Jumat, 04 September 2015

Popularitas

Copas tetangga.

🚫 POPULARITAS ❄

👉 “Sembunyikanlah kebaikan-kebaikanmu sebagiamana engkau menyembunyikan keburukan-keburukanmu, dan janganlah engkau kagum dengan amalan-amalanmu, sesungguhnya engkau tidak tahu apakah engkau termasuk orang yang celaka (masuk neraka) atau orang yang bahagia (masuk surga)”.
(diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman no 6500)

➡ Oleh karena itu banyak para ulama salaf yang benci ketenaran. Mereka senang kalau nama mereka tidak disebut-sebut oleh manusia. Mereka senang kalau tidak ada yang mengenal mereka. Hal ini demi untuk menjaga keihlasan mereka, dan karena mereka kawatir hati mereka terfitnah tatkala mendengar pujian manusia.

✅ Berkata Hammad bin Zaid:
“Saya pernah berjalan bersama Ayyub (As-Sikhtyani), maka diapun membawaku ke jalan-jalan cabang (selain jalan umum yang sering dilewati manusia), saya heran kok dia bisa tahu jalan-jalan cabang tersebut ?! (ternyata dia melewati jalan-jalan kecil yang tidak dilewati orang banyak) karena takut manusia (mengenalnya dan) mengatakan, “Ini Ayyub”.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad (7/249), dan Al-Fasawi dalam Al-Ma’rifah wa At-Tarikh (2/232), dan sanadnya shahih)

✅ Berkata Imam Ahmad:
“Aku ingin tinggal di jalan-jalan di sela-sela gunung-gunung yang ada di Mekah hingga aku tidak dikenal. Aku ditimpa musibah ketenaran”.
(As-Siyar 11/210).

Tatkala sampai berita kepada Imam Ahmad bahwasanya manusia mendoakannya dia berkata: “Aku berharap semoga hal ini bukanlah istidroj”.
(As-Siyar 11/211)

✅ Imam Ahmad juga pernah berkata tatkala tahu bahwa manusia mendoakan beliau:
“Aku mohon kepada Allah agar tidak menjadikan kita termasuk orang-orang yang riya”.
(As-Siyar 11/211)

Pernah Imam Ahmad mengatakan kepada salah seorang muridnya (yang bernama Abu Bakar) tatkala sampai kepadanya kabar bahwa manusia memujinya:
“Wahai Abu Bakar, jika seseorang mengetahui (aib-aib) dirinya maka tidak bermanfaat baginya pujian manusia”.
(As-Siyar 11/211)

✅ Berkata Hammad, “Pernah Ayyub membawaku ke jalan yang lebih jauh, maka akupun berkata padanya, “Jalan yang ini yang lebih dekat”,
maka Ayyub menjawab: ”Saya menghindari majelis-majelis manusia (menghindari keramaian manusia)”.
Dan Ayyub jika memberi salam kepada manusia, mereka menjawab salamnya lebih dari kalau mereka menjawab salam selain Ayyub. Maka Ayyub berkata: ”Ya Allah sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa saya tidaklah menginginkan hal ini!,
(Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d (7/248) dan Al-Fasawi (2/239))

✅ Berkata Abu Zur’ah Yahya bin Abi ‘Amr:
“Ad-Dlohhak bin Qois keluar bersama manusia untuk sholat istisqo (sholat untuk minta hujan), namun hujan tak kunjung datang, dan mereka tidak melihat adanya awan. Maka beliau berkata: ”Dimana Yazid bin Al-Aswad?” (Dalam riwayat yang lain: Maka tidak seorangpun yang menjawabnya, kemudian dia berkata: ”Dimana Yazid bin Al-Aswad?, Aku tegaskan padanya jika dia mendengar perkataanku ini hendaknya dia berdiri”), maka berkata Yazid:
”Saya di sini!”,
berkata Ad-Dlohhak: ”Berdirilah!, mintalah kepada Allah agar menurunkan hujan bagi kami!”.
Maka Yazid pun berdiri dan menundukan kepalanya diantara dua bahunya, dan menyingsingkan lengan bajunya lalu berdoa:
”Ya Allah, sesungguhnya para hambaMu memintaku untuk berdoa kepadaMu”.
Lalu tidaklah dia berdoa tiga kali kecuali langsung turunlah hujan yang deras sekali, hingga hampir saja mereka tenggelam karenanya. Kemudian dia berkata:
”Ya Allah, sesungguhnya hal ini telah membuatku menjadi tersohor, maka istirahatkanlah aku dari ketenaran ini”, dan tidak berselang lama yaitu seminggu kemudian diapun meninggal.”
(Sittu Duror karya Syaikh Abdul Malik Romadloni hal. 47)

Lihatlah, bagaimana Yazid Al-Aswad merasa tidak tentram dengan ketenarannya bahkan dia meminta kepada Allah agar mencabut nyawanya agar terhindar dari ketenarannya. Ketenaran di mata Yazid adalah sebuah penyakit yang berbahaya, yang dia harus menghindarinya walaupun dengan meninggalkan dunia ini.

Allahu Akbar.. ! inilah akhlak salaf. Berkata Syaikh Abdul Qoyyum, “Adapun orang-orang yang memerintahkan para pengikutnya atau rela para pengikutnya mencium tangannya lalu ia berkata bahwa ia adalah wali Allah maka ia adalah dajjal”. Namun banyak orang yang terbalik, mereka malah menjadikan ketenaran merupakan kenikmatan yang sungguh nikmat sehingga mereka berusaha untuk meraihnya dengan berbagai macam cara.

🌾🌾🌾🌾

🍃 بارك الله فيكم و يسر الله أموركم في الدنيا والاخرة 🍃
www.sabilunnajah.com dan www.pesantren-annajiyah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar