Sabtu, 12 Maret 2016

Dalam rangka untuk ta'at dan patuh kepada Pemerintah maka berikut akan dikaji tentang Tatacara Pelaksanaan Shalat Gerhana

✅ Dalam rangka untuk ta'at dan patuh kepada Pemerintah maka berikut akan dikaji tentang Tatacara Pelaksanaan Shalat Gerhana

◾️  Matahari dan bulan adalah tanda-tanda kebesaran Alloh Subhanahuwata'ala (Surat Yunus 5 dan Fushilat 37)
◾️  Shalat gerhana hukumnya Sunnah muakkadah berdasarkan kesepakatan ulama.
◾️  Gerhana terjadi agar mengingatkan manusia untuk takut kepada Alloh Subhanahu wata'ala. (Surat Al-Isra' 59).
◾️  Di zaman Rasululloh Shallallaahu 'alaihi wasallam gerhana hanya terjadi sekali, yaitu gerhana matahari.
◾️  Keyakinan bahwa gerhana terjadi karena kelahiran atau kematian orang besar adalah keyakinan jahiliyah. Nabi Muhammad menghapus keyakinan itu, berdasarkan hadits Abu Mas'ud Al-Anshari riwayat Al-Bukhari 1041 dan Muslim 911.
◾️  Waktu pelaksanaan shalat gerhana adalah dari mulai gerhana sampai selesai.
◾️  Shalat gerhana tidak bisa diqadha' setelah selesai.
◾️  Tatacara shalat gerhana bulan dan matahari sama.
◾️  Tatacara pelaksanaannya :
     >  Dilaksanakan 2 raka'at jahriyyah.
     >  Raka'at pertama membaca surat Al-Fatihah (termasuk istiftah) kemudian membaca surat yang panjang.
     >  Ruku' dengan durasi waktu yang lebih panjang daripada ruku' pada shalat yang lain.
     >  I'tidal
     >  Membaca surat Al-Fatihah lagi dan surat yang panjang tetapi lebih pendek dari sebelumnya.
     >  Ruku' lagi dengan panjang.
     >  I'tidal
     >  Sujud yang lama.
     >  Duduk antara dua sujud yang lama.
     >  Sujud yang lama
     >  Berdiri lagi melaksanakan raka'at kedua. Caranya seperti raka'at pertama tadi.
     >  Tasyahud
     >  Salam

◾️   Setelah shalat, Imam dianjurkan untuk memberikan khutbah.
◾️  Shalat gerhana disunnahkan dilaksanakan secara berjama'ah. Boleh juga dilakukan sendiri-sendiri.

•••••
🌐 Sumber:
https://telegram (dot) me/kajianislamlendah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar