Rabu, 29 Juli 2015

Kisah inspirasi, kesayangan rasulullah - zaid bin haritsah..

KESAYANGAN RASULULLAAH

oleh: Yunusallan,

Siapa Kesayangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ?

Siapa sahabat mulia yang mendapat julukan " KESAYANGAN RASULULLAH " dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ? Dan apa nasab serta pertumbuhannya ? Begitu juga apakah Allah menyebut namanya di dalam Al-quranul Karim, kemudian apakah dia memiliki kisah yang dapat diketahui ? Semua pertanyaan ini akan kita ketahui jawabannya - in sya Allah - dalam ulasan berikut ini.

Kesayangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah sahabat mulia yang bernama Zaid bin haritsah. Beliau satu-satunya sahabat yang tecantum jati dirinya secara gamblang di dalam Al-quranul Karim, anda tidak akan mendapatkan sebuah nama di seluruh ayat dalam Al-quranul Karim dari kalangan sahabat kecuali Zaid bin haritsah. Allah Subhanahu Wata'alaa berfirman - yang artinya - : " Maka tatkala Zaid telah menceraikan istrinya, Kami nikahkan dirimu dengannya (Zainab binti jahsy)". (QS. Al-ahzab : 37)

 Nasab dan pertumbuhannya

Beliau adalah sahabat Nabi yang mulia, pelayan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Zaid bin haritsah bin syarohil bin ka'ab bin 'abdil 'uzza bin imruil qois bin 'amir bin an-nu'man bin 'amir bin 'abdud bin 'auf bin kinanah bin bakar bin 'auf bin 'udzroh bin zaid al-lat bin rufaidah bin tsaur bin kalab bin wabaroh bin tsa'lab bin hulwan bin 'imron bin al-haf bin al-qudho'ah al-kalbi al- qudho'i.

Tebusan Bagi dirinya

Disebutkan bahwa suatu hari Zaid (yang saat itu masih kecil) bersama ibunya pergi hendak berkunjung ke rumah keluarga ibunya tersebut. Sesampainya di sana tiba-tiba ada sekawanan penjahat berkuda, mereka merampas harta benda keluarga itu dan menculik Zaid. Kemudian mereka menjualnya di sebuah pasar untuk dijadikan budak, Hakim bin hizam membeli beliau lalu dihadiahkan kepada bibinya yang bernama Khodijah binti khuwailid. Selanjutnya Zaid dihadiahkan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam - kejadian itu sebelum hijrah ke Madinah -

Pada akhirnya Zaid tinggal beberapa waktu bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Tidak disangka datanglah suatu hari paman dan ayah Zaid bin haritsah dengan tujuan menebus dirinya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Lalu Nabi pun berkata : " Semua ini kita serahkan sepenuhnya kepada Zaid. Jika ia memilih kembali maka saya persilahkan kembali, namun jika ia memilih untuk tetap tinggal maka biarkanlah ia tinggal. Biarkan ia memilih, jika ia memilih kalian berdua maka silahkan kalian ajak bersama kalian tanpa tebusan apa pun".

Tatkala mereka memberikan pilihan kepada Zaid, justru ia lebih memilih tetap tinggal bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam - kejadian ini sebelum diangkatnya beliau menajdi Nabi -. Ayah Zaid heran dan seakan tidak percaya terhadap sikapnya. Apakah masuk akal bahwa ia lebih memilih menjadi seorang budak seseoran dibandingkan kembali bersama ayahnya ke rumah mereka ?.

Zaid bin haritsah pun berkata : " Demi Allah, saya belum pernah melihat sekalipun dari diri Muhammad sesuatu yang membuat hati saya terluka". Lalu Nabi Shallallahu Alaihim Alaihi Wasallam mengajak Zaid menuju Hijir ka'bah. Kemudian beliau mengumumkan bahwa beliau telah mengangkat Zaid sebagai anaknya - sebagai penghibur hati ayah Zaid - seraya bersabda : " Wahai kaum Quraisy, saksikanlah bahwa Zaid adalah anakku. Dia mewarisiku dan aku mewarisinya". Sejak saat itu beliau dikenal dengan Zaid bin muhammad sampai datang islam mengharamkan penasaban nama seseorang kepada selain anak kandungnya. Sehingga kembali nama Zaid seperti sedia kala. Allah Subhanahu Wata'alaa berfirman - yang artinya - : "  Panggillah mereka dengan nama bapak-bapak mereka. Itulah yap lebih adil disisi Allah. Dan jika tidak kamu ketahui siapa bapa bapak mereka, maka adalah mereka saudara kamu seagama maula-maula kamu. Tetapi tidaklah kamu berdosa jika kamu salah dengan dia, melainkan jika disengaja oleh hati kamu. dan Allah adalah Maha Pengampun, Maha Penyayang ". (QS. Al-ahzab : 5).

Oleh karena itu Zaid memiliki kedudukan di hati Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berupa cinta yang begitu besar dan kuat, namun setelah hilang nasabnya kepada Rasulullah dan perceraiannya dengan Zainab binti jahsy Allah ingin menggantikan itu semua untuknya dengan yang lebih baik sekaligus pelipur lara bagi Zaid. Allah berikan kepadanya kemuliaan yang tidak seorang sahabat pun mendapatkannya dengan menyebut nama Zaid di dalam Al-quranul Karim dengan firman-Nya - yang artinya - : " Maka tatkala Zaid telah menceraikannya, lalu Kami nikahkan engkau dengannya".

Kesyahidan Zaid

Zaid mendapatkan kesyahidannya di tengah perang Mu'tah berkecamuk pada tahun 8 Hijriyah. Saat itu pasukan kaum muslimin keluar menuju kota Mu'tah di negara Syam untuk berhadapan dengan pasukan Romawi. Karena pentingnya momen perang ini, maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah memilih 3 prajurit pemberani, pasukan berkuda di siang hari dan pasukan pengintai di malam hari. Kemudian beliau bersabda : " Ta'atilah Zaid bin haritsah, jika dia terbunuh maka ta'ati Ja'far bin abi thalib, dan jika ja'far pun terbunuh maka ta'ati Abdullah bin rawahah ".

Dan akhirnya Zaid pun menemui syahidnya - Radhiallahu Anhu - di perang tersebut, begitu juga kedua pemimpin perang setelahnya mereka menemui syahid. Sehingga Kepemimpinan perang diambil alih oleh Kholid bin al-walid dengan penuh gagah berani dan menciptakan sedikit tipu daya menjadikan pasukan lawan tak beraturan dan menggiring pasukan muslim ke dalam wilayah aman.

Kesedihan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam atas gugurnya Zaid

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam merasakan kesedihan begitu mendalam dan pilu atas gugurnya Zaid sampai beliau menangis karena kejadian tersebut, sampai ada yang bertanya : tangisan apa ini wahai Rasulullah ? Beliau pun menjawab : " Kerinduan kekasih terhadap yang terkasih".

Semoga Allah merahmati dan meridho'i Zaid dan mengumpulkan kita semua dengannya di surga Firdaus yang tertinggi, dan di kumpulkan pula dengan para Nabi dan Rasul serta seluruh para sahabat di surga Firdaus yang tertinggi dan di sekitar telaga Nabi. Sesungguhnya Allah yang menguasai ini semua dan berkuasa atas segalanya.

diambil dari: http://mawdoo3.com/من_هو_حب_رسول_الله

Diterjemahkan oleh: Yunusallan

http://lajnahamalshaleh.com/artikel-detail-69

🏡 "LAJNAH AMAL SHALEH"

Awali pagi dengan do'a

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَهِ وَبَرَكَاتُهُ

🌰AWALI PAGI DENGAN DO’A…

Setiap memasuki pagi, nabi shallallahu alaihi wasallam selalu membaca do’a ini:

اَللَّهُمَّ إنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amalan yang maqbul.”
(HR. Ahmad (6/322)

Catatan:

Terdapat korelasi yang kuat antara makna yang terkandung pada dzikir diatas dan waktu untuk membacanya. Ummu salamah mengabarkan bahwa dzikir tersebut dibaca oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam usai mengucapkan salam pada sholat subuh, dimana pada waktu tersebut setiap orang memulai aktifitasnya.

Tiga permohonan yang termaktub dalam hadits diatas seolah menggambarkan sasaran utama yang harus digapai seorang muslim saat mengarungi harinya. Seakan-akan dengan membaca dzikir ini ia telah menentukan apa yang harus digapai olehnya pada hari itu, sehingga dirinya termotifasi untuk mewujudkan semua itu dibawah taufiq dan bimbingan Allah. Berbeda dengan orang yang tidak memulai paginya dengan dzikir diatas. Langkahnya tidak menentu, hidupnya seolah tak memiliki tujuan dan arah yang pasti.

Wallahu a’lam
Selamat beraktifitas

📝Oleh Ustadz Aan Chandra Thalib, حفظه الله تعالى

Selasa, 28 Juli 2015

Istighfar vs sosmed

⛔Istigfar VS sosmed. ⚠

💡Kami sempat terkesima mendengar kata-kata Ustadz Armen Halim Naro, Lc. rahimahullah saat memotivasi tentang istighfar, beliau berkata, 

“Istighfar kita yang naik ke langit mencegah turunnya musibah ke bumi”. Ini membuat kami sedikit merenung mengenai diri kami dan kami mencoba untuk membaginya.

⛔Fenomena Jejaring Sosial

🚩Ternyata kami sangat jauh menerapkan hal ini. Setelah dipikir-pikir ada satu yang menjadi penyebabnya yaitu maraknya jejaring sosial seperti facebook, twitter, google+,whatsApp dan lain-lain. 

💢Inilah membuat kami lalai dan sangat jauh dari kebiasaan orang-orang shalih dan ulama yaitu beristighfar di mana pun, kapan pun (tentu bukan di WC, toilet dll), mengucapkan “astagfirullah”,” allahummagfirli” di sela-sela waktu, di sela-sela kesempatan, di sela-sela kesibukan, ketika menunggu, ketika naik kendaraan, ketika berjalan kaki, ketika menanti jemputan dan ketika kita mampu mencuri sedikit waktu yang sangat mahal dalam berbagai kesibukan.

🚩Para Salaf Mencuri Waktu untuk Beristighfar

🔴Jika mengingat pesan para salaf (pendahulu) kita, maka kita sangat malu menisbatkan diri kepada mereka. Luqman pernah berpesan kepada anaknya,

“Wahai anakku biasakan lisanmu dengan ucapan: [اللهم اغفر لي ] “Allahummaghfirli (Ya Allah, ampunilah aku)”, karena Allah memiliki waktu-waktu yang tidak ditolak permintaan hamba-Nya di waktu itu.”

🔴Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,
”Perbanyaklah istighfar di rumah-rumah, meja-meja makan, jalan-jalan, pasar-pasar dan majelis-majelis kalian di manapun kalian berada. Karena kalian tidak tahu kapan turunnya pengampunan Allah”.
(Jami’ Al-ulum wal hikam hal. 535, Darul Aqidah, Kairo, cet.1, 1422 H)

🔴Belum lagi kisah Imam Malik rahimahullah yang mencuri waktunya yang sangat mahal. Ketika penyambung suaranya berbicara saat majelis kajian (saat itu belum ada pengeras suara, maka ada beberapa penyambung suara berbicara setelah imam Malik berbicara). Maka waktu longgar tersebut dimanfaatkan oleh beliau untuk beristighfar kepada Allah Ta’ala. Subhanallah, sungguh sangat jauh dari kebiasaan kita.

💡Bijak dalam Menyikapi Jejaring Sosial

✏Kami baru tersadar bahwa facebook dan jejaring sosial menjadi penggantinya. .......

📨Jika seperti ini, kapan kita menuntut ilmu, berdakwah, waktu untuk keluarga, bersosialisasi dengan masyarakat dan beramal? Memang berniat menuntut ilmu di dunia maya, tetapi menuntut ilmu di dunia nyata waktunya harus lebih banyak, jelas berbeda keutamaannya menghadiri majelis ilmu. 

📚Memang berniat berdakwah di dunia maya, tetapi berdakwah di dunia nyata porsinya harus lebih besar, kepada orang tua, kerabat dan lain-lain.

💡Jangan Melalaikan dan Meremehkan Istighfar
dari istighfar inilah bermula hakikat penghambaan terhadap Allah, yaitu hati remuk-redam, bersedih mengingat dosa-dosa yang pernah diperbuat setiap harinya.

💡Istighfar Membuat Kehidupan Menjadi Mudah
Allah Ta’ala berfirman,
“Dan hendaklah kamu meminta ampun [istighfar] kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan.” (QS. Hud: 3)

💡Kemudian istighfar juga membuat musibah tidak jadi turun, kemudian jika turun memudahkan kita menghadapinya, dan segera bisa menghilangkan musibah tersebut.

💡Jangan Lalai Juga Berdzikir
Kita sepertinya lupa juga dengan anjuran berdzikir, padahal ini adalah perbuatan yang sangat mudah.

🏁Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)

🏁Kemudian balasan dzikir sederhana yang dapat berbuah pahala besar dapat kita lihat pada hadits Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengucapkan: “Subahnallah wa bihamdihi “di dalam sehari 100 kali, dihapuskan dosa-dosanya walaupun seperti buih dilautan”. [HR. Bukhari, no. 5926 dan Muslim, no. 4857]

Perhatikan, hanya sekitar 3-5 menit untuk membacanya 100 kali, dosa kita terhapus semuanya. Untuk facebook dan twiter ketika menunggu tembel ban misalnya, kita habiskan sampai 20 menit.

💡Terbukti, Kuatnya Pengaruh Dzikir

Bagi yang sudah terbiasa berdzikir dan merasakan nikmatnya, maka ia adalah kebutuhan pokok seorang hamba dalam kehidupan sehari-hari. 

💢Ia adalah kekuatan yang memudahkan kita melaksanakan berbagai ketataan dan mejaga kita dari keburukuan. Seolah-olah ada yang kurang jika tidak berdzikir. Dzikir pagi-petang sebagai tempat pengisiannya.

(selesai ringkasan)
........ Selengkapnya :
muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/istighfar-vs-jejaring-sosial-2.html

Penulis: Raehanul Bahraen
Muroja’ah: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id

Saling menasehati dalam kebajikan

Cinta Karena Allah Itu
Mempunyai Harga Sangat
Mahal, Siapkah Kita
Membayarkannya..?!
Cinta karena Allah itu
mempunyai harga sangat mahal
yang harus dibayar, dan sedikit
sekali yang mau membayarnya.
Apa harga mahal yang harus
dibayar itu..?
Harga mahal yang harus
dibayarkan oleh siapa saja yang
mengaku cinta karena Allah,
yaitu; SALING MENASEHATI,
sebagaimana firman Allah ta’ala
dalam surat 103 Al-‘Ashr.
Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
“Demi masa [1] Sesungguhnya
manusia itu benar-benar
berada dalam kerugian [2]
Kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal
saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran [3]”.
Seseorang yang mengaku cinta
kepada temannya karena Allah
maka harus terus menerus
mengawasi temannya tersebut
untuk saling menasehati dalam
kebaikan dan kebenaran. Hal
ini jarang dilakukan oleh orang-
orang yang mengaku saling
cinta karena Allah, dengan
alasan khawatir temannya
tersinggung, atau khawatir
temannya marah, atau khawatir
temannya meninggalkannya,
dan berbagai macam alasan
lainnya..
Jadi, harga mahal yang harus
dibayarkan oleh orang-orang
yang saling mencintai karena
Allah adalah saling menasehati
dengan melakukan amar makruf
nahi munkar, yaitu saling
mengingatkan dan memotivasi
untuk menjadi lebih baik, lebih
taat kepada Allah, lebih
istiqomah dalam mengamalkan
Islam yang dibawa Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi
Wa Sallam.
Karena itu apabila ada dua
orang sahabat Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi
Wa Sallam bertemu, keduanya
tidak berpisah melainkan salah
seorang dari keduanya
membacakan kepada yang lain
surat Al-‘Ashr sampai selesai,
kemudian salah seorang dari
keduanya memberikan salam
kepada yang lain dan berpisah.
Ath-Thabrani Rahimahullah
meriwayatkan dengan sanadnya
dari Ubaidullah bin Hisn Abu
Madinah, ia berkata:
“Bahwasanya apabila ada dua
orang sahabat Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi
Wa Sallam bertemu, keduanya
tidak berpisah melainkan salah
seorang dari keduanya
membacakan kepada yang lain
surat Al-‘Ashr sampai selesai,
kemudian salah seorang dari
keduanya memberikan salam
kepada yang lain.”
Al-Imam Asy-Syafi’i
Rahimahullah berkata: “Kalau
sekiranya manusia
mentadabburi(merenungkan
dan menghayati) surat ini
(Al-‘Ashr), pastilah cukup bagi
mereka.”
[Tafsir Ibnu Katsir: 4/657, Tafsir
Al-Qasimiy: 9/538 dan Al-
Misbahul Munir Fi Tahdzib
Tafsir Ibni Katsir, Isyraf: As-
Syaikh Shafiyyur Rahman Al-
Mubarak Fuuriy, hal 1529].
—————
Kisah cinta terpanjang itu
adalah saling cinta karena
Allah..
Dimulai dengan saling
menasehati untuk menjadi
lebih baik..
Berlanjut dengan saling
mendoakan dikala dekat dan
jauh..
Puncaknya adalah bertemu di
‘Mimbar-Mimbar dari Cahaya’ di
surga sukses dengan meraih
Cinta Allah..
Allah berfirman dalam Hadits
Qudsi:
“Orang-orang yang saling cinta
karena Aku, untuk mereka
mimbar-mimbar dari cahaya..”
[HR. At-Tirmidzi dan beliau
berkata: Hadits Hasan Shahih]

Doa apa yang terbaik untuk diucapkan?

Dewasa ini
menikah telah menjadi persoalan
yang sangat pelik dan besar bagi
banyak pihak. Persoalan yang
mengganjal kemudahan dan
kelancaran pernikahan tidak sebatas
factor biaya pernikahan yang besar
saja. Dalam beberapa keadaan,
persoalannya bahkan berakar kepada
faktor pemilihan dan penentuan
calon pasangan hidup.
Banyak pemuda kebingungan
mencari gadis yang akan dijadikan
calon istri. Dalam zaman yang
diwarnai oleh emansipasi wanita ala
negara-negara kafir Barat ini,
mencari sosok calon istri yang baik
pemahaman dan pengamalan
agamanya, baik akhlaknya, baik garis
keturunan keluarganya —syukur-
syukur cantik wajahnya dan kaya
harta— bukan pekerjaan mudah.
Para gadis lebih pusing lagi. Jumlah
kaum wanita yang lebih banyak dari
jumlah kaum pria merupakan sebuah
persoalan tersendiri. Apalagi gadis
biasanya relatif pasif dan hanya
menunggu bola. Maka memilih
seorang calon suami yang baik
pemahaman dan pengamalan
agamanya, baik akhlaknya, baik garis
keturunan keluarganya —syukur-
syukur tampan wajahnya dan mapan
pekerjaannya— sungguh pekerjaan
yang sulit.
Saking sulitnya, terkadang
menantikan kedatangan seorang
pemuda muslim yang rajin shalat
lima waktu secara berjama’ah, tidak
merokok dan bukan pengangguran
saja —kriteria yang sebenarnya tak
muluk-muluk— butuh waktu yang
entah berapa lama, hanya Allah
yang tahu.
Semua pemuda dan gadis tentu
berharap dimudahkan dan
dilancarkan oleh Allah dalam urusan
mendapatkan jodoh dan membangun
ikatan rumah tangga. Banyak di
antara mereka bertanya-tanya
kepada para kyai, ustadz dan
murabbi (pembimbing ruhaninya),
tidak adakah doa dari Al-Qur’an atau
hadits nabawi untuk mendapatkan
jodoh yang ideal dan sesuai dengan
harapan?
Sebagai agama yang memberikan
panduan bagi seluruh aspek
kehidupan manusia, sudah tentu
Islam mengajarkan doa yang
ditanyakan tersebut. Persoalannya,
seringkali orang terpaku pada
penyebutan lafal “istri yang
shalihah” atau “suami yang shalih”
misalnya, sehingga merasa merasa
tidak ada doa dalam Al-Qur’an atau
hadits nabawi yang secara khusus
berkaitan dengan permintaan
kemudahan mendapatkan pasangan
hidup yang ideal.
Islam adalah agama yang memberi
panduan dalam semua persoalan
kehidupan umat manusia. Perkara
yang besar sampai perkara yang
kecil, urusan pengelolaan negara
sampai urusan buang air kecil,
semuanya ada tuntunannya dalam
Al-Qur’an dan as-sunnah.
Dalam perkara-perkara yang bersifat
baku dan tidak mengalami
perubahan dengan adanya
perubahan tempat dan zaman, Islam
memberi panduan yang sifatnya
rinci. Misalnya persoalan akidah,
akhlak mulia dan akhlak tercela,
ibadah-ibadah ritual, hukum pidana,
pernikahan dan yang berkaitan
dengannya, warisan dan yang
berkaitan dengannya.
Adapun dalam perkara-perkara yang
bisa berubah mengikuti perubahan
zaman dan tempat, Islam memberi
panduan secara global. Perinciannya
diserahkan kepada ijtihad ulama’
dan umara’ kaum muslimin.
Misalnya teknis pengelolaan politik,
ekonomi, militer, budaya, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Nash-nash Al-Qur’an dan hadits
nabawi memiliki sifat jawami’ al-
kalim . Maksudnya adalah lafalnya
ringkas, namun maknanya sangat
luas dan mengandung pelajaran
yang sangat dalam. Demikian pula
halnya dengan doa-doa yang
terkandung dalam Al-Qur’an dan
hadits nabawi, lafalnya ringkas-
ringkas namun maknanya sangat
luas dan sudah mencakup semua hal
yang dibutuhkan dalam kehidupan
manusia.
Meskipun berdoa itu sifatnya bebas,
dengan bahasa apapun dan lafal
apapun sesuai kebutuhan orang
yang berdoa, namun Islam juga
memberikan panduan kepada
umatnya untuk membiasakan diri
berdoa dengan doa-doa yang bersifat
jawami’ al-kalim . Sepantasnya
seorang muslim berdoa dengan doa-
doa yang disebutkan dalam Al-
Qur’an dan as-sunnah, karena lafal
dan kandungan maknanya tentu
lebih baik dari doa-doa yang
dirangkai dengan kata-kata kita
sendiri, yang biasanya lafalnya
panjang lebar namun kandungan
maknanya tidak luas.
ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﺭَﺿِﻲَ :ْﺖَﻟﺎَﻗ ،ﺎَﻬْﻨَﻋ ُﻪَّﻠﻟﺍ ‏« ﻛَﺎﻥَ
ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺴْﺘَﺤِﺐُّ
ﺍﻟْﺠَﻮَﺍﻣِﻊَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀِ، ﻭَﻳَﺪَﻉُ ﻣَﺎ ﺳِﻮَﻯ ﺫَﻟِﻚَ ‏»
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha
berkata: “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa salam menyukai doa-doa
yang jawami’ (ringkas lafalnya
namun luas dan dalam maknanya)
dan meninggalkan doa-doa
selainnya.” (HR. Abu Daud no. 1482,
Ahmad no. 25151, Ibnu Hibban no.
867, Ath-Thayalisi no. 1491, Ath-
Thahawi dalam Syarh Musykil Al-
Atsar no. 6029, Al-Hakim no. 1978
dan Ibnu Abi Syaibah no. 29165.
Dishahihkan oleh Al-Hakim, Adz-
Dzahabi dan Al-Albani)
Sekarang marilah kita perhatikan
sebagian doa dalam Al-Qur’an dan
as-sunnah yang menuntun seorang
pemuda dan gadis untuk
mendapatkan pasangan hidup yang
ideal dan sesuai harapannya. Jika
dikaji secara mendalam, bisa jadi
akan banyak ditemukan doa-doa
tersebut. Di sini kita akan
menyebutkan sebagiannya saja yang
mudah:
Pertama
Doa yang diajarkan oleh Allah Ta’ala
dalam firman-Nya:
ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺁﺗِﻨَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ
ﺣَﺴَﻨَﺔً ﻭَﻗِﻨَﺎ ﻋَﺬَﺍﺏَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ
“Wahai Rabb kami, berikanlah kami
kebaikan di dunia, kebaikan di
akhirat dan jagalah kami dari azab
neraka.” (QS. Al-Baqarah [2]: 201)
Lafal kebaikan di dunia dalam ayat
di atas adalah jawami’ al-kalim . Lafal
kebaikan di dunia sudah mencakup
calon istri yang shalihat, calon
suami yang shalih, dan makna-
makna lainnya.
Saat menjelaskan makna ayat
tersebut, imam Ibnu Katsir Ad-
Dimasyqi berkata: “Doa ini telah
mengumpulkan semua kebaikan di
dunia dan menjauhkan dari semua
keburukan di dunia. Karena kebaikan
di dunia itu mencakup segala hal
yang diinginkan di dunia, berupa
kesehatan, rumah yang luas, istri
yang baik (atau suami yang baik,
pent), rizki yang luas, ilmu yang
bermanfaat, amal yang shalih,
kendaraan yang nyaman, pujian yang
baik dan lain-lainnya yang telah
disebutkan dalam ungkapan para
ulama tafsir. Tidak ada kontradiksi
antara pendapat-pendapat mereka
tersebut, karena semuanya termasuk
dalam cakupan makna kebaikan di
dunia.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/558)
Oleh karena begitu hebatnya doa ini,
maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa salam selalu membacanya.
Bahkan ia adalah doa yang paling
banyak dibaca oleh beliau.
Sebagaimana dituturkan oleh
pelayan beliau, Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu:
ﻛَﺎﻥَ ﺃَﻛْﺜَﺮُ ﺩُﻋَﺎﺀِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
:َﻢَّﻠَﺳَﻭ ‏« ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺁﺗِﻨَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺣَﺴَﻨَﺔً،
ﻭَﻓِﻲ ﺍﻵﺧِﺮَﺓِ ﺣَﺴَﻨَﺔً، ﻭَﻗِﻨَﺎ ﻋَﺬَﺍﺏَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ‏»
“Doa yang paling banyak dibaca oleh
Nabi shallallahu ‘alaihi wa salama
adalah doa: “Ya Allah, ya Rabb kami,
berikanlah kami kebaikan di dunia,
kebaikan di akhirat dan jagalah kami
dari azab neraka .” ( HR. Bukhari no.
6389 dan Muslim no. 2690)
Kedua
Doa yang diajarkan oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa salam kepada
Aisyah radhiyallahu ‘anha:
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻛُﻠِّﻪِ ﻋَﺎﺟِﻠِﻪِ
ﻭَﺁﺟِﻠِﻪِ، ﻣَﺎ ﻋَﻠِﻤْﺖُ ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﺃَﻋْﻠَﻢْ، ﻭَﺃَﻋُﻮﺫُ
ﺑِﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﻛُﻠِّﻪِ ﻋَﺎﺟِﻠِﻪِ ﻭَﺁﺟِﻠِﻪِ، ﻣَﺎ ﻋَﻠِﻤْﺖُ
ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﺃَﻋْﻠَﻢْ
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu
seluruh kebaikan, yang disegerakan
(di dunia) maupun yang diakhirkan
(di akhirat), yang saya ketahui
maupun yang tidak saya ketahui.
Dan aku berlindung kepada-Mu dari
seluruh keburukan, yang disegerakan
(di dunia) maupun yang diakhirkan
(di akhirat), yang saya ketahui
maupun yang tidak saya
ketahui.” (HR. Ahmad no. 25019,
Ibnu Majah no. 3846, Ibnu Abi
Syaibah no. 29345, Ibnu Hibban no.
869, Abu Ya’la no. 4473 dan Ath-
Thahawi dalam Syarh Musykil Al-
Atsar no. 6026. Hadits shahih)
Kebaikan yang disegerakan di dunia
dalam hadits Aisyah radhiyallahu
‘anha di atas sudah mencakup istri
yang shalihat dan suami yang shalih
bagi orang yang telah menikah, juga
mencakup calon istri yang shalihat
dan calon suami yang shalih bagi
orang yang belum menikah.
Keburukan yang disegerakan di
dunia dalam hadits Aisyah
radhiyallahu ‘anha di atas sudah
mencakup istri yang buruk dan
suami yang buruk (baik dari segi
ilmu agama, akhlak, harta, nasab
maupun fisik) bagi orang yang telah
menikah, juga mencakup calon istri
yang buruk dan calon suami yang
buruk (baik dari segi ilmu agama,
akhlak, harta, nasab maupun fisik)
bagi orang yang belum menikah.
Satu doa dari Al-Qur’an dan satu doa
dari hadits di atas sebenarnya sudah
mencukupi kebutuhan orang-orang
yang menginginkan pasangan hidup
yang bisa menemaninya dalam
menggapai kebahagian dunia dan
akhirat.
Jika setelah itu masih ingin
memanjatkan doa-doa tambahan
dengan lafal-lafal yang disusun
sendiri atau disusun oleh kyai dan
ustadz, misalnya, maka tidak
mengapa. Sebaiknya selalu
dilantunkan juga bagian akhir dari
doa dalam hadits ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha di atas yang
berbunyi:
ﻭَﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﺃَﻥْ ﺗَﺠْﻌَﻞَ ﻛُﻞَّ ﻗَﻀَﺎﺀٍ ﻗَﻀَﻴْﺘَﻪُ ﻟِﻲ
ﺧَﻴْﺮًﺍ
“Dan aku memohon kepada-Mu agar
menjadikan setiap ketetapan (takdir)
yang Engkau tetapkan untukku
sebagai (takdir) kebaikan.” (HR.
Ahmad no. 25019, Ibnu Majah no.
3846, Ibnu Abi Syaibah no. 29345,
Ibnu Hibban no. 869, Abu Ya’la no.
4473 dan Ath-Thahawi dalam Syarh
Musykil Al-Atsar no. 6026. Hadits
shahih)
Saudaraku muslim dan muslimah di
manapun Anda berada…
Semoga Allah Ta’ala mengaruniakan
kepada Anda pasangan hidup yang
terbaik bagi Anda dan memudahkan
Anda menggapai kebahagian hidup
di dunia dan di akhirat. Amien.

Senin, 27 Juli 2015

Dari prof.dermawan wibisono

Dari Prof Dermawan Wibisono (TI 84, dosen SBM ITB)

Saat mendapat beasiswa ke Australia 1995, mahasiswa Indonesia sempat diinapkan 3 malam di rumah penduduk di suatu perkampungan untuk meredam shock culture yang dihadapi.

Saya bersama dengan kawan dari Thailand menginap di Balarat, di peternakan seorang Ausie yang tinggal suami istri bersama dengan anak tunggalnya. Luas peternakannya kira-kira sekecamatan Arcamanik, dengan jumlah sapi dan dombanya, ratusan, yang pemliknya sendiri tak tahu secara pasti, karena tak pernah menghitungnya dan sulit memastikannya dengan eksak.

Suatu sore saya terlibat perbincangan dengan anak tunggalnya di pelataran rumah di musim panas yang panjang, di bulan Janauari 1995.
Aussie:"Why so many people form your country take a PhD and Master degree here?"
Saya:" Why not? your country give a grant, not loan, for us? so it is golden opportunity for us to get higher degree. Why you just finish your education at Diploma level, even it is free for Aussie to take higher degree?"
Aussie:" I don't need that degree, my goal is just to get a skill how to make our business broader. Now I am starting my own business in textile and convection, so I just need the technique to produce it, not to get any rubbish degree .."

Dua puluh tahun kemudian saya masih termenung, berusaha mencerna fenomena yang terjadi di negeri ini. Begitu banyak orang tergila-gila pada gelar doktor, profesor, sama seperti tahun 1970an ketika banyak orang tergila-gila pada gelar ningrat RM, RP, GKRH.
Dan tentu orang yang berusaha mendapatkan gelar itu tak terlalu paham dengan substansi yang dikandung dalam gelar yang diisandang. Pernah dengan iseng kutanyakan kepada supervisorku di Inggris sana, saat mengambil PhD:
" Why don't you take a professor?" tanya saya lugu kepada supervisorku yanng belum profesor padahal Doktornya cumlaude dan sudah membimbing 10 doktor baru.
Dengan serta merta ditariknya tangan kanan saya. Ditatapnya mata saya tajam-tajam. "Look," katanya dengan muka serius: "..Professor is not a status symbol or level in expertise, but professor is mentality, is a spirit, is a way of life, is a wisdom, so get it, is just the matter of time if you have ready for all requirements... But have you ready with the consequence of it?"
Dan profesor saya lebih cepat, saya dapatkan dari pembimbing saya yang arif dan bijaksana itu.

Merenungi dua kejadian itu, semakin saya sadari, bahwa Indonesia memiliki segala sumber daya untuk maju, tapi mentality lah yang menjadi kendala utama.

Social sciences dan social behaviour menjadi hal terpenting dalam study yang harus dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan IQ, EQ dan SQ yang tinggi. Dan celakanya, sudah lama kadung diyakini di sini bahwa ilmu eksakta lebih sulit dari pada non exacta. Dan persyaratan masuk jurusan non exacta yang di Australia butuh IELTS 7.5 dibandingkan dengan engineering yang hanya butuh 6.0, berbanding terbalik dengan yang diterapkan di sini. Akibatnya, negara menjadi amburadul karena yang banyak mengatur negara dan pemerintahan bukanlah orang yang memilki kemampuan untuk itu.

Dari mana mesti mulai membenahi hal ini?
Pendidikan dasar dan Pendidikan Tinggi. Seperti Finlandia yang pendidikannya termasuk terbaik di dunia. Guru-guru di sana merupakan profesi terhormat dengan pemenuhan kebutuhan diri yang mencukupi. Jadi guru didapatkan dari the best of class dari level pendidikan yang ditempuh. Sehingga penduduk Finlandia sudah hampir 100% memiliki degree Master. Bukan didapatkan dari pilihan kedua, pilihan ketiga, atau daripada tidak bekerja.

Melihat acara Kick Andy beberapa hari lalu: Nelson Tansu dan Basuki, sebagai tamu undangan, adalah contoh konkrit, dua orang expert Indonesia yang qualified yang bekerja di negara USA dan Swedia, dan mereka tergabung dalam 800 orang expert Indonesia yang diakui di luar negeri dan bekerja di luar negeri. Artinya Indonesia bisa, Indonesia memiliki kemampuan. Yang menjadi masalah adalah how to manage them in Indonesia environment? How we arrange them, how to make synergy between government, industry, university to bring Indonesia together to be world class?

Melihat management pemerintahan yang amburadul? Tidak usah susah-susah menganalisis dengan integral lipat tiga segala. Lihat saja satu spek sederhana: gaji Presiden yang 62.5 juta dan gaji menteri yang 32.5 juta dibandingkan dengan gaji direktur BUMN dan lembaga keuangan yang mencapai lebih dari 100 juta per bulan, itu sudah kasat mata, bahwa menentukan gaji saja sudah tidak memperhatikan: range of responsibility, authority, impact to the Indonesia society, dan sebagainya, apalagi menentukan yang lain. Semua asal copy paste dari luar tanpa melihat esensi yang dikandungnya.

Aku termenung, mengingat pembicaranku dengan ayahanda saat kelulusanku dulu 26 tahun yang lalu. Kepada beliau kuutarakan niatku untuk merantau ke luar negeri, dan apa jawab beliau:"Tidak usah pergi, kalau semua anak Indonesia yang pintar ke luar negeri, siapa nanti yang akan mendidik orang Indonesa sendiri?"
Dan kini aku tergulung dalam idealisme, aktualisasi diri, dan kepatuhanku kepada orang tua.

Hal yang paling kutakuti dalam hidup adalah jika dipimpin oleh orang-orang yang tidak sidiq, amanah, tabliq, fathonah. Dan terutama dipimpin oleh orang yang tidak lebih pandai, sehingga semuanya jadi kacau.i Dan kekacauan terjadi di mana-mana, dalam berbagai level.

Wallahu alam bishawwab

#share

Tafsir surah Al-Muzzammil

Lanjutan tafsir.

Surah AL-MUZZAMMIL
(Yang Berselimut)

Surat 73: 20 ayat
Diturunkan di MAKKAH

Ayat 10-20

Dan bersabarlah engkau atas apa yang mereka katakan itu dan hijrahlah dari mereka dengan hijrah yang indah.
Dan biarkanlah Aku bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, yang mempunyai kemewahan, dan berilah mereka tangguh sejenak.
Sesungguhnya di sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang bernyala-nyala.
Dan makanan yang mempunyai sekangan dan azab yang pedih.
Pada hari, yang akan bergoncang bumi dan gunung-gunung dan jadilah gunung-gunung itu tumpukan pasir yang berterbangan.
Sesungguhnya telah Kami utus kepada kamu seorang Rasul; yang akan jadi saksi terhadap kamu, sebagaimana telah Kami utus kepada Firaun seorang Rasul.
Maka mendurhakalah Firaun terhadap Rasul itu; maka Kami siksalah dia dengan siksaan yang ngeri.
Maka betapakah kamu akan dapat memelihara diri jika kamu kafir, pada hari yang menyebabkan anak-anak pun akan tumbuh uban.
Langit pun jadi pecah belah di hari itu; adalah janji Allah pasti berlaku.
Ini adalah suatu peringatan; maka barangsiapa yang mau, niscaya ditempuhnyalah jalan kepada Tuhannya.

Dan bersabarlah engkau atas apa yang mereka katakan itu. (pangkal ayat 10). Macam-macamlah kata-kata yang dilontarkan oleh kaum musyrikin itu terhadap Nabi s.a.w. untuk melepaskan rasa dendam dan benci. Dituduh gila, dituduh tukang sihir, dituduh tukang tenung dan sebagainya. Maka disuruh Tuhanlah Nabi bersabar, jangan naik darah, hendaklah berkepala dingin mendengarkan kata-kata demikian. Karena jika kesabaran hilang, pedoman jalan yang akan ditempuh atau rencana yang tengah diperbuat akan gagal semua tersebab hilang kesabaran. Sabar adalah satu syarat mutlak bagi seorang Nabi atau seorang pemimpin yang ingin berhasil dalam perjuangannya. Dan hijrahlah dari mereka dengan hijrah yang indah. (ujung ayat 10).

Hijrah yang dimaksud di sini belumlah hijrah negeri, khususnya belum hijrah ke Madinah. Hijrah di sini  ialah dengan menjauhi mereka, jangan dirapatkan pergaulan dengan mereka. Jika mereka memaki-maki atau mencela, berkata yang tidak bertanggungjawab, sambutlah dengan sabar dan jangan dibalas dengan sikap kasar pula. Hijrah yang indah ialah membalas sikap mereka yang kasar itu dengan budi yang luhur, dengan akhlak yang tinggi. Tentang keluhuran budi itu telah ada pengakuan Allah atas RasulNya pada ayat 4 dari Surat 68, al-Qalam yang telah kita uraikan terlebih dahulu. Lantaran itu bagaimanapun sakitnya telinga mendengarkan caci-maki mereka, janganlah Nabi menghadapi mereka, jauhi saja mereka;

Dan biarlah Aku bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu. (pangkal ayat 11). Janganlah engkau menuntut balas sendiri terhadap kekasaran sikap orang-orang yag mendustakan itu. Teruskan saja melakukan dawah yang ditugaskan Tuhan ke atas pundakmu. Tentang menghadapi orang-orang seperti itu dan menentukan hukumnya, serahkan sajalah kepada Allah; Yang mempunyai kemewahan. Biasanya mereka berani mendustakan Rasul Allah  mentang-mentang mereka kaya, mentang-mentang mereka hidup mewah penuh nimat, sehingga mereka tidak mau mengingat bahwa nikmat yang mereka gelimangi itu mereka terima dari Allah; Dan berilah mereka tangguh sejenak. (ujung ayat 11). Artinya biarkanlah mereka bersenang-senang, bermewah-mewah sebentar waktu. Akan berapalah lamanya dunia ini akan mereka pakai. Kemewahan itu tidak akan lama. Ada-ada saja jalannya bagi Tuhan untuk mencabut kembali nikmat itu kelak. Karena Tuhan itu Maha Kuasa memutar-balikkan sesuatu. Sejauh-jauh perjalan hidup, akhirnya akan mati. Segagah-gagah badan waktu muda, kalau umur panjang tentu akan tua. Sesihat-sihat badan, satu waktu akan sakit. Atau harta itu sendiri licin tandas, sebagai mana tandasnya kebun yang terbakar karena yang empunyanya bakhil semua, sebagai dijelaskan Tuhan dalam Surat 68 al-Qalam juga.

Sesungguhnya di sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat. (pangkal ayat 12). Yang akan dibelenggukan kepada kaki, tangan dan leher mereka kelak, karena kekafiran yang tidak mau menerima Kebenaran itu; Dan neraka yang bernyala-nyala. (ujung ayat 12). Ke dalam neraka yang bernyala-nyala itulah mereka akan dihalaukan di kemudian hari sebagai makhluk yang hina karena penuh dengan kesalahan.

Dan makanan yang mempunyai sekangan. (pangkal ayat 13). Ada semacam makanan dalam neraka yang bernyala-nyalal itu nanti bila dimakan dia akan tersekang di kerongkongan; masuk kedalam perut tidak mau, dikeluarkan kembali pun tidak mau; Dan azab yang pedih. (ujung ayat 13). Artinya ada lagi beberapa siksaan lain yang akan mereka derita. Pada waktu itu, azab siksaan yang mereka terima adalah sepadan dengan kesombongan dan besar kepala mereka di kala kedatangan Nabi.

Pada hari, yang akan bergoncang bumi dan gunung-gunung. (pangkal ayat 14). Karena kiamat ketika itu telah datang; Dan jadilah gunung-gunung itu tumpukan pasir yang berterbangan. (ujung ayat 4).

Meskipun pemuka-pemuka Quraisy yang kena ancaman itu belum mendapati ketika bumi dan gunung-gunung akan bergoncang karena kiamat, namun nasib mereka yang menantang Nabi tidak jugalah baik. Mana yang tidak tunduk menemui kematian yang sengasara disertai malu keluarga yang tinggal karena kekalahan di Perang Badar. Dan ancaman bahwa kiamat akan datang adalah hal yang diyakini, sebab alam ini tidaklah kekal.

Kemudian itu datanglah peringatan Allah untuk mendekatkan soal ini ke dalam hati orang-orang yang kafir itu; Sesungguhnya telah Kami utus kepada kamu seorang Rasul. (pangkal ayat 15). Peringatan kepada kaum Quraisy itu, bahwa yang datang kepada mereka ini adalah Utusan Tuhan, Muhammad, dibangkitkan dalam kaum keluarga mereka sendiri, bukan orang lain yang datang dari negeri lain; Yang akan jadi saksi terhadap kamu. Artinya bahwa Rasul itu akan menjadi saksi di hadapan Tuhan siapa di antara kamu yang taat, patuh dan percaya akan panggilan Rasul itu dan siapa pula yang kafir, tidak mau percaya. Sebagaimana telah Kami utus kepada Firaun seorang Rasul. (ujung ayat 15). Dibandingkan oleh Allah kedatangan Muhammad yang sekarang kepada kaumnya, dengan kedatangan Musa kepada Firaun.

Maka mendurhakalah Firaun terhadap Rasul itu. (pangkal ayat 16). Ditolak, dibantahnya dan dia membanggakan diri kepada Musa, sampai Firaun itu mendakwakan bahwa dirinyalah yang Tuhan; Maka Kami siksalah dia dengan siksaan yang ngeri. (ujung ayat 16). Kami tenggelamkan Firaun itu ke dalam dasar laut dan mampus dia di sana bersama tentera yang mengikuti dia, dan diselamatkan Allah Musa, Rasul Allah bersama Rasul Allah Harun dan Bani Israil sampai ke seberang.

Dengan menyebutkan hal ini Allah memberikan peringatan bahwa kalau Firaun, Raja Besar bisa remuk redam kena azab siksaan yang ngeri karena menentang Tuan, niscaya mereka itu, kaum Quraisy yang masih kufur kalau masih tidak juga berobah mudah saja bagi Tuhan menghukumnya.

Maka betapakah kamu akan dapat memelihara diri jika kamu kafir. (pangkal ayat 17). Ke mana kamu akan lari? Sedangkan Firaun dengan tetneranya yang besar tidak dapat memelihara dirinya dari azab Allah Taalajika azab itu datang menimpa? Pada hari yang menyebabkan anak-anak pun akan tumbuh uban. (ujung ayat 17). Ngeri sangat hari itu kelak. Saking ngeriny, anak kecil yang belum dewasa pun bisa tumbuh ubah dibuatnya. Inilah satu ungkapan melukiskan kengerian yang amat dahsyat. Sedangkan seorang yang muda belia, belum patut tumbuh uban, jika diberi tanggungjawab yang berat, bisa segera tumbuh uban, karena berfikir.

Orang bertanya kepada Abdulmalik bin Marwan yang menjadi Khalifah pada usia masih muda, padahal belum cukup tiga tahun memerintah, kepalanya sudah beruban. Lalu ada orang bertanya; Mengapa selekas ini tumbuh uban, ya Amirul Muminin? Beliau menjawab; Naik ke atas mimbar berkhutbah tiap hari Jumat itu menyebabkan kepalaku penuh uban.

Langit pun jadi pecah belah hari itu. (pangkal ayat 18). Dapatlah kita fahamkan dengan langit pecah belah itu bahwa bintang-bintang tidak berjalan menurut ukuran insijam (harmonis)nya lagi. Daya tarik yang ada di antara satu bintang dengan bintang yang lain telah diputuskan, matahari telah terlepas hubungan dengan sekalian bintang yang jadi satelitnya; Adalah janji Allah pasti berlaku. (ujung ayat 18).

Artinya bahwa semuanya itu pasti terjadi, jangan dipandang enteng Kalam Allah ini.

Ini adalah suatu peringatan. (pangkal ayat 19). Ang datang dari Tuhan sendiri dan Rasul Allah adalah menyampaikan berita ini dengan jujur; Maka barangsiapa yang mau, niscaya ditempuhnyalah jalan kepada Tuhannya. (ujung ayat 19). Sebab di ayat 17 di atas sudah dijelaskan bahwa tidak seorang pun yang akan dapat berlepas diri atau memelihara diri, atau mengelak dari datangnya hari itu; sebagaimana juga maut, tidak seorang pun yang dapat mengelakkan diri dari cengekeramannya.

*     *    *    *    *
Sesungguhnya Tuhan engkau mengetahui bahwasanya engkau berdiri hampir dari dua pertiga malam dan seperdua malam dan sepertiganya dan satu segolongan dari orang-orang yang bersama engkau. Dan Allah menentukan ukuran malam dan siang; Tuhan telah tahu bahwa kamu sekali-kali tidak akan dapat memperhitungkannya. Maka diberiNya taubatlah atas kamu. Sebab itu bacalah mana yang mudah dari al-Quran. Tuhan telah tahu bahwa akan ada di antara kamu yang sakit. Dan yang lain-lain mengembara di muka bumi karena mengharapkan kurnia dari Allah, dan yang lain-lain berperang pada jalan Allah; maka bacalah mana yang mudah daripadanya dan dirikanlah sembahyang dan berikanlah zakat dan beri pinjamlah Allah, pinjaman yang baik. Dan apa jua pun yang kamu dahulukan untuk dirimu dari kebajikan, akan kamu perdapat dia di sisi Allah, dia adalah baik dan sebesar-besar ganjara. Dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun, Maha Penyayang.


Yang Berat Diringankan

Perintah Allah pada permulaan Surat supaya Nabi Muhammad dan orang-orang ang beriman bangun sembahyang malam, menurut yang ditentukan Tuhan, telah mereka laksanakan dengan baik.

Sekarang pada penutup Sura, ayat 20 datannglah penjelasan lagi dan penghargaan Tuhan karena mereka telah melaksanakan perintah itu;

Sesungguhnya Tuhan engkau mengetahui bahwasanya engkau berdiri hampir dari dua pertiga malam dan seperdua malam dan sepertiganya. (pangkal ayat 20). Artinya segala perintah itu telah engkau jalankan sebagaimana yang ditentukan oleh Tuhan; yang dekat dengan dua pertiga sudah, yang seperdua malam pun sudah, demikian juga yang sepertiga. Semuanya sudah dilaksanakan dengan baik; Dan satu segolongan dari orang-orang yang bersama engkau. Artinya bahwa engkau telah memberikan teladan tentang bangun sembahyang malam itu kepada pengikut-pengikut setia engkau dan mereka pun telah berbuat demikian pula bersama engkau; Dan Allah menentukan ukuran malam dan siang. Di musim dingin lebih pendek siang, lebih panjang malam; di musim panas lebih panjang siang, lebih pendek malam. Di musim kembang terdapat persamaan siang dengan malam. Ibnu Katsir memberikan tafsir bahwa inilah hikmatnya maka sejak semula perintah ini didatangkan, Nabi boleh membuat dua pertiga malam atau lebih, atau kurang, atau seperdua, atau sepertiga. Karena perimbangan malam itu tidak sama. Yang perbedaan tidak seberapa ialah di negeri-negeri Khatulistiwa sebagai kepulauan kita di Indonesia ini. Tuhan telah tahu bahwa kamu sekali-kali tidak akan dapat memperhitungkannya, dengan teliti. Apatah lagi di zaman itu ilmu hisab dan ilmu falak belum semaju sebagai sekarang. Belum ada buat penelitian perjalanan musim dan pergantian hari sebagai yang ada di Greenwich sekarang ini. Walaupun tahu, tidak pula semua orang wajib mengetahuiya. Maka diberiNya taubatlah atas kamu. Artina bukanlah diberi taubat karena ada suatu perintah yang dilanggar, melainkan beban yang berat yang diringankan. Sebab itu bacalah mana yang mudah dari al-Quran. Artinya janganlah kamu persukar dirimu karena pembacaan itu. Karena tadinya sudah diperintahkan membaca al-Quran dengan perlahan-lahan, maka banyaklah di antara sahabat-sahabat Rasulullah itu yang tekun membaca lalu sembahyang, dan membaca lagi lalu sembahyang. Membaca di dalam sembahyang dan membaca di luar sembahyang; semuanya karena ingin melaksanakan apa yang diperintahkan Tuhan. Disuruh pilih di antara dua pertiga, boleh ditambah dan boleh dikurangi, seperdua pun boleh sepertiga pun boleh, naumn banyak yang berbuat lebih dekat kepada dua pertiga.

Ar-Razi menukilkan dalam tafsirnya perkataan Muqatil; Ada sahabat Rasulullah yang sembahyang seluruh malam, karena takut kalau-kalau kurang sempurna mengerjakan sembahyang yang wajib. Tuhan telah tahu bahwa akan ada di antara kamu yang sakit. Tentu saja orang yang sakit tidak diberati dengan perintah. Dan lagi kalau ada orang yang sembahyang saja tersu-terusan satu malam, niscaya dia akan kurang tidur. Kurang tidur pun bisa menimbulkan sakit. Maksud Tuhan memerintahkan beribadat, buknlah supaya orang jadi sakit, melainkan tetap sihat walafiat; Dan yang lain-lain mengembara di muka bumi karena mengharapkan kurnia dari Allah. Yang dimaksudkan ialah terutama sekali, berniaga, Atau bercucuk tanam, yang menghasilkan buah. Atau berternak yang menghasilkan binatang peliharaan. Semuanya itu diperintahkan belaka oleh Allah, sebagaimana tersebut di dalam Surat 67, al-Mulk ayat 15 yang telah kita ketahui di pangkal Juzu 29 ini. Mencari rezeki yang halal dan yang baik adalah suruhan pula dari Tuhan. Dengan suku ayat ini Ibnul Farash berkata bahwa ayat yang menerangkan tentang pengembaraan di muka bumi ini mencari kurnia dari Allah adalah satu galakan atau anjuran utama supaya berniaga. Dia diserangkaikan dengan Jihad fi Sabilillah, dengan sambungan ayat; Dan yang lain-lain berperang pada jalan Allah. Maka kalau kurang istirahat pada malam hari, niscaya lemah bertempur dengan mush pada siang harinya.

Ibnu Katsir menerangkan pula. Sudah sama diketahui bahwa Surat ini diturunkan di Makkah. Masyarakat Islam baru saja tumbuh. Perintah Jihad belum ada. Tetapi sudah mula dibayangkan bahwa ini akan terjadi. Inilah satu mujizat ari Nabi Muhammad s.a.w. Maka bacalah mana yang mudah daripadanya. Berdasarkan kepada Hadis yang pernah dirawikan oleh Ubbadah bin Shamit, bahwa Nabi pernah bersabda: Tidaklah ada sembahyang, bagi orang yang tidak membaca Fatihatil Kitab, yang dirawikan oleh Bukhari dan Muslim, maka Ulama-ulama menyatakan pendapat bahwa yang termuda dari al-Quran itu ialah al-Fatihah. Tetapi Ulama-ulama dalam Mazhab Hanafi ada yang berpendapat bahwa meskipun bukan Fatihah yang dibaca, asal saja ayat al-Quran, walau satu ayat, sembahyangnya sah juga.

Selanjutnya sabda Tuhan; Dan dirikanlah sembahyang dan berikanlah zakat. Perintah mengerjakan sembahyang di dalam ayat ini menyebabkan jadi jelas bahwa di samping sembahyang malam dengan perintah khas ini, Rasulullah s.a.w. sebelum Miraj telah mendapat juga perintah melakukan sembahyang yang lain, meskipun belum diatur lima waktu. Perintah memberikan zakat pun telah ada sejak dari Makkah, meskipun mengatur nishab zakat baru diatur setelah hijrah ke Madinah. Maka orang-orang yang beriman di masa Makkah dengan bimbingan Nabi sendiri telah sembahyang dan telah berzakat. Dan beri pinjamlah Allah, pinjaman yang baik. Yaitu mengeluarkan harta-benda untuk menegakkan kebajikan, untuk berjuang menegakkan jalan Allah, untuk menegakkan agama, dipilih dari harta yang halal, membantu yang patut dibantu, kikis dari diri penyakit bakhil yang sangat berbahaya itu. Tuhan di sini memilih kata-kata pinjam, artinya; Bayarkanlah terlebih dahulu rezeki yang diberikan Allah yang ada dalam tanganmu itu, Allah berjanji akan menggantinya kelak berlipat-gand. Orang yang pemurah tidaklah akan berkekurangan.  Dan apa jua pun yang kamu dahulukan untuk dirimu dari kebajikan. Dalam susunan bahasa kita tiap hari; Apa pun kebajikan yang kamu dahulukan untuk kepentingan dan kebahagiaan dirimu; Akan kamu perdapat dia di sisi Allah. Artinya tidak ada satu kebajikan pun yang telah diamalkan, baik berderma, berwaqaf, bershadaqah, menolong dan berjuang menegakan kebenaran, berjihad, tidak ada yang luput dari catatan Allah. Dia adalah baik dan sebesar-besar ganjaran. Asal semuanya itu dikerjakan dengan ikhlas karena Allah, ganjrannya di sisi Tuhan pun sangat baik. Perhatikanlah isi dari sabda Tuhan itu; Apa pun yang kamu dahulukan dari kebajikan. Sebab segala amalan kebajikan yang kita lakukan sementara hidup ini samalah artinya dengan mengirimkannya lebih dahulu ke hadhrat Allah sebagai simpanan kekayaan yang kelak pasti kita dapati dalam perhitungan di akhirat. Mana yang telah kita belanjakan terlebih dahulu itulah yang terang buat kita. Yang lain belum tentu buat kita.

Tiga Hadis yang sama artinya, satu dirawikan oleh Bukhari, satu lagi oleh an-Nasai dan satu lagi dari Abu Yala, tetapi ketiga Hadis itu melalui al-Amasy dari Ibrahim dan Harits bin Suwaid, bahwa Rasulullah s.a.w. pernah bertanya, Siapakah di antara kamu yang lebih suka kepada hartanya sendiri daripada harta yang dipunyai oleh warisnya?

Sahabat-sahabat Rasulullah yang hadir mendengar pertanyaan itu menjawab; Tidak ada di antara kami seorang pun yang lebih menyukai harta kepunyaan warisnya dari mencintai hartanya sendiri! Rasulullah berkata lagi, Fikirkan benarlah apa yang kamu katakan itu! Mereka menjawab; Tidak ada pengetahuan kami yang lain, ya Rasulullah, melainkan begitulah yang kejadian, harta sendiri yang lebih disukai daripada harta kepunyaan waris. Lalu beliau berkata; Yang benar-benar harta kamu ialah yang lebih dahulu kamu nafkahkan, dan yang tinggal adalah harta kepunyaan waris kamu!

Sama jugalah makna dari sabda Rasulullah itu dengan perumpamaan yang biasa kita dengar; Jika burung terbang sepuluh ekor, kamu tembak, lalu jatuh empat; berapa yang tinggal? Orang yang tidak sempat berfikir dijawabnya saja; Enam yang tinggal. Tetapi orang yang berfikir lebih mendalam akan menjawab; Yang tinggal ialah yang empat ekor telah kena itu. Adapun yang enam telah terbang, belum tentu akan dapat lagi!

Maka pada suatu hari singgahlah penulis ini di kota Semarang menemui seorang dermawan yang patut dihargai di zaman sebagai sekarang. Dia wakafkan sebahagian besar dari kekayaannya untuk mendirikan sebuah rumah sakit dan diserahkannya mengurusnya kepada Perkumpulan Muhammadiyah. Dia telah berkata kepada anak-anaknya ketika akan memberikan wakaf itu: Harta benda yang untuk kamu, wahai anak-anakku sudah ada ketentuannya di dalam al-Quran. Jika ayah mati, maka di saat roh ayah bercerai dengan badan harta itu semuanya sudah kamu yang empunya. Di saat itu tidak ada sebuah pun yang akan ayah bawa ke akhirat, selain lapis kafan pembungkus diri ayah sampai hancur. Sebab itu sebelum ayah meninggal ini, biarkanlah ayah mengirim lebih dahulu harta yang akan ayah dapati di akhirat, dengan jalan mendirikan rumah sakit untuk menolong orang-orang miskin yang tidak kuat membayar mahal dan dipelihara oleh perkumpulan Islam yang dipercayai. Apa yang ayah amalkan dan kirimkan terlebih dahulu itulah yang jelas harta ayah.

Anak-anaknya pun menerima keinginan ayahnya itu dengan ikhlas. Dan mohonlah ampun kepada Allah. Karena sebagai manusia yang hidup, tidaklah akan sunyi kamu dari kealpaan dan kekhilafan. Yang penting adalah mengakui kekurangan diri di hadapan Kebesaran Allah; Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (ujung ayat 20).

Sebab bagaimanapun kebajikan yang kita perbuat, amalan yang kita kerjakan, menolong orang yang kesusahan, berjuang dan berjihad, akan ada sajalah kekurangan kita dan tidak akan ada yang sempurna. Sebab Yang Maha Sempurna itu hanyalah Allah Taala sendiri. Maka dengan mengingat akan dua nama Allah, pertama GHAFUR artinya Maha Pengampun dan kedua RAHIM, Maha Penyayang, masuklah kita daripada pintunya, moga-moga terkabul apa yang kita harapkan. Sebab bagaimanapun kekurangan, namun niat menuju Tuhan tidaklah pernah patah.

Beberapa keterangan berhubung degan Surat al-Muzzammmil;

Suatu riwayat dari Ibnu Abbas; Tuhan menyuruh NabiNya dan orang-orang yang beriman supaya bangun sembahyang malam, keculai sedikit, artinya sediakan sedikit malam buat tidur. Rupanya setelah dikerjakan oleh orang-orang Mumin, nampak telah memberati. Lalu datanglah perintah keringanan di akhir Surat. Maka segala puji bagi Allah.

Menurut riwayat dari Abu Abdurrahman; ketika telah turun Surat Ya Ayyuhal Muzzammil, maka satu tahun lamanya kaum beriman mengerjakan dengan tekun tiap malam, sampai kaki mereka jadi pegal lantaran lamanya sembahyang. Lalu turunlah akhir Surat. Dengan demikian terlepaslah mereka dari ibadat yang berat itu.

Riwayat dari Said bin Jubair, al-Hasan al-Bishri dan Ikrimah begitu juga.

Al-Hafiz Ibnu Hajar menulis dalam Syarah Bukhari; Setengah Ulama berpendapat bahwa pada mulanya sembahyang malamitu adalah wajib. Kemudian perintah itu dimansuhkan dengan bangun sembahyang malam sekadar kuat, kemudian yang itu pun dimansukhkan dengan perintah sembahyang lima waktu.

Tetapi al-Maruzi membantah keterangan itu.

Setengahnya lagi mengatakan sebelum Nabi Miraj belum ada sembahyang yang difardhukan. As-Sayuthi berpendapat bahwa ayat 20 itu memansukhkan kewajiban yang dipikulkan di pangkal Surat. Suatu golongan Ulama mangatakan bahwa sembahyang malam itu tetap wajib atas Nabi saja. Setengah Ulama lagi mengatakan bahwa atas ummat pun wajib juga, tetapi berapa bilangannya tidaklah ditentukan, hanya asal berapa kuat saja.

Di antara ahli tafsir mengeluarkan pendapat bahwa sejak semula Qiyamul Lail itu tetaplah nafilah atau mandub atau sunnah (dianjurkan), tidak ada nasikh dan mansukh dalam perkara ini. Ayatnya adalah ayat muhkam, artinya tetap berlaku. Tetapi meskipun dia perintah sunnat, namun setengah orang yang beriman mengerjakannya dengan tekun sampai tidak mengingat lagi akan kesihatan badan dan tidak mengingat lagi bahwa mereka pun wajib pula berusaha mencari rezeki yang halal. Dan kemudian hari akan datang waktunya mereka mesti pergi berperang pada jalan Allah. Maka diperingatkanlah di akhir Surat, ayat 20 supaya ibadat itu dilakukan ala kadarnya saja, jangan sampai memberati.

Ini pun dibuktikan pula dengan beberapa Hadis, bahwa ada orang yang merentangkan tali tempat bergantung ketika akan berdiri menyambung sembahyang di dalam mesjid, terutama setelah pindah ke Madinah. Sedangkan dalam mengerjakan sembahyang tarawih atau qiyamul lail yang bulan puasa, tersebut pula ada yang sampai sembahyang 41 rakaat dengan witir, sampai sembahyangnya itu ditutp saja dengan makan sahur atau dengan waktu Subuh. Maka diperingatkan oleh Tuhan agar diingat juga kewajiban-kewajiban lain yang akan kita hadapi dalam hidup ini.

Sekian tafsir dari Surat al-Muzzammil; Alhamdulillah!


Rujukan: Tafsir Al-Azhar, Juzu 29, tulisan HAMKA

Puasa syawal, qodho ramadhan & senin-kamis dg dalil..

💦🌴🌴🌴🌴🌴💦
Saudaraku, khususnya pada minggu ini, banyak kesempatan kita untuk melaksanakan puasa sunnah, antara lain :
puasa syawal, puasa senin kamis 27 g 30 Juli, puasa yaumul bidh  (puasa putih) tgl 13,14,15 syawal atau bertepatan dengan 29, 30, 31 Juli/serta puasa Nabi Daud AS.

3 yang pertama dengan bahasan sbb.

🌙Ringkasan Beberapa Permasalahan Terkait Puasa Syawwal✨

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

➡Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan, kemudian ia ikutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh.” [HR. Muslim dari Abu Ayyub Al-Anshori radhiyallahu’anhu]

➡Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ فَشَهْرٌ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ، وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ فَذَلِكَ تَمَامُ صِيَامِ السَّنَةِ

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan maka itu satu bulan yang dilipatgandakan pahalanya seperti sepuluh bulan, dan puasa enam hari setelah idul fitri (dilipatgandakan sepuluh kali menjadi 60 hari atau 2 bulan) maka dengan itu menjadi sempurna satu tahun.” [HR. Ahmad dari Tsauban radhiyallahu’anhu]

#Beberapa_Permasalahan:

1) Orang yang diberikan taufiq untuk berpuasa Syawwal adalah tanda puasa Ramadhan yang ia kerjakan diterima oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata,

أن معاودة الصيام بعد صيام رمضان علامة على قبول صوم رمضان فإن الله إذا تقبل عمل عبد وفقه لعمل صالح بعده كما قال بعضهم : ثواب الحسنة الحسنة بعدها فمن عمل حسنة ثم اتبعها بعد بحسنة كان ذلك علامة على قبول الحسنة الأولى كما أن من عمل حسنة ثم اتبعها بسيئة كان ذلك علامة رد الحسنة و عدم قبولها

📚“Bahwa membiasakan puasa setelah puasa Ramadhan adalah tanda diterimanya puasa Ramadhan, karena sesungguhnya Allah apabila menerima amalan seorang hamba, maka Allah memberikan kemampuan kepadanya untuk beramal shalih lagi setelahnya, sebagaimana kata sebagian ulama: Ganjaran kebaikan adalah kebaikan setelahnya, barangsiapa melakukan suatu kebaikan kemudian ia susul dengan kebaikan yang lain maka itu adalah tanda diterimanya amal kebaikannya yang sebelumnya, sebagaimana orang yang melakukan kebaikan kemudian ia susul dengan kejelekan maka itu adalah tanda ditolaknya kebaikan yang telah ia kerjakan dan tidak diterima.” [Lathooiful Ma’aarif: 244]

2) Puasa sunnah Syawwal disyari’atkan untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan puasa Ramadhan yang dikerjakan oleh seorang hamba. Asy-Syaikh Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,

فإن صيام ستة أيام من شوال بمنزلة الراتبة للصلاة التي تكون بعدها ليكمل بها ما حصل من نقص في الفريضة ومن حكمة الله تعالى ورحمته أنه جعل للفرائض سنناً تكمل بها وترقع بها

📚“Sesungguhnya puasa 6 hari di bulan Syawwal seperti sholat sunnah rawatib yang dilakukan setelah sholat wajib untuk menyempurnakan kekurangan dalam sholat wajib. Dan diantara hikmah Allah ta’ala serta rahmat-Nya, Dia menetapkan amalan-amalan sunnah untuk menyempurnakan amalan-amalan wajib dan menutupi kekurangan-kekurangannya.” [Fatawa Nur 'alad Darb, 11/2]

3) Puasa sunnah Syawwal juga disyari’atkan dalam rangka membentengi diri dari tipuan setan terhadap hamba yang telah beribadah di bulan Ramadhan. Asy-Syaikh Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,

بعد شهر رمضان وبعد أن أدى المسلمون ما أدوا فيه من عبادة الله قد يلحق بعض الناس الفتور عن الأعمال الصالحة؛ لأن الشيطان يتربص بعباد الله الدوائر ويقعد لهم بكل صراط، وقد أقسم أن يأتي بني آدم من بين أيديهم ومن خلفهم وعن أيمانهم وعن شمائلهم وقال: {لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ} [الأعراف:16] ولكن العاقل إذا تبصر واعتبر علم أنه لا انقطاع للعمل الصالح إلا بالموت، لقول الله تعالى: {وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ} [الحجر:99]

📚“Setelah bulan Ramadhan dan setelah kaum muslimin mengerjakan sejumlah ibadah kepada Allah di bulan itu, bisa jadi sebagian manusia melemah semangatnya untuk beramal shalih. Karena setan selalu menunggu kesempatan untuk dapat menjerumuskan hamba-hamba Allah dan menghalangi mereka dari jalan yang lurus dengan segala cara, dan sungguh ia telah bersumpah untuk mendatangi anak Adam dari arah depan, belakang, kanan dan kiri seraya berkata:

لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ

➡“Sungguh aku benar-benar akan menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus.” (Al-A’raf: 16)

Akan tetapi orang yang berakal, apabila ia melihat dengan ilmu dan mengambil pelajaran maka ia pun mengetahui bahwa tidak boleh putus amal shalih kecuali dengan kematian, berdasarkan firman Allah ta’ala:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

➡“Dan beribadahlah kepada Rabbmu sampai datang kepadamu kematian.” (Al-Hijr: 99).” [Liqo’Al-Baabil Maftuh no. 86]

4) Puasa 6 hari di bulan Syawwal hukumnya sunnah menurut mayoritas ulama, kecuali dinukil dari Al-Imam Malik rahimahullah bahwa beliau tidak berpendapat sunnahnya, dan pendapat beliau tertolak dengan adanya hadits di atas (Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 10/389 no. 4763)

5) Puasa ini dapat dimulai sejak tanggal 2 Syawwal sampai berakhir bulan Syawwal, dan boleh dikerjakan secara berurutan maupun terpisah (Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 10/391 no. 3475)

6) Bagi yang memiliki hutang puasa Ramadhan hendaklah ia mengqodhonya terlebih dahulu sebelum berpuasa sunnah Syawwal, karena yang wajib hendaklah didahulukan daripada yang sunnah dan karena dalam hadits disebutkan barangsiapa yang berpuasa Ramadhan lalu ia ikutkan dengan puasa Syawwal, bukan berpuasa sebagian Ramadhan saja (Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 10/392 no. 2264)

7) Bagi yang terlanjur berpuasa sunnah sebelum mengqodho hutang puasa wajib Ramadhan maka ia telah salah karena yang wajib lebih utama didahulukan dan ia tidak mendapatkan pahala puasa setahun penuh karena ia hanya berpuasa sebagian Ramadhan, namun demikian puasa qodho yang ia lakukan setelah puasa Syawwal tetap sah (Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 10/382 no. 2232)

8) Tidak dibenarkan berniat puasa qodho’ dan puasa sunnah Syawwal sekaligus, karena keduanya adalah ibadah tersendiri (Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 10/383 no. 6497).

9) Puasa sunnah ada dua bentuk, muthlaq (umum, tanpa terikat waktu dan sebab tertentu) dan muqoyyad (terikat waktu dan sebab tertentu seperti puasa Senin Kamis dan puasa 6 hari di bulan Syawwal), maka yang pertama tidak disyaratkan berniat sejak malam harinya, boleh berniat di pagi hari asalkan belum melakukan pembatal puasa. Adapun yang kedua harus diniatkan sejak malam hari sebelum terbit fajar untuk mendapatkan pahala penuhnya, sebab hitungan satu hari adalah sejak terbit fajar, jika seseorang berniat setelah terbit fajar maka tidak terhitung satu hari (Faidah dari Fatawa Nuurun ‘alad Darbi Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah)

10) Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berpendapat tidak ada qodho untuk puasa Syawwal, baik ditinggalkan dengan ‘udzur maupun tanpa ‘udzur, karena puasa Syawwal terkait waktu, apabila waktunya telah berlalu maka tidak lagi disyari’atkan (lihat Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah, 15/388 no. 146).

Adapun Asy-Syaikh Ibnul ‘Utaimin rahimahullah berpendapat boleh mengqodho puasa sunnah Syawwal setelah berakhir bulan Syawwal, dengan syarat ada ‘udzur syar’i ketika meninggalkannya, seperti safar, sakit atau mengqodho puasa wajib, karena sebagaimana puasa Ramadhan dapat diqodho apabila ditinggalkan dengan ‘udzur syar’i maka demikian pula puasa Syawwal (Faidah dari Liqo Al-Babil Maftuh Syaikh Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah).

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

💾🌐Sumber: http://sofyanruray.info/ringkasan-beberapa-permasalahan-terkait-puasa-syawwal/
🔅🔅🔅🔅

Puasa Senin Kamis dengan dalil :

Diriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata " Rasulullah SAW suka melaksanakan puasa Senin dan Kamis " ( shahih HR At Tirmidzi 751, Ahmad II/47, an Nasa'i 2826.

Usamah bin Zaid RA pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang puasa Senin dan Kamis dan Rasulullah SAW menjawab " Kedua hari itu adalah hari dimana catatan amal diserahkan kepada Rabb semesta alam. Aku suka bipa amalku diserahkan dalam keadaan aku sedang berpuasa". ( hasan HR An Nasa'i 2357, Ahmad  V/210, Al Baihaqi 3821.

🔅🔅🔅🔅
Puasa Tiga hari setiap bulan ( Yaumul Bidh)

Diriwayatkan oleh Abu Huraira RA, ia berkata, " Kekasihku telah mewasiatkan kepadaku untuk berpuasa tiga hari setiap bulannya, dua rakaat shalat Dhuha dan mengerjakan shalat Witir sebelum tidur".
( shahih Al Bukhari 1981 dan Muslim 721).

Rasulullah SAW berkata kepada Abdullah bin Amr RA, " ... Puasalah tiga hari tiap bulannya, karena satu kebaikan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat, dan itu sana seperti berpuasa satu tahun penuh.
(Shahih Bukhari 1979, dan Muslim 1159)

Puasa tiga hari disunnahkan dilakukan setiap tanggal 13,14 & 15 berdasarkan sabda Rasulullah SAW : Puasa pada tiga hari setiap bulannya seperti puasa satu tahun penuh. Puasa Ayyanup Bidh adalah tanggL 13,14 dan 15".
(Shahih dengan beberapa penguatnya  diriwayatkan An Nasa'i 2419, Abu Ya'pa 7504, At Thabrani II/2499. Dikuatkan oleh hadits Abu Dzar dan hadits Qatadah bin Malhan)

......

Minggu, 26 Juli 2015

Dirikanlah shalat malam karena..

Kata Mutiara Hikmah dari hadist.

Hendaklah kamu mendirikan shalat malam karena itu tradisi orang-orang shalih sebelummu. Sungguh, shalat malam mendekatkan dirimu kepada Tuhanmu, menghapuskan kesalahan, menjaga diri dari dosa dan mengusir penyakit dari tubuh" (Hadits ini dinyatakan shahih oleh Al-Hakim dan Adz-Dzahabi menyetujuinya, 1/308),

Al-Qur'an diturunkan untuk dibaca oleh setiap orang muslim, direnungkan dan dipahami makna, perintah dan larangannya, kemudian diamalkan. Sehingga ia akan menjadi hujjah baginya di hadapan Tuhannya dan pemberi syafa'at baginya pada hari Kiamat.
Allah telah menjamin bagi siapa yang membaca Al-Qur'an dan mengamalkan isi kandungannya tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di akhirat, dengan firmanNya " Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. " (Thaha:123),

. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
"Bacalah Al-Qur'an, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa 'at bagi pembacanya. " (HR. Muslim dari Abu Umamah).

Dari Aisyah radhiallahu 'anhu, katanya : Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Orang yang membaca Al-Qur'an dengan mahir adalah bersama para malaikat yang mulia lagi taat, sedangkan orang yang membaca Al-Quran dengan tergagap dan susah membacanya baginya dua pahala. " (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Dua pahala, yakni pahala membaca dan pahala susah payahnya.
Tentang keutamaan berkumpul di masjid-masjid untuk mempelajari Al-Qur'anul Karim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah seraya membaca kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, kecuali turunlah ketenangan atas mereka, serta mereka diliputi rahmat, dikerumuni para malaikat dan disebut-sebut oleh Allah kepada para malaikat di hadapan-Nya. " (HR. Muslim).

Disunatkan membaca Al-Qur'an dalam kondisi sesempurna mungkin, yakni dengan bersuci, menghadap kiblat, mencari waktu-waktu yang paling utama seperti malam, setelah maghrib dan setelah fajar.
Boleh membaca sambil berdiri, duduk, tidur, berjalan dan menaiki kendaraan. Berdasarkan firman Allah :
"(Yaitu) orang-orang yang dzikir kedada Allah sambil berdiri, atau duduk, atau dalam keadaan berbaring... "(A1'Imran: 191).

Sedangkan Al-Qur'anul Karim merupakan dzikir yang paling agung.
"Dan apabila para hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo 'a apabila ia memohon Kepada-Ku maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Al-Baqarah:186)

Allah menjelaskan bahwa Diri-Nya adalah dekat. Ia mengabulkan do'a orang-orang yang memohon, serta memenuhi kebutuhan orang-orang yang meminta. Tidak ada tirai pembatas antara Diri-Nya dengan salah seorang hamba-Nya. Karena itu, seyogyanya mereka menghadap hanya kepada-Nya dalam berdo'a dan merendahkan diri, lurus dan memurnikan ketaatan pada-Nya semata. (Tafsir Ibnu Katsir, I/218.)

Ia yang kehilangan uang, kehilangan banyak; Ia yang kehilangan seorang teman, kehilangan lebih banyak; tetapi ia yang kehilangan keyakinan MAKA kehilangan semuanya.

Faedah istighfar

💦 Kisah Hasan Al Bashri -rahimahullah- Tentang Faedah Istighfar💦

----

Imam Al Qurthubi -rahimahullah- berkata:

وقال ابن صبيح:
شكا رجل إلى الحسن الجدوبة، فقال له: استغفر الله.
وشكا آخر إليه الفقر، فقال له: استغفر الله.
وقال له آخر.
ادع الله أن يرزقني ولدا، فقال له: استغفر الله.
وشكا إليه آخر جفاف بستانه، فقال له: استغفر الله.
فقلنا له في ذلك؟
فقال: ما قلت من عندي شيئا، إن الله تعالى يقول في سورة" نوح": (استغفروا ربكم إنه كان غفارا. يرسل السماء عليكم مدرارا).

Ibnu Shubaih mengisahkan:

Seseorang datang mengadu kepada Hasan Al Bashri mengenai kemarau, lalu beliau menasehati orang itu agar beristighfar memohon ampun kepada Allah.

Lalu datang yang lain mengadu kepada beliau tentang kefakirannya, beliau pun menasehati orang itu agar beristighfar.

Datang yang lain memohon kepada beliau agar didoakan supaya Allah memberinya karunia anak. Beliau pun menasehatinya agar beristhighfar kepada Allah.

Terakhir datang orang mengadu kepada beliau mengenai kebunnya yang kering. Beliau pun menasehatinya agar beristhighfar kepada Allah.

Orang-orang itu pun bertanya kepada Hasan Al Bashri perihal nasehatnya, beliau menjawab: "saya tidak mengatakan apapun dari diri saya. Sesungguhnya Allah berfirman dalam surat Nuh:

اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كانَ غَفَّاراً. يُرْسِلِ السَّماءَ عَلَيْكُمْ مِدْراراً

"Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat." (Qs. Nuh: 10-11)

📚Tafsir Al Qurthubi, 18/302, Cet. Dar Al Kutub Al Mishriyyah

------

Mari kita perbanyak istighfar, semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan memudahkan semua urusan kita. Amiin.

➡ Repost: Group WA Pesantren Sabilunnajah

Info terkait kandungan babi

📢 INFO  terkait makanan mengandung babi🐖

Mungkin banyak yg tidak / belum tahu bahwa label bertulis "This product contain  substance from porcine". Sebenarnya maksudnya adlh "Produk ini mengandung bahan dari babi".

Selain itu, diantaranya label yang kerap digunakan adalah "The source of gelatin capsule is porcine" yang artinya "Kapsul dari gelatin babi".

Berikut adalah istilah sains yang digunakan dalam produk yang mengandung/menggunakan unsur babi:

1. PORK : Istilah yang digunakan untuk daging babi di dalam masakan.

2. SWINE : Istilah yang digunakan untuk keseluruhan kumpulan spesies babi.

3. HOG : Istilah untuk babi dewasa, berat melebihi 50 kg.

4. BOAR : Babi liar / celeng / babi hutan.

5. LARD : Lemak babi yang digunakan untuk membuat minyak masak dan sabun.

6. BACON : Daging hewan yang disalai, termasuk / terutama babi.

7. HAM : Daging pada bagian paha babi.

8. SOW : Istilah untuk babi betina dewasa (jarang digunakan).

9. SOW MILK : susu babi.

10. PIG : Istilah umum untuk seekor babi atau sebenarnya babi muda, berat kurang daripada 50 kg.

11. PORCINE : Istilah yang digunakan untuk sesuatu yang berkaitan atau berasal dari babi.
Porcine sering digunakan di dalam bidang pengobatan / medis untuk menyatakan sumber yang berasal dari babi.

Semoga bermanfaat
🌿🌾🌿🌾🌿🌿🌾🌿🌾

Mohon dishare kembali ke keluarga, dan umat Islam...

Dampak memakan makanan haram

Subject: Dampak Memakan Makanan Haram

Simak dua hadits berikut , mudah2an ada manfaatnya .

Demi jiwaku yang ada di tanganNya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amal-amalnya selama 40 hari, dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka neraka lebih layak baginya (HR. At-Thabrani) (Lihat Ad-durar Al-Mantsur fi Tafsir bil Ma'tsur Juz: II hal. 403).

Dari Abu Hurairah radhiyallah 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa memperoleh harta dengan cara yang haram, kemudian ia shadaqahkan, maka tidak akan mendatangkan pahala, dan dosanya ditimpakan kepadanya." (HR. Ibnu Hibban dalam Kitab Shahihnya dengan sanad hasan).

Hadits ini menjawab kedudukan Pahala seorang koruptor yang hasil Uang Korupsi nya di sumbangkan untuk Masjid , fakir miskin , kaum Dhuafa , pesantren dll .

Sehingga , janganlah heran jika setiap kali Kita berdo'a Sulit sekali terwujud akan apa yang Kita inginkan .

------------------------
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjadikan dunia ini sebagai tempat tinggal dan sekaligus untuk mendapatkan mata pencaharian. Dia ciptakan siang untuk mencari penghidupan dan malam untuk istirahat dan beribadah kepadaNya
"Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan." (QS An-Naba': 10-11).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga memerintahkan kepada kita untuk bekerja: "Tidaklah sekali-kali seseorang makan suatu makanan yang lebih baik daripada makan dari hasil kerja tangannya sendiri, dan sesungguhnya Nabi Dawud makan dari hasil tangannya sendiri." (HR. Al-Bukhari).

Islam juga memerintahkan agar di dalam mencari rizki itu dengan cara yang baik dan halal. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, artinya: "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika benar-benar hanya kepadaNya kamu menyembah." (QS Al-Baqarah: 172). Dalam ayat lain, artinya: "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah syetan, karena syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu." (QS Al-Baqarah: 168).

Al-Hafidz Ibnu Mardawih meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas bahwa ketika dia (Ibnu Abbas) membaca ayat:
berdirilah Sa'ad bin Abi Waqash kemudian berkata: "Ya Rasulullah, do'akan kepada Allah agar aku senantiasa menjadi orang yang dikabulkan do'anya oleh Allah."
Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Wahai Sa'ad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan do'anya. Dan demi jiwaku yang ada di tanganNya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amal-amalnya selama 40 hari, dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka neraka lebih layak baginya (HR. At-Thabrani) (Lihat Ad-durar Al-Mantsur fi Tafsir bil Ma'tsur Juz: II hal. 403).

Dari hadits di atas dapat kita ambil kesimpulan:
1. Perintah dari Allah agar memakan makanan yang halal.
2. Makanan yang halal merupakan sebab terkabulnya do'a.
3. Salah satu dampak dari memakan yang haram adalah tidak diterimanya amalan kita.

Perintah Memakan Yang Halal

Tentang perintah untuk mencari yang halal dan memakan yang halal, Allah Subhanahu wa Ta'ala juga telah memerintahkan kepada para RasulNya dengan firmanNya, yang artinya: "Wahai para rasul, makanlah dari makanan yangbaik-baik dan kerjakanlah amal shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al-Mukminun: 51).

Maksud makan yang baik di sini adalah yang halal. Yang demikian itu diperintahkan terlebih dahulu sebelum mengerjakan amal shaleh, karena dengan memakan yang halal akan membantu untuk melaksanakan amal shaleh.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang larangan mendapatkan harta dengan cara yang haram, artinya: "Dan janganlah sebagian kalian memakan harta sebagian yang lain di antara kalian dengan cara yang batil." (QS Al-Baqarah: 188).

Sebab Tidak Terkabulnya Do'a

Sesungguhnya manhaj Islam dalam hal makanan adalah sebagaimana manhaj Islam dalam masalah yang lainnya untuk menjaga akal, jiwa dan raga. Diperbolehkannya makanan yang halal adalah karena bermanfaat bagi badan dan akal. Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kepada para hambaNya agar meninggalkan makanan yang kotor dan haram karena akan berpengaruh negatif terhadap hati, akhlaq dan menghalangi hubungan dirinya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala , serta menyebabkan tidak terkabulnya do'a.

Dalam sebuah hadits disebutkan: Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik, dan tidak menerima sesuatu kecuali yang baik." Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang beriman, seperti Dia perintahkan kepada para rasulNya dengan firmanNya, yang artinya:

"Wahai para Rasul, makanlah kalian dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kalian kerjakan". Dan firmanNya: "Wahai orang-orang yang beriman, makanlah kalian dari makanan yang baik-baik, dan bersyukurlah kamu kepada Allah, jika benar-benar hanya kepadaNya kamu menyembah."

Kemudian Rasulullah menyebutkan seorang laki-laki yang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut lagi berdebu. Orang tersebut menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdo'a: "Ya Tuhanku .. Ya Tuhanku .." Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, dan baju yang dipakainya dari hasil yang haram. Maka bagaimana mungkin do'anya akan dikabulkan?" (HR. Muslim, shahih).

Hadits di atas menerangkan bahwa makanan yang haram merupakan sebab tidak terkabulnya do'a.

Pengaruh Makanan Haram

Hendaknya kita bertaqwa kepada Allah dengan cara memakan makanan yang halal dan menjauhi makanan yang haram. Karena makanan yang baik itu mempunyai pengaruh yang besar bagi manusia, terhadap akhlaqnya, kehidupan hatinya dan jernihnya pandangan serta diterimanya amal-amal kita. Sedangkan makanan yang haram mempunyai dampak buruk bagi manusia, yang kalaulah dampak itu hanyalah tidak dikabulkannya do'apun niscaya hal itu merupakan kerugian yang besar. Karena seorang hamba tidak lepas dari kebutuhan berdo'a kepada Allah.

Di samping itu masih ada dampak lain dari memakan yang haram, yaitu tidak diterimanya amal-amal yang telah kita laksanakan.
Dalam sebuah hadits disebutkan:

Dari Abu Hurairah radhiyallah 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa memperoleh harta dengan cara yang haram, kemudian ia shadaqahkan, maka tidak akan mendatangkan pahala, dan dosanya ditimpakan kepadanya." (HR. Ibnu Hibban dalam Kitab Shahihnya dengan sanad hasan).

Ibnu Umar radhiyallah 'anhu berkata: "Barangsiapa membeli baju dengan sepuluh ribu dirham, namun dari sepuluh ribu dirham tersebut ada satu dirham yang haram, maka Allah tidak menerima amalnya selama baju itu masih menempel di tubuhnya."

Ibnu Abbas radhiyallah 'anhu berkata: "Allah tidak menerima shalat seseorang yang di dalam perutnya ada sedikit makanan haram."

Para salafus shalih sangat berhati-hati sekali terhadap apa-apa yang akan masuk ke dalam mulut dan perut mereka. Mereka amat bersikap wara' di dalam menjauhi hal-hal yang syubhat apalagi yang haram.

Dalam kitab shahih Al-Bukhari disebutkan, 'Aisyah radhiyallah 'anha menceritakan bahwa Abu Bakar mempunyai pembantu yang selalu menyediakan makanan untuknya. Suatu kali pembantu tersebut membawa makanan maka iapun memakannya. Setelah tahu bahwa makanan tersebut didapatkan dengan cara yang haram, maka dengan serta merta ia masukkan jari tangannya ke kerongkongan, kemudian ia muntahkan kembali makanan yang baru saja masuk ke dalam perutnya.

Imam An-Nawawi ketika hidup di negeri Syam, ia tidak mau memakan buah-buahan di negeri tersebut. Tatkala orang menanyakan tentang sebabnya, maka ia menjawab: Di sana ada kebun-kebun wakaf yang telah hilang, maka saya khawatir memakan buah-buahan dari kebun tersebut.

Makanan haram bisa disebabkan memang dzatnya yang haram, seperti: bangkai, daging babi, darah dan sebagainya. Atau karena haram cara mendapatkannya, seperti dengan cara mencuri, riba, curang dalam jual beli, korupsi, suap dan lain sebagainya. Praktek-praktek mendapatkan harta dengan cara yang haram dapat dengan mudah kita saksikan di zaman ini. Perampokan, penipuan, riba, korupsi, kolusi dan yang lainnya hampir-hampir selalu diekspos tiap hari oleh koran-koran dan televisi atau media lainnya. Seolah-olah hal ini sudah merupakan masalah yang biasa. Segala macam cara akan digunakan manusia dalam rangka untuk mendapatkan harta yang sebanyak-banyaknya.

Rasulullah telah bersabda: "Akan datang suatu zaman, sese-orang tidak akan peduli terhadap apa yang ia ambil, apakah itu halal atau haram." (HR. Bukhari).

Padahal harta yang haram itu selain berdampak tidak terkabulnya do'a dan ditolaknya amal, ia juga merupakan sebab mendapatkan adzab Allah di akhirat nanti. Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa tidak bergerak dua telapak kaki anak cucu Adam di hari kiamat nanti sampai ditanya (salah satunya) tentang hartanya darimana ia dapatkan dan ke mana ia belanjakan. (untuk matan lengkapnya lihat Sunan At-Tirmidzi, hadits no.2417).

Maka hendaknya kita bermuhasabah, introspeksi diri. Berapa banyak do'a yang telah kita panjatkan kepada Allah, berapa banyak istighotsah digelar dalam rangka mengatasi berbagai krisis yang mendera bangsa kita, dan berbagai bencana yang menimpa negeri kita. Namun pada kenyataannya bencana demi bencana tetap melanda, berbagai krisis tidak teratasi dan berbagai kesulitan tak kunjung usai. Mungkinkah ini karena bangsa Indonesia sudah terbiasa dengan praktik-praktik mendapatkan harta dengan cara yang haram? Sudah terbiasa mengkon-sumsi barang-barang haram, sehingga Allah tidak mengabulkan do'a-do'a kita? Wallahu A'lam bish Shawab. (Qodri Fathurrohman)

Maraji':
1. Tafsir Al-Qur'an Al-adzim, Al-Hafidh Ibnu Katsir
2. Ad Dur Al-Mantsur fit Tafsir bi Al-Ma'tsur, Al-Imam As Suyuthi
3. Jami'ul Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al-Hanbali.
4. Muhtashor Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah.0