Minggu, 14 Februari 2016

Suara hati seorang dai

DILEMA USTADZ (suara hati seorang dai)

Ia berkata :
Aku bangga menjadi pewaris para nabi...
Aku bahagia bisa ikut
mengemban tugas para nabi...
Aku bersyukur mengikuti
derap langkah para shabat...

Akan tetapi...sungguh begitu berat tugas dakwah ini, demi Allah sungguh berat rasanya,
serasa sedang mendaki
gunung yang terjal.

Aku selalu menasihati orang lain...yang seharusnya aku adalah orang yang pertama
mengerjakannya, akana
tetapi....betapa sering aku
terlambat mengerjakannya...bahkan
kadang aku tdk
mengerjakannya...bahkan
yang lebih parah kadang aku menyelisihinya...!!!

Sungguh besar pahala
dakwah yang ingin
kuraih....akan tetapi sungguh besar pula kemurkaan Allah pada orang yg tdk mengerjakan apa yang ia
nasihatkan. Betapa ngeri nasib seorang dai yang melanggar nasehatnya sendiri, usus perutnya terjulur keluar, ia berputar seperti alat
penggiling gandum,
dipermalukan dihadapan
khalayak!!

Meskipun ancaman begitu ngeri aku harus tetap menyampaikan agama ini...

Aku dituntut tuk bisa
menghiasi kata-kataku,
ceramah, dan tulisanku agar bisa menarik dan mudah diterima masyarakat....akan tetapi aku juga diperintahkan
utk ikhlas dalam berdakwah, tdk ujub trhdp dakwahku apalagi mengharap pujian dan
sanjungan manusia.

Sungguh terasa hina hatiku tatkala harus menerima upah/amplop dari dakwahku
(meskipun aku tdk pernah memasang tarif sebagmn para dai selebriti yg bertarif
setinggi langit), akan tetapi aku tetap menerima upah tersebut...aku bukanlah dai yg sdh memiliki penghasilan sendiri...aku tdk pernah menjadikan upah sebagai tujuanku, apalagi untuk menjadi orang konglomerat dgn upah tersebut, akan tetapi upah trsbt hanyalah sbg penyambung hidupku dan anak istriku dan agar aku tetap bisa terus berdakwah.

Ingin rasanya kuhabiskan
waktuku utk bekerja mencari dunia agar aku tdk lagi menerima upah, akan tetapi telah banyak tersita untuk belajar dan menambah ilmuku.

Aku tentu tdk mau menjadi dai yg asbun tanpa ilmu dan
menyesatkan masyarakat.

Aku dituntut utk menjadi
tauladan, pandangan
masyarakat seakan-akan
menuntutku bahwa aku tdk boleh bersalah...akan tetapi aku hanyalah manusia biasa yg tdk luput dr kesalahan,
meskipun aku berusaha
menyembunyikan aibku, toh suatu saat ada saja yg tercium oleh masyarakat. Yg sangat
menyedihkan jika aku sekali bersalah terkadang
masyarakat mencap buruk kpd ku....
Lantas apakah aku harus
merubah profesiku sbgmn orang lain, menjadi pedagang yg taat atau pegawai yg
amanah??

Kalau
Ataukah aku tetap bertahan menjadi seorang dai dgn penuh kekurangan? Sungguh
aku hanya mengharapkan ampunan Allah dan kasih sayangNya, kuhibur diriku dgn firmanNya (Bertakwalah semampu kalian), (Allah tdk
membebani jiwa kecuali yg dimampuinya), (Dan Allah mengampuni banyak kesalahan)

Allah maha tahu bahwa aku telah berusaha maksimal untuk ikhlash...telah berusaha
menjauhkan dunia dari
hatiku...akan tetapi sekali lagi aku hanyalah manusia biasa yg juga cinta akan pujian dan
manisnya dunia...

Yaa Allah ampunilah hambaMu yg lemah ini..., tutuplah aib-aibku...janganlah Kau hinakan
aku di akhirat kelak.... Aaamiiin

Ust Firanda Andirja, MA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar