Senin, 13 Juli 2015

Zakat fitrah

ZAKAT FITRAH.(1)

Di antara dalil yang menganjurkan untuk menunaikan zakat fitrah adalah:

1.   Firman Allah Ta'ala :

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى (١٤) وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى (١٥

 “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang.” (Al-A’la: 14-15).

2.   Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, ia berkata:

(( فَرَضَ رَسُوْلُ اللهِ r زَكَاةَ الفِطْرِ عَلَى الحُرِّ وَالْعَبْدِ وَالذَّكَرِ وَالأُنْثَى وَالصَّغِيْرِ وَالكَبِيْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوْجِ النَّاسِ إِلَى الصَّلاَةِ )) متفق عليه.

“Rasulullah shalallahu alaihi wasallam  telah mewajibkan zakat fitrah bagi orang merdeka dan hamba sahaya, laki-laki dan perempuan, anak-anak dan orang dewasa dari kaum muslimin. Beliau memerintahkan agar (zakat fitrah tersebut) ditunaikan sebelum orang-orang melakukan shalat ied (hari raya).” (Muttafaq alaih).

Setiap muslim wajib membayar zakat fitrah untuk dirinya dan orang yang dalam tanggungannya sebanyak satu sha’ dari bahan makanan yang berlaku umum di daerahnya, ( 2,5 kg / 3,5 liter beras pent.).

Zakat tersebut wajib baginya jika ia masih memiliki sisa makanan untuk diri dan keluarganya selama sehari semalam.

Zakat tersebut lebih diutamakan dari sesuatu yang lebih bermanfaat bagi fakir miskin.

Waktu mengeluarkan

Adapun waktu pengelurannya yang paling utama adalah sebelum shalat ied, boleh juga sehari atau dua hari sebelumnya, dan tidak boleh mengakhirkan pengeluaran zakat fitrah setelah Hari Raya. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma:

(( فَرَضَ رَسُوْلُ الله r زَكَاةَ الفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، وَطُعْمَةً لِّلْمَسَاكِيْنِ فَمَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُوْلَةٌ، وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ – أَيْ صَلاَةِ العِيْدِ- فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ )) رواه أبو داود وابن ماجه.

“Rasulullah shallahu alaihi wasallam  telah mewajibkan zakat fitrah sebagai penyuci orang yang berpuasa dari kesia-siaan dan ucapan kotor, dan sebagai pemberian kepada fakir miskin. Barangsiapa yang mengeluarkannya sebelum shalat ied, maka zakatnya diterima, dan barangsiapa yang membayarkannya setelah shalat ied maka ia adalah sedekah biasa.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah, Dan diriwayatkan pula oleh Al-Hakim, beliau berkata: shahih menurut kriteria Imam Al-Bukhari) .

Bolehkah  diganti dgn uang? 

Zakat fitrah tidak bisa diganti dengan senilai uang karena  hal itu tidak sesuai dengan ajaran Nabi shalallahu alaihi wasallam Berdasarkan hadits Abu Said Al-Khudri yang menyatakan bahwa zakat fitrah adalah dari lima jenis makanan pokok (muttafaq alaih).
Dan inilah pendapat jumhur ulama. Selanjutnya sebagian ulama menyatakan bahwa yang dimaksud adalah makanan pokok masing-masing negeri. Pendapat yang melarang mengeluarkan zakat fitrah dengan uang ini dikuatkan bahwa pada zaman Nabi shalallahu alaihi wasallam  juga terdapat nilai tukar (uang), dan seandainya dibolehkan tentu beliau memerintahkan mengeluarkan zakat dengan nilai makanan tersebut, tetapi beliau tidak melakukannya. Adapun yang membolehkan zakat fitrah dengan nilai tukar adalah Mazhab Hanafi. (pent).

bersambung insya Allah

سُلَيْمَان اَبُوْ شَيْخةَ
28730DE/57B67B27

أَسْعَدَ اللّهُ اَيَّامَكُمْ ♥♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar