Jumat, 11 Maret 2016

lima perkara yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelumku;

HADITS KETIGA PULUH DELAPAN
ﻋَﻦْ ﺟَﺎﺑِﺮِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ :- ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ –
ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ – ﻗَﺎﻝَ ‏«ﺃُﻋْﻄِﻴﺖُ ﺧَﻤْﺴًﺎ ﻟَﻢْ ﻳُﻌْﻄَﻬُﻦَّ
ﺃَﺣَﺪٌ ﻗَﺒْﻠِﻲ : ﻧُﺼِﺮْﺕُ ﺑِﺎﻟﺮُّﻋْﺐِ ﻣَﺴِﻴﺮَﺓَ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻭَﺟُﻌِﻠَﺖْ ﻟِﻲ ﺍﻷَﺭْﺽُ
ﻣَﺴْﺠِﺪًﺍ ﻭَﻃَﻬُﻮﺭًﺍ، ﻓَﺄَﻳُّﻤَﺎ ﺭَﺟُﻞٍ ﻣِﻦْ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﺃَﺩْﺭَﻛَﺘْﻪُ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓُ
ﻓَﻠْﻴُﺼَﻞِّ، ﻭَﺃُﺣِﻠَّﺖْ ﻟِﻲ ﺍﻟﻤَﻐَﺎﻧِﻢُ ﻭَﻟَﻢْ ﺗَﺤِﻞَّ ﻟِﺄَﺣَﺪٍ ﻗَﺒْﻠِﻲ، ﻭَﺃُﻋْﻄِﻴﺖُ
ﺍﻟﺸَّﻔَﺎﻋَﺔَ، ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﻳُﺒْﻌَﺚُ ﺇِﻟَﻰ ﻗَﻮْﻣِﻪِ ﺧَﺎﺻَّﺔً ﻭَﺑُﻌِﺜْﺖُ ﺇِﻟَﻰ
ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻋَﺎﻣَّﺔً ».
“Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku diberikan lima perkara
yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelumku; Aku ditolong
dengan rasa takut (pada musuh) dari jarak perjalanan satu bulan,
dijadikan bumi untukku sebagai tempat sujud dan alat bersuci.
Maka dimana saja salah seorang dari umatku mendapati waktu
shalat hendaklah ia shalat, dihalalkan untukku harta rampasan
perang yang tidak pernah dihalalkan untuk orang sebelumku, aku
diberikan (hak) syafa’at, dan para Nabi sebelumku diutus khusus
untuk kaumnya, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia.” [HR.
Al-Bukhari dan Muslim]
Faedah yang terdapat dalam hadits:
1. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan tentang
keutamaan-keutamaan yang Allah anugerahkan kepada beliau,
yang mana hal tersebut tidak pernah diberikan kepada para
Nabi sebelum beliau.
2. Keutamaan-keutamaan yang Allah berikan khusus kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak terbatas pada lima hal
ini saja, bahkan lebih dari itu. Disebutkan oleh al-Hafizh Ibnu
Hajar rahimahullah sebagian kekhususan yang hanya Allah
berikan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tanpa
selainnya;
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Aku diberi keutamaan atas para
nabi dengan enam perkara: pertama, aku diberi Jawami’ al-
Kalim (ucapan yang singkat padat, yakni penuh makna).
Kedua, aku ditolong dengan rasa takut (yang dihunjamkan di
dada-dada musuhku). Ketiga, ghanimah dihalalkan untukku.
Keempat, bumi dijadikan suci untukku dan juga sebagai
masjid. Kelima, aku diutus kepada seluruh makhluk. Keenam,
para nabi ditutup dengan kerasulanku.” [HR. Muslim]
‘alaihi wasallam bersabda: ‘Kami diberi keutamaan atas
manusia lainnya dengan tiga hal: pertama, Shaf kami dijadikan
sebagaimana shaf para malaikat. Kedua, bumi dijadikan untuk
kami semuanya sebagai masjid. Ketiga, dan debunya dijadikan
suci untuk kami apabila kami tidak mendapatkan air.’ [HR.
Muslim]
wasallam bersabda: “Aku telah diberi penutup surat Al
Baqarah dari perbendaharaan di bawah ‘Arsy, yang tidak
diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumku.” [HR. Ahmad,
lihat Ash-Shahihah no 1482]
wasallam bersabda: “Aku diberi sesuatu yang tidak diberikan
kepada seorang pun dari para Nabi”, maka kami bertanya;
“Wahai Rasulullah apakah itu?” beliau menjawab: “Aku
ditolong dari ketakutan, aku diberi kunci-kunci dunia, aku
diberi nama Ahmad, debu dijadikan pensuci untukku dan
ummatku dijadikan sebaik baik ummat.” [HR. Ahmad, lihat
Ash-Shahihah no 3939]
[Lihat kelengkapannya di Fathul Bari : 1/439]
3. Diantara keutamaan yang hanya khusus diberikan kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah dijadikan bumi
untuknya sebagai tempat shalat dan alat bersuci. Berkata al-
Khaththaabi rahimahullah: “Sesungguhnya orang-orang
sebelumnya (Yahudi dan Nashara) hanyalah dibolehkan untuk
mereka menegakkan shalat di tempat-tempat khusus saja,
seperti gereja dan mihrab. Hal ini ditekankan dalam riwayat
‘Amr bin Syu’aib, dengan lafazh:
« ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻣَﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻲ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﻓِﻲ ﻛَﻨَﺎﺋِﺴِﻬِﻢْ »
“Dahulu orang-orang sebelumku, mereka hanyalah mendirikan
shalat di gereja-gereja mereka.” [Al-Fath: 1/437]
Berkata asy-Syaikh al-‘Utsaimin rahimahullah: “Pada umat terdahulu,
apabila mereka tidak mendapatkan air untuk shalat, maka mereka
menunggu sampai mendapatkan air, kemudian mengqadha
(mengganti) shalat yang telah terlewatkan. Tidaklah diragukan lagi,
bahwa hal ini sangat memberatkan dari berbagai sisi”. [Syarah
Shahih Muslim: 2/304]
Masalah : Apakah hadits ini bisa dijadikan dalil tentang tidak
wajibnya shalat di masjid?
Berkata asy-Syaikh al-‘Utsaimin rahimahullah: “Hal ini tidaklah
benar, kalau seandainya seperti itu, maka niscaya kita katakan juga
bahwa hadits Jabir menunjukan bahwa shalat di dalam masjid tidak
wajib. Hadits ini hanyalah menjelaskan tempat (untuk shalat), bukan
hal-hal yang menjadi persyaratan tempat shalat. [Syarah Shahih
Muslim: 2/302]
4. Sebagian dari lima keutamaan yang disebutkan dalam hadits
berlaku untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan umatnya
dan sebagiannya hanya khusus diperuntukkan untuk Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam.
Keutamaan yang hanya khusus untuk Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam adalah;
Beliau diutus sebagai Nabi untuk seluruh manusia.
Diberikan hak syafa’at.
Adapun keutamaan yang berlaku umum, untuk Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam  dan umatnya adalah;
Dihalalkannya harta rampasan perang.
Ditolong dengan rasa takut pada dada-dada musuh dari jarak
perjalanan satu bulan.
Dijadikan bumi sebagai tempat shalat dan alat bersuci.
5. Hukum asal tempat di bumi adalah suci, bisa digunakan untuk
shalat dan juga tayammum, kecuali tempat pemakaman,
kamar mandi dan tempat peristirahatan unta, ketiga hal
tersebut tidak bisa dijadikan sebagai tempat shalat.
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
« ﻛُﻞُّ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻣَﺴْﺠِﺪٌ ﻭَﻃَﻬُﻮﺭٌ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟْﻤَﻘْﺒَﺮَﺓَ ﻭَﺍﻟْﺤَﻤَّﺎﻡَ »
“Semua tempat di bumi ini adalah masjid dan tempat bersuci,
kecuali kuburan dan kamar mandi.” [HR. Ahmad, Abu dawud dan
yang lainnya, dishahihkan asy-Syaikh al-Albani]
Dari Abdullah bin al-Mughaffal al-Muzani radhiyallahu ‘anhu
berkata, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
« ﺻَﻠُّﻮﺍ ﻓِﻲ ﻣَﺮَﺍﺑِﺾِ ﺍﻟْﻐَﻨَﻢِ، ﻭَﻟَﺎ ﺗُﺼَﻠُّﻮﺍ ﻓِﻲ ﺃَﻋْﻄَﺎﻥِ ﺍﻟْﺈِﺑِﻞِ، ﻓَﺈِﻧَّﻬَﺎ
ﺧُﻠِﻘَﺖْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦِ »
“Shalatlah kalian di kandang kambing dan jangan shalat di tempat
peristirahatan unta, sebab ia diciptakan dari setan.” [HR. Ahmad dan
Ibnu Maajah, dishahihkan asy-Syaikh al-Albani dan asy-Syaikh
Muqbil]
Wallahul muwaffiq ilash shawab.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖

NASIHAT INI DIHADIRKAN OLEH:
TPA BAITUL JALAL KLATEN
UNTUK INFORMASI TPA BAITUL JALAL KLATEN silahkan menghubungi:
085642493111 (Ust. Ahmad Setiawan, Direktur TPA BAITUL JALAL KLATEN)
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Bagi ikhwah fillah yg ingin menjadi  donatur TPA BAITUL JALAL KLATEN silahkan mendonasikan infaknya ke nomor rekening:
BANK SYAR'I AH MANDIRI
NO. REK: 7085671701
A.N. Ahmad Setiawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar