Tanya : Maaf, dilipatgandakan ...bolehkah berbagi hadist ato ayat nya bahwa membaca al quran di bulan ramadhan dilipat gandakan...biar saya semakin tau ...syukron sebelumnya
Jawab : Berlipatnya Pahala
Amalan di Bulan Ramadhan
Alhamdulillah, wa shalaatu wa
salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala
aalihi wa shohbihi ajma’in.
Bulan Ramadhan sungguh
adalah bulan penuh dengan
limpahan pahala. Bahkan
pahala setiap amalan akan
dilipatgandakan di bulan
Ramadhan. Berikut
penjelasannya.
Allah Ta’ala berfirman,
ﺷَﻬْﺮُ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺃُﻧْﺰِﻝَ ﻓِﻴﻪِ
ﺍﻟْﻘُﺮْﺁَﻥُ ﻫُﺪًﻯ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﻭَﺑَﻴِّﻨَﺎﺕٍ ﻣِﻦَ
ﺍﻟْﻬُﺪَﻯ ﻭَﺍﻟْﻔُﺮْﻗَﺎﻥِ ﻓَﻤَﻦْ ﺷَﻬِﺪَ
ﻣِﻨْﻜُﻢُ ﺍﻟﺸَّﻬْﺮَ ﻓَﻠْﻴَﺼُﻤْﻪُ
“(Beberapa hari yang
ditentukan itu ialah) bulan
Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). Karena itu,
barangsiapa di antara kamu
hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, maka
hendaklah ia berpuasa pada
bulan itu .” (QS. Al Baqarah:
185)
Ibnu Katsir rahimahullah
mengatakan, “Allah Ta’ala
memuji bulan Ramadhan
(bulan puasa) dibanding bulan-
bulan lainnya. Di bulan
Ramadhan tersebut, Allah
memilihnya sebagai waktu
turunnya Al Qur’an yang
mulia.” [1] Ini menunjukkan
bahwa bulan Ramadhan adalah
bulan yang istimewa dari bulan
lainnya.
Allah Ta’ala pun telah
mewajibkan puasa Ramadhan.
Ini berarti puasa Ramadhan
lebih utama dari puasa lainnya
yang dihukumi sunnah. Dan
amalan wajib tentu saja harus
lebih didahulukan daripada
amalan sunnah. Ibnu Taimiyah
rahimahullah mengatakan,
ﻭَﺟَﺐَ ﺍﻟﺘَّﻘَﺮُّﺏُ ﺑِﺎﻟْﻔَﺮَﺍﺋِﺾِ ﻗَﺒْﻞَ
ﺍﻟﻨَّﻮَﺍﻓِﻞِ ﻭَﺍﻟﺘَّﻘَﺮُّﺏُ ﺑِﺎﻟﻨَّﻮَﺍﻓِﻞِ ﺇﻧَّﻤَﺎ
ﻳَﻜُﻮﻥُ ﺗَﻘَﺮُّﺑًﺎ ﺇﺫَﺍ ﻓُﻌِﻠَﺖْ ﺍﻟْﻔَﺮَﺍﺋِﺾُ
“Wajib mendekatkan diri pada
Allah dengan melakukan hal-
hal wajib sebelum yang
sunnah. Mendekatkan diri pada
Allah dengan perkara yang
sunnah bisalah dianggap
sebagai ibadah jika yang wajib
dilakukan.” [2]
Telah ada dalil yang
menjelaskan motivasi untuk
melaksanakan qiyam ramadhan
yaitu shalat tarawih. Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu ,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻡَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺇِﻳﻤَﺎﻧًﺎ ﻭَﺍﺣْﺘِﺴَﺎﺑًﺎ
ﻏُﻔِﺮَ ﻟَﻪُ ﻣَﺎ ﺗَﻘَﺪَّﻡَ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺒِﻪِ
“Barangsiapa melakukan qiyam
Ramadhan (shalat tarawih)
karena iman dan mencari
pahala, maka dosa-dosanya
yang telah lalu akan
diampuni.” [3]
Begitu pula dalam hadits
lainnya diterangkan mengenai
keutamaan melakukan amalan
lainnya (amalan apa saja) di
bulan Ramadhan. Sebagaimana
yang dikeluarkan dalam Sunan
At Tirmidzi dari hadits Abu
Hurairah, beliau berkata bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ﺇِﺫَﺍ ﻛَﺎﻥَ ﺃَﻭَّﻝُ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ ﻣِﻦْ ﺷَﻬْﺮِ
ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺻُﻔِّﺪَﺕِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ ﻭَﻣَﺮَﺩَﺓُ
ﺍﻟْﺠِﻦِّ ﻭَﻏُﻠِّﻘَﺖْ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻓَﻠَﻢْ
ﻳُﻔْﺘَﺢْ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺑَﺎﺏٌ ﻭَﻓُﺘِّﺤَﺖْ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ
ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻓَﻠَﻢْ ﻳُﻐْﻠَﻖْ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺑَﺎﺏٌ
ﻭَﻳُﻨَﺎﺩِﻯ ﻣُﻨَﺎﺩٍ ﻳَﺎ ﺑَﺎﻏِﻰَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﺃَﻗْﺒِﻞْ
ﻭَﻳَﺎ ﺑَﺎﻏِﻰَ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﺃَﻗْﺼِﺮْ ﻭَﻟِﻠَّﻪِ ﻋُﺘَﻘَﺎﺀُ
ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻭَﺫَﻟِﻚَ ﻛُﻞَّ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ
“Pada malam pertama bulan
Ramadhan syetan-syetan dan
jin-jin yang jahat dibelenggu,
pintu-pintu neraka ditutup,
tidak ada satupun pintu yang
terbuka dan pintu-pintu surga
dibuka, tidak ada satu pun
pintu yang tertutup, serta
seorang penyeru menyeru:
“Wahai yang mengharapkan
kebaikan bersegeralah (kepada
ketaatan), wahai yang
mengharapkan keburukan/
maksiat berhentilah ”. Allah
memiliki hamba-hamba yang
selamat dari api neraka pada
setiap malam di bulan
Ramadhan”. [4]
Syaikh Ibrahim bin ‘Amir Ar
Ruhaili hafizhohullah
mengatakan, “Dalil ini
menunjukkan keutamaan
seluruh amalan kebaikan yang
dilakukan di bulan Ramadhan,
lebih-lebih lagi amalan qiyam
Ramadhan (shalat tarawih)
setelah puasa wajib,
sebagaimana keterangan yang
telah lewat mengenai
keutamaan qiyam
Ramadhan.” [5]
Dari sinilah ada beberapa
hadits dho’if (hadits lemah)
yang menjelaskan bahwa
amalan di bulan Ramadhan itu
akan berlipat-lipat pahalanya.
Hadits dho’if tersebut masih
tercakup dalam hadits shahih
riwayat Tirmidzi di atas.
Berlipatnya pahala amalan di
bulan Ramadhan ini mutlak
untuk amalan apa saja
sebagaimana diterangkan oleh
Syaikh Ibrahim Ar Ruhaili
dalam kitabnya Tajridul
Ittiba’[6] . Kita dapat pula
melihat dari perkataan para
salaf berikut.
Guru-guru dari Abu Bakr bin
Maryam rahimahumullah
pernah mengatakan, “Jika tiba
bulan Ramadhan,
bersemangatlah untuk
bersedekah. Karena bersedekah
di bulan tersebut lebih berlipat
pahalanya seperti seseorang
sedekah di jalan Allah (fii
sabilillah). Pahala bacaaan
tasbih (berdzikir “subhanallah”)
lebih afdhol dari seribu bacaan
tasbih di bulan lainnya.”
An Nakho’i rahimahullah
mengatakan, “Puasa sehari di
bulan Ramadhan lebih afdhol
dari puasa di seribu hari
lainnya. Begitu pula satu
bacaan tasbih (berdzikir
“subhanallah”) di bulan
Ramadhan lebih afdhol dari
seribu bacaan tasbih di hari
lainnya. Begitu juga pahala
satu raka’at shalat di bulan
Ramadhan lebih baik dari
seribu raka’at di bulan
lainnya.”[7]
Ibnu Rajab Al Hambali
rahimahullah mengatakan,
“Sebagaimana pahala amalan
puasa akan berlipat-lipat
dibanding amalan lainnya,
maka puasa di bulan
Ramadhan lebih berlipat
pahalanya dibanding puasa di
bulan lainnya. Ini semua bisa
terjadi karena mulianya bulan
Ramadhan dan puasa yang
dilakukan adalah puasa yang
diwajibkan oleh Allah pada
hamba-Nya. Allah pun
menjadikan puasa di bulan
Ramadhan sebagai bagian dari
rukun Islam, tiang penegak
Islam.”[8]
Intinya, di antara pahala suatu
amalan bisa berlipat-lipat
karena amalan tersebut
dilaksanakan di waktu yang
mulia yaitu seperti pada bulan
Ramadhan. Begitu amalan bisa
berlipat pahalanya jika
dilaksanakan di tempat yang
mulia (seperti di Makkah dan
Madinah) atau bisa pula
berlipat pahalanya karena
dilihat dari keikhlasan dan
ketakwaan orang yang
mengamalkannya.[9]
Semoga dengan mengetahui hal
ini, kita akan semakin semangat
melakukan amalan di bulan
suci Ramadhan ini. Apalagi
dengan dibukakannya pintu
surga, ditutupnya pintu neraka
dan dibelenggunya setan di
bulan Ramadhan, seharusnya
kita lebih giat lagi untuk
beribadah dan beramal. Oleh
karena itu, janganlah
meremehkan satu kebaikan
sedikit pun juga di bulan
penuh berkah ini. Semoga
Allah beri kemudahan untuk
beramal sholih dengan
senantiasa meminta
pertolongan Allah, dengan
niatan ikhlas karena mengharap
wajah-Nya dan mengikuti
tuntunan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam .
Alhamdulillahilladzi bi
ni’matihi tatimmush sholihaat.
Diselesaikan di Panggang-GK, 3
Ramadhan 1431 H (13/8/2010)
Penulis: Muhammad Abduh
Tuasikal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar