Rabu, 29 Juli 2015

Kisah inspirasi, kesayangan rasulullah - zaid bin haritsah..

KESAYANGAN RASULULLAAH

oleh: Yunusallan,

Siapa Kesayangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ?

Siapa sahabat mulia yang mendapat julukan " KESAYANGAN RASULULLAH " dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ? Dan apa nasab serta pertumbuhannya ? Begitu juga apakah Allah menyebut namanya di dalam Al-quranul Karim, kemudian apakah dia memiliki kisah yang dapat diketahui ? Semua pertanyaan ini akan kita ketahui jawabannya - in sya Allah - dalam ulasan berikut ini.

Kesayangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah sahabat mulia yang bernama Zaid bin haritsah. Beliau satu-satunya sahabat yang tecantum jati dirinya secara gamblang di dalam Al-quranul Karim, anda tidak akan mendapatkan sebuah nama di seluruh ayat dalam Al-quranul Karim dari kalangan sahabat kecuali Zaid bin haritsah. Allah Subhanahu Wata'alaa berfirman - yang artinya - : " Maka tatkala Zaid telah menceraikan istrinya, Kami nikahkan dirimu dengannya (Zainab binti jahsy)". (QS. Al-ahzab : 37)

 Nasab dan pertumbuhannya

Beliau adalah sahabat Nabi yang mulia, pelayan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Zaid bin haritsah bin syarohil bin ka'ab bin 'abdil 'uzza bin imruil qois bin 'amir bin an-nu'man bin 'amir bin 'abdud bin 'auf bin kinanah bin bakar bin 'auf bin 'udzroh bin zaid al-lat bin rufaidah bin tsaur bin kalab bin wabaroh bin tsa'lab bin hulwan bin 'imron bin al-haf bin al-qudho'ah al-kalbi al- qudho'i.

Tebusan Bagi dirinya

Disebutkan bahwa suatu hari Zaid (yang saat itu masih kecil) bersama ibunya pergi hendak berkunjung ke rumah keluarga ibunya tersebut. Sesampainya di sana tiba-tiba ada sekawanan penjahat berkuda, mereka merampas harta benda keluarga itu dan menculik Zaid. Kemudian mereka menjualnya di sebuah pasar untuk dijadikan budak, Hakim bin hizam membeli beliau lalu dihadiahkan kepada bibinya yang bernama Khodijah binti khuwailid. Selanjutnya Zaid dihadiahkan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam - kejadian itu sebelum hijrah ke Madinah -

Pada akhirnya Zaid tinggal beberapa waktu bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Tidak disangka datanglah suatu hari paman dan ayah Zaid bin haritsah dengan tujuan menebus dirinya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Lalu Nabi pun berkata : " Semua ini kita serahkan sepenuhnya kepada Zaid. Jika ia memilih kembali maka saya persilahkan kembali, namun jika ia memilih untuk tetap tinggal maka biarkanlah ia tinggal. Biarkan ia memilih, jika ia memilih kalian berdua maka silahkan kalian ajak bersama kalian tanpa tebusan apa pun".

Tatkala mereka memberikan pilihan kepada Zaid, justru ia lebih memilih tetap tinggal bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam - kejadian ini sebelum diangkatnya beliau menajdi Nabi -. Ayah Zaid heran dan seakan tidak percaya terhadap sikapnya. Apakah masuk akal bahwa ia lebih memilih menjadi seorang budak seseoran dibandingkan kembali bersama ayahnya ke rumah mereka ?.

Zaid bin haritsah pun berkata : " Demi Allah, saya belum pernah melihat sekalipun dari diri Muhammad sesuatu yang membuat hati saya terluka". Lalu Nabi Shallallahu Alaihim Alaihi Wasallam mengajak Zaid menuju Hijir ka'bah. Kemudian beliau mengumumkan bahwa beliau telah mengangkat Zaid sebagai anaknya - sebagai penghibur hati ayah Zaid - seraya bersabda : " Wahai kaum Quraisy, saksikanlah bahwa Zaid adalah anakku. Dia mewarisiku dan aku mewarisinya". Sejak saat itu beliau dikenal dengan Zaid bin muhammad sampai datang islam mengharamkan penasaban nama seseorang kepada selain anak kandungnya. Sehingga kembali nama Zaid seperti sedia kala. Allah Subhanahu Wata'alaa berfirman - yang artinya - : "  Panggillah mereka dengan nama bapak-bapak mereka. Itulah yap lebih adil disisi Allah. Dan jika tidak kamu ketahui siapa bapa bapak mereka, maka adalah mereka saudara kamu seagama maula-maula kamu. Tetapi tidaklah kamu berdosa jika kamu salah dengan dia, melainkan jika disengaja oleh hati kamu. dan Allah adalah Maha Pengampun, Maha Penyayang ". (QS. Al-ahzab : 5).

Oleh karena itu Zaid memiliki kedudukan di hati Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berupa cinta yang begitu besar dan kuat, namun setelah hilang nasabnya kepada Rasulullah dan perceraiannya dengan Zainab binti jahsy Allah ingin menggantikan itu semua untuknya dengan yang lebih baik sekaligus pelipur lara bagi Zaid. Allah berikan kepadanya kemuliaan yang tidak seorang sahabat pun mendapatkannya dengan menyebut nama Zaid di dalam Al-quranul Karim dengan firman-Nya - yang artinya - : " Maka tatkala Zaid telah menceraikannya, lalu Kami nikahkan engkau dengannya".

Kesyahidan Zaid

Zaid mendapatkan kesyahidannya di tengah perang Mu'tah berkecamuk pada tahun 8 Hijriyah. Saat itu pasukan kaum muslimin keluar menuju kota Mu'tah di negara Syam untuk berhadapan dengan pasukan Romawi. Karena pentingnya momen perang ini, maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah memilih 3 prajurit pemberani, pasukan berkuda di siang hari dan pasukan pengintai di malam hari. Kemudian beliau bersabda : " Ta'atilah Zaid bin haritsah, jika dia terbunuh maka ta'ati Ja'far bin abi thalib, dan jika ja'far pun terbunuh maka ta'ati Abdullah bin rawahah ".

Dan akhirnya Zaid pun menemui syahidnya - Radhiallahu Anhu - di perang tersebut, begitu juga kedua pemimpin perang setelahnya mereka menemui syahid. Sehingga Kepemimpinan perang diambil alih oleh Kholid bin al-walid dengan penuh gagah berani dan menciptakan sedikit tipu daya menjadikan pasukan lawan tak beraturan dan menggiring pasukan muslim ke dalam wilayah aman.

Kesedihan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam atas gugurnya Zaid

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam merasakan kesedihan begitu mendalam dan pilu atas gugurnya Zaid sampai beliau menangis karena kejadian tersebut, sampai ada yang bertanya : tangisan apa ini wahai Rasulullah ? Beliau pun menjawab : " Kerinduan kekasih terhadap yang terkasih".

Semoga Allah merahmati dan meridho'i Zaid dan mengumpulkan kita semua dengannya di surga Firdaus yang tertinggi, dan di kumpulkan pula dengan para Nabi dan Rasul serta seluruh para sahabat di surga Firdaus yang tertinggi dan di sekitar telaga Nabi. Sesungguhnya Allah yang menguasai ini semua dan berkuasa atas segalanya.

diambil dari: http://mawdoo3.com/من_هو_حب_رسول_الله

Diterjemahkan oleh: Yunusallan

http://lajnahamalshaleh.com/artikel-detail-69

🏡 "LAJNAH AMAL SHALEH"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar