Kamis, 18 Juni 2015

Odoh 260, puasa dalam keadaan junub

ONE DAY ONE HADIST ( 260 )
PUASA DALAM KEADAAN JUNUB

عَنْ عَائِشَةَ وَأمُّ سَلَمَةَ رَضْيَ الله عَنْهُمَا:
أنً رَسُولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يُدْركُهُ الْفَجْرُ وَهُوَ جُنٌبٌ مِنْ أهلِهِ. ثُمَّ يَغتَسِلُ وَيصُومُ.

Artinya: dari aisyah dah ummu salamah radhiyallahu ‘anhu bahwasany Rasulullah bertemu dengan waktu fajar dalam keadaan junuh karena berkumpul bersama istrinya, kemudian beliau mandi dan berpuasa (Mutafaqun Alaihi )

Makna dan Faedah Hadist :

1. Rasulullah biasa berjima’ bersama istrinya ketika malam hari, terkadang telah tiba waktu fajar sedang beliau masih dalam keadaan junub dan belum mandi , namun beliau melaksanakan puasanya.

2. Sahnya puasa orang yang junub diwaktu subuh karena berjima’ dimalam hari .

3. Diqiyaskan dengan jima’ adalah mimpi basah sebab yang ini lebih ringan, apabila dibolehkan bagi yang junub dengan sengaja maka tentu yang tidak sengaja lebih utama .

4. Tidak ada perbedaan dalam hal ini antara puasa wajib dengan puasa sunnah dan natara ramadhan dengan puasa dibulan lainnya .

5. Dibolehkan bersegama di malam-malam bulan ramadhan walaupun beberapa saat sebelum terbit fajar ( adzan subuh ) dan sebagian ulama mengambil dalil bolehnya berpuasa dalam keadaan junub ketika masuk waktu subuh berdasarkan firman Allah :

{أُحِلَّ لَكُم لَيْلَةَ الصِيَامِ الرَفَثُ إلى نِسَائِكم}

Dihalalkan bagi kalian pada maam hari bulan puasa bercampur ( jima’) dengan istri-istri kalian ( Qs. Al Baqarah:187)

Ayat ini memberikan pengertian dibolehkannya jima’ dimalam-malam hari puasa semuanya, termasuk didalamnya adalah ketika menjelang fajar, tentunya hal ini membuat junub diwaktu subuh dengan sebab belum mandi dan inilah yang disebut dalalah isyarat dalam ilmu ushul fiqh .

6. Keutamaan istri-istri Nabi dan kebaikan mereka kepada umat, mereka telah banyak menukil dan meriwayatkan dari Nabi Muhammad tentang ilmu yang banyak sekali manfaatnya, terutama hokum-hukum syar’ii mengenai amalan-amalan Nabi didalam rumah tangga beliau

yang tidak diketahui oleh seorangpun kecuali istri-istri beliau .

Dinukil dari kitab taisirul ‘alam , karya Syeikh Abdullah bin abdirrahman Alu Bassam , kitab puasa hadist no 174 hal 308-308 cet. Maktabah Ar Rasyid Riyadh KSA.

سُلَيْمَان اَبُوْ شَيْخَه
287302DE /  2837AECC

أَسْعَدَ اللّهُ اَيَّامَكُمْ ♥♥
Semoga Allah Ta'alaa menjadikan hari-harimu penuh dgn kebahagiaan .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar