Kamis, 10 Maret 2016

Dzikrullah & Membaca Al-Qur'an (1)

🌙TAZKIYATUN NUFUS🌙
(Penyucian Jiwa)
🌻 Halaqoh 21
🌕 Dzikrullah & Membaca Al-Qur'an (1)
➖➖➖➖➖➖

Saudara-saudariku yang dimuliakan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dalam materi kali ini kita akan menjelaskan berkenaan dengan Mengingat Allāh dan Membaca Al-Qurān.

Kebutuhan dzikir untuk hati, sebagaimana Saikhul Islam Ibnu Taymiyyah Rahimahullāh berkata:
"Dzikir untuk hati seperti air untuk Ikan. Bagaimana kondisi ikan apabila keluar dari air."

Ibnu Qoyyim Rahimahullāh menerangkan di dalam Kitabnya Al Wābilush Shoyyib, sampai ada 80 manfaat dari mengingat Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Diantara yang dijelaskan oleh Ibnu Qoyyim Rahimahullah adalah:

➲ Dzikir adalah makanan hati dan ruh hati. Apabila hilang makanan hati dari seorang hamba, maka itu bagaikan badan yang apabila terhalang antaranya dan makanan, tentu badan menjadi lemas dan lesu.

Begitu pula kondisi hati apabila tidak diisi dengan makanannya, dan itu adalah dzikir.

➲ Dzikir dapat Mengusir Syaithōn

➲ Dzikir dapat Membuat Allāh ridho

➲Dzikir dapat Menghilangkan gundah gulana dalam hati

➲ Dzikir dapat Mendatangkan kegembiraaan dan kesenangan

➲ Dzikir dapat Membuat hati dan wajah bercahaya

➲ Dzikir dapat Memberikan kewibawaan

➲ Dzikir dapat mewariskan kepada seorang hamba kecintaan kepada Allāh, ketaqwaan dan kembali kepadaNya.

➲ Dan dzikir kita kepadaNya Akan diingat oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Cukuplah hal ini merupakan kemulian dan keutamaan. Kalau seandainya tidak ada faedah dari dzikir itu kecuali diingat oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka cukuplah hal tersebut merupakan kemuliaan dan keutamaan.

Ikhwah fillah, Allāh Tabāroka wa Ta'ala berfirman:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمِْ

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu,"
[Surat Al-Baqarah 152]

Ikhwah fillāh

➲ Dzikir bisa mewariskan kebersihan hati dari kelalaian dan menghapus dosa.

➲ Walaupun dzikir itu ibadah yang paling mudah, akan tetapi pahalanya banyak sekali.

■ Sebagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Iman Bukhori, Imam Muslim dan Imam Tirmidzi:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ((مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ)) [أخرجه البخاري: 3293]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa mengucapkan: Laa ilaaha illallaah wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ala kulli syai-in qadiir dalam sehari seratus kali, maka baginya sebanding dengan memerdekakan sepuluh orang budak, ditulis baginya seratus kebaikan, dihapus darinya seratus kesalahan, ia menjadi pelindung baginya dari Setan pada hari itu hingga petang hari. Dan tiada seorang pun yang datang pada Hari Kiamat dengan pahala lebih utama darinya selain seseorang yang mengamalkan lebih banyak darinya.” (HR. Al-Bukhari, no. 3293)

■ Dalam hadist lain:
Dari Jabir Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:

مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الْجَنَّةِ                 

"Siapa yang membaca Subhaanallaah al-'Adziim Wabihamdihi, maka akan ditanamkan untuknya satu pohon kurma di surga." (HR. Al-TirmiDzi; beliau berkata: hadits hasan shahih gharib. Dishahihkan juga oleh Ibnu Hibban dena al-Hakim dengan disepakati imam Al-Dzahabi)

Alangkah besarnya pahala orang yang mengingat Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kemudian Ikhwah fillāh.

Perlu diingat Bahwasanya dzikir itu merupakan obat bagi kekasaran hati.

Demikian, semoga bermanfaat.

Wassalāmu'alaykum warahmatullāhi wabarakātuh.

🇸🇦 Makkah Al-Mukarramah
Ahad, 12 Jumadal Ūlā 1437 H
22 Februari 2016
📻 By: Ustadz Nuruddin Abu Faynan, pada Grup WhatsApp "MANAR AT-TAUHID"
📖 Disarikan dari Kitab Tazkiyatun Nufus. Penulis Syaikh Dr. Ahmad Farid
✏ Dicatat & Edit oleh  Admin Manar At-Tauhid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar