Rabu, 08 Juli 2015

Hati yang salim

HATI YANG SALIM

Allah Ta’ala berfirman:
}ﻭَﻟَﺎ ﺗُﺨْﺰِﻧِﻲ ﻳَﻮْﻡَ ﻳُﺒْﻌَﺜُﻮ( 87‏) ﻳَﻮْﻡَ ﻟَﺎ)
ﻳَﻨْﻔَﻊُ ﻣَﺎﻝٌ ﻭَﻟَﺎ ﺑَﻨُﻮﻥَ ‏(88 ‏) ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﻦْ ﺃَﺗَﻰ
ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺑِﻘَﻠْﺐٍ ﺳَﻠِﻴﻢٍ ‏( {(89
“Dan janganlah Engkau hinakan
aku pada hari mereka
dibangkitkan, (yaitu) di hari
harta dan anak-anaki tidak
berguna, kecuali orang-orang
yang menghadap Allah dengan
hati yang salim (bersih).” [QS.
Asy Syu’araa': 87-89]
Apa yang dimaksud dengan hati
yang salim dalam ayat diatas?
Ibnu Katsiir rahimahullah
berkata: “yaitu bersih dari
kotoran (maksiat dan bid’ah) dan
kesyirikan.”
Muhammad bin Siiriin
rahimahullah berkata: “Hati yang
salim adalah hati yang
mengetahui bahwa Allah Maha
Haq, hari Kiamat tidaklah
diragukan lagi kedatangannya
dan Allah akan membangkitkan
siapa saja yang berada dalam
kuburan.”
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma berkata: “yaitu hati
yang bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak
disembah melainkan Allah
semata.”
Mujahid, al-Hasan dan selain
mereka rahimahumullah berkata:
“yaitu yang selamat dari
kesyirikan.” [lihat Tafsir Ibnu
Katsir: 6/149]
Ibnul Qayyim rahimahullah
berkata : “Para ulama berbeda
pendapat dalam mengibaratkan
makna hati yang salim, namun
semuanya terkumpul pada
kesimpulan berikut ini: Hati yang
salim adalah hati yang bersih
dan selamat dari segala bentuk
syahwat yang menyalahi perintah
dan larangan Allah, bersih dan
selamat dari segala bentuk
syubhat yang bertentangan
dengan berita-Nya, bersih dan
selamat dari peribadahan kepada
selain-Nya dan selamat dari
berhukum dengan hukum selain
hukum rasul-Nya shallallahu
‘alaihi wasallam. Hatinya bersih
dalam mencintai Allah, takut,
berharap, bertawakal, kembali
dan menghinakan diri hanya
kepada Allah. Hatinya
mengutamakan keridhoan-Nya
dalam segala keadaan,
menjauhkan diri dengan segala
cara dari hal-hal yang akan
mendatangkan murka-Nya. Inilah
hakekat penghambaan yang
tidaklah diberikan melainkan
kepada Allah semata. [Ighatsatul
Lahfaan: 1/7]
Apabila seorang hamba beriman
kepada Allah Ta’ala, maka Allah
akan berikan kemulyaan pada
hatinya dengan 10 perkara;
1. Hati yang hidup ,
sebagaimana yang Allah
Ta’ala firmankan:
}ﺃَﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻣَﻴْﺘًﺎ ﻓَﺄَﺣْﻴَﻴْﻨَﺎﻩُ ﻭَﺟَﻌَﻠْﻨَﺎ ﻟَﻪُ
ﻧُﻮﺭًﺍ ﻳَﻤْﺸِﻲ ﺑِﻪِ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻛَﻤَﻦْ ﻣَﺜَﻠُﻪُ
ﻓِﻲ ﺍﻟﻈُّﻠُﻤَﺎﺕِ ﻟَﻴْﺲَ ﺑِﺨَﺎﺭِﺝٍ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻛَﺬَﻟِﻚَ
ﺯُﻳِّﻦَ ﻟِﻠْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ ﻣَﺎ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ {َﻥﻮُﻠَﻤْﻌَﻳ
“Dan apakah orang yang sudah
mati kemudian dia Kami
hidupkan dan Kami berikan
kepadanya cahaya yang terang,
yang dengan cahaya itu dia
dapat berjalan di tengah-tengah
masyarakat manusia, serupa
dengan orang yang keadaannya
berada dalam gelap gulita yang
sekali-kali tidak dapat keluar dari
padanya? Demikianlah Kami
jadikan orang yang kafir itu
memandang baik apa yang telah
mereka kerjakan.” [QS. Al-An’am:
122]
Ibnu Katsir rahimahullah
berkata: “Kemudian dia Kami
hidupkan; yaitu Allah hidupkan
hatinya dengan iman dan
memberikan hidayah kepadanya
serta taufiq-Nya untuk mengikuti
Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi
wasallam. [Tafsir Ibnu Katsir:
3/330]
2. Asy-Syifaa (obat),
sebagaimana yang Allah
Ta’ala firmankan:
}ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﺗْﻜُﻢْ ﻣَﻮْﻋِﻈَﺔٌ ﻣِﻦْ
ﺭَﺑِّﻜُﻢْ ﻭَﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻟِﻤَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺼُّﺪُﻭﺭِ ﻭَﻫُﺪًﻯ
ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ {َﻦﻴِﻨِﻣْﺆُﻤْﻠِﻟ
“Hai manusia, sesungguhnya
telah datang kepadamu
pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-
penyakit (yang berada) dalam
dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang
beriman..” [QS. Yunus: 57]
Madu adalah obat bagi badan,
iman adalah obat bagi hati,
sedangkan ilmu obat bagi
kejahilan.
3. Ketakwaan,
sebagaimana yang Allah
Ta’ala firmankan:
}ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﻐُﻀُّﻮﻥَ ﺃَﺻْﻮَﺍﺗَﻬُﻢْ ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺳُﻮﻝِ
ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺍﻣْﺘَﺤَﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻗُﻠُﻮﺑَﻬُﻢْ
ﻟِﻠﺘَّﻘْﻮَﻯ ﻟَﻬُﻢْ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓٌ ﻭَﺃَﺟْﺮٌ {ٌﻢﻴِﻈَﻋ
“Sesungguhnya orang yang
merendahkan suaranya di sisi
Rasulullah mereka itulah orang-
orang yang telah diuji hati
mereka oleh Allah untuk
bertakwa. Bagi mereka ampunan
dan pahala yang besar.” [QS. Al-
Hujuraat: 3]
4. Hidayah , sebagaimana
yang Allah Ta’ala
firmankan:
}ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺆْﻣِﻦْ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻳَﻬْﺪِ ﻗَﻠْﺒَﻪُ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ
ﺑِﻜُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ {ٌﻢﻴِﻠَﻋ
“dan barangsiapa yang beriman
kepada Allah niscaya Dia akan
memberi petunjuk kepada
hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.” [QS.
At-Taghaabun: 11]
5. Kekokohan iman ,
sebagaimana yang Allah
Ta’ala firmankan:
}ﻟَﺎ ﺗَﺠِﺪُ ﻗَﻮْﻣًﺎ ﻳُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ
ﺍﻟْﺂﺧِﺮِ ﻳُﻮَﺍﺩُّﻭﻥَ ﻣَﻦْ ﺣَﺎﺩَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﻭَﻟَﻮْ
ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﺁﺑَﺎﺀَﻫُﻢْ ﺃَﻭْ ﺃَﺑْﻨَﺎﺀَﻫُﻢْ ﺃَﻭْ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧَﻬُﻢْ
ﺃَﻭْ ﻋَﺸِﻴﺮَﺗَﻬُﻢْ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻛَﺘَﺐَ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢُ
ﺍﻟْﺈِﻳﻤَﺎﻥَ ﻭَﺃَﻳَّﺪَﻫُﻢْ ﺑِﺮُﻭﺡٍ ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﻳُﺪْﺧِﻠُﻬُﻢْ
ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﺗَﺠْﺮِﻱ ﻣِﻦْ ﺗَﺤْﺘِﻬَﺎ ﺍﻟْﺄَﻧْﻬَﺎﺭُ ﺧَﺎﻟِﺪِﻳﻦَ
ﻓِﻴﻬَﺎ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺭَﺿُﻮﺍ ﻋَﻨْﻪُ
ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺣِﺰْﺏُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻟَﺎ ﺇِﻥَّ ﺣِﺰْﺏَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻫُﻢُ
{َﻥﻮُﺤِﻠْﻔُﻤْﻟﺍ
“Kamu tak akan mendapati kaum
yang beriman pada Allah dan
hari akhirat, saling berkasih-
sayang dengan orang-orang yang
menentang Allah dan Rasul-Nya,
sekalipun orang-orang itu bapak-
bapak, atau anak-anak atau
saudara-saudara ataupun
keluarga mereka. Mereka itulah
orang-orang yang telah
menanamkan keimanan dalam
hati mereka dan menguatkan
mereka dengan pertolongan yang
datang daripada-Nya. Dan
dimasukan-Nya mereka ke dalam
surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya. Allah ridha terhadap
mereka, dan merekapun merasa
puas terhadap (limpahan
rahmat)-Nya. Mereka itulah
golongan Allah. Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya hizbullah
itu adalah golongan yang
beruntung.” [QS. Al-Mujaadalah:
22]
6. Sakinah (ketenangan
hati), sebagaimana yang
Allah Ta’ala firmankan:
}ﻫُﻮَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺃَﻧْﺰَﻝَ ﺍﻟﺴَّﻜِﻴﻨَﺔَ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮﺏِ
ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻟِﻴَﺰْﺩَﺍﺩُﻭﺍ ﺇِﻳﻤَﺎﻧًﺎ ﻣَﻊَ ﺇِﻳﻤَﺎﻧِﻬِﻢْ
ﻭَﻟِﻠَّﻪِ ﺟُﻨُﻮﺩُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻭَﻛَﺎﻥَ
ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠِﻴﻤًﺎ {ﺎًﻤﻴِﻜَﺣ
“Dia-lah yang telah menurunkan
ketenangan ke dalam hati orang-
orang mukmin supaya keimanan
mereka bertambah di samping
keimanan mereka (yang telah
ada). Dan kepunyaan Allah-lah
tentara langit dan bumi dan
adalah Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana.” [QS. Al-
Fath: 4]
7. Persaudaraan ,
sebagaimana yang Allah
Ta’ala firmankan:
}ﻭَﺃَﻟَّﻒَ ﺑَﻴْﻦَ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢْ ﻟَﻮْ ﺃَﻧْﻔَﻘْﺖَ ﻣَﺎ ﻓِﻲ
ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ ﻣَﺎ ﺃَﻟَّﻔْﺖَ ﺑَﻴْﻦَ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢْ
ﻭَﻟَﻜِﻦَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺃَﻟَّﻒَ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﺇِﻧَّﻪُ ﻋَﺰِﻳﺰٌ {ٌﻢﻴِﻜَﺣ
“dan Yang mempersatukan hati
mereka (orang-orang yang
beriman. Walaupun kamu
membelanjakan semua
(kekayaan) yang berada di bumi,
niscaya kamu tidak dapat
mempersatukan hati mereka,
akan tetapi Allah telah
mempersatukan hati mereka.
Sesungguhnya Dia Maha Gagah
lagi Maha Bijaksana.” [QS. Al-
Anfaal: 63]
8. Ketentraman,
sebagaimana yang Allah
Ta’ala firmankan:
}ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻭَﺗَﻄْﻤَﺌِﻦُّ ﻗُﻠُﻮﺑُﻬُﻢْ ﺑِﺬِﻛْﺮِ
ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻟَﺎ ﺑِﺬِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦُّ {ُﺏﻮُﻠُﻘْﻟﺍ
“(yaitu) orang-orang yang
beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram. [QS. Ar-Ra’d:
28]
9. Cinta kepada Allah ,
sebagaimana yang Allah
Ta’ala firmankan:
}ﻭَﻟَﻜِﻦَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺣَﺒَّﺐَ ﺇِﻟَﻴْﻜُﻢُ ﺍﻟْﺈِﻳﻤَﺎﻥَ ﻭَﺯَﻳَّﻨَﻪُ
ﻓِﻲ {ْﻢُﻜِﺑﻮُﻠُﻗ
“tetapi Allah menjadikan kamu
‘cinta’ kepada keimanan dan
menjadikan keimanan itu indah
di dalam hatimu.” [QS. Al-
Hujuraat: 7]
10. Perhiasan dan
penjagaan dari amalan
yang jelek , sebagaimana
yang Allah Ta’ala
firmankan:
}ﻭَﻟَﻜِﻦَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺣَﺒَّﺐَ ﺇِﻟَﻴْﻜُﻢُ ﺍﻟْﺈِﻳﻤَﺎﻥَ ﻭَﺯَﻳَّﻨَﻪُ
ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮﺑِﻜُﻢْ ﻭَﻛَﺮَّﻩَ ﺇِﻟَﻴْﻜُﻢُ ﺍﻟْﻜُﻔْﺮَ
ﻭَﺍﻟْﻔُﺴُﻮﻕَ ﻭَﺍﻟْﻌِﺼْﻴَﺎﻥَ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻫُﻢُ
{َﻥﻭُﺪِﺷﺍَّﺮﻟﺍ
“tetapi Allah menjadikan kamu
‘cinta’ kepada keimanan dan
menjadikan keimanan itu indah
di dalam hatimu serta
menjadikan kamu benci kepada
kekafiran, kefasikan, dan
kedurhakaan. Mereka itulah
orang-orang yang mengikuti jalan
yang lurus.” [QS. Al-Hujuraat: 7]
Semoga Allah Ta’ala menjadikan
hati kita menjadi hati yang salim,
yang dengannya hati kita akan
mendapat 10 kemulyaan tersebut
dari Allah Ta’ala. Wallahul
muwaffiq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar