Senin, 10 Agustus 2015

Ilmu apakah yang wajib setiap muslim untuk mengetahuo dan mempelajarinya?

Ilmu apakah yang wajib setiap
muslim untuk mengetahui dan
mempelajarinya?
Pertama: Ilmu mengenal Allah
Yaitu; hendaknya seorang hamba
benar-benar mengenal Sang
penciptanya, sehingga dia benar-
benar menjadikan segala bentuk
ibadahnya hanya untuk Allah
Ta’ala. Hatinya selalu rindu dan
selalu terawasi oleh
Rabbnya,sehingga tidaklah dia
berdoa, bertawakal, bersujud,
takut dan berharap kecuali hanya
kepada Allah.
Ilmu mengenal Allah adalah ilmu
yang paling agung, karena Allah
Ta’ala Maha Agung. Barangsiapa
yang benar-benar mengenal
Allah maka sungguh dia akan
menjadi orang yang paling
bertakwa dan paling takut
kepada Allah. Allah Ta’ala
berfirman:
{ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﺨْﺸَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻣِﻦْ
ﻋِﺒَﺎﺩِﻩِ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀُ }
“Sesungguhnya yang takut
kepada Allah di antara hamba-
hamba-Nya, hanyalah para
ulama” [QS. Faathir: 28].
Kenapa hanya para ulama?
Karena mereka adalah orang-
orang yang mengetahui
kebesaran dan kekuasaan Allah
‘Azza wa Jalla.
Ilmu mengenal Allah Ta’ala
terbagi menjadi dua bagian:
Pertama: Mengenal Dzat Allah
Ta’ala, hal ini ditempuh dengan
beberapa hal:
Mengenal Nama-nama
Allah yang Agung dan
Sifat-sifatNya yang
Tinggi.
Allah Ta’ala berfirman:
{ ﻭَﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟْﺄَﺳْﻤَﺎﺀُ ﺍﻟْﺤُﺴْﻨَﻰ
ﻓَﺎﺩْﻋُﻮﻩُ ﺑِﻬَﺎ }
“Hanya milik Allah Al Asma’ul
Husna (nama-nama yang Agung),
maka mohonlah kepada-Nya
dengan menyebut Al Asma’ul
Husna tersebut.” [QS. Al A’raf:
180]
{ ﻭَﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟْﻤَﺜَﻞُ ﺍﻟْﺄَﻋْﻠَﻰ ﻭَﻫُﻮَ
ﺍﻟْﻌَﺰِﻳﺰُ ﺍﻟْﺤَﻜِﻴﻢُ }
“dan Hanyalah Allah yang
mempunyai sifat yang Maha
Tinggi, dan Dia-lah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
” [QS. An Nahl: 60]
Melihat dan merenungi
Ayat-ayat Allah Al
Kauniyah.
Allah Ta’ala berfirman:
{ ﺇِﻥَّ ﻓِﻲ ﺧَﻠْﻖِ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ
ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻭَﺍﺧْﺘِﻠَﺎﻑِ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ
ﻭَﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ ﻟَﺂﻳَﺎﺕٍ ﻟِﺄُﻭﻟِﻲ
}ﺍﻟْﺄَﻟْﺒَﺎﺏِ
“Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal.” [QS.
Ali ‘Imran: 190]
{ ﺃَﻓَﻠَﺎ ﻳَﻨْﻈُﺮُﻭﻥَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺈِﺑِﻞِ
ﻛَﻴْﻒَ ﺧُﻠِﻘَﺖْ ‏( 17‏) ﻭَﺇِﻟَﻰ
ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻛَﻴْﻒَ ﺭُﻓِﻌَﺖْ ‏(18 ‏)
ﻭَﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠِﺒَﺎﻝِ ﻛَﻴْﻒَ ﻧُﺼِﺒَﺖْ
‏( 19 ‏) ﻭَﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻛَﻴْﻒَ
ﺳُﻄِﺤَﺖْ ‏( 20 ‏) ﻓَﺬَﻛِّﺮْ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺃَﻧْﺖَ
ﻣُﺬَﻛِّﺮٌ ‏( 21 ‏) ﻟَﺴْﺖَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ
ﺑِﻤُﺼَﻴْﻄِﺮٍ ‏( 22 )}
“Maka apakah mereka tidak
memperhatikan unta bagaimana
dia diciptakan? Dan langit,
bagaimana ia ditinggikan? Dan
gunung-gunung bagaimana ia
ditegakkan? Dan bumi
bagaimana ia dihamparkan?
Maka berilah peringatan, karena
sesungguhnya kamu hanyalah
orang yang memberi peringatan.
Kamu bukanlah orang yang
berkuasa atas mereka.” [QS. Al
Ghasyiah: 17-22]
Melihat dan merenungi
Ayat-ayat Allah Asy
Syar’iyyah.
Allah Ta’ala berfirman:
ﺃَﻓَﻠَﺎ ﻳَﺘَﺪَﺑَّﺮُﻭﻥَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻭَﻟَﻮْ
ﻛَﺎﻥَ ﻣِﻦْ ﻋِﻨْﺪِ ﻏَﻴْﺮِ ﺍﻟﻠَّﻪِ
ﻟَﻮَﺟَﺪُﻭﺍ ﻓِﻴﻪِ ﺍﺧْﺘِﻠَﺎﻓًﺎ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ
Maka apakah mereka tidak
memperhatikan Al Quran? Kalau
kiranya Al Quran itu bukan dari
sisi Allah, tentulah mereka
mendapat pertentangan yang
banyak di dalamnya.” [QS. An
Nisaa: 82]
Allah ‘Azza wa Jalla juga
berfirman:
ﺇِﻥَّ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻳَﻬْﺪِﻱ
ﻟِﻠَّﺘِﻲ ﻫِﻲَ ﺃَﻗْﻮَﻡُ ﻭَﻳُﺒَﺸِّﺮُ
ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ
ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕِ ﺃَﻥَّ ﻟَﻬُﻢْ ﺃَﺟْﺮًﺍ
ﻛَﺒِﻴﺮًﺍ
“Sesungguhnya Al Quran ini
memberikan petunjuk kepada
(jalan) yang lebih lurus dan
memberi khabar gembira kepada
orang-orang Mu’min yang
mengerjakan amal saleh bahwa
bagi mereka ada pahala yang
besar.” [QS. Al Israa: 9]
Tujuan seorang
hamba
mengenal Allah
adalah agar
tumbuh pada
diri dan hatinya
kecintaan dan
pengagungan
terhadapNya,
takut dan
berharap hanya
kepadaNya, serta
tidaklah dia
beribadah
melainkan hanya
kepada Allah
semata.
Oleh karena itu,
apabila seorang
hamba
mengenal Allah
dengan sebenar-
benarnya, maka
akan semakin
kokoh pada diri
dan hatinya
kecintaan dan
pengagungan
terhadap Allah.
Hamba yang
paling takut dan
bertakwa kepada
Allah adalah
Rasulullah
shallallahu
‘alaihi wasallam,
karena beliau
adalah hamba
yang paling
mengenal Allah
Ta’ala dengan
sebenar-
benarnya, beliau
bersabda:
« ﺇِﻥَّ ﺃَﺗْﻘَﺎﻛُﻢْ ﻭَﺃَﻋْﻠَﻤَﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ
»ﺃَﻧَﺎ
“Sesungguhnya yang paling
takwa dan paling mengerti
tentang Allah diantara kalian
adalah aku”. [HR. Al Bukhari –
Muslim, dari shahabat ‘Aisyah]
Dalam riwayat Muslim, beliau
bersabda:
« ﻭَﺍﻟﻠﻪِ، ﺇِﻧِّﻲ ﻟَﺄَﺭْﺟُﻮ ﺃَﻥْ ﺃَﻛُﻮﻥَ
ﺃَﺧْﺸَﺎﻛُﻢْ ﻟِﻠَّﻪِ، ﻭَﺃَﻋْﻠَﻤَﻜُﻢْ ﺑِﻤَﺎ
»ﺃَﺗَّﻘِﻲ
“Sesunguhnya saya berharap,
bahwa sayalah yang paling takut
kepada Allah di antara kalian,
dan paling tahu bagaimana
caranya bertakwa.”
Tatkala ada seseorang bertanya
kepada Asy Sya’bi: “Siapakah
orang yang (patut) dikatakan
berilmu?” beliau menjawab:
“Orang yang dikatakan berilmu
adalah orang yang takut kepada
Allah.
Berkata Ibnu
Mas’ud_radhiyallahu ‘anhu:
“Cukuplah seseorang itu
dikatakan berilmu, tatkala
memiliki rasa takut kepada Allah.
Dan cukuplah seseorang itu
dikatakan jahil (orang yang
bodoh) tatkala dia berpaling dari
Allah.”
Berkata ulama Salaf: “Tidaklah
orang yang bermaksiat kepada
Allah kecuali orang yang jahil.”
Yaitu, tidak mengetahui
keagungan Allah dan kedudukan
Allah Ta’ala, meskipun terkadang
dia pandai dalam ilmu syariat.
Oleh karena itu, wahai
saudaraku!
Jika engkau
melihat ada
seorang yang
berilmu, namun
pada
kehidupannya
bergelimang
dengan
kemaksiatan,
maka
sesungguhnya
dia masih jahil,
belum bisa
dikatakan orang
yang berilmu.
Karena hakikat
ilmu yang
bermanfaat dan
membawa
keberkahan,
akan melahirkan
pada diri
pemiliknya
kecintaan dan
pengagungan
terhadap Allah,
serta akan
melahirkan rasa
takut kepada
Allah ketika dia
berbuat maksiat.
Kedua: Mengenal hukum-hukum
dan apa saja yang disyariatkan
Allah dari perkara halal dan
Haram.
Ini merupakan ilmu yang agung,
seorang hamba mengetahui
mana yang dihalalkan oleh Allah
dan mana yang diharamkan. Dan
mengetahui mana yang wajib
diamalkan, mana yang mustahab
dan mana yang makruh. Dengan
ilmu ini, maka hamba bisa
menjalankan segala bentuk
tuntunan syariat yang Allah
tetapkan dan menjahui segala
bentuk larangan-laranganya.
Kita simpulkan, bahwa manusia
dalam bab mengenal Allah
terbagi menjadi empat golongan:
Golongan orang yang
benar-benar mengenal
Allah dan mengetahui
hukum-hukum syariat,
maka ini adalah
golongan manusia yang
paling utama.
Golongan yang benar-
benar mengenal Allah,
namun dia jahil
terhadap hukum-hukum
syariat.
Golongan yang
mengetahui hukum-
hukum syariat, namun
tidak mengenal Allah
dengan sebenar-
benarnya.
Golongan yang tidak
mengenal Allah dengan
sebenar-benarnya dan
juga tidak mengetahui
hukum-hukum
syariatNya.
Cobalah lihat, termasuk golongan
manakah posisi kita?!
Semoga Allah ‘Azza wa Jalla
menjadikan kita semua menjadi
hamba-hambaNya yang
mengenalNya dengan sebenar-
benarnya dan mengetahui
hukum-hukum syariat-
syariatNya. Wallahul muwaffiq
ilash Shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar