Rabu, 17 Juni 2015

Odoh 230, sunnahnya takbir disetiap gerakan shalat

ONE DAY ONE HADIST  (ODOH 230 )
SUNNAHNYA TAKBIR DISETIAP GERAKAN SHALAT

‫‫

عَنْ أبي هُرَيرَة رضيَ الله عَنْهُ‪: ‬كَانَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم إذا قَامَ إِلى الصَّلاةِ يُكَبر حِينَ يَقومُ، ثم يُكَبر حِينَ يركعُ، ثمَ يَقولُ‪: "‬ سَمِعَ الله لِمَنْ حَمِدَهُ‪ "‬ حين يَرْفعُ صُلْبهُ من الركوعِ، ثُمَ يَقُولُ -وَهُوَ قائِم‪-: "‬رَبَتا وَلَكَ الحَمْدُ‪"‬، ثمّ يُكَبر حِينَ يَهْوِي، ثمَّ يُكَبر حِينَ يَرْفَعُ رأسه، ثم يُكَبر حِنَ يَسْجُدُ، ثُم يُكَبر حِينَ يَرْفَعُ رأسه، ثمَّ يَفعَل ذلِكَ في صَلاتِهِ كُلهَا حَتَى يَقضِيَهَا. ويُكَبر حِينَ يَقُومُ مِنَ الثنتَيْنِ بَعْدَ الْجُلُوس‪.‬‬‬

 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu : adalah Rasulullah  – shalallahu alaihi wasallam- bertakbir ketika memulia shalat, dan ketika hendak sujud,  kemudian mengucapkan. “ sami’allahu liman hamidah ( Allah mendengar setiap orang yang memujiNya ) ketika beliau bangkit dari ruku’ dan ketika sudah tegak berdiri beliau mengucapkan. rabbana walakal hamdu ( Ya Rabb kami bagiMU segala Pujian ) , kemudian beliau bertakbir ketika turun hendak sujud, dan bangkit dari sujud kemudian beliau bertakbir ketika sujud begitu juga ketika mengangat kepalanya ( bangkit dari sujud ) dan beliau melakukan yang demikian itu ( bertakbir disetiap gerakan pent.) pada setiap shalatnya hingga selesai shalat, dan beliau juga bertakbir ketika bangkit dari rakaat kedua/ tasyahud awal. ( mutafaqun ‘alaihi )

 

Makna dan Faedah hadist :

1.      Disyariatkannya bertakbiratul ihram setiap memulai shalat, (dan jumhur ulama berpendapat hal ini wajib pent ) .

2.      Disyariatkannya untuk bertakbir ketika ruku’  yaitu pada waktu perpindahan dari berdiri ke ruku’

3.      Hendaknya membaca tasmi’ ( ucapan samia’llahu lliman hamidah ) bagi imam dan orang yang shalat sendirian (munfarid ) ketika bangkit dari ruku’

4.      Hendaknya membaca tahmid ( ucapan rabanaa walakal hamdu ) baik bagi imam, makmum maupun shalat munfarid, ketika sudah berdiri tegak dari ruku’nya.
.
5.      Disyariatkannya untuk tumakninah ( tenang dan tidak buru-buru) ketika berdiri dari ruku’

6.      Disyaria’atkannya takbir ketika turun hendak sujud dan bangkit dari sujud ketika hendak duduk diantara dua sujud

7.      Hedaknya mengulang yang demikian itu ( bertakbir dan tasmi’ serta tahmid ) disetiap rakaat shalatnya kecuali takbiratul ihram .

8.      Dan juga bertakbir ketika bangkit dari rakaat kedua/ dari tasyahud Awal pada shalat yang memiliki dau tasyahud ( seperti mabrib, isya, dhuhur dan asyar )

9.      Kata Hinaa dalam hadist diatas bermakna mengucapkan takbirnya bersamaan / berbarengan dengan gerakan perpindahan , baiknya tidak mendahulukannya maupun mengakhirnya, ini yang disyaria’tkannya , berkata imam daqiqul ‘ied : demikian itu yang dilakukan terus menerus oleh umat islam ( ketika shalat ) dan para aimmah fuqoha (ulama fiqih ) sepanjang masa.

10.   Imam nasiruddin Ibnu Munir menyebutkan bahwasanya mengulang-ulang takbir dalam setiap gerakan agar hati selalu memperbaiki niat ( fokus dan khusu’ dalam shalatnya pent.)

‫و الله أعلم بالصواب‬

Dinukil dr : Kitab Taisirul 'Alam syarah 'Umdatul Ahkam, Karya Abdullah Shalih Alu Bassam, Kitab As Sholat, Bab Sifat Shalat Nabi , hadist no : 8‫3‬  Jilid 1, hal:142-145 Cet. Maktabah Ar Rossyid Riyadh – KSA

‫‫سُلَيْمَان اَبُوْ شَيْخَه‬
287302DE / 2837AECC  

‫‫أَسْعَدَ اللّهُ اَيَّامَكُمْ‬
Semoga Allah menjadikan hari-hari kalian penuh kebahagian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar