Sabtu, 18 Juli 2015

Keutamaan puasa enam hari di bulan syawal

KEUTAMAAN PUASA ENAM HARI DI BULAN SYAWAL

Abu Ayyub Al-Anshari meriwayatkan, Nabi bersabda: 
(( مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّال كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ )) رواه مسلم 

“Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu diikuti/ dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan syawal, maka pahalanya seperti ia berpuasa selama setahun.” (HR. Muslim). 

Imam Ahmad dan An-Nasa’I meriwayatkan dari Tsauban, Nabi bersabda: 

(( صِيَامُ شَهْرِ رَمَضَانَ بِعَشْرَةِ أَشْهُرٍ, وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بِشَهْرَيْنِ، فَذَلِكَ صِيَامُ سَنَةٍ )) رواه ابن خزيمة وان حبان في صحيحيهما. 

“Puasa Ramadhan pahalanya sebanding dengan puasa sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari di bulan syawal, pahalanya sebanding dengan puasa dua bulan, dan karenanya bagaikan puasa selama setahun penuh.” (HR. Ibnu Huzaimah dan Ibnu Hiban dalam kitab shahihnya ). 

Dari Abu Hurairah , Nabi bersabda: 

(( مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّال فَكَأَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ )) رواه البزار وغيره. 

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan lantas diikuti/dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan syawal, maka ia bagaikan telah berpuasa selama setahun.” (HR. Al-Bazzar dan selainnya) 

Pahala puasa bulan Ramadhan yang dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal menyamai pahala puasa satu tahun penuh, karena setiap hasanah (kebaikan) diganjar sepuluh kali lipat, sebagaimana telah disinggung dalam hadits Tsauban di muka. 

Membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki banyak manfaat, di antaranya: 

1. Puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh. 

2. Puasa syawal dan sya’ban bagaikan shalat sunat rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada Hari kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunat. Sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi di berbagai riwayat.

Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidak sempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya. 

3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, Karena apabila Allah Ta'ala menerima amal seorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya 

Sebagian orang bijak mengatakan: “Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya.” Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka, hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama. 

Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama. 

4. Puasa Ramadhan –sebagaimana di sebutkan di muka- dapat mendatangkan maghfirah atas dosa-dosa masa lalu. Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada Hari Raya Iedul fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah Iedul fitri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa. 

Oleh karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan ampunan yang telah dianugerahkan kepadanya adalah dengan berpuasa setelah Ramadhan. Tetapi jika ia malah menggantinya dengan perbuatan maksiat maka ia termasuk kelompok orang yang membalas kenikmatan dengan kekufuran. Apabila ia berniat pada saat melakukan puasa untuk kembali melakukan maksiat lagi, maka puasanya tidak akan diterima, ia bagaikan orang yang membangun sebuah bangunan megah lantas menghancurkannya kembali. Allah Ta'ala berfirman: 

{وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِن بَعْدِ قُوَّةٍ أَنكَاثًاَ} [النحل : 92] 

“Dan janganlah kamu seperti orang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai-berai kembali.” (An-Nahl: 92). 

Dan di antara manfaat puasa enam hari bulan syawal adalah amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selam ia masih hidup. 

Orang yang setelah Ramadhan berpuasa bagaikan orang yang cepat-cepat kembali dari pelariannya, yakni orang yang baru lari dari peperangan fi sabilillah lantas kembali lagi. Sebab tidak sedikit manusia yang berbahagia dengan berlalunya Ramadhan sebab mereka merasa berat, jenuh dan lama berpuasa Ramadhan. 

Barangsiapa merasa demikian maka sulit baginya untuk bersegera kembali melaksanakan puasa, padahal orang yang bersegera kembali melaksanakan puasa setela Idul fitri merupakan bukti kecintaannya terhadap ibadah puasa, ia tidak merasa bosan dan berat apalagi benci. 

Seorang ulama salaf ditanya tentang kaum yang bersungguh-sungguh dalam ibadahnya pada bulan Ramadhan tetapi jika Ramadhan berlalu mereka tidak bersungguh-sungguh lagi, beliau berkata: “seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal Allah secara benar kecuali di bulan Ramadhan saja. Padahal orang shalih adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh di sepanjang tahun.” 

Oleh karena itu sebaiknya orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan memulai membayarnya di bulan syawal, karena hal itu mempercepat proses pembebasan dirinya dari tanggungan hutangnya. Kemudian dilanjutkan dengan enam hari puasa syawal, dengan demikian ia telah melakukan puasa Ramadhan dan mengikutinya dengan enam hari bulan syawal. 

Ketahuilah, amal perbuatan seorang mukmin itu tidak ada batasnya hingga maut menjemputnya. Allah Ta'ala berfirman: 

{وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ} [الحجر : 99] 

“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (Al-hijr: 99) 

Dan perlu diingat pula bahwa shalat-shalat dan puasa sunnah serta sedekah yang dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Allah Ta'ala pada bulan Ramadhan adalah disyari’atkan sepanjang tahun, karena hal itu mengandung berbagai macam manfaat, di antaranya; ia sebagai pelengkap dari kekurangan yang terdapat pada fardhu, merupakan salah satu faktor yang mendatangkan mahabbah (kecintaan) Allah kepada hamba-Nya, sebab terkabulnya doa, demikian pula sebagai sebab dihapusnya dosa dan dilipatgandakannya pahala kebaikan dan ditinggikannya kedudukan. 
Hanya kepada Allah tempat memohon pertolongan, shalawat dan salam semoga tercurahkan selalu ke haribaan Nabi, segenap keluarga dan pengikutnya 

PENUTUP 

Segala puji hanya milik Allah yang berkat nikmat-Nya menjadi sempurna segala kebajikan. Puji-pujian hanya kepunyaan Allah yang memberi taufik umat Islam sehingga melaksanakan puasa, shalat malam dan membaca Al-Qur’an. Segala puji hanya milik Allah semata yang memberi taufik kami untuk menyelesaikan risalah ini agar dipersembahkan pada setiap muslim yang membutuhkannya pada bulan ini, untuk menerangkan keutamaan dan kekhususan bulan suci ini, menjelaskan tata cara berpuasa dan manfaat-manfaat yang mendorongnya. Demikian pula menerangkan hal yang membantu muslim dalam melaksanakan berbagai bentuk ibadah yang disyariatkan sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah. 
Telah saya tafsirkan ayat-ayat tentang puasa dan saya sebutkan satu-persatu manfaatnya serta saya pilihkan beberapa fatwa ulama yang sesuai dengan masalah Ramadhan. Demikian pula telah saya singgung petunjuk Nabi mengenai pelaksanaan ibadah puasa, Qiyamul lail, membaca Al-Qur'anul Karim dan bersedekah, agar diikuti oleh segenap kaum muslimin, sebagai bentuk realisasi dari perintah Allah Ta'ala, sehingga mereka mendapatkan pahala yang agung, dan ganjaran yang sesuai dengannya. Allah Ta'ala berfirman: 

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab: 21). 
Pada bagian akhir saya singgung mengenai Hari Raya Islam beserta hikmah, relevansi dan petunjuk Nabi tentangnya. Segala puji hanya milik Allah Tuhan alam semesta, pujian yang banyak, baik dan penuh keberkahan, sebagaimana yang disukai dan diridhai-Nya, serta sesuai dengan kemuliaan wajah-Nya dan keagungan kekuasaan-Nya. 

Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada makhluk termulia Nabi kita Muhammad, segenap keluarga, seluruh sahabatnya dan para khalifahnya serta semua pengikutnya sampai hari kiamat. 

Dinukil dr kitab "Risalah Ramadhan " karya Syeikh Jarullah Al Jarullah 

سُلَيْمَان اَبُوْ شَيْخةَ 
28730DE/57B67B27 

أَسْعَدَ اللّهُ اَيَّامَكُمْ ♥♥ 
Semoga Allah Ta'alaa menjadikan hari-harimu penuh dgn kebahagiaan .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar