Kamis, 17 September 2015

Islam melarang keras kejawen

Menjawab Tuduhan Dan Kesalahan Dalam Pemahaman Islam

21 Februari 2014 pukul 20:28 ·
Islam Melarang Keras Kejawen
Memahami Kejawen
Sebenarnya, Apa itu Kejawen? Bagaimana Kejawen Muncul? Lalu, apa Pandangan Islam tentang Kejawen?. Pertanyaan-pertanyaan tersebutlah yang coba sedikit dijawab dan dibahas dalam tulisan ini.
Kejawen merupakan kata benda dari "Jawa" yang memiliki arti segala hal yang berhubungan dengan adat dan kepercayaan jawa/kejawaan(wikipedia: Kejawen). Kejawen berisikan seni, budaya, tradisi, ritual, sikap, serta filosofi orang-orang jawa. Kejawen juga memiliki arti spiritualitas suku jawa.
Kejawen muncul sebagai bentuk sinkretisme agama pendatang dengan kepercayaan asli penduduk Jawa. Kepercayaan asli penduduk Jawa sebelum datangnya Hindu, Buddha, Kristen, maupun Islam adalah Animisme dan Dinamisme Alias Perdukunan.
Rahnip M., B.A. dalam bukunya “Aliran Kepercayaan dan Kebatinan dalam Sorotan” menjelaskan; “Kebatinan adalah hasil pikir dan angan-angan manusia yang menimbulkan suatu aliran kepercayaan dalam dada penganutnya dengan membawakan ritus tertentu, bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang ghaib, bahkan untuk mencapai persekutuan dengan sesuatu yang mereka anggap Tuhan secara perenungan batin, sehingga dengan demikian –menurut anggapan mereka- dapat mencapai budi luhur untuk kesempurnaan hidup kini dan akan datang sesuai dengan konsepsi sendiri.”1
Dari pengertian diatas didapat beberapa istilah kunci dari ajaran kebatinan yaitu: Merupakan hasil pikir dan angan-angan manusia atau hanya angan-angan belaka
Sapto Darmo —salah satu aliran besar kejawen— pertama kali dicetuskan oleh Hardjosapuro dan selanjutnya dia ajarkan hingga meninggalnya, 16 Desember 1964. Nama Sapto Darmo diambil dari bahasa Jawa; sapto artinya tujuh dan darmo artinya kewajiban suci. Jadi, sapto darmo artinya tujuh kewajiban suci. Sekarang aliran ini banyak berkembang di Yogya dan Jawa Tengah, bahkan sampai ke luar Jawa. Aliran ini mempunyai pasukan dakwah yang dinamakan Korps Penyebar Sapto Darmo, yang dalam dakwahnya sering dipimpin oleh ketuanya sendiri (Sri Pawenang) yang bergelar Juru Bicara Tuntunan Agung.
KEJAWEN ITU MUSYRIK MENURUT ISLAM :
Inti ajaran Sapto Darmo atau Kejawen hanya mengajarkan iman kepada Allah saja. Hal itu menunjukkan batilnya ajaran Sapto Darmo dalam pandangan Islam. Aqidah Islam memerintahkan untuk mengimani enam perkara yang dikenal dengan rukun iman, yaitu beriman kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari Akhir, dan Takdir yang baik maupun buruk. al-Allamah Ali bin Ali bin Muhammad bin Abil 'Izzi4 dalam menjelaskan rukun iman mengatakan; “Perkara-perkara tersebut adalah termasuk rukun iman.” Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
Artinya; “Rasul telah beriman kepada al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya; demikian pula orang-orang yang beriman; mereka semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya…” (QS. al-Baqarah [2] : 285).
LARANGAN KERAS KEJAWEN MENURUT QUR'AN DAN SUNNAH
Artinya; “Barangsiapa tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya maka Kami sediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang menyala-nyala.” (QS. al-Fath [48] :13).
Dan dalam sebuah hadits yang keshahihannya tidak diperselisihkan lagi, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh Malaikat Jibril 'alaihis-salam kepada Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang arti iman. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
Artinya; “Bahwa keimanan itu adalah engkau beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari Akhir, dan Takdir yang baik maupun buruk.”
Artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. al-Ahzab [33] : 40).
dari Jabir radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda;
Artinya; “Pembatas seseorang dengan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
dari Buraidah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda;
Artinya; “Sesungguhnya pengikat antara kami dan mereka adalah shalat; maka barangsiapa meninggalkan shalat berarti telah kafir.” (HR. Ahmad dan Ashabus-Sunan)
Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata; “Orang yang tidak memelihara shalat – umumnya– dilalaikan oleh harta, kekuasaan, jabatan, atau bisnis. Barangsiapa yang lalai karena harta maka ia akan bersama dengan Qarun; barangsiapa yang lalai karena kekuasaan maka ia akan bersama dengan Fir'aun; barangsiapa yang lalai karena jabatan maka ia akan bersama dengan Haman; dan barangsiapa yang lalai karena bisnis maka ia akan bersama dengan Ubay bin Khalaf. …”
Artinya; “Dan mereka bertanya tentang ruh3; katakanlah, 'Ruh itu urusan Tuhanku dan tidaklah kalian diberitahu akan hal itu kecuali hanya sedikit.'” (QS. al-Isra' : 85)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesesatan/kekufuran ajaran Sapto Darmo sebagai berikut:
1.Mereka meyakini adanya sesuatu –yang mereka anggap Tuhan– tetapi bukan Allah, walaupun mereka menggunakan sebutan Allah dalam Pancasila Allah.
2.Mereka tidak beriman kepada Malaikat, para Rasul, Kitab-kitab, Hari Akhir, dan Takdir.
3.Mereka memiliki 'kitab suci' sendiri dan tidak beriman kepada al-Qur'an.
4.Mereka memiliki sistem peribadatan sendiri.
5.Mereka tidak membedakan antara wahyu dengan bisikan syetan.
6.Ajaran mereka banyak bersumber dari ajaran Hindu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar