Selasa, 29 Maret 2016

BAGAIMANA HUKUM SEORANG MUSLIM MENGUCAPKAN SELAMAT PASKAH?

Mengucapkan Selamat Paskah

Bagaimana hukum seorang muslim mengucapkan selamat paskah ?

Jawaban:

Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu was Salamu 'Ala Rasulillah wa Ba'd:

Islam tidak melarang berperilaku dan kata-kata baik kepada siapa pun, termasuk kepada non muslim selain kafir harbi, bahkan justru di anjurkan.

Sebagaimana ayat:

وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلًا مَعْرُوفًا

Dan katakanlah perkataan yang baik bagi mereka. (QS. An Nisa: 5)

Demikian secara umum, tapi secara khusus -dalam konteks Salam-  kita dilarang untuk mengucapkan salam atau selamat kepada mereka.  Sebagaimana hadits berikut:

لَا تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلَا النَّصَارَى بِالسَّلَامِ

Jangan memulai ucapan selamat/salam kepada Nasrani dan Yahudi. (HR. Muslim No, 2167)

                Oleh karena itu, mengucapkan Selamat Paskah (Hari Kematian dan Kebangkitan Yesus) dan Selamat Natal (hari kelahiran Yesus), adalah terlarang. Pantaskah seorang muslim mengucapkan selamat kepada orang yang berjudi, mabuk, berzina, atau maksiat lainnya? Jika tidak, dan tentu tidak pantas, ... maka mengucapkan selamat kepada puncak kekafiran yaitu keyakinan bahwa Tuhan itu dilahirkan, keyakinan bahwa Tuhan itu mati, keyakinan bahwa Tuhan itu dibangkitkan,   adalah lebih tidak pantas lagi.

Berikut ini fatwa Al Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah Rahimahullah tentang mengucapkan selamat hari raya agama lain:

وأما التهنئة بشعائر الكفر المختصة به فحرام بالاتفاق مثل أن يهنئهم بأعيادهم وصومهم فيقول عيد مبارك عليك أو تهنأ بهذا العيد ونحوه فهذا إن سلم قائله من الكفر فهو من المحرمات وهو بمنزلة أن يهنئه بسجوده للصليب بل ذلك أعظم إثما عند الله وأشد مقتا من التهنئة بشرب الخمر وقتل النفس وارتكاب الفرج الحرام ونحوه. وكثير ممن لا قدر للدين عنده يقع في ذلك ولا يدري قبح ما فعل فمن هنأ عبدا بمعصية أو بدعة أو كفر فقد تعرض لمقت الله وسخطه

“Adapun memberi ucapan selamat (tahniah) pada syiar-syiar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal, imlek, waisak, dll. pen) adalah  hal  yang diharamkan berdasarkan  kesepakatan  kaum muslimin.  Misalnya memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan yang semacamnya.  Jika memang orang yang mengucapkan itu bisa selamat dari kekafiran, namun  itu termasuk dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan itu lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dimurkai   Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya. Banyak orang yang kurang paham agama terjatuh dalam hal tersebut, dan dia tidak mengetahui kejelekan dari amalan yang mereka perbuat. Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan selamat pada seseorang yang berbuat maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka dia  layak mendapatkan kebencian dan murka Allah Ta’ala.”(Imam Ibnul Qayyim, Ahkam Ahlu Adz Dzimmah, Hal. 162. Cet. 2. 2002M-1423H. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah)

Perbedaan pendapat dalam hal ini memang ada, seperti pendapat yang membolehkan dalam rangka basa basi saja, seperti Syaikh Yusuf Al Qaradhawi, Syaikh Mushthafa Az Zarqa, dan Syaikh Wahbah Az Zuhaili. Tentu pendapat ini tidak dinafikan keberadaannya, walau belum tentu diikuti dalam pelaksanaannya.

Demikian. Wallahu A’lam
 

Senin, 28 Maret 2016

ORANG ISLAM MENGHANCURKAN ISLAM...

ANEH (UNIQUE),TAPI NYATA (REAL),
ORANG ISLAM MENGHANCURKAN ISLAM

........ ....Abah.............

Semoga ummat Islam menyadari keanehan ini....

Jika orang kafir bersikap Islamophobia, beraliansi dengan orang munafik untuk menghancurkan Islam, itu hal yang wajar. Tetapi jika orang Islam sendiri menghancurkan Islam, maka dampak buruknya jauh lebih berbahaya dari perang dan propaganda yang dilancarkan oleh orang kafir.

Kita sering menyaksikan kaum muslimin melakukan suatu perbuatan, tanpa disadari bukannya meninggikan Islam, malah sebaliknya menghancurkan Islam. Musykilah seperti ini telah disinyalir dalam Al Qur'an:

إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنتُمْ ۖ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ ۚ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا ۚ فَأُولَٰئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

"Ketika orang-orang yang tidak mau berhijrah ke Madinah menghadapi sakaratul maut, mereka didatangi para malaikat. Para malaikat bertanya kepada orang-orang itu: "Mengapa kalian tidak mau berhijrah?" Mereka menjawab: "Kami dahulu adalah orang-orang yang tertindas di negeri Makkah." Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah sangat luas, sehingga kalian dapat berhijrah ke tempat itu?" Tempat tinggal mereka di akhirat adalah Jahanam, tempat tinggal yang sangat buruk. (QS An-Nisaa' (4) : 97)

Sababun nuzul ayat ini terkait dengan orang-orang Islam di Mekah yang tidak mau ikut berhijrah ke Madinah bersama Nabi Saw dan para sahabatnya; padahal mereka mampu melakukannya. Sikap penolakan ini dinyatakan Al Qur'an sebagai sikap menzhalimi diri sendiri.

Hijrah dari wilayah yang tidak memberi kebebasan untuk menjalankan agama ke tempat lain yang dapat menjamin keamanan dan ketenteraman menjalankan Islam, seperti tersebut dalam ayat ini termasuk kewajiban yang besar, sedang meninggalkannya adalah dosa besar dan haram dilakukan seorang muslim.

Konteks ayat ini menyangkut sebagian kecil orang Islam yang menolak ikut berhijrah karena khawatir  nasib keluarga dan bisnis mereka apabila ditinggal pergi ke Madinah. Mereka tidak yakin, segala kenikmatan yang dimiliki di Mekah akan diperoleh di tempat yang baru. Mereka yang lebih mementingkan sanak keluarga, bisnis, dan segala pertimbangan duniawi, daripada melaksanakan perintah Allah untuk berhijrah bersama Nabi Saw, termasuk orang yang menzhalimi dirinya sendiri, karena itu diancam masuk neraka.

Dalam kondisi umat Islam tertindas di Mekah, dimusuhi, disiksa bahkan diusir, ada orang Islam yang tidak mau berkorban di jalan Allah, dan memilih berteman dengan orang kafir Mekah demi keselamatan diri, keluarga, dan bisnisnya. Sikap seperti inilah, tanpa mereka sadari dampaknya akan menghancurkan Islam, dan memperlemah kekuatan umat Islam. Dan terbukti kelak, ketika umat Islam berperang dengan kafir Quraisy, mereka yang menolak ikut hijrah ini, dipaksa oleh orang-orang kafir ikut bersama mereka pergi ke perang Badar. Mereka ikut berperang dalam barisan orang kafir melawan sesama Muslim. Dan di antara mereka ada yang terbunuh dalam peperangan itu.

Sementara mereka yang masih hidup, malah menambah banyak jumlah orang kafir untuk melawan kaum muslimin. Sehingga mereka kehilangan kesempatan beramal shalih, tidak bisa berjihad bersama rasul-Nya, dan tidak bisa membela Islam dan tidak juga membantu sesama muslim melawan musuh-musuh kafir. Dalam pandangan Islam, hal semacam itu adalah kerugian yang sangat besar.

Sikap orang Islam yang tidak mau berkorban untuk kepentingan Islam, dan lebih mengutamakan jabatan, kekuasaan, bisnis, dan kesejahteraan sanak saudaranya, terutama disaat orang-orang kafir menindas serta memarjinalkan orang Islam, itulah orang yang menzhalimi dirinya sendiri. Sekalipun sikap ini tidak menjerumuskannya ke tingkat kafir pada Islam, tapi nasib buruknya di akhirat sudah menanti, yaitu dimasukkan neraka jahannam. Ketika menghadapi sakaratul maut, ancaman neraka ini sudah dibisikkan oleh makaikat.

Inilah Muslim Aneh (Sontoloyo):

Adanya orang Islam yang lebih mengutamakan keselamatan duniawi daripada agamanya, merasa berat meninggalkan kesibukan dunianya daripada memperjuangkan agama Allah, inilah mentalitas Muslim Sontoloyo.

Di zaman kita sekarang, bukan sedikit orang Islam bermental sontoloyo. Mereka ingin beragama dengan enjoi, tidak dibebani kewajiban yang nereka rasa bikin hidup susah. "Beragama itu yang biasa-biasa saja, moderat, toleran, dan tidak radikal ataupun diskriminatif," kata mereka. Ada juga di antara Muslim Sontoloyo ini yang mengatakan, "Kita setuju dengan syariat Islam, tapi jangan dipaksakan."

Oleh karena itu, larangan agama tidak digubris, nasib Islam juga tidak dipedulikan. Orang Islam yang menuntut berlakunya syariat Islam di lembaga negara dianggap radikal dan memaksakan kehendak. Lihatlah jutaan umat Islam yang tercatat sebagai PNS, Polisi, TNI, anggota DPR, MPR, DPD. Di antara mereka, memang ada yang rajin ikut pengajian, shalat berjamaah, bahkan mengikuti istighasah, semaan, zikir berjamaah. Jika dimintai infak untuk kemanusiaan mereka tak pelit keluarkan hartanya. Malah ada juga yang setiap saat pergi umrah, menyumbang untuk yatim piatu, pesantren tahfiz dllnya. Tapi hanya sebatas itu.

Apabila diajak lebih serius, berjuang supaya syariat Islam menjadi hukum positif di negeri yang penduduknya mayoritas beragama Islam ini, mereka menolak. Dan cepat-cepat mengatakan, negara kita bukan negara Islam. Tidak perlu formalitas, yang penting substansinya. Kita jangan memaksakan kehendak, karena rakyat Indonesia hitrogen.

Seakan kewajiban melaksanakan dan memperjuangkan tegaknya hukum Allah hanya kewajiban orang atau ormas dan parpol tertentu saja. Mereka merasa cukup dengan "Islam yang biasa-biasa" saja. Melaksanakan hukum Allah di lembaga negara dianggap memaksakan kehendak. Tapi melaksanakan demokrasi, sekularisme dengan segala propaganda dan rekayasanya tidak dianggap memaksakan kehendak.
Keanehan seperti ini ternyata telah diramalkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dg sabdanya :

عن أبي هريرة -رضي الله عنه- أن النبي -صلى الله عليه وسلم- قال: (بدأ الإسلام غريباً وسيعود غريباً كما بدأ، فطوبى للغرباء) قيل: يا رسول الله! من الغرباء؟ قال: الذين يَصْلِحون إذا فسد الناس) وفي لفظ آخر: (يُصلِحون ما أفسد الناس من سنتي) رواه مسلم

Dari Abu Haurairah  RA,Rasulullah  shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

Bermula Islam itu datang dalam keadaan asing,dan ia akan kembali asing seperti sediakala.Maka sungguh berbahagialah  orang-orang  yang asing itu.Ada yang bertanya,wahai Rasulullah siapakah orang yang asing itu.Beliau menjawab;orang-orang yang mengadakan perbaikan ketika manusia rusak.Dan pada lafaz yang lain:Itulah orang-orang yang menegakkan sunnahku disaat manusia rusak....(HR Muslim) 

Sikap aneh  manusia terhadap Islam  pada periode awal kembali lagi berulang dizaman ini.Mereka merasa heran dengan kedatangan Islam ,ketika suasana masyarakat diselimuti  kegelapan jahiliah pada seluruh sisi kehidupan..

Seperti sikap sebagian muslim di masa awal Islam yang menolak ikut hijrah ke Madinah. Seperti itu pula mentalitas sebagian besar orang Islam di zaman sekarang. Keberadaan mereka di birokrasi pemerintahan bukannya membantu perjuangan Islam di negeri yang berdasarkan Ketuhanan YME ini, sebaliknya menambah jumlah orang kafir yang menolak berlakunya syariat Islam.  Padahal tidak ada dispensasi, setiap muslim berkewajiban melaksanakan syariat Islam, seperti kewajiban hijrah dari Mekah ke Madinah di zaman Nabi Saw; kecuali untuk tiga kategori saja.
إِلَّا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لَا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلَا يَهْتَدُونَ سَبِيلًا فَأُولَٰئِكَ عَسَى اللَّهُ أَن يَعْفُوَ عَنْهُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًا

Firman Allah: " Adapun kaum mukmin laki-laki, kaum mukmin perempuan dan anak-anak yang lemah, sehingga mereka tidak mampu dan tidak mengetahui jalan untuk pergi berhijrah, mudah-mudahan mereka itu diampuni oleh Allah. Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun kepada para hamba-Nya yang tertindas. (QS An-Nisaa' (4) :98-99)

Hanya laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang lemah saja yang diberi dispensasi (karena udzur syar'i). Sedangkan muslim lainya tetap berkewajiban menegakkan syariat Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan negara menurut kemampuannya.

Penolakan orang Islam, baik dia anggota ormas, orpol, birokrat, polisi, TNI, dosen, mahasiswa, terhadap berlakunya syariat Islam, merupakan perbuatan yang dapat menghancurkan serta memperlemah peran Islam untuk memperbaiki masyarakat dan negara. Akibat penolakan ini luar biasa dahsyatnya. Jumlah mayoritas secara kuantitas, tapi minirotas secara kualitas. Bobot dan pengaruhnya sangat kecil dalam menentukan arah negara ini. Jumlah mayoritas tapi selalu kalah suara dalam pilkada, pilgub, pilpres.

Akibat selanjutnya, untuk mencari pemimpin pemerintahan, atau kepala daerah dari kalangan orang Islam yang mau mengatasi problem masyarakat berlandaskan syariat Islam, susahnya bukan kepalang. Kita sering kecele, ketika dipilih jadi pemimpin pusat atau daerah, atau pejabat yang duduk di eksekutif, yudikatif, dan legislatif. Kita menyangka dia orang Islam yang shalih, ternyata dia agen zionis, antek syiah, atau orang yang berpaham komunis, liberal dan sekuler. Sehingga tidak heran, dari kalangan muslim sontoloyo ini tiba-tiba keluar ucapan, "Saya seorang pluralis, menolak berlakunya syariat Islam di lembaga negara. Saya seorang demokratis, tidak setuju syariat Islam menjadi hukum positif di negeri ini".

Oleh karena itu, keberadaan muslim sontoloyo di negeri ini, dampak bahayanya tidak kalah dahsyat dibanding orang kafir dalam menghancurkan Islam. "Orang Islam menghancurkan Islam, disadari ataupun tidak, sungguh fenomena yang memilukan. Sekalipun sikap muslim sontoloyo ini tidak sampai mengantarkanya ke tingkat murtad atau kafir, karena mereka masih mengaku mencintai Islam, melaksanakan amaliyah Islami, tapi di akhirat kelak mereka tetap diancam hukuman siksa neraka.

Pilih yang mana, menjadi muslim sontoloyo atau muslim yang taat pada Allah dan rasul-Nya, dan rela bekerjasama dalam membela Islam?

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Allah Swt berfirman: " Kaum mukmin laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka mengajak berbuat kebajikan, mencegah kemungkaran, melakukan shalat, mengeluarkan zakat, dan menaati Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu adalah  orang-orang yang akan mendapat rahmat dari Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa untuk menolong kaum mukmin lagi Mahabijaksana dalam memberikan pertolongan." (QS At-Taubah (9) : 71)

Wallahu a'lamu bis showab,semoga bermanfaat fid dunia wal al akhirat..

Yogyakarta, Senin, 27 Maret 2016

Minggu, 27 Maret 2016

TAFSIR AL- AZHAR OLEH PROF. Dr. BUYA HAMKA

🌹 Tafsir Al Azhar oleh Prof Dr. Buya Hamka

Surat AL-KAUTSAR (SANGAT BANYAK)

Surat 108: 3 ayat Diturunkan di MAKKAH

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

١. إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

1- Sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu sangat banyak.

٢. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

2- Sebab itu hendaklah engkau sembahyang karena Tuhanmu dan
hendaklah engkau berkurban.

٣. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ

3- Sesungguhnya orang yang membenci engkau itulah yang akan
putus.

"Sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu sangat banyak." (ayat 1).

Sesungguhnya sangatlah banyaknya anugerah dan kurnia Tuhan kepada engkau, ya UtusanKu!
Tidaklah dapat dihitung berapa banyaknya kurnia itu, sejak dari al-Quran yang diturunkan sebagai wahyu, nikmat yang diilhamkan sebagai hasil fikiran, nubuwwat dan kerasulan, penutup dari segala Rasul, rahmat bagi seluruh alam, pemimpin bagi ummat manusia, memimpinkan agama yang benar, untuk keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Semuanya itu, dengan cabang dan ranting dan ranggas[1]nya, tidaklah dapat dihitung berapa banyaknya.

Selain dan itu ada juga tafsir yang lain dari al-Kautsar itu. Dalam sebuah Hadis yang dirawikan oleh Termidzi dan Abdullah bin Umar, al-Kautsar adalah nama sebuah sungai di syurga. Dan dalam sebuah Hadis lagi yang dirawikan oleh Muslim dalam shahihnya, diterimanya dengan sanadnya daripada Anas bin Malik; "Al-Kautsar nama sebuah sungai sebelum menjelang ke syurga, di sanalah ummat Muhammad akan minum bersama Nabi seketika akan meneruskan perjalanan ke dalam syurga."

Ikrimah menafsirkan al-Kautsar ialah Nubuwwat. Al-Hasan mengatakan: "AI-Quran." Al-Mughirah mengatakan: "Al-Islam." Husin bin Fadhal mengatakan: "Kemudahan syariat."

Abu Bakar bin `Iyyasy dan Yaman bin Ri-ab mengatakan: "Banyak sahabat, banyak ummat dan banyak pengikut."

Al-Mawardi; "Tersebut namanya di mana-mana." Dan kata al-Mawardi juga; "Cahaya bersinar dari dalam hatimu, menunjuk jalan menuju Aku dan memutuskan jalan kepada yang selain Aku."

Ibnu Kisan mentafsirkan; "Kasih-sayangmu kepada orang lain." Al-Mawardi pula mengatakan;
"Al-Kautsar ialah syafa'at yang dianugerahkan kepada engkau untuk melindungi ummatmu di akhirat."

Menurut ats-Tsa`labi; "Suatu mu'jizat dari Tuhan, sehingga doa ummatmu yang shalih dikabulkan Tuhan jua."

Menurut Hilal bin Yasaf; "Al-Kautsar ialah dua kalimat syahadat; La Ilaha Illallah,
Muhammadur Rasulullah."

Banyak lagi yang lain, sehingga ada yang mengatakan bahwa dapat memahamkan agama sampai mendalam, pun adalah al-Kautsar. Bahkan ada yang mengatakan bahwa sembahyang lima waktu pun adalah al-Kautsar.

Dan semuanya itu bolehlah kita kumpulkan ke dalam al-Kautsar; karena arti al-Kautsar adalah sangat banyak buat dihitung;

٣٤. وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَتَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ الإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

"Dan jika kamu bilang-bilang nikmat Allah tidaklah kamu akan dapat menghitungnya."- Ibrahim:34

"Sebab itu hendaklah engkau sembahyang karena Tuhanmu." (pangkal ayat 2). Sedemikian banyaknya nikmat anugerah Allah kepada engkau, menyebabkan tempat engkau beribadat hanya Allah, tempat engkau bersembahyang hanya Dia, tiada yang lain. Karena nikmat tidak akan didapat dari yang lain;
"Dan hendaklah engkau berkurban." (ujung ayat 2).

Menurut adh-Dhahhak yang diterimanya dari Ibnu Abbas, perintah sembahyang di sini ialah sembahyang fardhu yang lima waktu. Berkata Ibnu `Arabi: "Sembahyang lima waktu.

Sebab dialah rukun ibadat seluruhnya dan itulah lantai Islam dan termasuk tonggak agama." Tetapi oleh karena ujung ayat ini memerintahkan berkurban, maka menurut tafsir Said bin Jubair: "Sembahyang Subuhlah berjamaah, kemudian itu sehabis sembahyang sunnat `Idul-Adhha sembelihlah kurban."

Ada lagi penafsiran lain, menurut al-Qurthubi diterima dari Ali bin Abu Thalib dan Muhammad bin Ka'ab: "Bersembahyanglah untuk Tuhanmu dan hadapkanlah dada." Sebab an-Nahr itu boleh diartikan menyembelih binatang ternak sebagai kurban di hari kesepuluh Dzul Hijjah yang dinamai juga Yaumun-Nahr, dan berarti pula dada! Maka mereka artikan: "Sembahyanglah karena Tuhanmu dan hadapkan dada ke kiblat dengan meletakkan tangan kanan atas tangan kiri di atas dada."

Di mana kedua tangan itu diletakkan? Diriwayatkan dari Ali bin Abu Thalib, bahwa beliau meletakkan kedua tangan atas dadanya. Dan menurut Said bin Jubair dan Imam Ahmad bin Hanbal; di sebelah atas pusat.

Dan beliau berkata: "Tidaklah salah kalau di sebelah bawah dari pusat."  Ada pula riwayat lain dari Ali bin Abu Thalib, Abu Hurairah, an-Nakha'i dan Abu Mijlaz; "Di bawah dari pusat." Demikian juga pendapat ats-Tsauri dan Ishaq. (Semua terdapat dalam Tafsir al-Qurthubi).
"Sesungguhnya orang yang membenci engkau itulah yang akan putus." (ayat 3).

Menurut bahasa yang dipakai orang Arab kalau ada seseorang yang banyak anaknya, laki-laki dan perempuan, tiba-tiba anak-anaknya yang laki-laki meninggal semuanya di waktu kecil, orang itu dinamai Abtar.
Yang kita artikan putus! Yaitu putus turunan. Nabi kita Muhammad s.a.w. mempunyai banyak putera dengan Khadijah, empat anak perempuan (Zainab, Ruqaiyah, Ummi Kultsum dan Fatimah).
Dan anak laki-laki yang beliau beri nama Abdullah, dan Qasim dan Thaher. Dan setelah tinggal di Madinah beliau mendapat anak laki-laki pula, beliau beri nama Ibrahim. Tetapi anak laki-laki ini semuanya mati di waktu kecil, tidak ada yang sampai dewasa.

Menurut suatu riwayat dari Ibnu lshaq, dari Yazid bin Rauman; "Al-'Ash bin Wail selalu berkata mencemuhkan Nabi s.a.w.: "Biarkan saja dia bercakap sesukanya. Diakan putus turunan! Kalau dia sudah mati nanti habislah sebutannya."

Menurut riwayat dari `Atha', paman Nabi sendiri, Abu Lahab yang sangat memusuhi Nabi, setelah mendengar bahwa anak laki-laki Nabi telah meninggal, dia pergi menemui kawan-kawannya sesama musyrikin dan berkata: "Sudah putus turunan Muhammad malam ini!"

Menurut suatu riwayat pula dari Syamr bin `Athiyyah: "'Uqbah bin Abu Mu'ith pun setelah mendengar anak laki-laki Rasulullah meninggal, dengan gembira berkata: "Putuslah dia!"

Rupanya ratalah menjadi penghinaan pada waktu itu atau pelepaskan sakit hati bagi musuh-musuh beliau kaum musyrik, termasuk paman beliau sendiri Abu Lahab. Karena anak laki-laki beliau telah mati, habislah putus dan pupus turunan Muhammad dan tidak akan ada sebutannya lagi.

Maka turunlah ayat ini: "Sesungguhnya orang-orang yang membenci engkau itulah yang akan putus." Sedang engkau sendiri tidaklah akan putus.

Mereka telah rnencampur-adukkan kebenaran agama dengan kekayaan dan keturunan. Mentang-mentang Muhammad s.a.w. tidak mempunyai keturunan laki-laki, akan putuslah sebutannya. Kalau dia mati, akan habislah sebutannya dan akan habislah agama yang dibawanya ini. Niscaya tidak akan ada lagi orang yang mengganggu-gugat penyembahan berhala. Itulah persangkaan yang salah. Di permulaan ayat telah difirmankan Tuhan bahwa pemberianNya kepada RasulNya sangatlah banyaknya. Satu di antara nikmat yang banyak (al-Kautsar) itu ialah sebagai yang ditafsirkan Abu Bakar bin `Iyyasy dan Yaman bin Ri-ab:
"Banyak sahabatnya, banyak ummatnya dan banyak pengikutnya." Beribu-ribu, berjuta. Sedang orang-orang yang membencinya itu sebahagian besar mati dalam peperangan Badar, karena kalah berperang dengan Nabi Muhammad s.a.w. dan ummat pengikutnya itu. Abu Lahab sendiri, seorang di antara anak laki-lakinya mati diterkam singa.

Dan dia sendiri mati karena sakit hati setelah teman-temannya kalah di perang Badar.

Abul Fadhi al-`Arudhiy mentafsirkan pula bahwa al-Kautsar, pemberian yang sangat banyak itu dianugerahkan Allah juga bagi Muhammad dengan keturunan dari pihak anak perempuan, yaitu keturunan Fatimah. Yang sampai sekarang sudah 14 Abad masih saja bertebaran di muka bumi ini. Ada yang menjadi raja-raja besar di negeri-negeri besar, ada yang menjadi Ulama dan penganjur politik.

Sedang orang-orang yang membencinya itu putuslah berita mereka, tidak ada khabamya lagi. Marilah kita camkan kebenaran firman Tuhan.

ANDAI AKU TIDAK MENIKAH DENGANNYA

❤️❤️🌺 Andai Aku Tidak Menikah Dengannya 💐❤️❤️

🎙Ustadz Dr. Syafiq Riza Hasan Basalamah, M.A.

Sebenarnya kajian ini kebanyakan ditujukan untuk para suami, kaum lelaki.

Pernikahan adalah suatu perjanjian yang besar, suatu pertanggungjawaban yang berat bagi seorang laki-laki, yang mana dia mengambil seorang wanita dari kedua orangtuanya untuk hidup bersamanya dalam sebuah bahtera yang bernama rumah tangga yang dipimpin olehnya.

Istri adalah suatu amanat bagi suami. Suami karena menjadi qowwam (pemimpin) bagi wanita.

Pemimpin (qowwam) ini harus memenuhi 3 fungsi, yaitu:

1). Mengarahkan istrinya;
2). Mengayomi istrinya;
3). Melindungi istrinya.

Suatu penikahan yang merupakan suatu ibadah itu kuat sekali digoda oleh syaitan agar rumah tangganya karam. Oleh karena itu, sangat-sangat penting bagi seorang suami untuk memahami tabiat wanita. Karena wanita itu bukan diciptakan dari baja yang bisa meleleh, bukan pula dari batu yang bisa hancur berkeping-keping jadi kerikil, tetapi wanita diciptakan dari tulang rusuk yang paling bengkok, yang jika diubah akan patah, namun jika tidak diubah akan tetap bengkok, oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-pun tidak menyuruh lelaki untuk mengubahnya,

Namun Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berwasiat:

“Jagalah wanita-wanita itu..! Pelan-pelan dan berlemahlembutlah pada wanita! Sehingga setelah memahami tabiatnya, kemudian memperlakukannya dengan ma’ruf, dengan sebaik-baiknya, seperti firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."
[QS. An-Nisaa (4): 19]

Pada saat seorang suami mendapati hal yang tidak disukainya dari seorang istri, maka harus bersabar, dan berpikir baik-baik tentang firman Allah yang menyatakan, bahwa boleh jadi dalam keburukan istri kita itu terdapat kebaikan-kebaikan lainnya yang banyak.

Jangan sampai keburukan akhlak dari suami menyampaikan sang istri pada satu situasi dimana ia sangat menyesal dan berkata: “Andai aku tak menikah dengannya..”.

Padahal suatu pengandaian itu hanya akan membuka pintu syaithan.

🌹 Tabiat-tabiat Wanita diantaranya adalah:

1). Pencemburu

Baik kepada ibu sang suami, saudara/saudari sang suami, wanita-wanita lain, dll.

2). Perasa

Perasaannya melebihi akalnya sehingga kadang-kadang mudah marah.

3). Suka Perhiasan

4). Istri membutuhkan pujian/sanjungan dari suami

Hargai pendapatnya, jangan egois.

5). Sempatkan waktu untuk bermain-main dengan istri

Suami berhias atau bersolek untuk istri.

6). Memberi istri hadiah

7). Main tarik ulur.

Bersabar, jangan tergesa-gesa!

Setelah istri menunaikan kewajiban, penuhilah hak-haknya, karena kalau tidak, dia akan mencari haknya di tempat lain.

Istri itu seperti wadah yang akan kekeringan, jika tidak terus diisi air. Karena, jika ia kekeringan, ia akan mencari di tempat lain yang bisa menghapus dahaganya. Ia akan mencari tempat curhat lain selain suami.

Firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kau terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
[QS. At-Taghabun (64): 14]

📝 Merupakan nasihat bagi suami, apabila ada masalah dengan istri, maka:

1). Maafkan dia (tidak memberikan sanksi atas kesalahan);
2). Tidak menjelek-jelekkan dengan perkataan;
3). Lupakan dan buka lembaran baru;
4). Seorang wanita menikah untuk mendapatkan kebahagiaan, sakinah, ketenangan, bukan hanya kebutuhan biologis, bukan pula hanya uang.

Hidup ini sangat singkat, jangan sampai di akhirat datang dengan keadaan tulang rusuk yang terjatuh.

✏️ Wasiat untuk suami dan istri:

“Jadilah manusia terbaik! Dimana manusia yang terbaik adalah yang terbaik kepada istri dan keluarganya..”
Wasiat untuk istri:

“Jadilah wanita yang terbaik! Yang bila dipandang menyenangkan dan bila ditinggalkan menjaga kehormatan dan harta suami. Suami adalah Surga dan Neraka kita..”
Syarat kriteria seorang lelaki yang baik untuk dipilih ~menurut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam~ untuk menjadi suami ada 2, yaitu: Agamanya dan Akhlaqnya. Tidak hanya salah satunya, namun harus keduanya.

***************************

Wanita itu tidak diciptakan dari baja,
Kalau dia diciptakan dari baja, dia akan leleh..
Wanita itu tidak diciptakan dari batu,
Kalau dia diciptakan dari batu, dia sudah hancur berkeping-keping menjadi kerikil,
Karena tugas dia yang berat..

Maka dari itu, Allah ciptakan dia dari tulang rusuk,
Yang ada di samping kita,
Wanita itu mendengarkan ocehan kita, mendengarkan amarah kita,
Dia hamil anak kita, dia gendong anak kita,
Tahan dia..

Dalam kondisi hamilpun, kita lihat istri kita,
Dia tetap bikinin kita kopi,
Dia tetap sediakan makan untuk kita,
Kita ‘sok’ raja,
Dan, dia tidak pernah mengeluh…

Wallahu’alam.
Semoga yang sederhana ini bermanfaat untukku dan untukmu (saudara-saudara ku seiman)..
____________________________________________________
abulaylasupry.wordpress.com..

PIC.WAHAI WANITA MUSLIMAH

Sabtu, 26 Maret 2016

SATU2NYA JALAN MENUJU SURGA

TIDAK KAH KAMU BERAKAL DAN BELAJAR DARI PENGALAMAN DIMASA NABI LUTH?

KAUM LUTH | Azab bagi LGBT di Masa Nabi Luth | Cerita Kaum
Pelangi | Azab Bagi Perilaku Sex Menyimpang | Bentuk Azab Bagi
Kaum Luth |
Kisah ini dimulai dari kedatangan malaikat menemui Nabi Ibrahim
‘alaihis salam. Ternyata Nabi Luth ‘alaihis salam belajar pada Nabi
Ibrahim. Jadi wajar, jika malaikat mendatangi Nabi Ibrahim terlebih
dahulu sebelum mendatangi muridnya. Mereka ingin mengabarkan
pada Ibrahim yang akan memiliki anak Ishaq. Ibrahim dan istrinya
(Sarah) begitu kaget karena sebenarnya mereka berdua sudah
sepuh dan istrinya pun menilai dirinya sudah mandul. Itulah yang
membuat mereka berdua heran. Lantas Ibrahim ingin tahu, apa
maksud malaikat tadi diutus pada Kaum Luth.
Dimulai kisah ini dari ayat yaitu saat para tamu malaikat tadi
didekatkan makanan, mereka ketika itu ,
ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺭَﺃَﻯ ﺃَﻳْﺪِﻳَﻬُﻢْ ﻟَﺎ ﺗَﺼِﻞُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻧَﻜِﺮَﻫُﻢْ ﻭَﺃَﻭْﺟَﺲَ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﺧِﻴﻔَﺔً ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻟَﺎ ﺗَﺨَﻒْ ﺇِﻧَّﺎ ﺃُﺭْﺳِﻠْﻨَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﻗَﻮْﻡِ
ﻟُﻮﻁٍ
“ Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamah (makanan
yang telah didekatkan, pen.), Ibrahim memandang aneh perbuatan
mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata:
“Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat)
yang diutus kepada kaum Luth . ” (QS. Huud: 70)
Ketika berita gembira telah disampaikan pada Nabi Ibrahim,
ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺫَﻫَﺐَ ﻋَﻦْ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﺍﻟﺮَّﻭْﻉُ ﻭَﺟَﺎﺀَﺗْﻪُ ﺍﻟْﺒُﺸْﺮَﻯ ﻳُﺠَﺎﺩِﻟُﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻗَﻮْﻡِ ﻟُﻮﻁٍ
“ Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah
datang kepadanya, diapun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat)
Kami tentang kaum Luth .” (QS. Huud: 74)
Kemudian disebutkan,
ﺇِﻥَّ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﻟَﺤَﻠِﻴﻢٌ ﺃَﻭَّﺍﻩٌ ﻣُﻨِﻴﺐٌ
“ Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi
penghiba dan suka kembali kepada Allah .” (QS. Huud: 75)
ﻳَﺎ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢُ ﺃَﻋْﺮِﺽْ ﻋَﻦْ ﻫَﺬَﺍ ﺇِﻧَّﻪُ ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَ ﺃَﻣْﺮُ ﺭَﺑِّﻚَ ﻭَﺇِﻧَّﻬُﻢْ ﺁَﺗِﻴﻬِﻢْ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﻏَﻴْﺮُ ﻣَﺮْﺩُﻭﺩٍ
“ Hai Ibrahim, tinggalkanlah soal jawab ini, sesungguhnya telah datang
ketetapan Tuhanmu, dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi
azab yang tidak dapat ditolak. ” (QS. Huud: 76)
Ketika utusan malaikat tersebut mendatangi Nabi Luth ‘alaihis salam
dan saat itu ia berada di rumahnya,
ﻭَﻟَﻤَّﺎ ﺟَﺎﺀَﺕْ ﺭُﺳُﻠُﻨَﺎ ﻟُﻮﻃًﺎ ﺳِﻲﺀَ ﺑِﻬِﻢْ ﻭَﺿَﺎﻕَ ﺑِﻬِﻢْ ﺫَﺭْﻋًﺎ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻫَﺬَﺍ ﻳَﻮْﻡٌ ﻋَﺼِﻴﺐٌ
“ Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada
Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena
kedatangan mereka, dan dia berkata: “Ini adalah hari yang amat
sulit. ” (QS. Huud: 77)
Luth takut karena ia takut keadaan kaumnya yang masih hobi
melakukan hubungan dengan sesama jenis.
ﻭَﺟَﺎﺀَﻩُ ﻗَﻮْﻣُﻪُ ﻳُﻬْﺮَﻋُﻮﻥَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻭَﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻞُ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ ﺍﻟﺴَّﻴِّﺌَﺎﺕِ ﻗَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﻗَﻮْﻡِ ﻫَﺆُﻟَﺎﺀِ ﺑَﻨَﺎﺗِﻲ ﻫُﻦَّ
ﺃَﻃْﻬَﺮُ ﻟَﻜُﻢْ ﻓَﺎﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻟَﺎ ﺗُﺨْﺰُﻭﻥِ ﻓِﻲ ﺿَﻴْﻔِﻲ ﺃَﻟَﻴْﺲَ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺭَﺟُﻞٌ ﺭَﺷِﻴﺪٌ
“ Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan
sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang
keji. Luth berkata: “Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih
suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu
mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di
antaramu seorang yang berakal? ” (QS. Huud: 78)
Lihatlah kesukaan kaum Sodom masih pada sesama jenis, ditawari
perempuan, mereka enggan.
Bagaimanakah kelakukan kaum Nabi Luth?
Mereka ingin melakukan tindakan homoseksual walaupun terhadap
tamu yang mulia dari Nabi Luth yang sebenarnya adalah para
malaikat yang berwujud laki-laki tampan.
Lihat kisahnya berikut.
Malaikat pun berkata pada Ibrahim ketika Ibrahim berdialog dengan
mereka,
ﻳَﺎ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢُ ﺃَﻋْﺮِﺽْ ﻋَﻦْ ﻫَﺬَﺍ ﺇِﻧَّﻪُ ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَ ﺃَﻣْﺮُ ﺭَﺑِّﻚَ ﻭَﺇِﻧَّﻬُﻢْ ﺁَﺗِﻴﻬِﻢْ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﻏَﻴْﺮُ ﻣَﺮْﺩُﻭﺩٍ
“ Hai Ibrahim, tinggalkanlah soal jawab ini, sesungguhnya telah datang
ketetapan Tuhanmu, dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi
azab yang tidak dapat ditolak. ” (QS. Huud: 76).
Maksudnya, walau Nabi Ibrahim berdo’a dan berjidal (berdebat)
tetap saja azab akan turun menimpa kaum Luth. ( Al-Muktashar fii
At-Tafsir , hlm. 230)
Pelajaran:
Kalau azab Allah sudah ditetapkan turun karena kekufuran atau
kemaksiatan, sulit ada yang bisa mencegahnya.
Ketika utusan malaikat tersebut mendatangi Nabi Luth ‘alaihis salam
dan saat itu ia berada di rumahnya,
ﻭَﻟَﻤَّﺎ ﺟَﺎﺀَﺕْ ﺭُﺳُﻠُﻨَﺎ ﻟُﻮﻃًﺎ ﺳِﻲﺀَ ﺑِﻬِﻢْ ﻭَﺿَﺎﻕَ ﺑِﻬِﻢْ ﺫَﺭْﻋًﺎ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻫَﺬَﺍ ﻳَﻮْﻡٌ ﻋَﺼِﻴﺐٌ
“ Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada
Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena
kedatangan mereka, dan dia berkata: “Ini adalah hari yang amat
sulit. ” (QS. Huud: 77).
Malaikat mendatangi Nabi Luth dalam bentuk laki-laki. Luth merasa
susah dan sempit hatinya karena kedatangan para malaikat. Karena
ia khawatir dengan keadaan kaumnya yang masih punya perilaku
suka sesame jenis, dan laki-laki tidak menyukai wanita. Luth pun
menyatakan bahwa hari tersebut adalah hari yang amat sulit di mana
ia khawatir kaumnya malah akan bercinta dengan tamunya tersebut
(suka dengan tamu yang sesama jenis). ( Al-Muktashar fii At-Tafsir ,
hlm. 230)
Dijelaskan dalam kitab tafsir bahwa malaikat tersebut datang dalam
bentuk seorang pemuda yang sangat tampan dan sempurna. Itulah
yang membuat Luth khawatir pada kaumnya. ( Tafsir As-Sa’di , hlm.
403)
Luth takut karena ia tahu keadaan kaumnya yang masih hobi
melakukan hubungan dengan sesama jenis.
ﻭَﺟَﺎﺀَﻩُ ﻗَﻮْﻣُﻪُ ﻳُﻬْﺮَﻋُﻮﻥَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻭَﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻞُ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ ﺍﻟﺴَّﻴِّﺌَﺎﺕِ ﻗَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﻗَﻮْﻡِ ﻫَﺆُﻟَﺎﺀِ ﺑَﻨَﺎﺗِﻲ ﻫُﻦَّ
ﺃَﻃْﻬَﺮُ ﻟَﻜُﻢْ ﻓَﺎﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻟَﺎ ﺗُﺨْﺰُﻭﻥِ ﻓِﻲ ﺿَﻴْﻔِﻲ ﺃَﻟَﻴْﺲَ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺭَﺟُﻞٌ ﺭَﺷِﻴﺪٌ
“ Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan
sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang
keji. Luth berkata: “Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih
suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu
mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di
antaramu seorang yang berakal? ” (QS. Huud: 78)
Kaum Luth ternyata tetap datang menghampiri tamu Nabi Luth
dengan tergesa-gesa. Karena memang mereka punya kesukaan
yang jelek sejak dahulu, yaitu sama sekali tak suka dengan
perempuan. Luth lantas mencegah kaumnya dengan mengatakan
bahwa ini wanita dari kaum Luth, nikahilah mereka. Wanita-wanita
itu lebih baik (lebih suci) daripada melakukan tindakan fahisyah
( homoseksual ). Mereka pun takut dari siksa Allah. ( Al-Muktashar fii
At-Tafsir , hlm. 230)
Pelajaran:
Dalam ayat disebutkan bahwa Luth menawarkan puteri-puterinya.
Yang dimaksudkan adalah kaumnya yang wanita, bukan maksudnya
puteri kandungnya. Karena seorang nabi dapat dianggap sebagai
orang tua bagi kaumnya.
Mujahid berkata, “Yang dikatakan Nabi Luth bukanlah puteri-
puterinya, namun yang dimaksud adalah para wanita dari kaumnya.
Karena setiap Nabi adalah bapak dari umatnya.” ( Tafsir Al-Qur’an
Al-‘Azhim , 4: 462). Karena Allah menyatakan pula dalam ayat
lainnya,
ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺃَﻭْﻟَﻰ ﺑِﺎﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻣِﻦْ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻬِﻢْ ﻭَﺃَﺯْﻭَﺍﺟُﻪُ ﺃُﻣَّﻬَﺎﺗُﻬُﻢْ
“ Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri
mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka.” (QS. Al-
Ahzab: 6). Berarti seorang nabi adalah bapak bagi dari kaumnya
berdasarkan ayat ini.
Pelajaran:
Adapun Luth menunjukkan wanita dan menilainya lebih baik atau
lebih suci, maksudnya wanita-wanita tersebut lebih manfaat di dunia
dan akhirat. Sebagaimana Allah nyatakan pada ayat yang lain,
ﺃَﺗَﺄْﺗُﻮﻥَ ﺍﻟﺬُّﻛْﺮَﺍﻥَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ ، ﻭَﺗَﺬَﺭُﻭﻥَ ﻣَﺎ ﺧَﻠَﻖَ ﻟَﻜُﻢْ ﺭَﺑُّﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺃَﺯْﻭَﺍﺟِﻜُﻢْ ﺑَﻞْ ﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻗَﻮْﻡٌ
ﻋَﺎﺩُﻭﻥَ
“ Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu
tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan
kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Asy-Syu’ara’:
165-166) ( Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim , 4: 461)
Pelajaran:
Rojulun rosyid yang dimaksud dalam ayat adalah orang yang bisa
mendakwahi dengan mengajak pada kebaikan dan melarang dari
kemungkaran. ( Tafsir Al-Jalalain , hlm. 239)
Berarti penyimpangan seksual (lewat praktik homo ) perlu diingatkan,
bukan dibiarkan dan dibela seperti yang dilakukan oleh kaum Liberal
saat ini.
Luth pun menyatakan, jangan buat ia malu karena tindakan kaumnya
pada tamunya. Beliau katakan bahwa bukankah di tengah-tengah
kaumnya masih mungkin ada orang yang lurus yang melarang dari
tindakan keji (homoseksual). ( Al-Muktashar fii At-Tafsir , hlm. 230)
Ternyata jawaban kaumnya,
ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻟَﻘَﺪْ ﻋَﻠِﻤْﺖَ ﻣَﺎ ﻟَﻨَﺎ ﻓِﻲ ﺑَﻨَﺎﺗِﻚَ ﻣِﻦْ ﺣَﻖٍّ ﻭَﺇِﻧَّﻚَ ﻟَﺘَﻌْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﻧُﺮِﻳﺪُ
“ Mereka menjawab: “Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami
tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan
sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami
kehendaki. ” (QS. Huud: 79). Artinya, kaumnya tidak punya rasa
(syahwat) sama sekali dengan wanita, yang mereka inginkan adalah
sesama jenis yaitu sesama laki-laki.
Nabi Luth berkata,
ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﻟِﻲ ﺑِﻜُﻢْ ﻗُﻮَّﺓً ﺃَﻭْ ﺁَﻭِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺭُﻛْﻦٍ ﺷَﺪِﻳﺪٍ
“ Luth berkata: “Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk
menolak kalian) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga
(qabilah) yang kuat (tentu aku lakukan) .” (QS. Huud: 80).
Maksudnya, Nabi Luth berangan-angan andai saja ia punya kekuatan
untuk menghalangi kaumnya atau memiliki keluarga (qabilah) untuk
menghalangi kaumnya agar tidak mengganggu tamunya dengan
tindakan fahisyah (homo). ( Al-Muktashar fii At-Tafsir , hlm. 230)
Pelajaran:
Untuk menghalangi kaumnya tersebut, Luth menyebutkan sebab
manusiawi. Namun, Nabi Luth tetap bersandar pada sebab terbesar
yaitu Allah Ta’ala . Karena tidak ada yang dapat menghalangi
kekuatan dari Allah. ( Tafsir As-Sa’di , hlm. 404)
Ini menunjukkan pentingnya bersandar pada Allah ketika
menghadapi kesulitan, termasuk juga kesulitan dalam dakwah.
Bagaimanakah bentuk azab yang menimba kaum Luth?
Tentang azab bagi kaum Luth disebutkan dalam ayat berikut ini,
ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻳَﺎ ﻟُﻮﻁُ ﺇِﻧَّﺎ ﺭُﺳُﻞُ ﺭَﺑِّﻚَ ﻟَﻦْ ﻳَﺼِﻠُﻮﺍ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻓَﺄَﺳْﺮِ ﺑِﺄَﻫْﻠِﻚَ ﺑِﻘِﻄْﻊٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻠْﺘَﻔِﺖْ ﻣِﻨْﻜُﻢْ
ﺃَﺣَﺪٌ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻣْﺮَﺃَﺗَﻚَ ﺇِﻧَّﻪُ ﻣُﺼِﻴﺒُﻬَﺎ ﻣَﺎ ﺃَﺻَﺎﺑَﻬُﻢْ ﺇِﻥَّ ﻣَﻮْﻋِﺪَﻫُﻢُ ﺍﻟﺼُّﺒْﺢُ ﺃَﻟَﻴْﺲَ ﺍﻟﺼُّﺒْﺢُ ﺑِﻘَﺮِﻳﺐٍ ، ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺟَﺎﺀَ
ﺃَﻣْﺮُﻧَﺎ ﺟَﻌَﻠْﻨَﺎ ﻋَﺎﻟِﻴَﻬَﺎ ﺳَﺎﻓِﻠَﻬَﺎ ﻭَﺃَﻣْﻄَﺮْﻧَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺣِﺠَﺎﺭَﺓً ﻣِﻦْ ﺳِﺠِّﻴﻞٍ ﻣَﻨْﻀُﻮﺩٍ ، ﻣُﺴَﻮَّﻣَﺔً ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺑِّﻚَ ﻭَﻣَﺎ
ﻫِﻲَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﺑِﺒَﻌِﻴﺪٍ
“ Para utusan (malaikat) berkata: “Hai Luth, sesungguhnya kami
adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat
mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga
dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada
seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu.
Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena
sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu
subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?”
Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu
yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka
dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,
Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari
orang-orang yang zalim. ” (QS. Huud: 81-83)
Para malaikat berkata pada Luth, tak perlu khawatir dengan
gangguan kaummu. Lantas malaikat memerintahkan Luth untuk
keluar dari negerinya bersama kaumnya pada malam hari yang
gelap. Jangan pula sampai menoleh ke belakang. Kecuali istri Luth,
ia ditinggal dan nanti akan mendapatkan siksa. Istri Luth akan
mendapatkan siksa yang sama seperti kaumnya. Waktu yang
dijanjikan akan turunnya azab adalah pada waktu Shubuh. Ternyata
waktu shubuh sudah dekat.
Ketika datang waktu akan hancurnya kaum Luth, negeri kaum Luth
dibalikkan, yang atas dijadikan ke bawah. Lantas kaumnya tersebut
dihujani batu dari tanah yang panas dan dijatuhkan bertubi-tubi.
Batu yang dijatuhkan tersebut adalah dari sisi Allah sebagai tanda
khusus. Dan siksa semacam itu pula dapat dijatuhkan pada kaum
Quraisy (di masa Nabi kalau berbuat kezaliman yang sama, pen.).
Dan itu tidaklah jauh dijatuhkan pada orang-orang yang berbuat
zalim. ( Al-Muktashar fii At-Tafsir , hlm. 230-231)
As- Sudi berkata, ketika kaum Luth mendapati waktu Shubuh,
turunlah Jibril, lalu dicabutlah bumi yang tujuh lapis lantas dibawa
hingga ke langit. Kemudian penduduk langit dunia mendengar
gonggongan anjing dan suara ayam berkokok mereka. Kemudian
bumi dibalikkan, sehingga disebutkan dalam ayat,
ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﺗَﻔِﻜَﺔَ ﺃَﻫْﻮَﻯ
“dan negeri-negeri kaum Luth yang telah dihancurkan Allah” (QS.
An-Najm: 53)
Yang belum mati ketika dijatuhkan kembali ke muka bumi, dihujani
batu oleh Allah dan mereka ketika itu berada di bagian bawah bumi.
( Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim , 4: 465)
Hukuman yang menimpa kaum Luth dapat saja dikenakan pada
orang-orang yang menyerupai mereka. Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma, ia berkata,
ﻣَﻦْ ﻭَﺟَﺪْﺗُﻤُﻮﻩُ ﻳَﻌْﻤَﻞُ ﻋَﻤَﻞَ ﻗَﻮْﻡِ ﻟُﻮﻁٍ ﻓَﺎﻗْﺘُﻠُﻮﺍ ﺍﻟْﻔَﺎﻋِﻞَ ﻭَﺍﻟْﻤَﻔْﻌُﻮﻝَ ﺑِﻪِ
“ Siapa di antara kalian yang mendapati kelakuan yang dilakukan
seperti kaumnya Luth, maka bunuhlah fa’il dan maf’ul bih (kedua
pelakunya) .”   (HR. Abu Daud, no. 6642; Tirmidzi, no. 1456; Ibnu
Majah, no. 2561. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad
hadits ini hasan )
Bentuk Siksa di Dunia bagi Pelaku Homoseksual
Imam Syafi’i dan sekelompok ulama berpendapat bahwa pelaku
homoseksual dibutuh, baik ia sudah menikah ataukah belum.
Pendapat ini berdasarkan hadits yang dikemukakan di atas.
Sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa ia dijatuhkan dari
tempat yang tinggi, lantas diikuti dengan dilempar dengan batu
sebagaimana siksa yang Allah lakukan pada kaum Luth. ( Tafsir Al-
Qur’an Al-‘Azhim , 4: 466)
Semoga jadi renungan.
Selesai disusun di siang hari @ Darush Sholihin, Panggang,
Gunungkidul , 1 Jumadal Ula 1437 H
Oleh Al-Faqir Ila Maghfirati Rabbihi: Muhammad Abduh Tuasikal
Rumaysho.Com , Channel Telegram @RumayshoCom,
@DarushSholihin, @UntaianNasihat, @RemajaIslam
Referensi:
Al-Mukhtashar fii At-Tafsir . Penerbit Markaz At-Tafsir li Ad-Dirasat
Al-Qur’an.
Tafsir Al-Jalalain . Cetakan kedua, tahun 1422 H. Jalaluddin Al-
Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi. Penerbit Darus Salam.
Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim . Cetakan pertama, tahun 1431 H. Ibnu
Katsir. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
Tafsir As-Sa’di . Cetakan kedua, tahun 1433 H. Syaikh ‘Abdurrahman
bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Muassasah Ar-Risalah.
https://rumaysho.com/12851-azab-bagi-lgbt-di-masa-nabi-
luth-1.html
https://rumaysho.com/12863-azab-bagi-lgbt-di-masa-nabi-
luth-2.html
https://rumaysho.com/12870-azab-bagi-lgbt-di-masa-nabi-
luth-3.html

PEGANGLAH TEMAN YG MEMBANTUMU DALAM RANGKA KETAATAN DENGAN ALLAH ERAT-ERAT

Imam Syafi’i berkata, “Jika engkau punya teman yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah, maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau melepaskannya. Karena mencari teman ‘baik’ itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali”

Carilah sahabat yang setia dalam duka. Bukan dalam suka, karena hidupmu senantiasa berputar-putar antara suka dan duka.

Dan semoga kamu tidak menemukan sahabat di kala suka karena di kala kamu senang sudah biasa banyak orang yang akan mendekat padamu, namun bila giliran kamu susah mereka pun bertepuk tangan.

Bila tak kau temukan sahabat-sahabat yang TAQWA, jauh lebih baik kamu hidup menyendiri daripada kamu harus bergaul dengan orang-orang jahat.

Percayalah, duduk sendirian untuk beribadah dengan tenang akan lebih menyenangkanmu daripada bersahabat dengan kawan yang mesti kamu waspadai.

Selamatkanlah dirimu, jaga lidahmu baik- baik, tentu kamu akan bahagia walaupun kamu terpaksa hidup sendiri.

Tidak baik bersahabat dengan pengkhianat karena dia akan mencampakkan cinta setelah dicintai. Dia akan memungkiri jalinan cinta yang telah terbentuk dan akan menampakkan hal-hal yang menjadi rahasiamu.

Tak semua orang yang engkau cintai, akan mencintaimu. Dan terkadang sikap ramahmu dibalas dengan sikap tak sopan.

Berharaplah engkau mendapatkan sahabat sejati yang tak luntur baik dalam keadaan suka ataupun duka. Jika itu engkau dapatkan, berjanjilah dalam hatimu untuk selalu setia padanya.

Apabila engkau menginginkan kemuliaan maka carilah sahabat dari orang orang yang takut kepada Allah SWT.

Hanya orang yang berjiwa mulia yang dapat menjaga nama baik dirinya dan selalu menghormati sahabatnya, baik ketika hidup maupun setelah mati.

Dan setelah kamu temukan, cintai sahabatmu itu dengan segenap jiwa ragamu, seakan-akan kamu mencintai sanak saudaramu. Sahabat yang baik adalah yang sering sejalan denganmu dan yang menjaga nama baikmu ketika kamu hidup ataupun setelah kamu mati.
.
.
- Imam Syafi'i

AJARI ANAK-ANAKMU DZIKIR KEPADA ALLAH AGAR KELAK MENJADI TIMBANGAN AMAL KEBAIKANMU

📚📚📚

❗Ajari Anak-Anakmu Dzikir Kepada Allah ❗️Agar Kelak Menjadi Timbangan Amal Kebaikanmu ⚖

🔈🔘 Berkata Asy-Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili Hafizhahullah,

☝🏻Maka dari itu wahai saudaraku!
💧Sesuatu yang kita terlalaikan darinya adalah mentarbiyah (mendidik) anak-anak kita dari berdzikir kepada Allah, agar membiasakan anak-anak kita berdzikir kepada Allah.

🌄 Sepantasnya bagi kita untuk membiasakan mereka berdzikir kepada Allah dari semenjak kecil.
 
🔊 Dan telah aku sebutkan berulang kali kepada sebagian orang yang aku cintai, bahwa sepantasnya tidak ada seorang pun yang mendahului kita dalam mengajarkan anak laki-laki dan perempuan kita (membaca/menghafal) 'surah Al-Fatihah' dan dzikir-dzikir kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Mengapa❓

☝️ Karena jika kita telah mengajarkan mereka surah Al- Fatihah, maka setiap kali mereka membaca surah Al- Fatihah, Allah akan menuliskan bagi kita pahala (mengajarkan) mereka.

📌 Dan jika kita telah mengajarkan mereka dzikir kepada Allah, maka setiap kali mereka mengatakan "subhanallah" Allah menuliskan bagi kita pahala (karna telah mengajari) mereka.

🏜 (kelak) Kita meninggal dan  dikuburkan, namun pahala akan tetap mengalir di dunia disebabkan dzikir anak-anak kita.

🔑 Karena kitalah yang telah mengajari mereka untuk berdzikir kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

💦 Dan sungguh menyedihkan, kebanyakan dari manusia pada hari ini mengajari anak-anak mereka sesuatu yang tidak bermanfaat dari perkara-perkara lucu atau dari perkara-perkara lelucon dan semisalnya.

💥Bahkan sungguh sebagian manusia gemar  untuk mengajarkan anak-anak mereka dengan sesuatu yang tidak memberikan manfaat, bahkan malah merugikan mereka.

🔇 Dan para orang tua tidak bersungguh-sungguh dari menghafalkan untuk anak-anaknya Al-Fatihah, atau dzikir-dzikir yang akan bermanfaat untuk mereka dan (supaya) mereka terbiasa dengannya untuk berdzikir kepada Allah.

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

📌علّم أولادك اﻷذكار
 
👈🏻لتكون في ميزان حسناتك

🔺قال الشيخ سليمان الرحيلي حفظه الله:

❗ولذلك يا إخوة مِمَّا نغفلُ عنه أنْ نُربِيَّ أبناءنا على ذِكرِ اللهِ، أنْ نُعوِّدَ أبناءنا على ذِكرِ اللهِ،

👈🏻 مِن الصِّغر ينبغي علينا أنْ نُعوِّدَهم ذِكرَ اللهِ.

🔺 وقد ذكرتُ مِرارًا وتكرارًا لبعضِ أحبَّتي أنَّه ينبغي علينا أنْ لا يسبِقَنا أحدٌ إلى تعليم أبنائنا وبناتنا سُورةَ الفاتحة وذِكرَ اللهِ سُبحانهُ وتعالى. لماذا؟

❗لأنَّا إذا علَّمناهم سُورة الفاتحة؛ فكُلَّما قرأوا سُورةَ الفاتحة كتب اللهُ لنا أجرَهم،

🔺 وإذا علمناهم ذِكرَ اللهِ؛ فكُلَّما قالوا سُبحان الله كتب اللهُ لنا أجرَهم، نمُوت ونُدفنُ في قبُورنا ويجري أجرُنا في الدُّنيا بذِكرِ أبنائنا؛

🔺 لأنَّنا نحنُ الَّذين علَّمناهم أنْ يذكُروا اللهَ سُبحانهُ وتعالى.

❗ للأسف كثيرٌ مِن النَّاس اليوم يُعلِّمون أبناءهم ما لا ينفعُ مِن أُمور مُضحكات

❗ أو مأُمور مُلهيات أو نحو ذلك، بل إنَّ بعضَ النَّاس يحرِصُ على أنْ يحفظ أبناؤه ما لا ينفعُهم إنْ لم يكُن يضرُّهم،

🔺 ولا يحرِصوا على أنْ يحفظوا الفاتحةَ،
👈🏻 أنْ يحفظوا أذكارًا تنفعُهم، ويتعوَّدون بها على ذِكرِ الله

✍🇲🇨Diterjemahkan oleh Ummu Arkan Al Bantaniyah hafizhahallah pada Sabtu, 11 Jumadil Awal 1437 H / 20 Februari 2016

📚Sumber Artikel:
📌http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=154954#entry720150

=================

🌐 http://adminsalafiyat.blogspot.co.id
📱Channel Telegram
bit.ly/SalafiyatIndonesia

🌏Admin Salafiyat Indonesia ~ASIA~🇲🇨

🌾🍂🌾🍂🌾🍂🌾🍂🌾🍂🌾🍂🌾

SEBAB-SEBAB KERASNYA QOLBU

SEBAB-SEBAB KERASNYA QOLBU

Penting dalam mengobati dan menerapi satu
penyakit. Berapa banyak dokter atau tabib
yang gagal memberikan obat yang pas
karena tidak mengetahui sebab penyakit
tersebut.
Kalbu yang keras  adalah penyakit berbahaya
yang terjadi tentunya dengan sebab-sebab
tingkah laku pemiliknya. Diantara sebab-
sebab kerasnya kalbu adalah:
1. Ketergantungan Kalbu kepada Dunia serta
Melupakan Akhirat.
Kalau yang sudah keterlaluan mencintai
dunia melebihi akhirat, maka kalbu
tergantung terhadapnya, sehingga lambat
laun keimanan menjadi lemah dan akhirnya
merasa berat untuk menjalankan ibadah.
2. Lalai.
Lalai pada asalnya adalah lupa yang terjadi
karena tidak sadar. Allah Ta'ala jelaskan hal
ini dalam firmanNya: Telah dekat kepada
manusia hari menghisab segala amalan
mereka, sedang mereka berada dalam
kelalaian lagi berpaling (daripadanya). (QS.
Al-Anbiya’ :1).
Imam asy-Syaukani menjelaskan pengertian
Ghaflah (lalai) dalam ayat ini dengan
menyatakan: “Pengertiannya mereka berada
dalam kelalaian oleh dunia dan berpaling dari
akherat tidak bersiap-siap dengan kewajiban
mereka berupa iman kepada Allah dan
melaksanakan kewajiban serta menjauhi
semua larangan” (Fathu al-Qadir 3/566).
Sebab ini memiliki pengaruh langsung dalam
mengerasnya kalbu. Sehingga imam ibnu al-
Qayyim rahmimahullah menyatakan:
“semakin kuat sifat lalai dalam kalbu semakin
membuatnya keras” (al-Waabil ash-Shaib hal
99).
Lalai merupakan penyakit yang berbahaya
apabila telah menjalar di dalam kalbu dan
bersarang di dalam jiwa. Karena akan
berakibat anggota badan saling mendukung
untuk menutup pintu hidayah, sehingga kalbu
akhirnya menjadi keras dan terkunci.
Allah berfirman, yang artinya “ Mereka itulah
orang-orang yang kalbu, pendengaran dan
penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah,
dan mereka itu lah orang-orang yang
lalai ” (QS.16:108)
Dalam ayat diatas Allah Subhanahu wa Ta’ala
memberitahukan, bahwa orang yang lalai
adalah mereka yang memiliki kalbu keras
membatu, tidak mau lembut dan lunak, tidak
mempan dengan berbagai nasehat. Kalbu
yang keras bagaikan batu atau bahkan lebih
keras lagi, karena mereka punya mata, namun
tak mampu melihat kebenaran dan hakikat
setiap perkara”.
Karena itulah imam al-Alusi menyatakan:
Kerasnya kalbu (qaswah al-Qalbu) adalah
sumber keburukan dan ia bersumber dari
panjangnya kelalaian terhadap Allah  (Ruuh
al-Ma’ani 27/181).
3. Kawan yang buruk.
Ini juga salah satu sebab terbesar yang
mempengaruhi kerasnya kalbu dan jauhnya
seseorang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Orang yang hidupnya di tengah-tengah
manusia yang banyak berkubang dalam
kemaksiatan dan kemungkaran tentulah akan
terpengaruh. Sebab teman yang buruk akan
berusaha menjauhkannya dari keistiqamahan
dan menghalanginya dari mengingat
Allah Subhanahu wa Ta’ala , sholat dan
berakhlak mulia. Oleh karena itu didapatkan
dalam al-Qur`an perintah Allah Subhanahu wa
Ta’ala kepada Rasul-Nya untuk bergauk
dengan orang-orang shalih, sebagaimana
firman-Nya, yang artinya:
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan
orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridhaan-
Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling
dari mereka (karena) mengharapkan
perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu
mengikuti orang yang hatinya telah Kami
lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti
hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu
melewati batas. (QS al-kahfi:28)
4. Terbiasa dengan kemaksiatan dan
kemungkaran.
Dosa merupakan penghalang seseorang
untuk sampai kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala .  Ia merupakan pembegal perjalanan
dan membalikkan arah perjalanan yang lurus.
Kemaksiatan meskipun kecil, terkadang
memicu terjadinya bentuk kemaksiatan lain
yang lebih besar dari yang pertama. Maka
melemahlah kebesaran dan keagungan Allah
di dalam kalbu, dan melemah pula jalannya
kalbu menuju Allah dan kampung akhirat
sehingga menjadi terhalang dan bahkan
terhenti tak mampu lagi bergerak. Lihatlah
keterangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam sabdanya:
Seorang hamba apabila berbuat dosa karena
kalbunya diwarnai dengan titik hitam. Apabila
ia menginggalkannya dan beristighfar serta
bertaubat maka kalbunya dibersihkan dan bila
mengulang maka ditambahkan padanya (titik
hitam) hingga mendominasi kalbunya. Inilah
dia Raan yang Allah jelaskan dalam firman-
Nya: Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya
apa yang selalu mereka usahakan itu
menutupi hati mereka. (QS al-Muthafifin :14).
5. Berpaling dari mengingat Allah Subhanahu
wa Ta’ala
Kematian, Sakarat, Kubur dan
Kedahsyatannya, sehingga seluruh perkara
akhirat baik berupa adzab, nikmat, timbangan
amal, mahsyar, shirath, Surga dan Neraka,
semua telah hilang dari ingatan dan kalbunya.
Demikianlah akibat lalainya manusia dari
mengingat Allah karena kesibukan yang
menenggelamkan mereka dalam urusan dan
kenikmatan dunia yang fana ini. Memang
tidak dipungkiri membicarakan permasalahan
dan urusan dunia adalah perkara mubah,
namun tenggelam dan menghabiskan
waktunya hanya utuk urusan tersebut
menjadikan kalbu keras, karena hilangnya
kalbu dari zikir kepada-Nya. Oleh karena
itulah hati ini telah mati sebelum kematian
tubuh. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam
pernah bersabda :
"Perumpamaan orang yang berzikir kepada
Allah dan yang tidak berzikir seperti
perumpamaan orang yang hidup dan mayat
(yang mati) . (Muttafaqun ‘alaihi)
Demikianlah beberapa sebab kerasnya hati
agar kita semua dapat menghindarinya.

Sumber: www.UstadzKholid.com

WAQFAH

WAQFAH

Syaikh Ali Musthafa Thanthawi -rahimahullah- pernah ditanya tentang kata bijak terindah yang pernah dibacanya, beliau menjawab:

"Aku telah membaca lebih dari 70 tahun, namun aku belum pernah menemukan kata bijak paling indah seperti apa yang diriwiyatkan oleh Ibnul Jauzi -rahimahullah-.

إن مشقة الطاعة تذهب ويبقى ثوابها، وإن لذة المعاصي تذهب ويبقى عقابها.

"Sesungguhnnya keletihan karena melakukan ketaatan akan hilang, dan tinggallah pahalanya. Dan kenikmatan melakukan maksiat akan hilang dan tinggallah hukumannya.

كُن مع الله ولا تُبالي، ومُدّ يديك إليه في ظُلُمات اللّيالي، وقُل: يا رب ما طابت الدّنيا إلاّ بذكرك، ولا الآخرة إلاّ بعفوك، ولا الجنّة إلاّ برُؤيتك...

Teruslah bersama Allah dan jangan pedulikan (yang lain).
Tengadakan tanganmu kepada-Nya di kegelapan malam, sembari berdoa: Ya Rabb.., Dunia ini takkan indah kecuali dengan mengingat-Mu.
Akhirat takkan indah kecuali dengan ampunan-Mu.
Dan surgapun takkan indah kecuali dengan melihat wajah-Mu.

صافح وسامح ودع الخلق للخالق فنحن وهم راحلون، افعل الخير مهما استصغرته، فإنك لا تدري أي حسنة تدخلك الجنة.

Lapangkan dadamu..
Maafkan (orang yang bersalah padamu).
Biarkan (urusan) makhluk untuk sang Khaliq, karena kita dan mereka akan pergi (meninggalkan dunia).
Lakukanlah kebaikan walau engkau menganggapnya sepele, karena sesungguhnya engkau tidak tau kebaikan mana yang akan memasukkanmu kedalam surga"

Catatan:

Benar
Kita tak pernah tau amalan yang mana yang akan membawa kita ke surga.
Mungkin saja amalan itu adalah sedekah yang kita berikan begitu saja.
Atau dua rakaat sholat yang pernah kita lakukan dengan penuh khusyuk.
Atau senyum tulus yang pernah kita torehkan untuk saudara kita.
Atau kemaafan yang kita beri sebelum merebahkan badan dimalam hari.
Atau karena untaian tasbih yang pernah terucap disaat lelah.
Atau bisa jadi karena setitik air mata yang menetes karena penyesalan terhadap dosa yang pernah dilakukan di masa silam.

Entahlah...
Yang jelas jangan pernah meremehkan amal sholeh, sekecil apapun amalan itu.
Karena dahulu seorang pelacur masuk surga hanya karena memberi minum seekor anjing yang kehausan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berpesan kepada pada Jabir bin Sulaim,

وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ

“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang yang berseri-seri. Sungguh amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.”

______________
Madinah
ACT El-Gharantaly

“BAGAIMANA ANDA MELIHAT KARAKTER HUBUNGAN NEGARA-NEGARA ARAB DAN IRAN SEKARANG INI?

Dr. Mahmd mazru'ah al azhari: iran jahat kpd semua tetangganya

Oleh agus hasan bashori

. “BAGAIMANA ANDA MELIHAT KARAKTER HUBUNGAN NEGARA-NEGARA ARAB DAN IRAN SEKARANG INI?

Dr. Mahmud Mazru’ah mantan Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dosen Aqidah dan Filsafat di Universitas al-Azhar dan Ummul Qura ini menjawab:
“Iran aslinya bukanlah negara yang menghargai persaudaraan tetangga atau Islam. ada banyak factor membuat hubungan kita dengan mereka keras/kaku sekali.
Mereka mengklaim sebagai muslim, dan Iran menjadi tetangga banyak negara Islam seperti Saudi Arabia, Bahrain dan Qatar, akan tetapi Iran hubungan terburuk antara negara-negara ini adalah dengan Iran. Siapa yang membuat hubungan buruk? Iran, bukan kami. Kami berbuat baik sama Iran, sebaik mungkin. Akan saya sebutkan di sini apa yang dikatakan oleh Khumaini pimpinan Syiah yang terbesar dalam bukunya. Dia berkata:
“وصلاة الجنازة لا تقام علي يهودي أو نصراني أو علي أهل سنة عليهم لعائن الله أو مجوسي”,

Shalat jenazah tidak dididrikan atas jenazah yahudi, atau nashrani atau ahlissunnah semoga Allah melaknat mereka, atau majusi.”
Perhatikan, Khumaini meletakkan sebelum ahlussunnah Yahudi dan nashrani, dan setelah ahlussunnah majusi, dan mengkhususkan mereka dengan doa laknat. Begitulah pandangan Iran terhadap hubungannya dengan negara-negara tetangga.

Ahmad Syaikhun bertanya:
2. BAGAIMANA MUNGKIN NEGARA ISLAM SUNNI MENGHADAPI RENCANA SYIAH PERSIA?
Dr. Mahmud menjawab: rencana Persia berdiri di atas dua kaki. Pertama: kaki perang seperti yang mereka lakukan di Saudi dan Bahrain.
Saya mengajak ahlussunnah di negara itu dan negara-negara tetangga seperti Saudi, Qatar dan Emirat untuk menyelamatkan Bahrain dari perubahan demografi lebih banyak lagi, sebab jika kalian membiarkannya kalian pasti akan menyesal pada suatu hari, kalian akan dibayang-bayangi oleh kepulauan Emirat yang dijajah Iran. Akan tetapi kali ini akan dicaplok Bahrain dan yang lainnya menunggu.
Kedua: harta minyak bumi mereka, sebagaimana yang mereka perbuat bersama sebagian pimpinan yang lemah jiwanya yang bergemuruh dalam dirinya syahwat mengumpulkan harta. Dengan begitu ajakan saya kepada negara-negara sunnah “perhatikan dengan seksama, Iran adalah negara pembangkang yang berusaha untuk mengacaukan stabilitas pemerintahan sunni, karena keyakinan mereka bahwa sunni adalah kafir sebagaimana ucapan para imam mereka seperti Khumaini, Khamenei dan yang lainnya dari para imam sesat. Semuanya berusaha merusak akal sunni dan membantai sunni melalui sekutu mereka Basyar Asad di Suria, Hasan Nashrullah di Lebanon,dan Khoutsi di Yaman , dan berusaha menyeret negera-negara Islam besar seperti Saudi untuk melemahkan ekonominya dan menyeretnya untuk perang, di saat Iran melakukan rekonsiliasi dengan Amerika dan negara-negara Eropa untuk membawa mereka ke netralitas selama krisis, pada waktu yang sama dia mendukung Rusia untuk menempatkan mereka di wilayah itu sebagaimana yang kita lihat sekarang.
Maka kaum muslimin wajib sadar dan bersatu untuk membela agamanya dan berdiri di hadapan ancaman Syiah. Jika kita biarkan sekarang maka suatu hari kita menyaksikan Iran menelan semua negara teluk demi mewujudkan impian Persia Raya di Teluk Persia.

3. “MENGAPA SYIAH SELALU MEMUSUHI AL-AZHAR?
Dr. Mazru’ah menjawab:
Sebenarnya tidak ada permusuhan antara Syiah dan al-Azhar. Sungguh peristiwa itu terjadi pada tahun 1970, dan saya terlibat di dalamnya. Mereka mengutus satu delegasi untuk pendekatan antara sunnah dan Syiah, zaman Syaikh Syaltut, yang beliau ditemani oleh Dr. Muhammad al-Madani Dekan Fakultas Syariah. Beliau berdua membuat panitia dari al-Azhar dan panitia dari Syiah. Mereka berkumpul di al-Azhar dan meletakkan langkah atau rencana antara Syiah dan al-Azhar, mirip seperti perjanjian. Al-Azhar membeli satu apartemen di daerah Garden City untuk pertemuan bersama antara tim Syiah-dan tim Sunnah. Mereka bersepakat bahwa barang siapa dari al-Azhar berminat untuk pergi ke Universitas Najaf al-Asyraf di Irak dipersilahkan. Dan barang siapa dari Irak atau Iran ingin masuk ke al-Azhar dipersilakan. Ini adalah perjanjian kesepakatan kebudayaan, dimana mereka mengirimkan sejumlah mahasiswa dan kami terima di fakultas Syariah al-Azhar. Tetapi mereka menolak menerima mahasiswa kita di Universitas Najaf al-Asyraf, dan membatalkan kesepakatan, dan mereka mengambil alih apartemen di Garden City sampai sekarang, dan mereka jadikan sebagai pusat untuk menyebarkan syiah di Mesir!

http://www.gensyiah.com/dr-mahmud-mazruah-al-azhari-iran-jahat-kepada-semua-tetangganya.html

MAJELIS ILMU ALMANAR

MAJELIS ILMU ALMANAR

📚 Apa Hukuman Bagi Pelaku Hubungan Sejenis Menurut Ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah?

📕Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

وَقَدْ وَرَدَ فِي الْحَدِيثِ الْمَرْوِيِّ فِي السُّنَنِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ مَرْفُوعًا "مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعَمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ، فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ".

وَذَهَبَ الْإِمَامُ الشَّافِعِيُّ فِي قَوْلٍ عَنْهُ وَجَمَاعَةٌ مِنَ الْعُلَمَاءِ إِلَى أَنَّ اللَّائِطَ يُقْتَلُ، سَوَاءٌ كَانَ مُحْصَنًا أَوْ غَيْرَ مُحْصَنٍ، عَمَلًا بِهَذَا الْحَدِيثِ.

وَذَهَبَ الْإِمَامُ أَبُو حَنِيفَةَ رَحِمَهُ اللَّهُ إِلَى أَنَّهُ يُلْقَى مِنْ شَاهِقٍ، ويُتبَع بِالْحِجَارَةِ، كَمَا فُعِلَ اللَّهُ بِقَوْمِ لُوطٍ، وَاللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ.

“Dan telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dalam kitab-kitab Sunnah dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma secara marfu’ (sampai kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda),

مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعَمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ، فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ

“Siapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Luth, kaka bunuhlah kedua pelakunya.”

📗Mazhab Al-Imam Asy-Syafi’i dalam satu pendapat yang diriwayatkan dari beliau dan sekelompok ulama (mazhab lainnya) bahwa pelaku hubungan sejenis harus dihukum mati , sama saja sudah pernah menikah atau belum, sebagai pengamalan terhadap hadits ini.

📘Adapun Mazhab Al-Imam Abu Hanifah rahimahullah hukumannya adalah dilempar dari tempat yang tinggi lalu disusul dengan lemparan batu, sebagaimana yang Allah lakukan kepada kaum Luth, wallaahu subhanahu wa ta’ala a’lam bish showaab.” [Tafsir Ibnu Katsir, 3/342]

📙Bahkan hukuman mati terhadap pelaku hubungan sejenis adalah kesepakatan seluruh sahabat Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam. Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

وَأَطْبَقَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَتْلِهِ، لَمْ يَخْتَلِفْ مِنْهُمْ فِيهِ رَجُلَانِ، وَإِنَّمَا اخْتَلَفَتْ أَقْوَالُهُمْ فِي صِفَةِ قَتْلِهِ، فَظَنَّ النَّاسُ أَنَّ ذَلِكَ اخْتِلَافًا مِنْهُمْ فِي قَتْلِهِ، فَحَكَاهَا مَسْأَلَةَ نِزَاعٍ بَيْنَ الصَّحَابَةِ، وَهِيَ بَيْنَهُمْ مَسْأَلَةُ إِجْمَاعٍ لَا مَسْأَلَةُ نِزَاعٍ.

“Para sahabat Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menerapkan hukuman mati atas pelaku hubungan sejenis, tidak ada dua orang sahabat yang berbeda pendapat dalam permasalahan ini, hanya saja mereka berbeda pendapat tentang cara membunuhnya, lalu sebagian orang mengira bahwa para sahabat berbeda pendapat dalam permasalahan hukuman mati atas pelakunya, kemudian mereka menukilnya sebagai permasalahan khilaf di antara sahabat, padahal permasalahannya adalah ijma’ (kesepakatan) sahabat bukan permasalahan khilaf.” [Al-Jawaabul Kaafi, hal. 170]

Maka jelaslah bahwa para sahabat, sebaik-baik generasi umat ini, yang dibina langsung oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, yang paling mengerti hukum-hukum Islam, seluruhnya sepakat bahwa perbuatan itu hukumnya haram dan pelakunya harus diberikan hukuman maksimal, yaitu hukuman mati.

✒️ Apa Kewajiban Kita Apabila Sahabat Telah Sepakat?

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَجْمَعُ أُمَّتِى عَلَى ضَلاَلَةٍ

“Sesungguhnya Allah tidak akan menjadikan umatku bersepakat di atas kesesatan.” [HR. At-Tirmidzi dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, Shahihul Jami’: 1848, Mukhtashor Al-I’lam bi Akhiri Ahkamil Albani Al-Imam: 305]

Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,

إذا اجتمعوا أخذنا باجتماعهم ، وإن قال واحدهم ولم يخالفه غيره أخذنا بقوله ، فإن اختلفوا أخذنا بقول بعضهم ولم نخرج من أقاويلهم كلهم

“Apabila mereka (sahabat) bersepakat maka kita ambil kesepakatan mereka, dan jika salah seorang dari mereka berpendapat dan tidak diselisihi oleh yang lainnya maka kita ambil pendapatnya. Apabila mereka berbeda pendapat maka kita tetap mengambil pendapat sebagian dari mereka, dan kita tidak boleh keluar dari seluruh pendapat mereka.” [Al-Madkhal ila As-Sunan Al-Kubro lil Baihaqi: 21]

والله اعلم بالصواب