Selasa, 31 Mei 2016

WAKTU SEMANGAT DQN WAKTU FUTUR

*Waktu Semangat & Waktu Futur*

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :‎

إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةً ، وَإِنَّ لِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةً ، فَمَنْ كَانَتْ شِرَّتُهُ إِلَى سُنَّتِي فَقَدْ أَفْلَحَ ، وَمَنْ كَانَتْ شِرَّتُهُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ

“Sesunguhnya setiap amalan, memiliki waktu semangat dan setiap waktu semangat, memiliki waktu jenuh (futur);‎

Maka barang siapa yang waktu semangatnya berada dalam sunnahku, maka dia telah beruntung.

Dan barang siapa yang semangatnya di dalam selainnya (selain sunnahku), maka dia telah celaka.”

[Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, sanadnya shahih, dan hadits ini memiliki penguat dari riwayat sejumlah sahabat radhiyallahu 'anhum & Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari Ibnu Amr, lihat Shahihul Jami’ no: 2152]‎

Baarakallahu fiikum

FUTUR /JENUH, DAN 13 PERKARA PENYEBABNYA

*13 Perkara Penyebab Futur/Jenuh*

1. Ghuluw (berlebihan) Dalam Agama.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jauhilah ghuluw, karena yang membinasakan umat sebelum kamu adalah ghuluw dalam agama".

2. Berlebihan Dalam Perkara Yang Mubah, seperti dalam makan, minum, bergaul dan sebagainya.
Aisyah radliyallahu 'anha berkata: "Bencana pertama yang menimpa umat ini setelah wafatnya Nabi adalah kenyang, karena apabila perut kenyang, badannya menjadi gemuk, hatinya menjadi lemah dan syahwatnya tak terkendali".

3. Meninggalkan Berjama'ah Dan Berkumpul Dengan Orang-orang Shalih.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah kalian berjama'ah dan jauhi bercerai berai, karena setan bersama satu orang dan lebih jauh dari dua orang.. Al hadits.

4. Sedikitnya Mengingat Kematian Dan Hari Akherat.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "berziarah kuburlah, karena mengingatkan akherat".

5. Kurang Memperhatikan Amal-amal Rutin Sehari Semalam.
Seperti suka meninggalkan dzikir-dzikir pagi petang, shalat sunnah dsb.

6. Mengkonsumsi Sesuatu Yang Haram.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap anggota badan yang tumbuh dari yang haram, maka Nerakalah yang layak untuknya".

7. Membatasi Diri Dalam Salah Satu Sisi Agama Saja.
Seperti hanya memperhatikan masalah aqidah saja tanpa yang lainnya.

8. Lalai Dari Ketentuan Allah.
Seperti : bertahap dalam beramal dan tidak sekaligus, karena merasa sikap tergesa-gesa adalah dari syetan.

9. Tidak Memperhatikan Hak Badan.
Karena badan mempunyai hak yang harus dipenuhi.

10. Tidak Siap Menghadapi Rintangan.

11. Berteman Dengan Orang-orang Yang Hatinya Lemah dan tidak bersemangat dalam beragama.

12. Ngawur Dalam Menuntut Ilmu Dan Beramal.
Tidak mengetahui mana yang dikedepankan terlebih dahulu.

13. Jatuh Dalam Perbuatan Maksiat.

(Diringkas dari kitab afat 'ala thoriiq karya DR Sayyid Muhammad Nuh).
___________
*Futur*
Adalah keadaan dimana jika seseorang terserang penyakit ini, menjadi : Lemah, Lamban dan Malas, setelah sebelumnya semangat, rajin dan bersungguh-sungguh. Bahkan pada tingkat yg paling parah, seseorang terputus sama sekali dari suatu *Amal ibadah dan Da'wah*

Senin, 30 Mei 2016

JIN PERUSAK RUMAH TANGGA ADALAH JIN DENGAN DERAJAT TERTINGGI. WASPADAI 13 TANDA-TANDANYA

Sahabat Ummi, pernahkah mendengar adanya gangguan jin yang dapat merusak hubungan rumah tangga dan meretakkan pernikahan antara suami istri? Bahkan di kalangan jin, yang dianggap sebagai golongan terbaik adalah para jin yang dapat memisahkan seorang suami dari istrinya.

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air, kemudian mengirim pasukannya. Dan yang paling dekat kepada iblis dari pasukannya adalah setan yang bisa membuat fitnah yang paling besar. Salah satu dari mereka datang dan berkata, ‘Aku telah berbuat ini dan ini.’ Iblis berkata, ‘Kamu belum berbuat apa-apa.’ Kemudian datang setan lain dan berkata, ‘Aku tidak meninggalkannya sampai aku bisa memisahkan antara dirinya dengan istrinya.’ Maka iblis mendekatkan setan tersebut kepada dirinya dan berkata, ‘Sebaik-baik (pasukanku) adalah kamu’.” (HR Muslim No: 7284)

Baca juga: 13 Tips Mencegah Gangguan Jin dalam Kehidupan Sehari-hari

Mengetahui hal ini, tentu saja setiap pasutri perlu waspada terhadap gangguan jin yang mungkin saja melanda rumah tangga kita sendiri. Berikut ini beberapa ciri-ciri gangguan jin yang bisa dideteksi:

1. Kondisi emosi tidak terkendali, sangat mudah marah. Misalnya istri yang membantah suami, suami yang memaki istri karena hal sepele.

2. Sering merasa ragu, was-was, ketakutan tanpa sebab yang jelas.

3. Adanya dorongan kuat untuk melakukan perbuatan maksiat yang berulang-ulang, misalnya suami atau istri menonton video porno baik sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, disertai kemalasan dan kelesuan luarbiasa untuk melakukan shalat dan ibadah lain.

4. Sulit khusyuk dalam mengerjakan sholat, dan susah mengingat rakaat shalat, dan hal ini terjadi terus berulang-ulang, tidak hanya sesekali saja.

5. Sesak nafas dan merasa mengantuk berat saat membaca Al Quran (tidak bisa baca lebih dari 30 Ayat atau tenggorokan yang terhenti sama sekali, bahkan tertidur saat baru buka mushaf).

6. Melemahnya hati, minder, suka menghayal/melamun, menyendiri dan mengurung diri di kamar secara berlebihan atau mengasingkan diri dari sosial.

7. Merasakan sakit yang tidak kunjung sembuh; semisal pusing di kepala, mendengung di telinga, pegal di bahu, belikat dan paha, sakit gigi, mata, tenggorokan, lambung dan dada sesak tanpa sebab yang jelas.

8. Memandang remeh kegiatan ibadah dan lupa atau malas dzikrullah.

9. Depresi dan pikiran linglung, merasa sedih, jantung berdebar-debar keras.

10. Sering kesurupan baik separuh ingatan atau secara total.

11. Sering mendengar bisikan memanggil namanya sendiri, merasa ada yang mengajak bicara, mendengar bisikan menyuruh sesuatu kejahatan semisal; membunuh, memperkosa, memukul, meloncat dari tempat yang tinggi, terjun ke sungai atau jurang, menabrakkan diri dll.

12. Paranoid dan cemas, merasa bersalah terus, merasa ada yang mengikuti, mengejar dan mengancam akan membunuh.

13. Sering mencium bau –bauan wangi kembang atau dupa, bau anyir atau busuk (bangkai) yang tidak terlihat sumber baunya.

15. Melihat atau merasakan keberadaan mahluk halus baik sekilas atau jelas.

16. Melakukan tindakan-tindakan aneh tanpa disadari atau di luar kendali atau seperti ada yang mengendalikan dan tidak bisa menahan dalam kondisi sadar sekalipun.

17.  Rasa sakit di salah satu anggota badan yang tidak terdeteksi dokter atau sakit menahun yang tidak ditemukan solusinya dalam dunia medis

18. Sering merasa panas pada anggota tubuh, baik itu kepala, punggung, dada, tengkuk, dan lainnya

19. Tidak merasa kenyang meskipun makan banyak, atau kuat tidak makan sama sekali

20. Suasana rumah terasa panas, anggota keluarga tidak betah di rumah, mudah terjadi pertengkaran meskipun hanya disebabkan hal sepele

Sahabat Ummi, jika mengalami beberapa poin dari 20 ciri-ciri di atas, sebaiknya melakukan ruqyah mandiri terlebih dahulu, yakni membaca ayat-ayat Qur'an dan melawan rasa malas beribadah dengan sungguh-sungguh. Kalau gangguan sudah semakin parah, sebaiknya meminta bantuan ustad/ustadzah yang telah biasa menangani ruqyah. Wallaahu'alam.

Kenapa Seorang Mayit Memilih "BERSEDEKAH" Jika Bisa Kembali Hidup ke Dunia?

*Kenapa Seorang Mayit Memilih "BERSEDEKAH" Jika Bisa Kembali Hidup ke Dunia?*
______________________________

Sebagaimana firman Allah:

رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ

*"Wahai Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda [kematian]ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah..."* {QS. Al Munafiqun: 10}

Kenapa dia tdk mengatakan,
*"Maka aku dapat melaksanakan umroh"* atau
*"Maka aku dapat melakukan sholat atau puasa"* dll?

Berkata para ulama,
*Tidaklah seorang mayit menyebutkan "sedekah" kecuali karena dia melihat besarnya pahala dan imbas baiknya setelah dia meninggal...*

Maka, perbanyaklah bersedekah, karena seorang mukmin akan berada dibawah naungan sedekahnnya...

Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda,

*“Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya, hingga diputuskan perkara-perkara di antara manusia.”* (HR. Ahmad)

Dan, bersedekah-lah atas nama orang-orang yg sudah meninggal diantara kalian, karena sesungguhnya mereka sangat berharap kembali ke dunia untuk bisa bersedekah dan beramal shalih, maka wujudkanlah harapan mereka...

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya ada seseorang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian dia mengatakan,

*“Wahai Rasulullah, sesungguhnya Ibuku tiba-tiba saja meninggal dunia dan tidak sempat menyampaikan wasiat padaku. Seandainya dia ingin menyampaikan wasiat, pasti dia akan mewasiatkan agar bersedekah untuknya. Apakah Ibuku akan mendapat pahala jika aku bersedekah untuknya?* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, *“Iya”*. (HR. Bukhari & Muslim) *

Dan, biasakan, ajarkan anak-anak kalian untuk bersedekah...

Dan sedekah yg *"paling utama"* saat ini adalah; menyebarkan tulisan ini dengan niat sedekah.

Karena siapa saja yg mempraktekkan isi tulisan ini, dan mengajarkannya untuk generasi berikutnya, maka pahala-nya akan kembali kepada anda insyaa Allah.

Oleh:
*Syeikh Maher al'Mueaqly hafidzahullah*
[Imam Masjidil Haram]p

TAFAKKUR DIRI; KEMANA KAU BAWA HATIMU PERGI?

🌼Bahan Renungan bagi Hati Nurani dan Tafakkur Diri🌼

Berikut ini saya kutip langsung sebuah nasihat agung dari sang Waliyullah, Ibnu Athaillah al-Iskandari, yang mengajak kita semua untuk merenungi dan mentafakkuri keindahan anugerah Allah bernama qalb atau hati bagi seorang Mukmin:

“Hati ibarat sebuah pohon, bila disiram dengan air ketaatan buahnya akan tampak jelas. Mata akan membuah kan penjagaan. Telinga akan membuahkan perhatian terhadap Alquran dan pengetahuan. Lidah akan membuahkan zikir dan ucapan yang baik. Kedua tangan dan kaki akan membuahkan amal-amal kebajikan, taat, serta sikap mau membantu orang. Sementara bila hati kering, buahnya akan rontok dan manfaatnya akan hilang.

Oleh karena itu, kalau hati sudah kering, perbanyaklah berzikir. Kunjungilah majelis orang-orang yang wara` dan bijak. Jangan seperti orang sakit yang berkata, “Saya tak mau berobat. Nanti juga akan sembuh sendiri. Pasti lama kelamaan sakitnya juga akan hilang.” Orang seperti ini harus dinasihati dengan mengatakan, “Engkau baru bisa sembuh kalau mau berobat. Tak ada jaminan penyakitnya akan hilang sebelum berusaha mencari sebab.”

Perjuangan memang tidak manis. Ia disertai oleh ujung-ujung panah dan pertumpahan darah. Berjuanglah melawan hawa nafsu agar ia mau taat. Itulah yang disebut dengan jihad terbesar.

Hati ibarat cermin, sedangkan hawa nafsu seperti asap atau uap. Setiap kali asap itu menempel di cermin, cermin itu pun akan menghitam sehingga kejernihan dan keindahannya akan pudar. Hati yang lemah tak ubahnya seperti cermin milik orang tua renta yang sudah tak punya perhatian untuk membersihkannya. Ia abaikan cermin itu dan tak pernah lagi ia pakai hingga wajahnya pun tak karuan.

Sebaliknya, hati yang mengenal Allah seperti cermin milik pengantin wanita yang cantik. Setiap hari ia bersihkan cermin tersebut dan ia pakai sehingga tetap bening dan mengkilat.

Rasulullah Saw bersabda, “Hati manusia lebih bergolak daripada kuali yang sedang mendidih di atas api.” Betapa banyak orang mukmin yang hatinya kadang menyatu dengan Allah tetapi sebentar kemudian berpisah. Betapa banyak ahli ibadah yang menghabiskan malamnya dalam taat kepada Allah, tetapi ketika matahari menyingsing ia tak ingat lagi pada-Nya. Oleh karena itu, Rasulullah Saw berdoa, “Yaa Muqalliba al-quluub wa al-abshaar, tsabbit qalbii ‘alaa diinika wa thaa`atika.” Wahai Yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku atas agamamu dan ketaatan kepada-Mu.

Hati sama seperti mata. Bukan keseluruhan mata yang bisa melihat. Tetapi lensanya saja. Demikian pula dengan hati. Yang dimaksud adalah bukan dagingnya. Tetapi unsur halus yang Allah hunjamkan dalamnya. Unsur itulah yang bisa memahami. Sengaja Allah tempatkan hati bergantung di sisi bagian kiri seperti ember. Kalau dibebani oleh syahwat, ia akan bergerak dan kalau dibebani oleh lintasan takwa ia juga akan bergerak. Kadangkala lintasan hawa nafsu atau syahwat yang lebih dominan. Pada saat tertentu lintasan hawa nafsu dikalahkan oleh lintasan takwa sehingga hati pun memujimu. Tetapi, pada saat yang lain, lintasan takwa dikalahkan lintasan hawa nafsu sehingga hati pun mencelamu. Kedudukan hati seperti atap rumah. Bila engkau menyalakan api di dalam rumah, asapnya akan membumbung ke atap hingga membuatnya hitam.

Begitulah api syahwat, kalau sedang berkobar di dalam tubuh, asap-asap dosanya akan naik ke hati dan membuat hati tersbut hitam. Sehingga ia menjadi hijab yang membungkus permukaannya. Jika engkau hendak membersihkan dan membuatnya kembali bening, serta hendak mengangkat karat yang menempel padanya, engkau harus melakukan empat hal:
1) Banyak berzikir dan membaca Alquran,
2) Selalu diam dan sedikit bicara,
3) Menyendiri untuk munajat kepada Allah Yang Mahakuasa dan Maha Mengetahui,
4) Sedikit makan dan sedikit minum.

Sebaliknya ada empat hal yang bisa mematikan hati:
1) Duduk bersama orang kaya,
2) Berbicara dengan wanita,
3) Jarang berzikir,
4) Banyak makan.

Bila ingin membersikah air, engkau harus menjauhkannya dari barang-barang kotor yang bisa membuatnya najis. Sementara itu anggota badan manusia ibarat saluran air yang mengalir menuju hati dan menumpahkan airnya di sana.

Oleh karena itu, janganlah engkau menyiram hatimu dengan perbuatan hina seperti membongkar aib saudaramu terlebih suamimu, ghibah, atau membincangkan orang lain, mengadu domba, berkata kotor, mendengar yang terlarang, melihat kepada yang tidak halal, memakan yang haram, dan sejenisnya. Hati tidak dikotori oleh yang keluar darinya. Tetapi, ia dikotori oleh yang masuk ke dalamnya.
Hati baru bersinar dan bercahaya dengan memakan yang halal, selalu berzikir dan membaca Alquran disertai tadabbur, duduk bersama para ulama dan orang-orang mukmin, menjaga diri dari melihat sesuatu yang mubah, memelihara diri dari yang terlarang dan makruh, serta cemas terhadap segala maksiat.

Peliharalah cahaya hatimu wahai saudariku. Janganlah engkau membuka tatapan mata kecuali untuk menambah pengetahuan atau hikmah. Siapa yang ingin melihat kepada berbagai hati, hendaknya ia melihat berbagai jenis rumah di daerahnya. Ada rumah yang sudah rusak dan menjadi tempat kotoran sampah. Ada rumah yang rusak dan menjadi tempat ular dan macannya. Ada rumah yang tak bercahaya, gelap gulita. Ada rumah yang menjadi tempat berkicaunya burung gagak dan burung hantu. Dan ada pula rumah yang ramai oleh penghuninya, menyebarkan wewangian dan bunga-bunga, serta disinari oleh kilauan bintang gemintang.

Lalu perhatikan hatimu, termasuk yang manakah ia sehingga engkau benar-benar mengetahui. Bila ketika shalat, membaca Alquran, berzikir, dan berkhalwat, hatimu tidak hadir, tangisilah dirimu! Taburilah kepalamu dengan tanah, serta berdoalah agar Allah memberi hati yang khusyu’. Ketahuilah bahwa orang yang hatinya sedang sakit, karena maksiat dan nifak, ia takkan bisa memakai baju ketakwaan. Bila hatimu terbebas dari segala penyakit hawa nafsu dan syahwat, berarti engkau telah memperoleh takwa.

Dalam Alquran, Allah menyebut syahwat sebagi penyakit. Dia berfirman,

“….. maka orang yang di dalam hatinya ada penyakit pastilah menginginkan…” (QS 33: 32 )
Di lain tempat, Allah juga menyebut sifat nifak sebagai penyakit,

“Di dalam hati mereka terdapat penyakit, Allah pun menambah penyakit tersebut…” ( QS 2: 10 )

Untuk mengobati hati yang sakit ada dua cara. Pertama, dengan mempergunakan sesuatu yang bermanfaat, yaitu ketaatan.
Kedua, dengan menghindari sesuatu yang berbahaya, yaitu maksiat.
Tak ubahnya seperti orang yang sedang sakit. Ia akan meminum obat dan menghindarkan makanan tertentu sampai betul-betul sehat. Bila engkau melakukan sebuah dosa, lalu kau ikuti ia dengan tobat dan penyesalan, itu bisa menjadi sebab bagi tersambungnya hubunganmu dengan Allah. Namun, bila engkau melakukan ketaatan seperti ibadah haji, lalu kau ikuti ia dengan rasa ujub, bangga dan sombong, atas amalanmu itu bisa menjadi sebab terputusnya hubunganmu dengan Allah.

Sungguh aneh, bagaimana engkau berdoa kepada Allah agar diberi kalbu yang baik, sementara anggota badanmu melakukan dosa dan perbuatan terlarang. Jika demikian, engkau seperti orang yang sedang meminum racun atau orang yang menelan obat, tetapi ular dibiarkan menyengatnya.

Siapa yang menyibukkan hatinya dengan Allah, kemudian ia melindunginya dari rongrongan hawa nafsu dan syahwat, itu lebih baik dari orang yang banyak melakukan shalat dan puasa, sedang hatinya sakit.

Allah berfiman,
”Adapun orang-orang uang di dalam hatinya terdapat penyakit, mereka bertambah kufur di samping kekufuran mereka (sebelumnya)” ( QS 9 : 125 )

Orang yang hatinya sibuk dengan dunia dan diisi kecintaan padanya sama seperti orang yang membangun rumah bagus dengan kamar kecil di atas yang airnya menetes ke bawah. Demikian kondisi itu terus berlangsung sehingga bangunan rumah itu dilumuri oleh kotoran. Begitulah kondisimu di hadapan Allah. Hatimu berlumur maksiat. Engkau memakan makanan haram, melihat yang haram, dan menyembunyikan keburukan, tetapi anehnya engkau masih merasa sebagai hamba yang shalih.

Siapa yang melakukan perbuatan haram dan mengerjakan maksiat, hatinya menjadi gelap dan mata batinnya menjadi redup. Oleh karena itu, segeralah menyucikan dan membersihkan hatimu dengan bertobat, berzikir, menyesal, dan memohon ampunan. Bila engkau belum bertobat di saat sehat, bisa jadi Allah akan mengujimu dengan penyakit dan musibah agar engkau bisa keluar dari dunia dalam keadaan bersih dari dosa seperti pakaian yang dicuci dengan air.

Bertobatlah dan beristighfarlah selalu agar hatimu sibuk dengan zikir hingga engkau dilumuri cahaya. Jangan sekali-kali berbuat seperti penggali sumur yang mencari air. Ia menggali di sini dengan dalam sehasta, kemudaian menggali di tempat lain dengan dalam sehasta pula. Dengan begitu, ia takkan dapat menemukan air. Mestinya ia menggali di satu titik saja dengan sungguh-sungguh hingga air ditemukan. Ketahuilah bahwa hati ini menjadi rusak karena kurangnya rasa takut dan tiadanya rasa khusyu’ terhadap Allah.

Hati yang hidup adalah hati yang tak pernah terlalaikan dari Allah, entah oleh sesuatu yang buruk maupun yang baik. Bila ingin mengobati hatimu dari keburukan dan kelalaian, jauhilah sesuatu yang syubhat, keluarlah menuju padang tobat, pakailah baju penyesalan, angkat panji kehinaan, tinggalkan tempat tidur, ubahlah kondisimu dari jauh kepada Allah dengan mendekati-Nya dan dari permainan dengan kesungguhan, berilah makan fakir miskin, biasakan hatimu untuk mengasihi dan mencinta, perbanyak menangis, dan teruslah berdoa karena harap dan cemas, dengan begitu mudah-mudahan engkau sembuh.

Namun sayangnya, engkau lebih memperhatikan makan, mencari yang ternikmat, mengisi perut dengannya, serta berbangga dengan yang indah dan gemuk. Engkau tak ubahnya seperti domba yang sengaja dibuat gemuk untuk disembelih dan dimakan. Bukankah engkau pun telah menyembelih diri sendiri secara tak sadar?

Cahaya adalah tunggangan hati. Ia merupakan tentaranya sebagaimana kegelapan merupakan tentara hawa nafsu. Bila Allah ingin menoling hamba-Nya dalam melawan syahwat, Dia akan menyokongnya dengan tentara cahaya sekaligus melenyapkan kegelapan darinya.

Cahaya bertugas menyingkap, bashiirah (mata hati) memutuskan, serta hati mendatangi atau menolak. Adapun manusia, aspek lahiriyahnya berkilau, namun aspek batinnya yang sebenarnya menjadi substansi perhatian. Hawa nafsu hanya melihat pada aspek lahiriyah, sementara hati melihat pada substansi batiniahnya.

Wahai hamba Allah, agama merupakan modal hidupmu di dunia. Bila engkau kehilangan modal tersebut, sibukkan lisanmu dengan menyebut asma-Nya, sibukkan hatimu dengan mencintai-Nya, dan anggota badanmu dengan mengabdikan diri pada-Nya. Selain itu, bersikaplah rendah hati, temui para ulama yang mengamalkan ilmunya, sampai benih datang, turun hujan, dan ia pun tumbuh.

Siapa yang memperlakukan hatinya seperti petani memperlakukan tanahnya, hatinya akan bersinar dengan cahaya iman dan hikmah.

………………

Ya Allah makin terpuruk hamba,

makin malu hamba, sekiranya diri tidak lagi mampu merenungi jutaan hikmah agung ini…

YANG PALING PANTAS UNTUKKU

"Apakah Allah mencintaiku?"
.
Pertanyaan ini terus mengusikku!
Aku teringat bahwa kecintaan Allah Ta'ala kepada hamba-hamba-Nya hadir karena beberapa sebab dan sifat didalam al-Qur'anul karim..
.
Aku membalikkan memoriku, untuk membandingkan apakah diriku seperti yang sudah disebutkan al-Qur'an itu, agar aku dapat menemukan jawaban atas pertanyaanku..
.
Aku menemukan bahwa Allah mencintai "orang-orang yang bertakwa" dan aku tidak berani bagian dari mereka (yang bertakwa) !
.
Aku menemukan bahwa Allah mencintai "orang-orang yang sabar" maka aku teringat betapa tipisnya kesabaranku!
.
Aku menemukan bahwa Allah mencintai "orang-orang yang berjihad" maka aku pun tersadar akan kemalasanku dan rendahnya perjuanganku !
.
Aku menemukan bahwa Allah mencintai "orang-orang yang nerbuat baik" Betapa jauhnya diriku dari sifat ini.
.
Aku periksa semua amal-amalku....
Ternyata didalamnya banyak yang bercampur dengan kemalasan/kelemahan, kotoran-kotoran dan dosa. Seketika itu terbersitlah dalam ingatanku firman Allah Ta'ala :
(إن الله يحب التوبين )
Innallha yuhibbu tawwabiin
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat.."
.
Seakan-akan aku menjadi faham bahwa ayat ini untuk diriku dan irang-orang sepertiku, seketika mulutkupun langsung komat-kamit membaca:
أستغفر الله وأتوب إليه , أستغفر الله وأتوب إليه , أستغفر الله وأتوب إليه
Astaghfirullaha wa atuubu ilaihi
"Aku memohon ampunan Allah dan bertaubat kepada-Nya"
.
-Syekh Ali Musthafa Thanthawi -rahimahullah-

Semoga renungan ini bermanfaat...
Barakallah fikkum..

SEBUAH RENUNGAN; INFERIORITY COMPLEX

Inferiority CompleX
----------------------------------------------
Cerita hari ini rada sedih. Saya ditugaskan buat jaga satu stand Indonesia di dekat icon utama kota london, yaitu London Bridge. Para pemilik stand pameran minta ada penjaga dari mahasiswa Indonesia untuk membantu komunikasi dengan pengunjung. Pas sampai disana, pemilik stand, yang namanya berbau Sunda, disana tampangnya terlihat asem begitu saya datang. Satu kawannya, seorang cewek, bertanya, "Mas ikhwan ya?". Hah, emangnya kenapa pikir saya.
Lalu ga berapa lama, satu mahasiswi yang akan berganti shift dengan saya mengajak bicara. "Mas, bapak itu maunya standnya dijaga perempuan". OK lah, mungkin saya bisa ajak tukeran dengan kawan lain. Pas sudah cari2, eh ternyata ga ada yg bisa diajak tukeran. Balik lah saya ke pemilik Stand dan sampaikan bahwa tidak ada pengganti penjaga wanita. Dengan "cold blood" dia bilang, "Ya udah saya sendiri aja, Mas".
Saya perhatikan gerak-geriknya, lho koq rada melambai!!! Paham lah saya alasan sebetulnya dibalik penolakannya. Orang macam gini biasanya baru pontang-panting cari makhluk berjenggot pas menjelang sakaratul maut, sekalian minta disolatin jenazah. Kita ga usah heran.
Lebih menyedihkankan lagi, buat transport ke lokasi acara saja secara normal sehari ini bisa habis 10 pound (silakan kalikan dengan rupiah). Koq iya membatalkan sepihak dengan alasan yang dibuat2.
Istri saya nasibnya lebih baik, meskipun nampaknya juga kurang diterima lantaran berjilbab dan bergamis lebar. Pemilik stand kain batik tempat dia berjaga kurang ramah melihat penampilannya.
Tapi satu yang ajib ya ikhwan, wanita2 bule lebih banyak menghampiri istri saya dan tanpa canggung bertanya panjang lebar tentang batik selama berjam2 ketimbang nyamperin penjaga2 dari kalangan mahasiswa yang seksi2. Subhanallah. Saya heran, tapi tidak terlalu heran.
Orang2 asli Inggris sangat ramah, jauh lebih welcome dari orang Indonesia sendiri terhadap muslim berjilbab, bercadar, berjenggot, dan bergamis. Itu pengalaman saya membandingkan hidup di Indo, Jerman, dan Inggris. Kampus saya sendiri berusaha menghindari jadwal kuliah sampai bentrok sama salat jumat, demi menghormati kaum muslimin. Kampus menerbitkan angket pertanyaan tentang waktu2 apakah Anda ingin kuliah tidak ada karena alasan relijius.
Minggu lalu pihak kampus meminta saya mengajar satu hari kuliah animasi 3D untuk bulan Juni ini khusus untuk mahasiswa PhD. Mereka bertanya, menu makanan apa yang saya inginkan setelah saya ngajar agar bisa disiapkan kampus. Saya jawab bulan Juni saya puasa Ramadhan, jadi ga perlu nyiapin menu buat saya. Diluar dugaan, staff kampus tersebut membalas bahwa dia tahun lalu ikutan puasa Ramadhan juga, padahal beliau non muslim.
Acara yang diselenggarakan kementrian KUKM ini kalo mau jujur, sangat membuat kita malu. Tidak satu pun acara2 begini berani menampilkan identitas kita sebagai negara muslim terbesar. Saya datang ke KBRI Jerman, melulu isinya arca2 dan patung Bali. Sampai2 seorang bule muallaf Jerman ketika saya temani untuk mengurus visa Indonesia di Berlin bertanya dengan heran, "Zico, negaramu ini betulan negara muslim???". Saya jawab, Ya.
"Kenapa ada patung2 dewa ini di embassy kamu?" sahutnya.
Saya terdiam ga bisa jawab. Pertanyaannya sangat menohok. KBRI yang seharusnya jadi simbol yang menggambarkan wajah utama negeri Indonesia dan penduduknya, jadi diwakili oleh gambaran tanah secuil yang orang namai pulau Bali. Dan patung2 itu bukanlah representasi penduduk Indonesia. Dan bule ini bertanya tepat di simbol tersebut.
Silakan survey, berapakah banyak penduduk Indonesia yang dirumahnya menyimpan arca Bali dibanding penduduk Indonesia yang dirumahnya menyimpan Quran? Apakah arca Bali ini mewakili gambaran mayoritas Indonesia?
Saya injakkan kaki di KBRI London, yah mirip2 juga nasibnya dengan KBRI Berlin. Meski saya tahu sebagian karyawan KBRI disana sudah menjalankan ibadah haji.
Inferiority complex. Rasa malu dengan indentitas. Urusan identitas begini, saya lebih salut sama manusia yang asalnya dari India, Pakistan, dan Bangladesh. Jumlah mereka bejibun di London. Mereka sukses taklukkan London. Orang-orang kaya penguasa ritel di London adalah mereka. Bahkan mereka pilih sendiri Gubernur mereka untuk London, Sadiq Khan!!!
Sukses mereka bukan dengan menanggalkan identitas mereka. Bukan.
Mohon maaf bangsaku.
Mereka ini puluhan tahun seliweran di London dengan mengenakan peci, gamis, dan wanitanya sebagian malah bercadar. Ga malu mereka dengan identitas. Sering saya melihat seorang yang saya kira dia Imam mesjid, karena air mukanya nampak seperti orang saleh dan berjenggot lebat. Ternyata dia seorang polisi, lengkap dengan pistol dan lencananya. Sejumlah petugas pemerintah di London ini ngga canggung sehari2 bekerja dengan memakai peci. Mulai dari petugas kereta api, bis, pengatur lalin, dll.
Daerah Barking tempat saya tinggal beberapa minggu lalu lebih ganas. Cuman jarak radius 1 kilo dari rumah terdapat 5 mesjid ke segala arah penjurunya. Restoran2 ayam "KFC" India dan dan toko2 daging halal bertebaran. Mereka ga canggung pasang tulisan ayat Quran selebar plang Tokonya. Kadang gede2 ditulis kalimat syahadat persis didepan pinta kaca restoran. Toko daging halal dekat rumah saya unik lagi, Murattal disetel sangat nyaring di toko tersebut. Anda pernah lihat pemandangan tersebut di pasar2 Indonesia?
Buat salat jumat di mesjid terdekat rumah saya, saya harus tiba sejam sebelum khutbah dimulai jika ingin kebagian tempat solat didalam mesjid. Kalo ga, pasti saya salat dihalaman mesjid, padahal mesjidnya 3 tingkat. Kalo apes, saya terpaksa ikut jumatan kloter kedua sejam kemudian.
Sembari memperhatikan tingkah bangsa kita di pameran ini, tiba2 saya disampiri seorang security. "Are you an Indonesian?".. "Are you an Imaam here". "No, I am just visitor".
Hah, justru, sang sekurity dengan jenggotnya dan jambangnya yang lebat itu jauh lebih pas sebagai imam dari pada saya. "Where are you come from", tanyaku. "I was born here, but my parents came from Bangladesh". Saya katakan dalam bahasa Bangladesh "Vallo Achi (Apa kabarmu?)".
Kaget si Bangladesh ini dengan sapaan saya dalam bahasa ibunya. Ini emang kunci untuk mencairkan hati orang Bangladesh. Tapi saya pun ga kalah kaget. Seorang yang lahir di negara Inggris, tapi ga kagok sama krisis identitas.
"Saya malu dengan Bangladesh. Disana mesjid banyak dan azan terdengar dimana2, tetapi mesjid sepi. Di Inggris, azan tidak terdengar, tapi salat jamaah di mesjid selalu penuh".
"Sialan!!!" pikir gw dalam hati. Itu mah Indonesia banget.
"Muslim Indonesia jauh lebih baik dari Muslim Bangladesh", ujarnya penuh semangat. Tetes air segede kepala turun dikepala saya, persis kayak Nobita diceramahin Suneo.
Puas lihat gonjrang-gonjreng, tari2, dansa-dansi, dan segala aksi ala Guruh Soekarno Putra di pameran Indo, seorang turis mendekati saya, "Are you Indonesian?". "Yes", I said.
"Apakah acara seperti ini rutin diadakan setiap bulan?", tanyanya. Setelah menjawab pertanyaannya, saya balik bertanya, "Where are you come from". Dijawab, "Saudi!".
Oh great, mari kita buka kunci hati orang ini. "Ah, takallamta bi lughatil arabiyah (Jadi kamu berbicara dengan bahasa Arab)".
"Naam".
"Fushah (Fasih dalam Bahasa Arab Asli)?", tanyaku.
"Aiwah", katanya.
Benar saja dia terlihat senang ada orang Indo bicara dalam bahasa dia. Celakanya dia mulai menyangka bahasa Arab saya level native. Lalu dia bicara dengan cepat dan bertanya macam2. Untung dia pakai bahasa Arab asli. Umumnya kawan2 kami dulu orang2 Arab Maroko dan Aljazair bicara dengan bahasa arab dialek darijah atau dialek alien lain.
"Apa rencanamu jika selesai kuliah disini nanti?", katanya
Saya balas, "Orang-orang Indonesia butuh orang seperti kami sebagai pengajar dalam bidang komputer dan sains". Dalam hati gw mikir nasibnya Dr. Warsito, Ricky Elson, dan jenius2 lain yang harus kick ass dari Indonesia, ato ga kudu ngajar di mana aje ada kampus yang metromini lewat didepannya. Tapi udah telat rasanya mo coba eksis di jalur artis.
"Nak, apakah kamu sudah mendakwahi orang-orang disini?", katanya. Wah, pertanyaan berat ini. Saya jawab sebisanya terkait kegiatan kaum muslimin Indonesia di London.
Orang seperti kamu harusnya ngajar di Saudi. Allah akan memuliakanmu. Negara kami akan sangat memuliakanmu. Saya berdoa semoga kuliahmu dan istrimu segera selesai dan bisa bermanfaat bagi bangsamu. Ga lama beliau pun pamit.
Lalu menjelang maghrib, tibalah waktunya pulang. Security Bangladesh itu menghampiri, "Brother, will you again tomorrow?".
"I will, Insha Allah". Dan beliau pun nampak senang.
Saya habiskan sisa hari berdua istri melihat2 London Bridge yang indah ini dengan lampunya yang warni-warni. Malamnya bahkan jembatan ini nampak jauh lebih indah.
Ternyata, tidak perlu krisis identitas untuk dihormati orang. Bahkan waktu kita malu dengan identitas bangsa, itulah nampak mental asli kita sebagai negara bekas jajahan.
(Al-Akh Zico Pratama Putra -hafizhahullah-. Mahasiswa Ph.D di Queens Mary of London)

KHARAKTER PERUSAK JAMA'AH KAUM MUSLIMIN

💔 KARAKTER PERUSAK JAMA'AH KAUM MUSLIMIN 💔

✏️ Oleh:  Abu Usamah JR

".... Tegakkan dien, dan janganlah engkau berpecah belah didalamnya... (Qs. Asy Syura' : 13)

Ketika Allah 'Azza wa Jalla memerintahkan untuk menegakkan dien, ia juga melarang untuk berpecah belah dalam urusan tersebut. Sebab dengan terpecah belah akan menghilangkan kekuatan dan usaha untuk menegakkan dien akan menjadi terbengkalai karenanya. Biang perpecahan di kalangan bani Adam adalah setan. Perpecahan dari kelompok terkecil seperti suami istri, hubungan keluarga sampai kepada kelompok besar seperti tandzim/jama'ah jihad semua biang keroknya adalah setan. Hal tersebut berdasarkan firman Allah:
"Setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara saudaraku." (Qs. Yusuf: 100).
"... Maka mereka mempelajari dari keduanya apa (yang dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istri..." Qs. Al Baqarah: 102).

Maka ketika setan mampu menguasai jiwa seseorang, ketika itulah orang tersebut bisa berperanan sebagai perusak persatuan kaum muslimin. Atau bahkan orang tersebut telah menjadi setan berwujud manusia yang bertugas memecahkan barisan kaum muslimin.

Manusia yang telah kerasukan setan atau berubah menjadi setan yang kerjanya memecah belah persatuan kaum muslimin memiliki karakter diantaranya:

1⃣. Memandang dirinya sebagai pemilik keutamaan.

"...Sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya..." (Qs. Al Baqarah: 247).

Yaitu orang orang yang merasa bahwa dirinya lebih berilmu, lebih berpengalaman, lebih layak diambil pendapatnya dan lebih layak menjadi pemimpin daripada yang lain. Ketika apa yang disangkakan tidak dia dapatkan dari kaum muslimin, maka orang seperti ini akan kasak kusuk menyebar opini yang merusak persatuan ummat.

2⃣. Gemar Berdebat

"Dan taatilah Allah dan rasulNya dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah, sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar." (Qs. Al Anfal: 45).
Berbantah bantahan(debat) akan menimbulkan perpecahan yang berdampak pada hilangnya kekuatan. Setan manusia yang gemar berdebat akan mempertahankan pendapatnya meskipun salah dan kalah hujjah. Kekalahan dia dalam hujjah tidak menyebabkan dia rujuk kepada kebenaran tapi justru semakin sombong dan mengajak orang lain untuk mengikuti pendapatnya. Akibatnya umatpun terbelah dimana yang sebagiannya berpihak kepada si dungu yang gemar berdebat tersebut.

3⃣. Dengki kepada pemimpin kaum muslimin.

Orang yang memiliki sifat dengki akan berusaha agar nikmat yang ada pada orang lain hilang. Jika seseorang dihinggapi sikap dengki kepada pemimpin kaum muslimin, maka ia akan berusaha agar kepemimpinan hilang dari pemiliknya. Dan jika ia berusaha mewujudkan kedengkiannya maka sudah pasti yang dilakukan salah satunya adalah mencari pendukung dengan cara memecah belah kaum muslimin.

4⃣. Pembangkang Dan Keras Kepala.

"Maka ketika Thalut membawa tentaranya, dia berkata, "Allah akan menguji kamu dengan sebuah sungai, maka barangsiapa meminum (airnya) dia bukanlah pengikutku. Dan barangsiapa tidak meminumnya, maka ia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangan." Tetapi mereka meminumnya kecuali sebagian kecil diantara mereka. Ketika dia (Thalut) dan orang orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, "Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan jalut dan balatentaranya." (Qs. Al Baqarah: 247).

Pada ayat diatas Allah 'Azza wa jalla memberikan hukuman berupa kelemahan atau ketidakmampuan untuk berperang kepada orang orang yang membangkang terhadap perintah pemimpinnya. Akibatnya para pembangkang tersebut dipisahkan oleh Allah dari kelompok kaum muslimin yang taat. Dan terpecahlah pasukan Thalut antara yang taat dan yang membangkang. Dan biang kerok dari terpecahnya pasukan Thalut adalah para pembangkang.

Dari uraian di atas hendaknya para aktivis jihad dan para pemimpinnya memperhatikan orang orang yang berjalan bersamanya dalam perjuangan. Jangan sampai ditengah tengah mereka ada orang orang yang memiliki karakter diatas yang berpotensi menjadi perusak

Minggu, 29 Mei 2016

16 KELALAIAN DAN KERUGIAN BESAR MUSLIM DI BULAN RAMADHAN

Diantara (16) Kesalahan Muslim Pada Bulan Ramadhan
Oleh: Ustadz Abdullah Sholeh Hadrami
1. Tidak berdoa sebelum berbuka padahal waktu mustajab.
2. Tidak menjawab adzan Maghrib.
3. Tidak shalat sunnah ba'diyah Maghrib.
4. Tidak menyempurnakan shalat tarawih dan witir bersama imam sampai tuntas.
5. Berlebihan dalam makan dan minum.
6. Tidak mengkhatamkan Al-Qur'an dengan tadabbur.
7. Shalat Maghrib di rumah bagi laki-laki karena sibuk dengan berbuka.
8. Menyia-nyiakan waktu antara Maghrib - Isya'.
9. Tidak sahur padahal sahur itu sunnah dan barokah.
10. Tidak berdoa dan istighfar pada waktu sahur padahal waktu mustajab.
11. Masih saja melakukan perbuatan haram seperti ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), berbohong, menipu dan lainnya.
12. Sibuk belanja di pasar, pertokoan, mall dan lainnya terutama pada malam-malam sepuluh hari terakhir Ramadhan.
13. Sibuk menonton film, sinetron dan acara-acara munkar di TV dan lainnya.
14. Sibuk dengan perangkat HP dan semisalnya sehingga lalai dalam membaca Al-Qur'an dan beribadah.
15. Kurang memperhatikan amalan hati seperti cinta Allah, berharap kepada Allah, takut kepada Allah, tawakkal kepada Allah dan lainnya.
16. Tidak berusaha membersihkan hati dari kotoran dan penyakitnya seperti syirik, kemunafikan, riya', sombong, ujub, hasad, iri, dengki dan lainnya.
Ya Allah, tolonglah dan bantulah kami untuk memperbaiki diri dan hati kami agar kami menjadi termasuk orang-orang yang sukses dunia akhirat, aamiin.
Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami
www.hatibening.com
www.kajianislam.net

ORIENTASI TERBAIK DARI KEHIDUPAN DUNIA ADALAH KEHIDUPAN AKHIRAT

Orientasi Akhirat yang Terlupakan

Sebagai orang tua yang cinta anak tentulah kita sangat ingin masa depan anak kita baik dan makmur.  Lalu kita kerahkan apa saja untuk memasukkan mereka ke sekolah terbaik yang menjamin mereka bisa diterima di kampus terbaik. Dan semua itu pastinya agar kelak mereka bisa bekerja di perusahaan terbaik dengan gaji yang amat baik. 
Begitulah cara berfikir hampir seluruh ayah bunda di negara ini. Intinya kita semua inginkan kebahagiaan untuk mereka.

Namun sayangnya kita terlalu yakin bahwa kebahagiaan itu bersumber 100% dari pendapatan dan penghasilan. Dan yang berfikir begini bukan hanya orang awam yang tidak memahami agama. Sebagian ustadz dan Kiyai pun ada yang mematok dirinya dengan pemikiran sedemikian. Mereka terpengaruh dengan adagium kalau nggak kerja nggak makan. Kalau nggak dapat status yang tinggi di perusahaan hidup tidak bahagia.

Padahal kita semua amat meyakini bahwa di dunia ini kita cuma singgah.  Segunung harta dan gelarpun yang kita kumpulkan hanya bisa dinikmati sepanjang sisa usia ( 20 sampai 30 tahun). Setelah itu....yang laku dipakai di alam sana hanya amal soleh.  Malaikat penguasa akan bertanya berapa pahala yang kita bawa. Bukan berapa gunung emas yang kita kumpulkan selama di dunia . Dan hari itu sangat dekat sekali.  Setiap hari kita menghadiri acara takziah kematian sanak saudara. Suatu waktu besok...jenazah kitalah yang akan disholati dengan empat kali takbir.

Saudaraku pilihlah satu saja dari anak kita menjadi Hafiz atau Hafizah.  Sebab seorang Hafiz dapat memberi syafaat kepada 10 ahli keluarganya yang telah diputuskan masuk neraka. Usahakan pulalah seorang dari anak kita menjadi ulama yang ikhlas dan soleh.  Sebab para ulama yang ikhlas dan soleh bisa membawa semua orang yang disayanginya, baik keluarga,  sahabat dan handai tautan untuk ikut masuk ke dalam syurga. Renungkanlah... sebab hari perhitungan kian mendekat

Rabu, 25 Mei 2016

SUATU KETIKA DI RUANGAN SIDANG

--Suatu Ketika di Sebuah Ruang Sidang--

Ali bin Abi Thalib: "kudapati barangku berada ditangan orang ini (non muslim). Barang itu jatuh pada malam ini di tempat ini. Padahal aku tidak menjual kepadanya tidak pula menghibahkannya"

SANG HAKIM: "Bagaimana jawaban anda?"

Non Muslim: "Barang ini milikku. Dia berada di tanganku. Tapi aku tidak menuduh Amirul Mukminin berdusta."

SANG HAKIM menoleh ke Ali seraya berkata: "Aku tidak meragukan kejujuran anda wahai amirul mukminin, tapi harus ada dua orang saksi untuk membuktikan tuduhanmu."

Ali berkata: "Baik, aku punya dua orang saksi, pembantuku Qanbar dan putraku Hasan."

SANG HAKIM: "Tetapi kesaksian anak bagi ayahnya tidak berlaku, wahai Amirul Mukminin."

Ali: Apakah anda tidak pernah mendengar bahwa RasuluLlah ﷺ bersabda bahwa Hasan-Husein pemuka para pemuda penduduk surga?

HAKIM: "Aku mengetahui hal itu, wahai amirul mukminin. Hanya saja kesaksian anak untuk ayahnya tidak berlaku."

Mendengar jawaban SANG HAKIM, Ali berpaling kepada si non muslim seraya berkata, "Ambillah barang ini, sebab aku tidak punya saksi lagi selain keduanya."

Berkaca-kaca mata si non muslim kemudian berkata: "Aku bersaksi bahwa barang itu milikmu ya amirul mukminin. Ya Allah, amirul mukminin menghadapkan aku pada hakimnya, dan hakimnya memenangkan aku (meskipun non muslim). Kuakui bahwa agama yang mengajarkan seperti ini adalah agama yang benar dan suci."

Seketika juga ia bersyahadat dan menjadi muslim yang taat.

Duhai, kisah ini pastinya sering kita dengar. Namun siapakah SOSOK SANG HAKIM 'Adil yang *Berani* memutuskan yang tepat meski yang disidangkan adalah pemimpinnya?

SANG HAKIM itu adalah SYURAIH BIN AL-HARITS dari Yaman kota Al-Kindi.

Artikel Lengkap dan Tuntas Seputar Ramadhan Sampai Idul Fitri Sesuai Al-Qur'an dan As-Sunnah

Artikel Lengkap dan Tuntas Seputar Ramadhan Sampai Idul Fitri Sesuai Al-Qur'an dan As-Sunnah

1. MARHABAN YA RAMADHAN
http://www.kajianislam.net/2007/08/marhaban-ya-ramadhan-3/

2. HUKUM PUASA RAMADHAN DAN ANCAMAN BAGI YANG TIDAK BERPUASA
http://www.kajianislam.net/2007/08/hukum-puasa-ramadhan-dan-ancaman-bagi-yang-tidak-berpuasa/

3. HIKMAH DAN PESAN MORAL RAMADHAN
http://www.kajianislam.net/2015/06/hikmah-dan-pesan-moral-ramadhan/

4. MENJELANG BULAN RAMADHAN
http://www.kajianislam.net/2007/08/menjelang-bulan-ramadhan-2/

5. QIYAM RAMADHAN atau SHALAT TARAWIH
http://www.kajianislam.net/2007/08/shalat-tarawih/

6. NIAT DAN WAKTU PUASA
http://www.kajianislam.net/2007/08/niat-dan-waktu-puasa-2/

7. SAHUR
http://www.kajianislam.net/2007/08/sahur/

8. BERBUKA
http://www.kajianislam.net/2007/08/berbuka/

9. PERKARA YANG WAJIB DIJAUHI OLEH ORANG YANG BERPUASA
http://www.kajianislam.net/2007/08/perkara-yang-wajib-dijauhi-oleh-orang-yang-berpuasa-2/

10. PERKARA-PERKARA YANG MERUSAK / MEMBATALKAN PUASA
http://www.kajianislam.net/2007/08/perkara-perkara-yang-merusak-membatalkan-puasa-2/

11. BOLEH DIKIRA TIDAK BOLEH
http://www.kajianislam.net/2007/08/boleh-dikira-tidak-boleh/

12. SEPULUH PERMASALAHAN SEPUTAR PUASA
http://www.kajianislam.net/2007/08/sepuluh-permasalahan-seputar-puasa-2/

13. MENGGAPAI LAILATUL QADAR
http://www.kajianislam.net/2007/08/menggapai-lailatul-qadar-2/

14. SEPUTAR PERMASALAHAN I’TIKAF
http://www.kajianislam.net/2007/08/seputar-permasalahan-itikaf/

15. RAMADHAN DAN AL-QUR’AN
http://www.kajianislam.net/2007/09/ramadhan-dan-al-qur-an/

16. DIANTARA AMALAN UNTUK MEMAKMURKAN RAMADHAN
http://www.kajianislam.net/2007/09/diantara-amalan-untuk-memakmurkan-ramadhan-2/

17. DIANTARA KESALAHAN MUSLIM PADA BULAN RAMADHAN
http://www.kajianislam.net/2015/07/diantara-kesalahan-muslim-pada-bulan-ramadhan/

18. TUNTUNAN ZAKAT FITRAH
http://www.kajianislam.net/2007/09/tuntunan-zakat-fitrah/

19. TUNTUNAN SHALAT ‘IED
(FIQIH DUA HARI RAYA)
http://www.kajianislam.net/2007/09/fiqih-dua-hari-raya/

20. ADA APA SETELAH RAMADHAN ?
http://www.kajianislam.net/2007/09/ada-apa-setelah-ramadhan-2/

21. RENUNGAN AKHIR RAMADHAN
http://www.kajianislam.net/2007/09/renungan-akhir-ramadhan/

Silahkan disebarkan, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah kita semua, aamiin, jazakumulloh khoiro.

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami
Channel Telegram:
http://goo.gl/fxwVGH

Selasa, 24 Mei 2016

Fatawa Ringkas Seputar Puasa : bagian 6

Fatawa Ringkas Seputar Puasa : bagian 6

Bersama: Syaikh Abdurahman Al ‘Adeni hafidzhullahu

MELATIH ANAK-ANAK UNTUK PUASA RAMADHAN

14. Apakah anak-anak yang belum baligh wajib berpuasa?

Jawab: Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini, namun
pendapat yang kuat dan terpilih adalah pendapat Jumhur ulama,
yaitu anak-anak selama belum baligh maka tidak diwajibkan atas
mereka berpuasa.
Dalilnya hadits ‘Aisyah dan Ali bin Abi Thalib, bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

« ﺭُﻓِﻊَ ﺍﻟْﻘَﻠَﻢُ ﻋَﻦْ ﺛَﻠَﺎﺛَﺔٍ : ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺎﺋِﻢِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺴْﺘَﻴْﻘِﻆَ، ﻭَﻋَﻦِ ﺍﻟﺼَّﺒِﻲِّ
ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺤْﺘَﻠِﻢَ، ﻭَﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤَﺠْﻨُﻮﻥِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻌْﻘِﻞَ »

“Diangkat pena (pencatat amal dan dosa) dari tiga hal; orang yang
tidur hingga terbangun, orang yang masih kecil hingga ia
(mengalami ) ihtilam (mimpi basah) dan dari orang yang gila hingga
berakal.” [HR. Abu Dawud, At Tirmidzi dan yang lainnya, dihasankan
oleh Syaikh Al Albani dan Syaikhuna Abdurahman]

Namun meskipun demikian, jika anak kita sudah memiliki
kemampuan untuk berpuasa – walaupun belum baligh –
disyariatkan atas para orang tua atau wali untuk melatih anak-
anaknya untuk berpuasa sebagai bentuk latihan menjalankan
ketaatan kepada Allah Ta’ala.

ﻋَﻦِ ﺍﻟﺮُّﺑَﻴِّﻊِ ﺑِﻨْﺖِ ﻣُﻌَﻮِّﺫِ ﺍﺑْﻦِ ﻋَﻔْﺮَﺍﺀَ، ﻗَﺎﻟَﺖْ : ﺃَﺭْﺳَﻞَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ
ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻏَﺪَﺍﺓَ ﻋَﺎﺷُﻮﺭَﺍﺀَ ﺇِﻟَﻰ ﻗُﺮَﻯ ﺍﻟْﺄَﻧْﺼَﺎﺭِ، ﺍﻟَّﺘِﻲ
ﺣَﻮْﻝَ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔِ : ‏« ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﺃَﺻْﺒَﺢَ ﺻَﺎﺋِﻤًﺎ، ﻓَﻠْﻴُﺘِﻢَّ ﺻَﻮْﻣَﻪُ، ﻭَﻣَﻦْ
ﻛَﺎﻥَ ﺃَﺻْﺒَﺢَ ﻣُﻔْﻄِﺮًﺍ، ﻓَﻠْﻴُﺘِﻢَّ ﺑَﻘِﻴَّﺔَ ﻳَﻮْﻣِﻪِ ‏» ﻓَﻜُﻨَّﺎ، ﺑَﻌْﺪَ ﺫَﻟِﻚَ
ﻧَﺼُﻮﻣُﻪُ، ﻭَﻧُﺼَﻮِّﻡُ ﺻِﺒْﻴَﺎﻧَﻨَﺎ ﺍﻟﺼِّﻐَﺎﺭَ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠﻪُ، ﻭَﻧَﺬْﻫَﺐُ
ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ، ﻓَﻨَﺠْﻌَﻞُ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﻟﻠُّﻌْﺒَﺔَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌِﻬْﻦِ، ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺑَﻜَﻰ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻢْ
ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡِ ﺃَﻋْﻄَﻴْﻨَﺎﻫَﺎ ﺇِﻳَّﺎﻩُ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟْﺈِﻓْﻄَﺎﺭِ “

“Dari Ar Rabayyi’ binti Mu’awwidz bin ‘Afran –radhiyallahu ‘anhu– ia
berkata; Suatu pagi di hari ‘Asyura`, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam mengirim petugas ke perkampungan orang Anshar yang
berada di sekitar Madinah, untuk menyampaikan pengumuman;
“Siapa yang berpuasa sejak pagi hari, hendaklah ia
menyempurnakan puasanya, dan siapa yang tidak berpuasa
hendaklah ia puasa sejak mendengar pengumuman ini.” Semenjak
itu, kami berpuasa di hari ‘Asyura`, dan kami suruh pula anak-anak
kecil kami, insya Allah. Kami bawa mereka ke Masjid dan kami
buatkan mereka main-mainan dari bulu. Apabila ada yang menangis
minta makan, kami berikan setelah waktu berbuka tiba. [HR. Al
Bukhari – Muslim]

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻋُﻤَﺮُ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻟِﻨَﺸْﻮَﺍﻥٍ ﻓِﻲ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ : ‏« ﻭَﻳْﻠَﻚَ،
ﻭَﺻِﺒْﻴَﺎﻧُﻨَﺎ ﺻِﻴَﺎﻡٌ، ﻓَﻀَﺮَﺑَﻪُ »

“Berkata ‘Umar –radhiyallahu ‘anhu– kepada seorang laki-laki yang
mabuk di bulan Ramadhan: “Celaka kamu, (kamu mabuk) padahal
anak-anak kita sedang berpuasa.” Kemudian ‘Umar mencambuknya
(sebagai hukuman had untuknya). [HR. Al Bukhari secara Mu’allaq]

Jika anak-anak sudah terbiasa berpuasa, niscaya disaat dia sudah
baligh maka akan mudah baginya menjalankan ibadah puasa,
berbeda jika sebelumnya tidak pernah dilatih puasa.

Adapun alamat seorang anak menjadi baligh ada 4 alamat;

1. Ihtilam, yaitu keluar air mani baik disengaja maupun tidak,
seperti mimpi atau yang lainnya.

2. Berumur 15 tahun, dengan tahun Hijriyah (*).

3. Tumbuhnya bulu pada kemaluan.

4. Keluarnya darah haid, alamat ini khusus pada wanita saja.

(*) Perbedaan antara tahun Masehi dan Hijriyah dalam setahun
adalah 11 hari, ini adalah pendapat yang masyhur. Oleh karena itu,
perbedaan antara tahun Masehi dan Hijriyah dalam seratus tahun
sekitar 3 tahun.

15. Jika anak baligh di siang hari, apakah wajib baginya berpuasa?

Jawab: Anak kecil yang baligh di siang hari maka wajib baginya
menahan diri dari makan dan minum, kemudian melanjutkan sisa
hari yang ada untuk berpuasa. Demikian pula orang yang gila dan
orang yang kafir.

16. Apakah wajib baginya mengqadha?

Jawab: Tidak wajib baginya mengqadha.

17. Jika anak kita di siang hari tidak kuat dan membatalkan
puasanya, setelah itu kita perintahkan untuk melanjutkan kembali
puasanya. Apakah hal ini dibenarkan?

Jawab: Jika anak di siang hari sudah batal karena tidak kuat, maka
tidak perlu diperintahkan untuk melanjutkan puasanya kembali.

Pertama, karena puasa itu tidak boleh ada sesuatu yang
membatalkannya. Kedua, kuatir hal ini menjadi kebiasaan dia,
sehingga nanti kalau sudah dewasa bisa jadi dia akan melakukan
hal ini pula, karena anak-anak biasanya akan berbuat sesuatu yang
sudah menjadi kebiasaan dia.

18. Apakah diperbolehkan melatih anak-anak untuk berpuasa
setengah hari saja, karena sebagian anak-anak hanya mampu
berpuasa sampai zhuhur saja.?

Jawab: Ini bagus, jika mampu yang demikian, karena barangkali
tahun depan bisa berpuasa sampai satu hari penuh, walaupun hanya
beberapa hari saja.
WALLOHU A’LAM BISH SHOWAAB

〰〰〰〰〰〰〰〰〰
NASIHAT INI DIHADIRKAN OLEH:
TPA BAITUL JALAL KLATEN
UNTUK INFORMASI TENTANG TPA BAITUL JALAL KLATEN SILAHKAN MENGHUBUNGI: 085642493111 (UST. Ahmad Setiawan Kurniadi)
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
INFORMASI LAHAN INFAK KEGIATAN DAKWAH TPA BAITUL JALAL KLATEN SEBAGAI BERKUT:

1. Infak untuk mukafa'ah/gaji Ustadz TPA BAITUL JALAL KLATEN.
2. Infak Ifthor/buka bersama santri TPA BAITUL JALAL KLATEN di bulan ramadhan.

Bagi ikhwah fillah yang ingin menjadi donatur/infak untuk kegiatan2 TPA BAITUL JALAL KLATEN di atas. Silahkan mendonasikan infaknya ke BANK SYAR'IAH MANDIRI dgn nomor rekening: 7085671701
A.n. Ahmad Setiawan Kurniadi

Konfirmasi SMS setelah transfer uang sbb:
Untuk mukafa'ah ustadz ketik: Mukafa'ah_nama_alamat lengkap_jumlah uang yang di transfer.
Untuk Ifthor/buka puasa bersama, ketik: Ifthor_nama_alamat_jumlah uang yang di transfer

Dikirim via sms ke nomor HP : 085642493111 (Ust. Ahmad Setiawan Kurniadi)

📲 Infak Donasi Pulsa untuk Dakwah Online TPA BAITUL JALAL KLATEN, silahkan mengisikan ke nomor HP: 0858 6920 2090
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
BAGI ikhwah fillah yang ingin mengajak saudara/temannya untuk mendapatkan tausiyah broadcast TPA BAITUL JALAL KLATEN, silahkan sarankan cara pendaftaran berikut ini kpd saudara/teman anda:
Ketik: Broadcast_Nama_alamat_nomor Wa

Dikirim via WhatsApp ke nomor: 085729721203

TRADISI RUWAHAN

【 📖 】❝RUWAHAN, TRADISI KIRIM DOA DI BULAN RUWAH❞ ::.

Saat ini kita berada di bulan Sya’ban atau orang jawa menyebutnya dengan bulan Ruwah. Pada bulan ini ada tradisi yang diuri-uri kelestariaannya sampai sekarang dan masih dijalankan terutama di daerah pinggiran atau pedesaan.

Orang mengenalnya sebagai tradisi Ruwahan atau Arwahan yaitu tradisi yang berkaitan dengan pengiriman arwah orang-orang yang telah meninggal dengan cara dido'akan bersama dengan mengundang tetangga kanan kiri yang pulangnya mereka diberi ”berkat” sebagai simbul rasa terimakasih. Oleh karena itu, jika bulan Ruwah tiba pasar-pasar tradisional akan kebanjiran order utk selamatan ruwahan, diantaranya beras, bumbu-bumbu, lauk semuanya laris untuk kebutuhan selamatan Ruwahan.

Entah kapan mulainya, beberapa warga desa yang ditemui tidak dapat menjelaskan, karena mereka ada tradisi itu telah ada dan selanjutnya terus diadakan sampai mereka punya anak dan cucu.

• INI SUDAH JADI TRADISI

Tradisi ruwahan tak ada yang pernah menukil siapa yang mempeloporinya. Bahkan tak jelas amalan tersebut berasal dari mana. Di Arab saja yang merupakan tempat turunnya wahyu, tradisi kirim do'a seperti itu tidak pernah ada. Kalau pun amalan ini ada dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tentu di negeri Islam lainnya selain di negeri kita, ada juga ritual semacam itu. Bukankah syari’at Islam itu berlaku untuk setiap umat di berbagai belahan bumi yang berbeda?

• AMALAN TAK BERDASAR

Syaikh Muhammad bin Husain Al-Jizaniy memberikan suatu kaedah,

“Setiap ibadah mutlak yang disyari’atkan berdasarkan dalil umum, maka pengkhususan yang umum tadi dengan waktu atau tempat yang khusus atau pengkhususan lainnya, dianggap bahwa pengkhususan tadi ada dalam syari’at namun sebenarnya tidak ditunjukkan dalam dalil yang umum, maka pengkhususan tersebut tidak ada tuntunan.” (Qawa’id Ma’rifatil Bida’, hal. 116)

Link lengkapnya: https://rumaysho.com/11103-ruwahan-tradisi-kirim-doa-di-bulan-syaban.html

✍ Ústâdz Muhammad Abduh Tuasikal. M.Sc حفظه الله تعالى

📱BBG Al-ilmú

❀ ❀ ❀ ❀ ❀

BELUM SEMPAT MANDI JUNU HINGGA SUBUH, BOLEHKAH PUASA?

👆🏼📖 Belum Sempat Mandi Junub Hingga Subuh, Bolehkah Puasa?

✒️ Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, Msc

Ada yang karena berhubungan intim atau mimpi basah sampai azan shubuh berkumandang belum juga mandi junub. Apakah bisa melaksanakan puasa pada hari itu?

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,

قَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ فِى رَمَضَانَ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ غَيْرِ حُلُمٍ فَيَغْتَسِلُ وَيَصُومُ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjumpai waktu fajar di bulan Ramadhan dalam keadaan junub bukan karena mimpi basah, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dan tetap berpuasa.”
(HR. Muslim no. 1109)

Hadits di atas diperkuat lagi dengan ayat,

فَالْآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ

“Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam”
(QS. Al Baqarah: 187).

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan mubasyaroh (basyiruhunna) dalam ayat di atas adalah jima’ atau hubungan intim. Dalam lanjutan ayat disebutkan “ikutilah apa yang telah ditetapkan oleh Allah untuk kalian”.

Jika jima’ itu dibolehkan hingga terbit fajar (waktu Shubuh), maka tentu diduga ketika masuk Shubuh masih dalam keadaan junub. Puasa ketika itu pun sah karena Allah perintahkan “sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam.” Itulah dalil Al Quran dan juga didukung dengan perbuatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan bolehnya masuk Shubuh dalam keadaan junub.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 195).

Jadi segeralah mandi saat masuk waktu Shubuh, lalu segera laksanakan shalat. Puasa bisa dilanjutkan pada hari tersebut.

🌍 rumaysho.com

📝💡 Reposted by Group Kajian WA ISLAMADINA (08170071531 & 087782400868)

SILAKAN BERGABUNG di Telegram Channel: @kajianIslamadina ▶️ KLIK : https://goo.gl/qSyuEO

SISTEM PENDIDIKAN TERBAIK

"SISTEM PENDIDIKAN TERBAIK"

Sekitar Empat tahun yang lalu tepatnya di awal Ramadhan 1433 H Saya mengikuti kuliah subuh di Masjid dekat rumah. Ustadz yang berceramah menceritakan kisah nyata dari seorang rektor salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia yang sedang mencari sistem pendidikan terbaik yang dapat menghasilkan dan mencetak generasi yang cerdas, bermartabat dan bisa bermanfaat bagi bangsa dan agama.

Untuk mencari sistem pendidikan terbaik, rektor tersebut pergi ke Timur Tengah untuk meminta nasihat dari seorang ulama terkemuka di sana. Ketika bertemu dengan ulama yang ingin ditemuinya, lalu dia menyampaikan maksudnya untuk meminta saran bagaimana menciptakan sistem pendidikan terbaik untuk kampus yang dipimpinnya saat ini.

Sebelum menjawab pertanyaan dari rektor, ulama tersebut bertanya bagaimana sistem pendidikan saat ini di Indonesia mulai dari tingkat bawah sampai paling atas?
Rektor menjawab, "paling bawah mulai dari SD selama  6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, D3 3 tahun atau S1 4 tahun, S2 sekitar 1.5 - 2 tahun, dan setelah itu S3 untuk yang paling tinggi.

Jadi untuk sampai S2 saja butuh waktu sekitar 18 tahun ya? Tanya Sang Ulama.
Iya, jawab rektor tersebut.
Lalu bagaimana jika hanya lulus sampai di SD saja selama 6 tahun, pekerjaan apa yang akan bisa didapat? Tanya kembali Sang Ulama.
Kalau hanya SD paling hanya buruh lepas atau tukang sapu jalanan, tukang kebun dan pekerjaan sejenisnya. Tidak ada pekerjaan yang bisa diharapkan jika hanya lulus SD di negeri Kami. Jawab si rektor.

Jika Lulus SMP bagaimana?
Untuk SMP mungkin jadi office boy (OB) atau cleaning service, jawab kembali si rektor. Kalau SMA bagaimana?
Kalau lulus SMA masih agak mending pekerjaan nya di negeri Kami, bisa sebagai operator di perusahaan-perusahaan, lanjut si rektor.

Kalau lulus D3 atau S1 bagaimana? Bertanya kembali Sang Ulama. Klo lulus D3 atau S1 bisa sebagai staff di kantor dan S2 bisa langsung jadi manager di sebuah perusahaan, kata si rektor.

Berarti untuk mendapatkan pekerjaan yang enak di negeri Anda minimal harus lulus D3/S1 atau menempuh pendidikan selama kurang lebih 15-16 tahun ya? Tanya kembali sang Ulama. Iya betul, jawab si rektor.

Sekarang coba bandingkan dengan pendidikan yang Islam ajarkan. Misal selama 6 tahun pertama (SD) hanya mempelajari dan menghapal Al-Qur'an, apakah bisa hapal 30 juz? Tanya Sang Ulama. Inshaa Alloh bisa, jawab si rektor dengan yakin. Apakah ada hafidz Qur'an di negeri Anda yang bekerja sebagai buruh lepas atau tukang sapu seperti yang Anda sebutkan tadi untuk orang yang hanya Lulus SD? Kembali tanya Sang Ulama. Tidak ada, jawab si rektor.

Jika dilanjut 3 tahun berikutnya mempelajari dan menghapal hadis apakah bisa menghapal ratusan hadis selama 3 tahun? Bisa, jawab si rektor. Apakah ada di negara Anda orang yang hapal Al-Qur'an 30 juz dan ratusan hadis menjadi OB atau cleaning service? Tidak ada, jawab kembali si rektor.

Lanjut 3 tahun setelah itu mempelajari tafsir Al-Qur'an, apakah ada di negara Anda orang yang hafidz Qur'an, hapal hadis dan bisa menguasai tafsir yang kerjanya sebagai operator di pabrik? Tanya kembali ulama tersebut. Tidak ada, jawab si rektor. Rektor tersebut mengangguk mulai mengerti maksud sang ulama.

Anda mulai paham maksud Saya? Ya, jawab si rektor.

Berapa lama pelajaran agama yang diberikan dalam seminggu? Kurang lebih 2-3 jam, jawab si rektor.

Sang ulama melanjutkan pesannya kepada si rektor, jika Anda ingin mencetak generasi yang cerdas, bermartabat, bermanfaat bagi bangsa dan agama, serta mendapatkan pekerjaan yang layak setelah lulus nanti, Anda harus merubah sistem pendidikan Anda dari orientasi dunia menjadi mengutamakan orientasi akhirat karena jika Kita berfokus pada akhirat inshaa Alloh dunia akan didapat. Tapi jika sistem pendidikan Anda hanya berorientasi pada dunia, maka dunia dan akhirat belum tentu akan didapat.

Pelajari Al-Qur'an karena orang yang mempelajari Al-Qur'an, Alloh akan meninggikan derajat orang tersebut di mata hamba-hambaNya. Itulah sebabnya Anda tidak akan menemukan orang yang hafidz Qur'an di negara Anda atau di negara manapun yang berprofesi sebagai tukang sapu atau buruh lepas walaupun orang tersebut tidak belajar sampai ke jenjang pendidikan yang tinggi karena Alloh yang memberikan pekerjaan langsung untuk para hafidz Qur'an. Hafidz Qur'an adalah salah satu karyawan Alloh dan Alloh sayang sama mereka dan akan menggajinya lewat cara-cara yang menakjubkan. Tidak perlu gaji bulanan tapi hidup berkecukupan.

Itulah pesan Sang Ulama kepada rektor tersebut. Mari kita didik diri dan keluarga kita agar senantiasa selalu membaca, mempelajari, dan menghapal Al-Qur'an agar hidup kita dimudahkan dan berkecukupan. Totalitas menjadi karyawan Alloh bukan hanya karyawan dari seorang manusia.

Semoga bermanfaat.
Silahkan dishare agar semakin banyak yang terinspirasi untuk mempelajari dan menghapal Al-Qur'an

Oleh : Muhammad Husnan

〰〰〰〰〰〰〰〰〰
NASIHAT INI DIHADIRKAN OLEH:

TPA BAITUL JALAL KLATEN

JIKA INGIN ANAK-ANAK MERAIH KEBERHASILAN

Jika ingin anak-anak kita meraih keberhasilan, terlebih jika kita berkemauan kuat agar anak-anak kita berjuang menegakkan agama ini, salah satu hal penting yang harus kita latihkan dan tanamkan adalah kemampuan menahan diri. Tak setiap keinginan anak harus kita turuti. Ada saat mereka perlu belajar menahan keinginan, bukan karena tidak mampu, melainkan justru agar memiliki ketangguhan mengendalikan keinginan.

Tak setiap kehendak anak harus kita penuhi. Bukan karena kita tidak sanggup, melainkan justru menyiapkan mereka agar dapat meraih kebaikan yang lebih besar. Salah satu di antara kebaikan itu adalah toleransi serta menghargai orang lain, termasuk di dalamnya mendahulukan orang lain demi meraih kemaslahatan yang besar. Ini sulit dilakukan jika anak lebih mementingkan keinginannya sendiri. Apalagi jika anak senantiasa dituruti segala kemauannya.

Cukuplah orangtua dikatakan tega terhadap anak apabila ia membiasakan anak hidup mudah, sebab dengan itu anak tidak belajar menghadapi kesulitan. Akibatnya, anak tidak belajar mengatasi rintangan, memecahkan masalah dan menghadapi tantangan. Mereka lemah, meskipun boleh jadi potensi otaknya cemerlang.

(Ustadz. Fauzil Adzim, pakar pendidikan anak)

〰〰〰〰〰〰〰〰〰
NASIHAT INI DIHADIRKAN OLEH:
TPA BAITUL JALAL KLATEN
UNTUK INFORMASI TPA BAITUL JALAL KLATEN silahkan menghubungi: 085642493111 (Ust. Ahmad Setiawan, Direktur TPA BAITUL JALAL KLATEN)

Kajian Kitab Al Ushul Ats Tsalaatsah : Pelajaran Keenambelas/Terakhir

Kajian Kitab Al Ushul Ats Tsalaatsah :

Pelajaran Keenambelas/Terakhir

ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟْﻤُﺆَﻟِّﻒُ ﺭَﺣِﻤَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ :
ﺍﻷُﻭﻟَﻰ ‏) ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺧَﻠَﻘَﻨَﺎ ﻭَﺭَﺯَﻗَﻨَﺎ ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺘْﺮُﻛْﻨَﺎ ﻫَﻤَﻼ )
Berkata Penulis rahimahullah Ta’ala: “Pertama: Bahwa Allah-lah
yang menciptakan kita dan memberi rizki kepada kita, …”
Penjelasan:
Perkataan penulis rahimahullah: “Pertama: Bahwa Allah-lah yang
menciptakan kita.”
Kewajiban yang pertama bagi kita semua adalah mengetahui bahwa
Alla-lah yang menciptakan kita, bahkan Dia-lah yang menciptakan
langit dan bumi beserta apa saja yang ada didalamnya. Semuanya
adalah ciptaan Allah, tiada satu makhluk yang menciptakan dirinya
sendiri.
Diantara dalil-dalil dalam permasalahan ini adalah:
1. Firman Allah Ta’ala;
{ ﺃَﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺮَﻭْﺍ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽَ ﻗَﺎﺩِﺭٌ ﻋَﻠَﻰ
ﺃَﻥْ ﻳَﺨْﻠُﻖَ ﻣِﺜْﻠَﻬُﻢْ }
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang
menciptakan langit dan bumi adalah kuasa (pula) menciptakan yang
serupa dengan mereka.” [QS. Al-Israa: 99]
2. Firman Allah Ta’ala;
{ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺧَﺎﻟِﻖُ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻭَﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻭَﻛِﻴﻞٌ }
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia-lah pula yang
memelihara segala sesuatu.” [QS. Az-Zumar: 62]
3. Firman Allah Ta’ala;
{ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻭَﻣَﺎ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ }
“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu
perbuat itu.” [QS. Ash-Shaaffaat: 96]
4. Firman Allah Ta’ala;
{ ﻗَﺎﻝَ ﻛَﺬَﻟِﻚَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺑُّﻚَ ﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻲَّ ﻫَﻴِّﻦٌ ﻭَﻗَﺪْ ﺧَﻠَﻘْﺘُﻚَ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻞُ
ﻭَﻟَﻢْ ﺗَﻚُ ﺷَﻴْﺌًﺎ }
“Tuhan berfirman: “Demikianlah. “Rabb-mu berfirman: “Hal itu
adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu
sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama
sekali.” [QS. Maryam: 9]
5. Firman Allah Ta’ala;
{ ﻫَﻞْ ﺃَﺗَﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥِ ﺣِﻴﻦٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪَّﻫْﺮِ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻣَﺬْﻛُﻮﺭًﺍ
‏(1 ‏) ﺇِﻧَّﺎ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥَ ﻣِﻦْ ﻧُﻄْﻔَﺔٍ ﺃَﻣْﺸَﺎﺝٍ ﻧَﺒْﺘَﻠِﻴﻪِ ﻓَﺠَﻌَﻠْﻨَﺎﻩُ
ﺳَﻤِﻴﻌًﺎ ﺑَﺼِﻴﺮًﺍ ‏(2 )}
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang
dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani
yang bercampur (antara benih lelaki dengan perempuan) yang Kami
hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami
jadikan dia mendengar dan melihat.” [QS. Al-Insaan: 1-2]
6. Firman Allah Ta’ala;
{ ﺃَﻡْ ﺧُﻠِﻘُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺷَﻲْﺀٍ ﺃَﻡْ ﻫُﻢُ ﺍﻟْﺨَﺎﻟِﻘُﻮﻥَ }
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang
menciptakan (diri mereka sendiri)?.” [QS. Ath-huur: 35]
7. Berkata Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu:
ﺑَﻠَﻎَ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻵﻳَﺔَ : } ﺃَﻡْ ﺧُﻠِﻘُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺷَﻲْﺀٍ ﺃَﻡْ ﻫُﻢُ ﺍﻟﺨَﺎﻟِﻘُﻮﻥَ،
ﺃَﻡْ ﺧَﻠَﻘُﻮﺍ ﺍﻟﺴَّﻤَﻮَﺍﺕِ ﻭَﺍﻷَﺭْﺽَ ﺑَﻞْ ﻻَ ﻳُﻮﻗِﻨُﻮﻥَ، ﺃَﻡْ ﻋِﻨْﺪَﻫُﻢْ ﺧَﺰَﺍﺋِﻦُ
ﺭَﺑِّﻚَ ﺃَﻡْ ﻫُﻢُ ﺍﻟﻤُﺴَﻴْﻄِﺮُﻭﻥَ { ” ﻗَﺎﻝَ : ﻛَﺎﺩَ ﻗَﻠْﺒِﻲ ﺃَﻥْ ﻳَﻄِﻴﺮَ .
“Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membaca surat
Ath-Thuur pada shalat Maghrib. Tatkala sampai ayat ini; “Apakah
mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang
menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah
menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak
meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada
perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa?. (At
Thuur: 35-37). Beliau bersabda: ‘Hatiku hampir saja akan
terbang.’ [HR. Al-Bukhari]
Allah menciptakan mereka dengan tujuan agar mereka beribadah
hanya kepada Allah semata;
1. Allah Ta’ala berfirman;
{ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍﻋْﺒُﺪُﻭﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻜُﻢْ
ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺘَّﻘُﻮﻥَ }
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” [QS. Al-
Baqarah: 21]
2. Allah Ta’ala berfirman;
{ ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ ﺍﻟْﺠِﻦَّ ﻭَﺍﻟْﺈِﻧْﺲَ ﺇِﻟَّﺎ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭﻥِ }
“Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka hanya beribadah kepada-Ku.” [QS. Adz-Dzaariyaat: 65]
Ayat-ayat yang menunjukan permasalahan ini sangatlah banyak.
Perkataan penulis rahimahullah: “ dan memberi rizki kepada kita.“
Wajib pula bagi kita semua mengetahui bahwa Allah Ta’ala selain
menciptakan makhluk-Nya, Dia pula yang memberikan rizki kepada
mereka.
Diantara dalil-dalil dalam permasalahan ini adalah:
1. Firman Allah Ta’ala;
{ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻫُﻮَ ﺍﻟﺮَّﺯَّﺍﻕُ ﺫُﻭ ﺍﻟْﻘُﻮَّﺓِ ﺍﻟْﻤَﺘِﻴﻦُ }
“Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai
Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” [QS. Adz-Dzaariyaat: 58]
2. Firman Allah Ta’ala;
{ ﻗُﻞْ ﻣَﻦْ ﻳَﺮْﺯُﻗُﻜُﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ }
“Katakanlah: “Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit
dan bumi,…” [QS. Yunus: 31]
3. Firman Allah Ta’ala;
{ ﻭَﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﺩَﺍﺑَّﺔٍ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺇِﻟَّﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺭِﺯْﻗُﻬَﺎ }
“Dan tidak ada suatu binatang melata (yakni semua makhluk) pun di
bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya,…” [QS. Huud: 6]
4. Firman Allah Ta’ala;
{ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻄِﻴﻒٌ ﺑِﻌِﺒَﺎﺩِﻩِ ﻳَﺮْﺯُﻕُ ﻣَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟْﻘَﻮِﻱُّ ﺍﻟْﻌَﺰِﻳﺰُ }
“Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rizki
kepada yang di kehendaki-Nya dan Dia-lah Yang Maha Kuat lagi
Maha Perkasa.” [QS. Asy-Syuura: 19]
5. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata;
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟﺼَّﺎﺩِﻕُ
ﺍﻟْﻤَﺼْﺪُﻭﻕُ ‏« ﺇِﻥَّ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﻳُﺠْﻤَﻊُ ﺧَﻠْﻘُﻪُ ﻓِﻲ ﺑَﻄْﻦِ ﺃُﻣِّﻪِ ﺃَﺭْﺑَﻌِﻴﻦَ
ﻳَﻮْﻣًﺎ، ﺛُﻢَّ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ﻋَﻠَﻘَﺔً ﻣِﺜْﻞَ ﺫَﻟِﻚَ، ﺛُﻢَّ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚَ
ﻣُﻀْﻐَﺔً ﻣِﺜْﻞَ ﺫَﻟِﻚَ، ﺛُﻢَّ ﻳُﺮْﺳَﻞُ ﺍﻟْﻤَﻠَﻚُ ﻓَﻴَﻨْﻔُﺦُ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺮُّﻭﺡَ، ﻭَﻳُﺆْﻣَﺮُ
ﺑِﺄَﺭْﺑَﻊِ ﻛَﻠِﻤَﺎﺕٍ : ﺑِﻜَﺘْﺐِ ﺭِﺯْﻗِﻪِ، ﻭَﺃَﺟَﻠِﻪِ، ﻭَﻋَﻤَﻠِﻪِ، ﻭَﺷَﻘِﻲٌّ ﺃَﻭْ ﺳَﻌِﻴﺪٌ ».
Telah menceritakan kepada kami Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam yaitu -Ash Shadiq Al Mashduq-(seorang yang jujur
menyampaikan dan berita yang disampaikannya adalah benar):
‘Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut
ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian
berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian
menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian
diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan
dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan
rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau
kebahagiaannya.’ [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Wallahul muwaffiq ilash Shawab.

Ditulis oleh Abu ‘Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawi, 29 Dzulhijjah
1435/ 23 Oktober 2014_di Daarul Hadits_al-Fiyusy_Harasahallah.

〰〰〰〰〰〰〰〰〰
NASIHAT INI DIHADIRKAN OLEH:
TPA BAITUL JALAL KLATEN
UNTUK INFORMASI TPA BAITUL JALAL KLATEN silahkan menghubungi: 085642493111 (Ust. Ahmad Setiawan, Direktur TPA BAITUL JALAL KLATEN)
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
INFORMASI LAHAN INFAK KEGIATAN DAKWAH TPA BAITUL JALAL KLATEN:

💸 Infak Donasi Uang untuk mukafa'ah/gaji Ustadz, Silahkan Transfer ke BANK SYAR'IAH MANDIRI dgn nomor rekening: 7085671701
A.n. Ahmad Setiawan
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
BAGI ikhwah fillah yang ingin mengajak saudara/temannya untuk mendapatkan tausiyah broadcast TPA BAITUL JALAL KLATEN, silahkan ketik:
Broadcast_Nama_alamat_nomor Wa

Dikirim via WhatsApp ke nomor : 085729721203

Kajian Kitab Al Ushul Ats Tsalaatsah : Pelajaran Kelimabelas

Kajian Kitab Al Ushul Ats Tsalaatsah :

Pelajaran Kelimabelas

ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟْﻤُﺆَﻟِّﻒُ ﺭَﺣِﻤَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ :
ﺍﻋْﻠَﻢْ ﺭَﺣِﻤَﻚَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺃَﻧَّﻪُ ﻳَﺠِﺐُ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﻣُﺴْﻠِﻢٍ ﻭَﻣُﺴْﻠِﻤَﺔٍ ﺗَﻌَﻠُّﻢُ
ﺛَﻼَﺙِ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻤَﺴَﺎِﺋﻞَ ﻭَﺍﻟﻌَﻤَﻞُ ﺑِﻬِﻦَّ .
Berkata Penulis rahimahullah Ta’ala: “Ketahuilah –semoga Allah
merahmatimu-, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah
untuk mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara ini.”
Penjelasan:
Kita telah usai dari muqaddimah yang pertama dari kitab ini,
sekarang kita akan memasuki muqaddimah yang kedua, yang mana
muqaddimah yang kedua ini masih berkaitan dengan pembahasan
sebelumnya. Seolah-olah muqadidimah yang pertama ibarat pintu
untuk masuk ke muqaddimah yang kedua.
Perkataan penulis: “Ketahuilah –semoga Allah merahmatimu-.”
Kalimat ini telah berlalu penjelasannya di awal kitab. Doa ini
ditujukan kepada para penuntut ilmu dan yang mempelajari risalah
ini. Hal ini menunjukan kelembutan dan rahmat (kasih sayang)
beliau kepada umat, terkhusus kepada para penuntut ilmu. Penulis
rahimahullah kebanyakan mendoakan kepada para pembaca dengan
doa rahmat, hal ini memberikan isyarat bahwa ilmu merupakan
rahmat dari Allah, sebagaimana dalan firman Allah Ta’ala:
{ ﻭَﻣَﺎ ﺃَﺭْﺳَﻠْﻨَﺎﻙَ ﺇِﻟَّﺎ ﺭَﺣْﻤَﺔً ﻟِﻠْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ }
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam”. [QS. Al-Anbiya: 107]
Sifat kelembutan dan kasih sayang adalah perkara yang dituntut
kepada setiap dai untuk berhias dengannya, Allah Ta’ala berfirman
kepada Nabi-Nya:
{ ﻓَﺒِﻤَﺎ ﺭَﺣْﻤَﺔٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻟِﻨْﺖَ ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﻟَﻮْ ﻛُﻨْﺖَ ﻓَﻈًّﺎ ﻏَﻠِﻴﻆَ ﺍﻟْﻘَﻠْﺐِ
ﻟَﺎﻧْﻔَﻀُّﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺣَﻮْﻟِﻚَ ﻓَﺎﻋْﻒُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻬُﻢْ }
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka. [QS. Ali
‘Imran: 159]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
« ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺮِّﻓْﻖَ ﻟَﺎ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﻓِﻲ ﺷَﻲْﺀٍ ﺇِﻟَّﺎ ﺯَﺍﻧَﻪُ، ﻭَﻟَﺎ ﻳُﻨْﺰَﻉُ ﻣِﻦْ ﺷَﻲْﺀٍ ﺇِﻟَّﺎ
ﺷَﺎﻧَﻪُ »
“Sesungguhnya kasih sayang itu tidak akan berada pada sesuatu
melainkan ia akan menghiasinya (dengan kebaikan). Sebaliknya, jika
kasih sayang itu dicabut dari sesuatu, melainkan ia akan
membuatnya menjadi buruk.” [HR. Muslim, dari shahabat ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha]
Beliau juga bersabda:
« ﻣَﻦْ ﻟَﺎ ﻳَﺮْﺣَﻢِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ، ﻟَﺎ ﻳَﺮْﺣَﻤْﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ »
“Siapa yang tidak menyayangi manusia maka tidak disayangi Allah
‘azza wajalla.” [Muttafqun ‘alaihi, dari shahabat Jarir bin Abdillah
radhiyallahu ‘anhuma]
Perkataan penulis: “bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah
untuk mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara ini.”
Perkataan beliau memberikan isyarat bahwa barangsiapa ingin
mendapatkan ilmu maka dia harus belajar, karena barangsiapa yang
ingin mendapatkan ilmu tanpa belajar maka tidaklah akan berhasil
memperolehnya. Pada muqoddimah yang kedua ini, kita akan
mempelajari tiga pokok dasar-dasar aqidah Islam yang paling
penting;
1. Penjelasan tauhid Rububiyah.
2. Penjelasan tauhid Uluhiyyah.
3. Penjelasan tentang al-Wala’ dan al-Bara’
Tiga perkara ini wajib bagi setiap muslim mukallaf (sudah baligh),
baik laki-laki maupun perempuan, baik budak maupun yang
merdeka, wajib bagi mereka untuk mempelajarinya, karena jika ia
luput mempelajari tiga perkara yang agung ini, maka
konsekuensinya adalah dia akan mendapatkan hukuman di dunia
maupun di Akherat.
Wallahul muwaffiq ilash Shawab.

Ditulis oleh Abu ‘Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawi, 21 Dzulhijjah
1435/ 15 Oktober 2014_di Daarul Hadits_al-Fiyusy_Harasahallah.

〰〰〰〰〰〰〰〰〰
NASIHAT INI DIHADIRKAN OLEH:
TPA BAITUL JALAL KLATEN
UNTUK INFORMASI TPA BAITUL JALAL KLATEN silahkan menghubungi: 085642493111 (Ust. Ahmad Setiawan, Direktur TPA BAITUL JALAL KLATEN)
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
INFORMASI LAHAN INFAK KEGIATAN DAKWAH TPA BAITUL JALAL KLATEN:

💸 Infak Donasi Uang untuk mukafa'ah/gaji Ustadz, Silahkan Transfer ke BANK SYAR'IAH MANDIRI dgn nomor rekening: 7085671701
A.n. Ahmad Setiawan
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
BAGI ikhwah fillah yang ingin mengajak saudara/temannya untuk mendapatkan tausiyah broadcast TPA BAITUL JALAL KLATEN, silahkan ketik :
Broadcast_Nama_alamat_nomor Wa.

Dikirim ke nomor WhatsApp: 085729721203

CARA MENETAPKAN AWAL BULAN RAMADHAN

Cara Menetapkan Awal Bulan
Ramadhan

Awal bulan Ramadhan ditetapkan melihat hilal,
tanggal satu bulan Ramadhan walaupun hanya
bersumber dari satu orang laki-laki yang adil,
terpercaya, atau dengan menyempurnakan
bilangan bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari.
Dari Ibnu Umar r.a. ia berkata, “Orang-orang pada
memperhatikan hilal (bulan Ramadhan), lalu saya
informasikan kepada Rasulullah saw. bahwa
sesungguhnya saya telah melihatnya. Maka, beliau
berpuasa dan memerintah segenap sahabat agar
berpuasa.“ (Shahih: Irwa-ul Ghalil no: 908, Fiqhus
Sunnah I:367 dan hadits yang diriwayatkan Imam
Abu Daud dalam ‘Aunul Ma’bud IV: 468 no:2325).
Jika ternyata, hilal bulan Ramadhan tetap tidak
terlihat karena tertutup mendung atau semisalnya,
maka hendaklah menyempurnakan bilangan bulan
Sya’ban menjadi tiga puluh hari, berdasar hadits
riwayat Abu Hurairah di atas.
Adapun hilal bulan Syawal, maka tidak boleh
ditetapkan adanya, kecuali dengan dua orang saksi
laki-laki yang adil.
Dari Abdurrahman bin Zaid bin Khattab, bahwa ia
pernah berkhutbah pada hari yang masih
diragukan (apakah telah masuk bulan Ramadhan
atau belum, pengoreksi), ia berkata, “Ketahuilah,
sesungguhnya aku pernah duduk/belajar kepada
para sahabat Rasulullah saw. sambil bertanya
kepada mereka, lalu mereka menyampaikan
kepadaku bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Berpuasalah kamu bila sudah melihat hilal (bulan
Ramadhan), dan berbukalah kamu bila sudah melihat hilal
(bulan syawal), serta beribadahlah (maksudnya: berhajjah
atau berkorbanlah, lihat ‘hasyiah Assindi ‘alaa Nasa’i 4/133
pengoreksi). Padanya. Jika mendung menyelimuti kamu,
maka sempurnakanlah (bulan Sya’ban) menjadi tiga puluh
hari. Dan jika ada dua orang muslim yang menyaksikan
(hilal), maka hendaklah kamu berpuasa dan
berbukalah!” (Shahihul Jami’us Shaghir no:3811, al-
Fathur Rabbani IX: 264 dan 265 no:50, Nasa’i
IV:132-133 tanpa lafadz, “MUSLIMAANI”).
Dari Gubernur Mekkah, al-Harits bin Hathib, ia
bertutur, “Rasulullah mengamanatkan kepada
kami agar kami melaksanakan ibadah puasa ini
bila sudah melihat hilal (bulan Ramadhan); jika
kami tidak melihatnya, namun ada dua orang laki-
laki yang adil yang menyaksikan (nya), maka kami
harus melaksanakan ibadah puasa ini dengan
kesaksian mereka berdua!” (Shahih: Shahih Abu
Daud no: 205, ‘Aunul Ma’bud VI: 463 no:2321).
Dengan demikian, sabda Rasulullah saw., “Yaitu jika
ada dua orang yang muslim yang menyaksikan (hilal), maka
hendaklah kamu berpuasa dan berbukalah” dalam hadits
Abdurrahman bin Zaid, dan satu riwayat, “Jika
kami tidak melihat hilal (bulan Ramadhan), namun
ada dua orang adil yang menyaksikan (nya), maka
kami harus beribadah shiyam ini dengan
kesaksian mereka berdua” yang terekam dalam
riwayat al-Harits bin Hatib ini, pengertian dari
keduanya menunjukkan bahwa satu orang laki-
laki yang menyaksikan hilal tidak dapat dijadikan
sebagai dasar pijakan untuk memulai dan
menyudahi ibadah puasa. Kemudian dikecualikan
untuk memulai shiyam Ramadhan (boleh
dilakukan hanya dengan seorang saksi yang telah
melihat hilal), berdasar dalil yang diriwayatkan
Ibnu Umar r.a. itu. Tinggallah masalah menyudahi
puasa Ramadhan, karena tiada dalil yang
membolehkan berbuka puasa dengan kesaksian
satu orang laki-laki.” Selesai, periksa Tuhfatun
Ahwadzi III : 373-374 dengan sedikit perubahan.
Tanbih “peringatan”:
Barang siapa yang melihat hilal satu Ramadhan
atau syawal, sendirian maka ia tidak
diperbolehkan berpuasa sebelum masyarakat
berpuasa dan tidak pula dan tidak pula berbuka
hingga masyarakat berbuka. Hal ini didasarkan
pada hadits dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi
saw. bersabda, “Puasa adalah pada hari kamu sekalian
berpuasa, berbuka (idul fitri) adalah pada hari kamu
sekalian berbuka, dan hari kurban adalah hari kamu
sekalian menyembelih binatang korban.” (Shahih:
Shahihul Jami’us Shaghir no: 3869, Tirmidzi II:101
no:593).

Sumber: Diadaptasi dari 'Abdul 'Azhim bin Badawi
al-Khalafi, Al-Wajiz Fi Fiqhis Sunnah Wal Kitabil 'Aziz ,
atau Al-Wajiz Ensiklopedi Fikih Islam dalam Al-Qur'an dan
As-Sunnah Ash-Shahihah , terj. Ma'ruf Abdul Jalil
(Pustaka As-Sunnah), hlm. 388-391.

〰〰〰〰〰〰〰〰〰
NASIHAT INI DIHADIRKAN OLEH:
TPA BAITUL JALAL KLATEN
UNTUK INFORMASI lebih lanjut tentang TPA BAITUL JALAL KLATEN silahkan menghubungi: 085642493111 (Ust. Ahmad Setiawan, Direktur TPA BAITUL JALAL KLATEN)
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
INFORMASI LAHAN INFAK UNTUK KEGIATAN DAKWAH TPA BAITUL JALAL KLATEN SBB:
💸 Infak Donasi Uang untuk mukafa'ah/gaji Ustadz2 TPA BAITUL JALAL KLATEN, silahkan mendonasikan infaknya ke nomor rekening BANK SYAR'IAH MANDIRI dgn nomor rekening: 7085671701
A.n. Ahmad Setiawan

📲 Infak Pulsa silahkan mengisikan ke nomor: 0838 6589 8200
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
BAGI ikhwah fillah yang ingin mengajak saudara/temannya untuk mendapatkan tausiyah broadcast TPA BAITUL JALAL KLATEN silahkan sarankan cara pendaftaran berikut ini:
Daftar broadchast_nama_alamat_nomor Wa-nya

Dikirim via WhatsApp ke nomor: 085729721203