Selasa, 24 Mei 2016

ADAB-ADAB BERPUASA

Adab-Adab Berpuasa

Dianjurkan bagi orang yang akan melaksanakan
ibadah puasa untuk memperhatikan adab-adab
berikut ini :
a. Sahur
Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Bersahurlah ; karena di dalam santap sahur itu terdapat
barakah. ” (Muttafaqun ‘alaih : Fathul Bari IV: 139
no:139 no:1923, Muslim II : 770 no:1095, Tirmidzi
II: 106 no: 703, Nasa’i IV:141 dan Ibnu Majah I:
540 no:1690).
Sahur, dianggap sudah terealisir, walaupun,
berdasar hadits dari Abdullah bin Amr r.a. bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Bersahurlah, walaupun
sekedar setegukan. “ (Shahi: Sahihul Jami’us no:2945
dan Sahih Ibnu Hibban VIII : 224 no:884).
Dianjurkan mengakhirkan santap sahur,
sebagaimana ditegaskan dalam hadits, dari Anas
dari Zaid bin Babit r.a. ia berkata: Kami pernah
bersantap sahur bersama Nabi saw. , kemudian
beliau mengerjakan shalat, lalu aku bertanya
(kepada Beliau), “Berapa lama antara waktu adzan
dengan waktu sahur?” Jawab Beliau, “Sekedar
membaca lima puluh ayat. “ (Muttafaqun ‘alaih : Fathul
Bari IV: 138 no 1921, Muslim II : 771 no:1097,
Tirmidzi II: 104 no: 699, Nasa’i IV: 143 dan Ibnu
Majah I:540 no:1694).
Apabila kita mendengar suara adzan, sementara
makanan atau minuman berada di tangan, maka
makanlah atau minumlah. Ini mengacu pada
hadits, dari Abu Hurairah r.a. bawah Rasulullah
saw. bersabda, “Apabila seorang diantara kamu
mendengar suara adzan (shubuh), sedangkan bejana berada
ditangannya, maka janganlah ia meletakkannya (lagi)
hingga ia memenuhi kebutuhannya.” (Shahih: Shahihul
Jami’us Shaghir no: 607,’Aunul Ma’bud VI:475
no:2333, Mustadrak Hakim I :426).
b.      Menahan diri agar  tidak  melakukan  perbuatan
yang sia-sia, perkataan  kotor dan  semisalnya  yang
termasuk hal-hal yang bertentangan dengan ma’na
puasa
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw.
bersabda, “Apabila seorang diantara kamu bepuasa, maka
janganlah mengeluarkan perkataan kotor, jangan berteriak-
teriak dan jangan pula melakukan perbuatan jahiliyah; jika
ia dicela atau disakiti oleh orang lain, maka katakan,
“Sesungguhnya aku sedang berpuasa,” (Muttafaqun
‘alaih: Fathul Bari IV:118 no:1904, Muslim II:807
no:163 dan 1151, dan Nasa’i IV:163).
Dari (Abu Hurairah) r.a. bawah Rasulullah saw.
bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan
perkataan bohong dan pelaksananya, maka tidak ada
gunanya ia meninggalkan makan dan minumnya.” (Shahih:
Mukhtashar Bukhari no:921), Fathul Bari IV:116
no:1903, ‘Aunul Ma’bud VI: 488 no:2345, Tirmidzi
II:105 no:702).
c.  Rajin melaksanakan berbagai kebajikan dan tadarus
al-Qur’an
Dari Ibnu Abbas r.a. ia berkata, “Adalah Nabi saw.
orang yang paling dermawan dalam hal kebajikan,
lebih dermawan lagi manakal Beliau berada dalam
bulan Ramadhan ketika bertemu dengan (malaikat)
Jibril. (Malaikat Jibril’alaihisalam bertemu dengan
beliau setiap malam pada bulan Ramadhan sampai
akhir bulan, Nabi saw. membaca al-Qur’an di
hadapannya. Maka apabila Beliau bertemu dengan
(Jibril) beliau menjadi orang yang lebih dermawan
dalam hal kebaikan daripada angin kencang yang
dikirim.” (Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari IV:30
no:6, dan Muslim II: 1803 no: 2308).
d.  Segera Berbuka
Dari Sahl bin Sa’ad r.a. bahwa Rasulullah saw.
bersabda, “Orang-orang (umat Islam) senantiasa berada
dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan
berbuka. ” (Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari IV:198
no:1957, Muslim II: 771 no: 1098 dan Tirmidzi
II:103 no:695).
e. Berbuka seadanya sebagaimana yang disebutkan
dalam hadits berikut  ini:
Dari Anas r.a. ia berkata, “Adalah Rasulullah saw.
biasa berbuka dengan beberapa biji ruthab (kurma
masak yang belum jadi tamr) sebelum shalat
maghrib; jika tidak ada (juga), maka Beliau minum
beberapa teguk air.” (Hasan Sahihi: Shahih Abu
Daud no:2065, ‘Aunul Ma’bud VI:481 no:2339 dan
Tirmidzi II:102 no:692).
f. Membaca do’a ketika akan berbuka sebagaimana yang
dijelaskan dalam hadits berikut :
Dari Ibnu Umar r.a. berkata, “Adalah Rasulullah
saw. apabila akan berbuka mengucapkan,
DZAHABA ZHAMA-U WABTALLATIL ‘URUUKU, WA
TSABATAL AJRU INSYAA-ALLAH (Telah hilang rasa
haus dahaga dan telah basah urat tenggorokan,
dan semoga tetaplah pahal (bagi yang berbuka)
insya Allah).” (Hasan Shahih Abu Daud no:2066,
‘Aunul Ma’bud VI: 482 no:2340).

Sumber: Diadaptasi dari 'Abdul 'Azhim bin Badawi
al-Khalafi, Al-Wajiz Fi Fiqhis Sunnah Wal Kitabil 'Aziz,
atau Al-Wajiz Ensiklopedi Fikih Islam dalam Al-Qur'an dan
As-Sunnah Ash-Shahihah, terj. Ma'ruf Abdul Jalil
(Pustaka As-Sunnah), hlm.399 — 403.

〰〰〰〰〰〰〰〰〰
NASIHAT INI DIHADIRKAN OLEH:
TPA BAITUL JALAL KLATEN
UNTUK INFORMASI lebih lengkap mengenai TPA BAITUL JALAL KLATEN silahkan menghubungi: 085642493111 (Ust. Ahmad Setiawan, Direktur TPA BAITUL JALAL KLATEN)
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
INFORMASI LAHAN INFAK KEGIATAN DAKWAH TPA BAITUL JALAL KLATEN diantaranya sebagai berikut:

💸 Infak Donasi Uang untuk mukafa'ah/gaji Ustadz TPA BAITUL JALAL KLATEN, silahkan mendonasikan infaknya ke nomor rekening BANK SYAR'IAH MANDIRI dgn nomor rekening:7085671701
A.n. Ahmad Setiawan

📲 Infak Pulsa untuk Dakwah Online TPA BAITUL JALAL KLATEN silahkan mengisikan ke nomor HP : 0838 6589 8200
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
BAGI ikhwah fillah yang ingin mengajak saudara/temannya untuk mendapatkan tausiyah broadcast TPA BAITUL JALAL KLATEN silahkan sarankan cara pendaftaran berikut ini kpd saudara/temannya:
Ketik:
Broadcast_Nama_alamat_nomor Wa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar