itu membatalkan pahala amal ibadah dan merusaknya. Maka amal yang disertai riya tidak akan membuat jiwa manusia menjadi bersih, ia sama dengan Al Mann tidak ada bedanya sama sekali, sama-sama merusak pahala sedekah.‪

Jadi riya di dalam bersedekah itu membatalakan pahalanya seperti halnya al Mann dan al Adza. Namun riya itu bersifat umum, bisa terjadi paada sedekah dan pada ibadah-ibadah yang lain.

Maka Firman Allah Ta’ala “Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin”. Makna kata Shafwan ayat ini adalah batu yang sangat licin “yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat” artinya tanah atau debu yang terkena hujan sangat deras “lalu menjadilah dia bersih” Maksudnya : tidak ada sesuatu pun yang menempel pada batu itu. “mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan” Maksudnya mereka tidak mengambil manfaat darinya, karena ketidak mampuan mereka untuk mengambil manfaat dari sedekahnya setelah mereka sendiri membatalkan pahalanya dengan al Mann, al Adza dan riya’.

(Disalin dari kitab Nida-atur Rahman li ahlil iman dan sudah diterjemahkan “90 Seruan Illahi dalam Al Qur’an”, Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi, hal 30-33)  
http://ibnuustmanalie.blogspot.com/.../penjelasan-tentang..‬
Semoga bermanfaat ..

أَسْعَدَ اللّهُ اَيَّامَكُمْ ♥♥
Semoga Allah Ta'alaa menjadikan hari-harimu penuh dgn kebahagiaan .

Bagi yg memiliki kelapangan harta/rizki dan ingin ikut andil dalam pembangunan asrama / kelas utk santri peeenghafal Al qur'an ponpes ibnu umar. Donasi  bisa disalurkan ke rekening a/n : Yayasan Ibnu Umar. Sbb :

1. BSM.  , No rek : 7032370327 BSM ( Bank Syari'ah Mandiri ) Cabpem. BSD Pasar Modern
(Dr LN :  Swift code BSMDIDJA)

2. BNI Syariah :  no rek : 0285448082,  Cabpem : Ciputat.  (Dr LN :  Swift code BNINIDJA)

3. Bank Mandiri. No rek : 1640001114422 , Capem. Ciputat ( Dr LN :  Swift code BMRIIDJA)

4. BCA,  No Rek : 0678074848 capem , Cipputat ,  (Dr LN :  Swift code CENAIDJA)

kami juga menerima sumbangan berupa material
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar