🍁 KEKUATAN DAN KEAJAIBAN DO’A
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Siapa manusia di atas muka bumi ini yang tidak mengalami masalah.
Setiap kita, setiap manusia, pasti menghadapi problematika.
Ada yang diliputi kesedihan karena memikirkan kekurangan harta.
Ada yang diliputi kesedihan karena memikirkan hutang yang bertumpuk-tumpuk.
Ada yang diserang dengan kegundah-gulanaan karena mengharapkan anugerah anak yang tidak datang-datang.
Dan ada jua yang bersedih karena merasakan penderitaan penyakit yang tidak kunjung sembuh.
Banyak orang yang mencari solusi dari problematika yang dihadapinya.
Tentunya, tidak mengapa manusia berusaha untuk menghilangkan kesulitan yang dia hadapi.
Bahkan dia harus berusaha.
Akan tetapi, solusi yang paling utama yang terkadang dilupakan oleh seorang mukmin adalah solusi do’a.
Do’a merupakan solusi yang pertama, bukan solusi yang terakhir.
Bahkan dia adalah solusi yang pertama sebelum usaha yang lain dilakukan.
Bukankah para ulama menyatakan bahwasanya do’a adalah “senjatanya mukmin”,
Yakinlah bahwasanya segala problematika, segala masalah, jika Allah berkehendak, Allah hanya mengatakan, “Kun, fayakun,” maka hilanglah dengan sekejap mata segala problematika.
Solusi yang terbaik adalah do’a yang tulus yang diucapkan seorang hamba dalam waktu beberapa menit yang keluar dari hati yang sangat dalam, bisa menghilangkan problematika yang mungkin telah dialami dalam waktu yang panjang.
Lihatlah, bagamana para nabi berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Para nabi, orang-orang yang sholeh juga diuji oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mereka juga mengalami problematika, juga mengalami kesedihan.
Lihatlah Nabi Ayyub ‘alaihi salam yang pernah diuji Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan penyakit.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, menyebutkan tentang kisah Nabi Ayyub ‘alaihi salam:
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
“(ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, ‘(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang’."
(QS. Al-Anbiya: 83)
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ
“Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.”
(QS. Al-Anbiya: 84)
Dan ingatlah bagaimana Nabi Ayyub ‘alaihi salam, tatkala dia berkata kepada Rabbnya,
“Ya Allah, aku ditimpa dengan pederitaan, ditimpa dengan penyakit dan Engkau adalah zat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
Suatu kalimat yang keluar dari Nabi Ayyub ‘alaihi salam dengan do'a yang tulus dari hati yang dalam, Allah hilangkan penyakit yang dialaminya bertahun-tahun.
Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Kami kabulkan permintaanya dan Kami hilangkan penyakit yang dialaminya.”
Demikian juga Allah sebutkan tentang Nabi Yunus ‘alaihi salam:
وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zholim."
(QS Al-Anbiya: 87).
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ ۚ وَكَذَٰلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ
Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.
(QS Al-Anbiya: 88).
Nabi Yunus ‘alaihi salam, tatkala ditelan ikan paus kemudian dia tenggelam dalam tiga kegelapan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan bahwa Nabi Yunus ‘alaihi salam menyeruh dalam kegelapan-kegelapan.
Beliau berada dalam kegelapan perut ikan paus, berada dalam kegelapan malam dan berada dalam kegelapan lautan.
Tidak ada yang bisa menyelamatkannya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka Nabi Yunus kemudian mengatakan, “Ya Allah, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, ya Allah. Aku termasuk orang-orang yang berbuat zholim.”
Apa kata Allah Subhanahu wa Ta’ala?
“Kamipun mengabulkan do'a Nabi Yunus, Kami selamatkan dia dari kesedihan.”
Kemudian Allah tutup firman Nya dengan mengatakan,
“Dan demikinalah kami selamatkan orang –orang yang beriman.”
Artinya apa?
Keselamatan ini bukan hanya khusus kepada Nabi Yunus ‘alaihi salam saja, tetapi juga kepada kaum mukminin.
✒ Ustdz Firanda Andirja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar