MENATA HATI
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ ﻭﻟﻲ
ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ ﻭﺍﻟﻌﺎﻗﺒﺔ ﻟﻠﻤﺘﻘﻴﻦ
ﻭﻻ ﻋﺪﻭﺍﻥ ﺇﻻ ﻋﻠﻰ .ﻦﻴﻤﻟﺎﻈﻟﺍ
ﺛﻢ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ
ﺃﺷﺮﻑ ﺍﻟﻤﺮﺳﻠﻴﻦ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ
ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ،
ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ، :َﻝﺎَﻗ ﻗَﺎﻝَ
ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
:َﻢَّﻠَﺳَﻭ «ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻟَﺎ ﻳَﻨْﻈُﺮُ ﺇِﻟَﻰ
ﺻُﻮَﺭِﻛُﻢْ ﻭَﺃَﻣْﻮَﺍﻟِﻜُﻢْ، ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﻳَﻨْﻈُﺮُ
ﺇِﻟَﻰ ﻗُﻠُﻮﺑِﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻜُﻢْ »
Dari Abu Hurairah dia berkata;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Sesungguhnya
Allah tidak melihat kepada rupa dan
harta kalian, tetapi Allah melihat
kepada hati dan amal kalian.” [HR.
Muslim]
Wahai saudaraku –semoga Allah
senantiasa merahmatimu–!
Hati memiliki kedudukan yang tinggi
pada diri manusia. Allah Ta’ala
tidaklah melihat kepada bentuk rupa
kita dan tidak pula kepada harta
kekayaan kita, akan tetapi yang Allah
lihat hanyalah hati dan amalan kita.
Baik atau buruknya amalan kita,
tergantung baik atau tidaknya hati
kita. Jika hati kita sakit atau mati –
kita berlindung darinya– maka akan
membuahkan amalan yang rusak
pada diri kita. Sebaliknya jika hati
kita sehat, bersih dan suci, maka
akan membuahkan amalan yang baik
pada diri kita.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
« ﺃَﻟَﺎ ﻭَﺇِﻥَّ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ ﻣُﻀْﻐَﺔً،
ﺇِﺫَﺍ ﺻَﻠَﺤَﺖْ، ﺻَﻠَﺢَ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪُ ﻛُﻠُّﻪُ،
ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻓَﺴَﺪَﺕْ، ﻓَﺴَﺪَ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪُ
ﻛُﻠُّﻪُ، ﺃَﻟَﺎ ﻭَﻫِﻲَ ﺍﻟْﻘَﻠْﺐُ »
“Ketahuilah, bahwa dalam setiap
tubuh manusia terdapat segumpal
daging, jika segumpal daging itu
baik maka baik pula seluruh
badannya, namun jika segumpal
daging tersebut rusak, maka
rusaklah seluruh
tubuhnya.” [Muttafaqun ‘alaihi]
Ibnu Rajab rahimahullah berkata:
“Jika hati tersebut baik, tidak ada
padanya melainkan kecintaan dia
kepada Allah dan kecintaan kepada
hal-hal yang dicintai-Nya, padanya
rasa takut kepada Allah dan takut
terjatuh kedalam hal-hal yang Allah
benci, maka akan baik pula gerakan
(amalan) seluruh tubuhnya, akan
membuahkan dari hati yang baik
tersebut (kekuatan) untuk
meninggalkan segala hal yang
diharamkan. Dia mampu melindungi
(dirinya) dari syubhat, waspada agar
tidak terjatuh kedalam perkara yang
diharamkan. Adapun jika hatinya
rusak, hatinya dikuasai oleh hawa
nafsu dan lebih mengikuti apa yang
diinginkan nafsunya meskipun Allah
membencinya, maka akan rusak pula
amalan tubuhnya, mendorongnya
untuk berbuat kemaksiatan dan
melakukan hal-hal yang masih
syubhat sesuai dengan hawa
nafsunya.
Oleh karena itu, hati laksana raja
bagi tubuh, sedangkan anggota
tubuh adalah tentaranya, sehingga
dia akan taat kepadanya (hatinya),
anggota tubuhnya bangkit untuk
mentaatinya dan menjalankan
perintahnya, ia tidak menyelisihi
perintahnya sedikit pun. Apabila
rajanya baik, maka akan baik pula
tentaranya, sebaliknya jika rajanya
rusak, maka akan rusak pula
tentaranya. Tidaklah ada yang
bermanfaat disisi Allah melainkan
hati yang bersih dan selamat.
{ ﻳَﻮْﻡَ ﻟَﺎ ﻳَﻨْﻔَﻊُ ﻣَﺎﻝٌ ﻭَﻟَﺎ ﺑَﻨُﻮﻥَ
( 88) ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﻦْ ﺃَﺗَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺑِﻘَﻠْﺐٍ
}ﺳَﻠِﻴﻢٍ
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak
laki-laki tidak berguna, kecuali
orang-orang yang menghadap Allah
dengan hati yang salim
(bersih).” [QS. Asy Syu’araa': 88-89]
[Jami’ul ‘Ulum wal Hikam: 1/218-219]
Wahai saudaraku –semoga Allah
senantiasa memulyakanmu–!
Sudahkan tertata hati kita?
Sudahkah terisi dengan Iman dan
Tauhid kepada Allah? Sudahkan kau
jaga hatimu dari hal-hal dibenci dan
dimurkai Allah?
Mari kita tata hati kita!
Mari kita jaga hati kita!
Mengingat pentingnya menata hati,
maka pada kesempatan kali ini
dengan memohon pertolongan
kepada Allah dan taufiq-Nya, kami
akan menulis sebuah risalah yang
bertema “MENATA HATI”. Harapan
kami, semoga risalah ini dapat
membantu kita dalam menata hati
dan bermuhasabah (introspeksi diri),
agar hati ini menjadi hati yang
salim, hati yang dicintai dan
diridhai-Nya.
Waffaqallahul jami’ lima yuhibbuhu
wayardhaahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar