Jumat, 17 Juli 2015

Pembagian manusia dengan kegembiraannya di hari Ied

▫أقسام الناس بفرحة العيد ▫

Pembagian Manusia Dengan Kegembiraannya di Hari 'Ied :

▪ لفضيلة الشيخ العلامة / صالح بن فوزان الفوزان حفظه الله :

Bersama Fadhilatus Syaikh Sholih bin Fauzan Al Fauzan حفظه الله :

الناس يفرحون بالعيد وهم على ثلاثة أقسام:

Manusia bergembira dengan hari 'Ied dan mereka terbagi dalam tiga pembagian :

⬅ قسم أول : يفرح بالعيد لأنه استوفى شهر رمضان بالصيام والصلاة والقيام وتلاوة القرآن، فيفرح أنه أكمله في طاعة الله سبحانه وتعالى، والله جل وعلا قال : (قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ)،
(بِفَضْلِ اللَّهِ) الإسلام (وَبِرَحْمَتِهِ) القرآن فليفرح المسلمون بهاتين النعمتين فرح سرور وارتباط بالطاعة (هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ).

Pembagian Pertama :
Manusia yang bergembira dengan hari 'Ied karena dia telah menyempurnakan bulan Ramadhan dengan puasa, sholat, qiyam, tilawah Al Quran sehingga dia bergembira telah menyempurnakannya dalam ketaatannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Jalla wa 'Alaa berfirman :

(قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ)
Katakanlah: “Dengan sebab karunia Allah dan dengan sebab rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” ( QS. Yunus : 58)

Dengan Karunia Allah yaitu Al Islam dan dengan Rahmat-Nya yaitu Al Quran maka hendaknyalah kaum muslimin bergembira dengan kedua nikmat tersebut kegembiraan yang bahagia dan terikat dengan ketaatan, itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.

⬅ القسم الثاني : من يفرح بنهاية شهر رمضان من أجل أن يأكل ويشرب ويفطر، وهذا لا بأس به، هذا فرح مباح، قال صلى الله عليه وسلم: "لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ حِينَ فْطِره وَفَرْحَةٌ حِينَ لْقَاء رَبَّهُ" يفرح عند فطره بما أباحه الله له مما كان ممنوعا منه أثناء النهار وهو يشتهيه أو يحتاج إليه فإذا أبيح له ذلك فرح بفضل الله سبحانه وتعالى، ويعرف نعمة الله عليه بهذا الطعام والشراب الذي كان ممنوعا منه ومحتاج إليه ثم أبيح له، فلاشك أنه يفرح بذلك فرحا طبيعياً، وهو فرح مباح.

Pembagian Kedua :
Mereka yang bergembira dengan berakhirnya bulan Ramadhan disebabkan oleh karena dia makan, minum, dan berbuka. Ini tidaklah mengapa. Kegembiraan ini dibolehkan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ حِينَ فْطِره وَفَرْحَةٌ حِينَ لْقَاء رَبَّهُ"
" Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan. Kegembiraan dikala dia berbuka dan kegembiraan dikala perjumpaan dengan Rabbnya "

Dia bergembira dikala fitrinya dengan apa saja yang Allah halalkan baginya dari hal hal yang tadinya terlarang darinya di siang hari dalam keadaan dia menginginkannya atau berhajat padanya. Maka apabila telah dihalalkan baginya hal tersebut, dia bergembira dengan Karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan dia mengetahui nikmat Allah atasnya dengan makanan dan minuman ini yang tadinya terlarang sementara dia berhajat padanya kemudian dibolehkan baginya maka hal ini tidaklah diragukan dia bergembira dengannya yang merupakan kegembiraan secara tabiat dan ini kegembiraan yang dibolehkan.

⬅ القسم الثالث : من يفرح بانتهاء شهر رمضان لينطلق إلى المعاصي والذنوب والسيئات والغفلات وإضاعة الصلوات فيكون كأنه في سجن هذا الشهر وقد أفرج عنه بنهايته فينطلق إلى شهواته المحرمة وما تهواه نفسه الآثمة، وهذا فرح مذموم قال الله جل وعلا :
(وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مَتَاعٌ).
فهؤلاء يفرحون لبطونهم كالبهائم (بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلاً)، يفرحون لشهوات بطونهم وفروجهم وأهوائهم، فهؤلاء يفرحون بالحياة الدنيا وهي زائلة وهم راحلون عنها، فينقلب فرحهم حزنا يوم القيامة، وعندما ينزل بهم الموت يحزنون على ما ضيعوا من غفلات وإتباع شهوات وهم الذين: (أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيّاً)
Pembagian Ketiga :
Mereka yang bergembira dengan berakhirnya bulan Ramadhan untuk beralih kepada perbuatan perbuatan maksiat, dosa, kejelekan, perlalaian dan menelantarkan shalat. Maka jadilah dia seakan akan terpenjara di bulan Ramadhan ini dan telah terbebas darinya dengan berakhirnya Ramadhan lalu kemudian dia beralih kepada syahwatnya yang diharamkan dan kepada apa yang jiwa buruknya menginginkannya.
Inilah kegembiraan yang tercela.
Allah Jalla wa 'Alaa berfirman :

(وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مَتَاعٌ).
"Mereka bergembira dengan kehidupan dunia. Sementara tidaklah kehidupan dunia itu dibandingkan akhirat kecuali kesenangan yang sedikit." (QS. Ar Ra'd : 26)
Maka mereka ini bergembira terhadap urusan perut mereka sebagaimana binatang bahkan mereka lebih sesat jalannya. Mereka bergembira dengan memenuhi syahwat perut mereka, kemaluan mereka, dan hawa nafsu mereka. Mereka ini bergembira dengan kehidupan dunia padahal dunia ini akan sirna. Dan mereka akan pergi meninggalkan dunianya. Lantas berubahlah kegembiraan mereka menjadi kesedihan pada hari kiamat.
Dan tatkala maut menjemputnya mereka justru bersedih atas apa yang mereka terlantarkan dari perlalaian dan mengikuti syahwat syahwat mereka.
Mereka itulah yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan” (QS. Maryam: 59).

[من خطبة الجمعة بعنوان : أقسام الناس بفرحة العيد 02-10-1434هـ]

Dikutip dari khutbah Jumat dengan judul أفسام الناس بفرحة العيد tertanggal 02-10-1434 H.
Lihat :
http://www.alfawzan.af.org.sa/node/14942
Diterjemahkan oleh :
Abu 'Abdirrahman
      Rahmat Al Makassari
والله الموفق
Dan Hanya Allahlah Pemberi Taufiq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar