Selasa, 28 Juli 2015

Doa apa yang terbaik untuk diucapkan?

Dewasa ini
menikah telah menjadi persoalan
yang sangat pelik dan besar bagi
banyak pihak. Persoalan yang
mengganjal kemudahan dan
kelancaran pernikahan tidak sebatas
factor biaya pernikahan yang besar
saja. Dalam beberapa keadaan,
persoalannya bahkan berakar kepada
faktor pemilihan dan penentuan
calon pasangan hidup.
Banyak pemuda kebingungan
mencari gadis yang akan dijadikan
calon istri. Dalam zaman yang
diwarnai oleh emansipasi wanita ala
negara-negara kafir Barat ini,
mencari sosok calon istri yang baik
pemahaman dan pengamalan
agamanya, baik akhlaknya, baik garis
keturunan keluarganya —syukur-
syukur cantik wajahnya dan kaya
harta— bukan pekerjaan mudah.
Para gadis lebih pusing lagi. Jumlah
kaum wanita yang lebih banyak dari
jumlah kaum pria merupakan sebuah
persoalan tersendiri. Apalagi gadis
biasanya relatif pasif dan hanya
menunggu bola. Maka memilih
seorang calon suami yang baik
pemahaman dan pengamalan
agamanya, baik akhlaknya, baik garis
keturunan keluarganya —syukur-
syukur tampan wajahnya dan mapan
pekerjaannya— sungguh pekerjaan
yang sulit.
Saking sulitnya, terkadang
menantikan kedatangan seorang
pemuda muslim yang rajin shalat
lima waktu secara berjama’ah, tidak
merokok dan bukan pengangguran
saja —kriteria yang sebenarnya tak
muluk-muluk— butuh waktu yang
entah berapa lama, hanya Allah
yang tahu.
Semua pemuda dan gadis tentu
berharap dimudahkan dan
dilancarkan oleh Allah dalam urusan
mendapatkan jodoh dan membangun
ikatan rumah tangga. Banyak di
antara mereka bertanya-tanya
kepada para kyai, ustadz dan
murabbi (pembimbing ruhaninya),
tidak adakah doa dari Al-Qur’an atau
hadits nabawi untuk mendapatkan
jodoh yang ideal dan sesuai dengan
harapan?
Sebagai agama yang memberikan
panduan bagi seluruh aspek
kehidupan manusia, sudah tentu
Islam mengajarkan doa yang
ditanyakan tersebut. Persoalannya,
seringkali orang terpaku pada
penyebutan lafal “istri yang
shalihah” atau “suami yang shalih”
misalnya, sehingga merasa merasa
tidak ada doa dalam Al-Qur’an atau
hadits nabawi yang secara khusus
berkaitan dengan permintaan
kemudahan mendapatkan pasangan
hidup yang ideal.
Islam adalah agama yang memberi
panduan dalam semua persoalan
kehidupan umat manusia. Perkara
yang besar sampai perkara yang
kecil, urusan pengelolaan negara
sampai urusan buang air kecil,
semuanya ada tuntunannya dalam
Al-Qur’an dan as-sunnah.
Dalam perkara-perkara yang bersifat
baku dan tidak mengalami
perubahan dengan adanya
perubahan tempat dan zaman, Islam
memberi panduan yang sifatnya
rinci. Misalnya persoalan akidah,
akhlak mulia dan akhlak tercela,
ibadah-ibadah ritual, hukum pidana,
pernikahan dan yang berkaitan
dengannya, warisan dan yang
berkaitan dengannya.
Adapun dalam perkara-perkara yang
bisa berubah mengikuti perubahan
zaman dan tempat, Islam memberi
panduan secara global. Perinciannya
diserahkan kepada ijtihad ulama’
dan umara’ kaum muslimin.
Misalnya teknis pengelolaan politik,
ekonomi, militer, budaya, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Nash-nash Al-Qur’an dan hadits
nabawi memiliki sifat jawami’ al-
kalim . Maksudnya adalah lafalnya
ringkas, namun maknanya sangat
luas dan mengandung pelajaran
yang sangat dalam. Demikian pula
halnya dengan doa-doa yang
terkandung dalam Al-Qur’an dan
hadits nabawi, lafalnya ringkas-
ringkas namun maknanya sangat
luas dan sudah mencakup semua hal
yang dibutuhkan dalam kehidupan
manusia.
Meskipun berdoa itu sifatnya bebas,
dengan bahasa apapun dan lafal
apapun sesuai kebutuhan orang
yang berdoa, namun Islam juga
memberikan panduan kepada
umatnya untuk membiasakan diri
berdoa dengan doa-doa yang bersifat
jawami’ al-kalim . Sepantasnya
seorang muslim berdoa dengan doa-
doa yang disebutkan dalam Al-
Qur’an dan as-sunnah, karena lafal
dan kandungan maknanya tentu
lebih baik dari doa-doa yang
dirangkai dengan kata-kata kita
sendiri, yang biasanya lafalnya
panjang lebar namun kandungan
maknanya tidak luas.
ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﺭَﺿِﻲَ :ْﺖَﻟﺎَﻗ ،ﺎَﻬْﻨَﻋ ُﻪَّﻠﻟﺍ ‏« ﻛَﺎﻥَ
ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺴْﺘَﺤِﺐُّ
ﺍﻟْﺠَﻮَﺍﻣِﻊَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀِ، ﻭَﻳَﺪَﻉُ ﻣَﺎ ﺳِﻮَﻯ ﺫَﻟِﻚَ ‏»
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha
berkata: “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa salam menyukai doa-doa
yang jawami’ (ringkas lafalnya
namun luas dan dalam maknanya)
dan meninggalkan doa-doa
selainnya.” (HR. Abu Daud no. 1482,
Ahmad no. 25151, Ibnu Hibban no.
867, Ath-Thayalisi no. 1491, Ath-
Thahawi dalam Syarh Musykil Al-
Atsar no. 6029, Al-Hakim no. 1978
dan Ibnu Abi Syaibah no. 29165.
Dishahihkan oleh Al-Hakim, Adz-
Dzahabi dan Al-Albani)
Sekarang marilah kita perhatikan
sebagian doa dalam Al-Qur’an dan
as-sunnah yang menuntun seorang
pemuda dan gadis untuk
mendapatkan pasangan hidup yang
ideal dan sesuai harapannya. Jika
dikaji secara mendalam, bisa jadi
akan banyak ditemukan doa-doa
tersebut. Di sini kita akan
menyebutkan sebagiannya saja yang
mudah:
Pertama
Doa yang diajarkan oleh Allah Ta’ala
dalam firman-Nya:
ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺁﺗِﻨَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ
ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻭَﻗِﻨَﺎ ﻋَﺬَﺍﺏَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ
“Wahai Rabb kami, berikanlah kami
kebaikan di dunia, kebaikan di
akhirat dan jagalah kami dari azab
neraka.” (QS. Al-Baqarah [2]: 201)
Lafal kebaikan di dunia dalam ayat
di atas adalah jawami’ al-kalim . Lafal
kebaikan di dunia sudah mencakup
calon istri yang shalihat, calon
suami yang shalih, dan makna-
makna lainnya.
Saat menjelaskan makna ayat
tersebut, imam Ibnu Katsir Ad-
Dimasyqi berkata: “Doa ini telah
mengumpulkan semua kebaikan di
dunia dan menjauhkan dari semua
keburukan di dunia. Karena kebaikan
di dunia itu mencakup segala hal
yang diinginkan di dunia, berupa
kesehatan, rumah yang luas, istri
yang baik (atau suami yang baik,
pent), rizki yang luas, ilmu yang
bermanfaat, amal yang shalih,
kendaraan yang nyaman, pujian yang
baik dan lain-lainnya yang telah
disebutkan dalam ungkapan para
ulama tafsir. Tidak ada kontradiksi
antara pendapat-pendapat mereka
tersebut, karena semuanya termasuk
dalam cakupan makna kebaikan di
dunia.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/558)
Oleh karena begitu hebatnya doa ini,
maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa salam selalu membacanya.
Bahkan ia adalah doa yang paling
banyak dibaca oleh beliau.
Sebagaimana dituturkan oleh
pelayan beliau, Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu:
ﻛَﺎﻥَ ﺃَﻛْﺜَﺮُ ﺩُﻋَﺎﺀِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
:َﻢَّﻠَﺳَﻭ ‏« ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺁﺗِﻨَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺣَﺴَﻨَﺔً،
ﻭَﻓِﻲ ﺍﻵﺧِﺮَﺓِ ﺣَﺴَﻨَﺔً، ﻭَﻗِﻨَﺎ ﻋَﺬَﺍﺏَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ‏»
“Doa yang paling banyak dibaca oleh
Nabi shallallahu ‘alaihi wa salama
adalah doa: “Ya Allah, ya Rabb kami,
berikanlah kami kebaikan di dunia,
kebaikan di akhirat dan jagalah kami
dari azab neraka .” ( HR. Bukhari no.
6389 dan Muslim no. 2690)
Kedua
Doa yang diajarkan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa salam kepada
Aisyah radhiyallahu ‘anha:
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻛُﻠِّﻪِ ﻋَﺎﺟِﻠِﻪِ
ﻭَﺁﺟِﻠِﻪِ، ﻣَﺎ ﻋَﻠِﻤْﺖُ ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﺃَﻋْﻠَﻢْ، ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ
ﺑِﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﻛُﻠِّﻪِ ﻋَﺎﺟِﻠِﻪِ ﻭَﺁﺟِﻠِﻪِ، ﻣَﺎ ﻋَﻠِﻤْﺖُ
ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﺃَﻋْﻠَﻢْ
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu
seluruh kebaikan, yang disegerakan
(di dunia) maupun yang diakhirkan
(di akhirat), yang saya ketahui
maupun yang tidak saya ketahui.
Dan aku berlindung kepada-Mu dari
seluruh keburukan, yang disegerakan
(di dunia) maupun yang diakhirkan
(di akhirat), yang saya ketahui
maupun yang tidak saya
ketahui.” (HR. Ahmad no. 25019,
Ibnu Majah no. 3846, Ibnu Abi
Syaibah no. 29345, Ibnu Hibban no.
869, Abu Ya’la no. 4473 dan Ath-
Thahawi dalam Syarh Musykil Al-
Atsar no. 6026. Hadits shahih)
Kebaikan yang disegerakan di dunia
dalam hadits Aisyah radhiyallahu
‘anha di atas sudah mencakup istri
yang shalihat dan suami yang shalih
bagi orang yang telah menikah, juga
mencakup calon istri yang shalihat
dan calon suami yang shalih bagi
orang yang belum menikah.
Keburukan yang disegerakan di
dunia dalam hadits Aisyah
radhiyallahu ‘anha di atas sudah
mencakup istri yang buruk dan
suami yang buruk (baik dari segi
ilmu agama, akhlak, harta, nasab
maupun fisik) bagi orang yang telah
menikah, juga mencakup calon istri
yang buruk dan calon suami yang
buruk (baik dari segi ilmu agama,
akhlak, harta, nasab maupun fisik)
bagi orang yang belum menikah.
Satu doa dari Al-Qur’an dan satu doa
dari hadits di atas sebenarnya sudah
mencukupi kebutuhan orang-orang
yang menginginkan pasangan hidup
yang bisa menemaninya dalam
menggapai kebahagian dunia dan
akhirat.
Jika setelah itu masih ingin
memanjatkan doa-doa tambahan
dengan lafal-lafal yang disusun
sendiri atau disusun oleh kyai dan
ustadz, misalnya, maka tidak
mengapa. Sebaiknya selalu
dilantunkan juga bagian akhir dari
doa dalam hadits ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha di atas yang
berbunyi:
ﻭَﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﺃَﻥْ ﺗَﺠْﻌَﻞَ ﻛُﻞَّ ﻗَﻀَﺎﺀٍ ﻗَﻀَﻴْﺘَﻪُ ﻟِﻲ
ﺧَﻴْﺮًﺍ
“Dan aku memohon kepada-Mu agar
menjadikan setiap ketetapan (takdir)
yang Engkau tetapkan untukku
sebagai (takdir) kebaikan.” (HR.
Ahmad no. 25019, Ibnu Majah no.
3846, Ibnu Abi Syaibah no. 29345,
Ibnu Hibban no. 869, Abu Ya’la no.
4473 dan Ath-Thahawi dalam Syarh
Musykil Al-Atsar no. 6026. Hadits
shahih)
Saudaraku muslim dan muslimah di
manapun Anda berada…
Semoga Allah Ta’ala mengaruniakan
kepada Anda pasangan hidup yang
terbaik bagi Anda dan memudahkan
Anda menggapai kebahagian hidup
di dunia dan di akhirat. Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar