Rabu, 08 Juli 2015

Fiqh ramadhan

•| Fiqih Ramadhan

🌱🌿🌱🌿🌱🌿🌱🌿🌱

- Fadhilah 10 hari akhir Ramadhan -

• Lailatul Qadar Di Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan

Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam
terakhir di bulan Ramadhan sebagaimana sabda
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ﺗَﺤَﺮَّﻭْﺍ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ﻓِﻰ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮِ ﺍﻷَﻭَﺍﺧِﺮِ ﻣِﻦْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ

“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan .” (HR. Bukhari no. 2020 dan
Muslim no. 1169)

Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ,

ﺗَﺤَﺮَّﻭْﺍ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ﻓِﻰ ﺍﻟْﻮِﺗْﺮِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮِ ﺍﻷَﻭَﺍﺧِﺮِ ﻣِﻦْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ

“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan .” (HR. Bukhari no.2017)

Lebih Serius dalam Ibadah di Sepuluh Hari
Terakhir Ramadhan,

ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍَﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﻗَﺎﻟَﺖْ : – ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍَﻟﻠَّﻪِ –ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺇِﺫَﺍ ﺩَﺧَﻞَ ﺍَﻟْﻌَﺸْﺮُ -ﺃَﻱْ : ﺍَﻟْﻌَﺸْﺮُ ﺍَﻟْﺄَﺧِﻴﺮُﻣِﻦْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ - ﺷَﺪَّ ﻣِﺌْﺰَﺭَﻩُ , ﻭَﺃَﺣْﻴَﺎ ﻟَﻴْﻠَﻪُ, ﻭَﺃَﻳْﻘَﻆَ ﺃَﻫْﻠَﻪُ – ﻣُﺘَّﻔَﻖٌﻋَﻠَﻴْﻪِ

" Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha , ia berkata,“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika
memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-
istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut
dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” Muttafaqun ‘alaih . (HR. Bukhari no.
2024 dan Muslim no. 1174).

Hadits di atas menunjukkan keutamaan beramal
sholih di 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan.

Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan punya
keistimewaan dalam ibadah dari hari-hari lainnya di bulan Ramadhan. Ibadah yang dimaksudkan di sini
mencakup shalat, dzikir, dan tilawah Al Qur’an.
Hadits tersebut juga menunjukkan anjuran
membangunkan keluarga yaitu istri supaya mendorong mereka melakukan shalat malam.Lebih-lebih lagi di sepuluh hari terakhir dari bulan
Ramadhan.

Membangunkan keluarga di sini merupakan anjuran
di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, namun anjuran juga untuk hari-hari lainnya. Karena keutamaannya disebutkan dalam hadits yang lain,

ﺭَﺣِﻢَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺭَﺟُﻼً ﻗَﺎﻡَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﻭَﺃَﻳْﻘَﻆَ ﺍﻣْﺮَﺃَﺗَﻪُ ﻓَﺈِﻥْ
ﺃَﺑَﺖْ ﻧَﻀَﺢَ ﻓِﻰ ﻭَﺟْﻬِﻬَﺎ ﺍﻟْﻤَﺎﺀَ ﺭَﺣِﻢَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓً ﻗَﺎﻣَﺖْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ
ﻓَﺼَﻠَّﺖْ ﻭَﺃَﻳْﻘَﻈَﺖْ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ ﻓَﺈِﻥْ ﺃَﺑَﻰ ﻧَﻀَﺤَﺖْ ﻓِﻰ ﻭَﺟْﻬِﻪِ ﺍﻟْﻤَﺎﺀَ

" Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang di malam hari melakukan shalat malam, lalu ia
membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan, maka ia memerciki air pada wajahnya. Semoga Allah juga merahmati seorang wanita yang di malam hari melakukan shalat malam, lalu ia membangungkan
suaminya. Jika suaminya enggan, maka istrinya pun memerciki air pada wajahnya .” (HR. Abu Daud no.
1308 dan An Nasai no. 1148. Sanad hadits ini
hasan kata Al Hafizh Abu Thohir).

Sufyan Ats Tsauri berkata, “Aku sangat suka pada diriku jika memasuki 10 hari terakhir bulan
Ramadhan untuk bersungguh-sungguh dalam menghidupkan malam hari dengan ibadah, lalu
membangunkan keluarga untuk shalat jika mereka mampu.” (Lathoiful Ma’arif , hal. 331).

Yang dimaksud dengan menghidupkan sepuluh hari terakhir atau menghidupkan malam lailatul qadar adalah dengan menghidupkan mayoritas malamnya, tidak mesti seluruhnya. Demikian pendapat ulama Syafi’iyah.Bahkan sebagaimana dinukil dari Imam Syafi’i, keutamaan tersebut didapat bagi orang yang menghidupkan shalat
‘Isya’ secara berjama’ah dan shalat Shubuh secara berjama’ah. Lihat Lathoiful Ma’arif , hal. 329.

Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar