Selasa, 16 Februari 2016

Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

Tafsir Surat At-Tahrim, ayat 6-8 (jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka)

} ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻗُﻮﺍ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻫْﻠِﻴﻜُﻢْ ﻧَﺎﺭًﺍ ﻭَﻗُﻮﺩُﻫَﺎ
ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻭَﺍﻟْﺤِﺠَﺎﺭَﺓُ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﻣَﻼﺋِﻜَﺔٌ ﻏِﻼﻅٌ ﺷِﺪَﺍﺩٌ ﻟَﺎ ﻳَﻌْﺼُﻮﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪَ
ﻣَﺎ ﺃَﻣَﺮَﻫُﻢْ ﻭَﻳَﻔْﻌَﻠُﻮﻥَ ﻣَﺎ ﻳُﺆْﻣَﺮُﻭﻥَ ‏( 6 ‏) ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ ﻟَﺎ
ﺗَﻌْﺘَﺬِﺭُﻭﺍ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺗُﺠْﺰَﻭْﻥَ ﻣَﺎ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ ‏( 7 ‏) ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ
ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺗُﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻮْﺑَﺔً ﻧَﺼُﻮﺣًﺎ ﻋَﺴَﻰ ﺭَﺑُّﻜُﻢْ ﺃَﻥْ ﻳُﻜَﻔِّﺮَ
ﻋَﻨْﻜُﻢْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺗِﻜُﻢْ ﻭَﻳُﺪْﺧِﻠَﻜُﻢْ ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﺗَﺠْﺮِﻱ ﻣِﻦْ ﺗَﺤْﺘِﻬَﺎ ﺍﻷﻧْﻬَﺎﺭُ ﻳَﻮْﻡَ
ﻟَﺎ ﻳُﺨْﺰِﻱ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻣَﻌَﻪُ ﻧُﻮﺭُﻫُﻢْ ﻳَﺴْﻌَﻰ ﺑَﻴْﻦَ
ﺃَﻳْﺪِﻳﻬِﻢْ ﻭَﺑِﺄَﻳْﻤَﺎﻧِﻬِﻢْ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺃَﺗْﻤِﻢْ ﻟَﻨَﺎ ﻧُﻮﺭَﻧَﺎ ﻭَﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ ﺇِﻧَّﻚَ
ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻗَﺪِﻳﺮٌ ‏( 8 ‏) {
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan. Hai orang orang kafir, janganlah
kamu mengemukakan uzur pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya
diberi balasan menurut apa yang kamu kerjakan. Hai orang-orang yang
beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-
murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-
kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi
dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedangkan cahaya
mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka sambil
mereka mengatakan, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami
cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Mahakuasa
atas segala sesuatu."
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Mansur, dari seorang lelaki,
dari Ali ibnu Abu Talib r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya:
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (At-Tahrim: 6)
Makna yang dimaksud ialah didiklah mereka dan ajarilah mereka.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan
dengan makna firman-Nya: peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka. (At-Tahrim: 6) Yakni amalkanlah ketaatan kepada Allah dan
hindarilah perbuatan-perbuatan durhaka kepada Allah, serta
perintahkanlah kepada keluargamu untuk berzikir, niscaya Allah akan
menyelamatkan kamu dari api neraka.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (At-Tahrim: 6) Yaitu
bertakwalah kamu kepada Allah dan perintahkanlah kepada
keluargamu untuk bertakwa kepada Allah.
Qatadah mengatakan bahwa engkau perintahkan mereka untuk taat
kepada Allah dan engkau cegah mereka dari perbuatan durhaka
terhadapNya. Dan hendaklah engkau tegakkan terhadap mereka
perintah Allah dan engkau anjurkan mereka untuk mengerjakannya
serta engkau bantu mereka untuk mengamalkannya. Dan apabila
engkau melihat di kalangan mereka terdapat suatu perbuatan maksiat
terhadap Allah, maka engkau harus cegah mereka darinya dan engkau
larang mereka melakukannya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-
Dahhak dan Muqatil, bahwa sudah merupakan suatu kewajiban bagi
seorang muslim mengajarkan kepada keluarganya—baik dari kalangan
kerabatnya ataupun budak-budaknya — hal-hal yang difardukan oleh
Allah dan mengajarkan kepada mereka hal-hal yang dilarang oleh Allah
yang harus mereka jauhi.
Semakna dengan ayat ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Ahmad, Imam Abu Daud, dan Imam Turmuzi melalui hadis Abdul Malik
ibnur Rabi' ibnu Sabrah, dari ayahnya, dari kakeknya yang mengatakan
bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
" ﻣُﺮُﻭﺍ ﺍﻟﺼَّﺒِﻲَّ ﺑِﺎﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﺇِﺫَﺍ ﺑَﻠَﻎَ ﺳَﺒْﻊَ ﺳِﻨِﻴﻦَ، ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺑَﻠَﻎَ ﻋَﺸْﺮَ
ﺳِﻨِﻴﻦَ ﻓَﺎﺿْﺮِﺑُﻮﻩُ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ "
Perintahkanlah kepada anak untuk mengerjakan salat bila usianya
mencapai tujuh tahun; dan apabila usianya mencapai sepuluh tahun,
maka pukullah dia karena meninggalkannya.
Ini menurut lafaz Abu Daud. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis
ini hasan. Imam Abu Daud telah meriwayatkan pula melalui hadis Amr
ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Rasulullah Saw. hal yang
semisal. Ulama fiqih mengatakan bahwa hal yang sama diberlakukan
terhadap anak dalam masalah puasa, agar hal tersebut menjadi latihan
baginya dalam ibadah, dan bila ia sampai pada usia balig sudah
terbiasa untuk mengerjakan ibadah, ketaatan, dan menjauhi maksiat
serta meninggalkan perkara yang mungkar.
*******************
Firman Allah Swt.:
} ﻭَﻗُﻮﺩُﻫَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻭَﺍﻟْﺤِﺠَﺎﺭَﺓُ{
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (At-Tahrim: 6)
Waqud artinya bahan bakarnya yang dimasukkan ke dalamnya, yaitu
tubuh-tubuh anak Adam.
}ﻭَﺍﻟْﺤِﺠَﺎﺭَﺓُ{
dan batu. (At-Tahrim: 6)
Menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan batu adalah berhala-
berhala yang dahulunya dijadikan sesembahan, karena ada firman
Allah Swt. yang mengatakan:
} ﺇِﻧَّﻜُﻢْ ﻭَﻣَﺎ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺣَﺼَﺐُ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ{
Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah
umpan Jahanam. (Al-Anbiya: 98)
Ibnu Mas'ud, Mujahid, Abu Ja'far Al-Baqir, dan As-Saddi mengatakan
bahwa batu yang dimaksud adalah batu kibrit (fosfor).
Mujahid mengatakan bahwa batu itu lebih busuk baunya daripada
bangkai.
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan hal ini, dia mengatakan bahwa
telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada
kami Abdur Rahman ibnu Sinan Al-Minqari, telah menceritakan kepada
kami Abdul Aziz (yakni Ibnu Abu Daud) yang mengatakan bahwa telah
sampai kepadaku bahwa Rasulullah Saw. membaca ayat ini, yaitu
firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu. (At-Tahrim: 6) sedangkan di hadapan beliau terdapat para
sahabatnya yang di antara mereka terdapat seorang yang sudah lanjut
usianya, lalu orang tua itu bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah batu
Jahanam sama dengan batu dunia?"Nabi Saw. menjawab:
"ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱ ﻧَﻔْﺴِﻲ ﺑِﻴَﺪِﻩِ، ﻟَﺼَﺨﺮﺓ ﻣِﻦْ ﺻَﺨْﺮِ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ ﺃﻋﻈﻢُ ﻣِﻦْ
ﺟﺒَﺎﻝ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻛُﻠِّﻬَﺎ ."
Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya,
sesungguhnya sebuah batu Jahanam lebih besar daripada semua
gunung yang ada di dunia.
Lalu orang tua itu jatuh pingsan karena mendengarnya, maka Nabi
Saw. meletakkan tangannya di jantung orang tua itu dan ternyata masih
berdegup, berarti dia masih hidup. Maka beliau Saw. menyerunya
(menyadarkannya) seraya bersabda, "Hai orang tua, katakanlah, 'Tidak
ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah' ." Maka orang tua itu
membacanya sepuluh kali, dan Nabi Saw. menyampaikan berita
gembira masuk surga kepadanya. Maka para sahabat bertanya, "Wahai
Rasulullah, apakah di antara kita?" Rasulullah Saw. mengiakan dan
beliau membaca firman-Nya:
}ﺫَﻟِﻚَ ﻟِﻤَﻦْ ﺧَﺎﻑَ ﻣَﻘَﺎﻣِﻲ ﻭَﺧَﺎﻑَ ﻭَﻋِﻴﺪِ{
Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan
menghadap) kehadirat-Ku dan takut kepada ancaman-Ku. (Ibrahim: 14)
Hadis ini mursal lagi garib.
*******************
Firman Allah Swt.:
} ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﻣَﻼﺋِﻜَﺔٌ ﻏِﻼﻅٌ ﺷِﺪَﺍﺩٌ{
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras. (At-Tahrim: 6)
Yakni watak mereka kasar dan telah dicabut dari hati mereka rasa
belas kasihan terhadap orang-orang yang kafir kepada Allah.
Merekajuga keras, yakni bentuk rupa mereka sangat keras, bengis, dan
berpenampilan sangat mengerikan.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku,
telah menceritakan kepada kami Salamah ibnu Syabib, telah
menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Hakam ibnu Aban, telah
menceritakan kepada kami ayahku, dari Ikrimah yang mengatakan
bahwa apabila permulaan ahli neraka sampai ke neraka, maka mereka
menjumpai pada pintunya empat ratus ribu malaikat penjaganya, yang
muka mereka tampak hitam dan taring mereka kelihatan hitam legam.
Allah telah mencabut dari hati mereka rasa kasih sayang; tiada kasih
sayang dalam hati seorang pun dari mereka barang sebesar zarrah
pun. Seandainya diterbangkan seekor burung dari pundak seseorang
dari mereka selama dua bulan terus-menerus, maka masih belum
mencapai pundak yang lainnya. Kemudian di pintu itu mereka
menjumpai sembilan belas malaikat lainnya, yang lebar dada
seseorang dari mereka sama dengan perjalanan tujuh puluh musim
gugur. Kemudian mereka dijerumuskan dari satu pintu ke pintu lainnya
selama lima ratus tahun, dan pada tiap-tiap pintu neraka Jahanam
mereka menjumpai hal yang semisal dengan apa yang telah mereka
jumpai pada pintu pertama, hingga akhirnya sampailah mereka ke
dasar neraka.
Firman Allah Swt.:
}ﻟَﺎ ﻳَﻌْﺼُﻮﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻣَﺎ ﺃَﻣَﺮَﻫُﻢْ ﻭَﻳَﻔْﻌَﻠُﻮﻥَ ﻣَﺎ ﻳُﺆْﻣَﺮُﻭﻥَ{
yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-
Tahrim: 6)
Maksudnya, apa pun yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka,
maka mereka segera mengerjakannya tanpa terlambat barang sekejap
pun, dan mereka memiliki kemampuan untuk mengerjakannya: tugas
apa pun yang dibebankan kepada mereka, mereka tidak mempunyai
kelemahan. Itulah Malaikat Zabaniyah atau juru siksa, semoga Allah
melindungi kita dari mereka.
Firman Allah Swt.:
} ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ ﻟَﺎ ﺗَﻌْﺘَﺬِﺭُﻭﺍ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺗُﺠْﺰَﻭْﻥَ ﻣَﺎ ﻛُﻨْﺘُﻢْ
ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮﻥَ{
Hai orang-orang kafir, janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari
ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang kamu
kerjakan. (At-Tahrim: 7)
Yaitu dikatakan kepada orang-orang kafir kelak di hari kiamat, bahwa
janganlah kalian mengemukakan alasan, karena sesungguhnya tidak
akan diterima hal itu dari kalian, dan tidaklah kalian dibalasi melainkan
menurut apa yang telah kalian perbuat. Dan sesungguhnya pada hari
ini kalian hanya dibalasi menurut amal perbuatan kalian. Dalam firman
selanjutnya disebutkan:
} ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺗُﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻮْﺑَﺔً ﻧَﺼُﻮﺣًﺎ{
Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat
yang semurni-murninya. (At-Tahrim: 8)
Yakni tobat yang sebenar-benarnya lagi pasti, maka akan terhapuslah
semua kesalahan yang terdahulu. Dan tobat yang sebenarnya dapat
merapikan diri pelakunya dan menyegarkannya kembali serta menjadi
benteng bagi dirinya dari mengerjakan perbuatan-perbuatan yang
rendah.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnul
Musanna, telah menceritakan kepada kami Muhammad, telah
menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Sammak ibnu Harb, bahwa ia
pernah mendengar An-Nu'man ibnu Basyir mengatakan dalam
khotbahnya bahwa ia pernah mendengar Umar ibnul Khattab r.a.
membaca firman-Nya Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah
kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. (At-Tahrim: 8) Lalu
Umar mengatakan bahwa seseorang melakukan perbuatan dosa,
kemudian tidak mengulanginya lagi.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Sammak, dari An-Nu'man, dari Umar
yang mengatakan bahwa tobat nasuha ialah bila seseorang bertobat
dari perbuatan dosa, kemudian tidak mengulanginya lagi, atau tidak
berkeinginan mengulanginya lagi.
Abul Ahwas dan lain-lainnya telah meriwayatkan dari Sammak, dari An-
Nu'man, bahwa Umar pernah ditanya tentang tobat nasuha. Maka Umar
menjawab, "Tobat yang nasuha ialah bila seseorang bertobat dari
perbuatan buruk, kemudian tidak mengulanginya lagi selama-lamanya."
Al-A'masy telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Abul Ahwas, dari
Abdullah sehubungan dengan makna firman-Nya: dengan tobat yang
semurni-murninya. (At-Tahrim: 8) Bahwa seseorang bertobat (dari
perbuatan dosanya), kemudian tidak mengulanginya lagi.
Hal ini telah diriwayatkan secara marfu ';
ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟْﺈِﻣَﺎﻡُ ﺃَﺣْﻤَﺪُ : ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋَﻠِﻲُّ ﺑْﻦُ ﻋَﺎﺻِﻢٍ، ﻋَﻦْ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢُ
ﺍﻟﻬَﺠَﺮﻱ، ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﺍﻟْﺄَﺣْﻮَﺹِ، ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮﺩٍ ﻗَﺎﻝَ :
ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : "ﺍﻟﺘَّﻮْﺑَﺔُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺬَّﻧْﺐِ ﺃَﻥْ
ﻳَﺘُﻮﺏَ ﻣِﻨْﻪُ، ﺛُﻢَّ ﻟَﺎ ﻳَﻌُﻮﺩُ ﻓِﻴﻪِ "
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu
Asim, dari Ibrahim Al-Hijri, dari Abul Ahwas, dari Abdullah ibnu Mas'ud
yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tobat dari
dosa ialah bila seseorang bertobat darinya, kemudian tidak
mengulanginya lagi.
Hadis diriwayatkan secara tunggal oleh Imam Ahmad melalui jalur
Ibrahim ibnu Muslim Al-Hijri, sedangkan dia orangnya daif, dan riwayat
yang mauquf lebih sahih predikatnya, hanya Allah-lah Yang Maha
Mengetahui.
Karena itu, para ulama mengatakan bahwa tobat yang murni ialah bila
seseorang menghentikan dirinya dari perbuatan dosa di saat itu juga,
kemudian ia menyesali apa yang telah dilakukannya di masa lalu, dan
bertekad di masa mendatang ia tidak akan mengerjakan hal itu lagi.
Kemudian jika hak yang dilanggarnya berkaitan dengan hak Adami,
maka ia diharuskan mengembalikannya dengan cara yang berlaku.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan
ibnu Abdul Karim, telah menceritakan kepadaku Ziad ibnu Abu Maryam,
dari Abdullah ibnu Mugaffal yang mengatakan bahwa ia masuk
bersama ayahnya ke rumah Abdullah ibnu Mas'ud. Kemudian ia
bertanya, "Apakah engkau pernah mendengar Nabi Saw. bersabda
bahwa penyesalan itu adalah tobat?" Ibnu Mas'ud menjawab, "Ya." Di
lain kesempatan ia mengatakan bahwa ia pernah mendengar beliau
Saw. bersabda:
" ﺍﻟﻨَّﺪَﻡُ ﺗَﻮْﺑَﺔٌ ."
Penyesalan adalah tobat.
Demikianlah menurut riwayat Imam Ibnu Majah dari Hisyam ibnu
Ammar, dari Sufyan ibnu Uyainah, dari Abdul Karim alias Ibnu Malik Al-
Jazari dengan sanad yang sama.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-
Hasan ibnu Arafah, telah menceritakan kepadaku Al-Walid ibnu Bukair
Abu Janab, dari Abdullah ibnu Muhammad Al-Abdi, dari Abu Sinan Al-
Basri, dari Abu Qilabah, dari Zur ibnu Hubaisy, dari Ubay ibnu Ka'b yang
mengatakan bahwa pernah dikatakan kepada kami (para sahabat)
banyak hal yang akan terjadi di penghujung umat ini di saat kiamat
telah dekat. Antara lain lelaki menyetubuhi istrinya atau budak
perempuannya pada liang anusnya. Yang demikian itu termasuk
perbuatan yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya, juga dimurkai
oleh Allah dan Rasul-Nya. Antara lain lelaki mengawini
sesamajenisnya, yang demikian itu merupakan perbuatan yang
diharamkan dan dimurkai oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan antara lain
ialah perempuan mengawini sesamajenisnya, padahal yang demikian
itu merupakan perbuatan yang dimurkai dan diharamkan oleh Allah dan
Rasul-Nya. Mereka tidak diterima salatnya selama masih tetap
melakukan perbuatannya yang terkutuk itu, sampai mereka bertobat
kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Zur mengatakan
bahwa lalu ia bertanya kepada Ubay ibnu Ka'b, "Apakah yang dimaksud
dengan tobat yang semurni-murninya?" Maka Ubay ibnu Ka'b
menjawab, bahwa ia pernah menanyakan hal itu kepada Rasulullah
Saw., dan Rasulullah Saw. menjawab:
"ﻫُﻮَ ﺍﻟﻨَّﺪَﻡُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺬَّﻧْﺐِ ﺣﻴﻦَ ﻳَﻔﺮﻁُ ﻣِﻨْﻚَ، ﻓﺘﺴﺘﻐﻔﺮُ ﺍﻟﻠَّﻪَ
ﺑِﻨَﺪَﺍﻣَﺘِﻚَ ﻣِﻨْﻪُ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟْﺤَﺎﺿِﺮِ، ﺛُﻢَّ ﻟَﺎ ﺗَﻌُﻮﺩُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺃَﺑَﺪًﺍ"
Penyesalan atas perbuatan dosa manakala kamu telah mengerjakannya,
lalu kamu memohon ampunan kepada Allah dengan penyesalanmu itu di
waktu seketika, kemudian kamu bertekad untuk tidak mengulanginya
lagi selama-lamanya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku,
telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali, telah menceritakan
kepada kami Abbad ibnu Amr, telah menceritakan kepada kami Abu
Amr ibnul Ala; ia pernah mendengar Al-Hasan mengatakan bahwa
tobat yang semurni-murninya ialah bila kamu berbalik membenci dosa
sebagaimana kamu menyukainya sebelum itu, lalu kamu memohon
ampun kepada Allah bila kamu teringat kepadanya. Apabila seseorang
telah bertekad untuk tobat dan meneguhkan pendiriannya pada
tobatnya, maka sesungguhnya tobatnya itu dapat menghapus semua
dosa yang sebelumnya. Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam
hadis sahih, yaitu:
" ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡُ ﻳَﺠُﺐ ﻣَﺎ ﻗَﺒْﻠَﻪُ، ﻭَﺍﻟﺘَّﻮْﺑَﺔُ ﺗَﺠُﺐُّ ﻣَﺎ ﻗَﺒْﻠَﻬَﺎ"
Islam menghapuskan semua dosa yang sebelumnya, dan tobat
menghapuskan dosa yang sebelumnya.
Apakah syarat tobat yang semurni-murninya itu mempunyai pengertian
keberlangsungan dalam keadaan demikian sampai mati, sebagaimana
yang telah disebutkan dalam hadis dan asar, kemudian tidak
mengulanginya lagi untuk selama-lamanya? Ataukah cukup hanya
dengan tekad bahwa ia tidak akan memikirkan masa lalunya, hingga
manakala ia terjerumus lagi ke dalam perbuatan dosa sesudah
tobatnya itu, maka hal tersebut tidak mempengaruhi penghapusan dosa
yang telah dilakukannya? Sebab makna umum yang terkandung di
dalam sabda Nabi Saw. mengatakan: Tobat dapat menghapuskan dosa
yang sebelumnya.
Bagi pendapat yang pertama, dalil yang menguatkannya disebutkan di
dalam kitab sahih pula, yaitu:
" ﻣَﻦ ﺃﺣﺴﻦَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﻟَﻢْ ﻳُﺆﺍﺧَﺬ ﺑِﻤَﺎ ﻋَﻤِﻞَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔِ،
ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺳَﺎﺀَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﺃُﺧِﺬَ ﺑِﺎﻟْﺄَﻭَّﻝِ ﻭَﺍﻟْﺂﺧِﺮِ "
Barang siapa yang berbuat baik dalam Islam, maka ia tidak akan
dihukum karena apa yang telah dilakukannya di masa Jahiliah. Dan
barang siapa yang berbuat buruk dalam masa Islamnya, maka ia
dihukum karena perbuatan buruk di masa awal dan akhirnya.
Untuk itu apabila hal ini dalam Islam lebih kuat daripada tobat, maka
terlebih lagi dalam masalah tobat; hanya Allah-lah Yang Maha
Mengetahui.
*******************
Firman Allah Swt.:
}ﻋَﺴَﻰ ﺭَﺑُّﻜُﻢْ ﺃَﻥْ ﻳُﻜَﻔِّﺮَ ﻋَﻨْﻜُﻢْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺗِﻜُﻢْ ﻭَﻳُﺪْﺧِﻠَﻜُﻢْ ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﺗَﺠْﺮِﻱ
ﻣِﻦْ ﺗَﺤْﺘِﻬَﺎ ﺍﻷﻧْﻬَﺎﺭُ{
mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu
dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai. (At-Tahrim: 8)
Kalau lafaz 'asa yang artinya mudah-mudahan bila dari Allah berarti
suatu kepastian.
}ﻳَﻮْﻡَ ﻟَﺎ ﻳُﺨْﺰِﻱ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻣَﻌَﻪُ {
pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang
beriman bersama dengan dia. (At-Tahrim: 8)
Yakni Allah tidak mengecewakan mereka yang bersama dengan Nabi di
hari kiamat.
} ﻧُﻮﺭُﻫُﻢْ ﻳَﺴْﻌَﻰ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﻳْﺪِﻳﻬِﻢْ ﻭَﺑِﺄَﻳْﻤَﺎﻧِﻬِﻢْ{
sedangkan cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan
mereka. (At-Tahrim: 8)
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam tafsir surat Al-Hadid.
} ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺃَﺗْﻤِﻢْ ﻟَﻨَﺎ ﻧُﻮﺭَﻧَﺎ ﻭَﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ ﺇِﻧَّﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ
ﻗَﺪِﻳﺮٌ {
sambil mereka mengatakan, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi
kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau
Mahakuasa atas segala sesuatu.” (At-Tahrim: 8)
Mujahid, Ad-Dahhak, Al-Hasan Al-Basri, dan lain-lainnya mengatakan
bahwa inilah perkataan orang-orang mukmin ketika mereka melihat di
hari kiamat cahaya orang-orang munafik padam.
ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺍﻟْﺈِﻣَﺎﻡُ ﺃَﺣْﻤَﺪُ : ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢُ ﺑْﻦُ ﺇِﺳْﺤَﺎﻕَ ﺍﻟﻄَﺎﻟَﻘَﺎﻧِﻲُّ،
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺍﺑْﻦُ ﺍﻟْﻤُﺒَﺎﺭَﻙِ، ﻋَﻦْ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦِ ﺣَﺴَّﺎﻥَ، ﻋَﻦْ ﺭَﺟُﻞٍ ﻣِﻦْ ﺑَﻨِﻲ
ﻛِﻨَﺎﻧَﺔَ ﻗَﺎﻝَ : ﺻَﻠَّﻴْﺖُ ﺧَﻠْﻒَ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
ﻋَﺎﻡَ ﺍﻟْﻔَﺘْﺢِ، ﻓَﺴَﻤِﻌْﺘُﻪُ ﻳَﻘُﻮﻝُ : " ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ، ﻟَﺎ ﺗُﺨْﺰِﻧِﻲ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ "
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim
ibnu Ishaq At-Taliqani, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak,
dari Yahya ibnu Hassan, dari seorang lelaki dari kalangan Bani Kinanah
yang mengatakan bahwa ia pernah salat di belakang Rasulullah Saw.
pada hari penaklukan Mekah, lalu ia mendengar beliau Saw. membaca
doa berikut, yaitu: Ya Allah, janganlah Engkau hinakan aku pada hari
kiamat.
ﻗَﺎﻝَ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﻧَﺼْﺮٍ ﺍﻟْﻤَﺮْﻭَﺯِﻱُّ : ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﻣُﻘَﺎﺗِﻞٍ
ﺍﻟْﻤَﺮْﻭَﺯِﻱُّ، ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺍﺑْﻦُ ﺍﻟْﻤُﺒَﺎﺭَﻙِ، ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧَﺎ ﺍﺑْﻦِ ﻟَﻬِﻴﻌﺔ، ﺣَﺪَّﺛَﻨِﻲ ﻳَﺰِﻳﺪُ
ﺑْﻦُ ﺃَﺑِﻲ ﺣَﺒِﻴﺐٍ، ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺑْﻦِ ﺟُﺒَﻴْﺮِ ﺑْﻦِ ﻧُﻔَﻴْﺮٍ، ﺃَﻧَّﻪُ ﺳَﻤِﻊَ
ﺃَﺑَﺎ ﺫَﺭٍّ ﻭَﺃَﺑَﺎ ﺍﻟﺪَّﺭْﺩَﺍﺀِ ﻗَﺎﻟَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : " ﺃﻧﺎ ﺃَﻭَّﻝُ ﻣَﻦْ ﻳُﺆْﺫَﻥُ ﻟَﻪُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴُّﺠُﻮﺩِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ،
ﻭَﺃَﻭَّﻝُ ﻣَﻦْ ﻳُﺆْﺫَﻥُ ﻟَﻪُ ﺑِﺮَﻓْﻊِ ﺭَﺃْﺳِﻪِ، ﻓﺄﻧﻈﺮُ ﺑَﻴْﻦَ ﻳَﺪَﻱّ ﻓَﺄَﻋْﺮِﻑُ
ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﻣِﻦْ ﺑَﻴْﻦِ ﺍﻟْﺄُﻣَﻢِ، ﻭَﺃَﻧْﻈُﺮُ ﻋَﻦْ ﻳَﻤِﻴﻨِﻲ ﻓَﺄَﻋْﺮِﻑُ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﻣِﻦْ
ﺑَﻴْﻦِ ﺍﻟْﺄُﻣَﻢِ، ﻭَﺃَﻧْﻈُﺮُ ﻋَﻦْ ﺷِﻤَﺎﻟِﻲ ﻓَﺄَﻋْﺮِﻑُ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﻣِﻦْ ﺑَﻴْﻦِ ﺍﻟْﺄُﻣَﻢِ ."
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺟُﻞٌ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ، ﻭَﻛَﻴْﻒَ ﺗَﻌْﺮِﻑُ ﺃُﻣَّﺘَﻚَ ﻣِﻦْ ﺑَﻴْﻦِ
ﺍﻟْﺄُﻣَﻢِ . ﻗَﺎﻝَ : " ﻏُﺮٌّ ﻣُﺤﺠﻠﻮﻥ ﻣِﻦْ ﺁﺛَﺎﺭِ ﺍﻟﻄُّﻬﻮﺭ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﺃَﺣَﺪٌ
ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺄُﻣَﻢِ ﻛَﺬَﻟِﻚَ ﻏَﻴْﺮُﻫُﻢْ، ﻭَﺃَﻋْﺮِﻓُﻬُﻢْ ﺃَﻧَّﻬُﻢْ ﻳﺆﺗَﻮﻥ ﻛُﺘُﺒَﻬُﻢْ
ﺑِﺄَﻳْﻤَﺎﻧِﻬِﻢْ، ﻭَﺃَﻋْﺮِﻓُﻬُﻢْ ﺑِﺴِﻴﻤَﺎﻫُﻢْ ﻓِﻲ ﻭُﺟُﻮﻫِﻬِﻢْ ﻣِﻦْ ﺃَﺛَﺮِ ﺍﻟﺴُّﺠُﻮﺩِ،
ﻭَﺃَﻋْﺮِﻓُﻬُﻢْ ﺑِﻨُﻮﺭِﻫِﻢْ ﻳَﺴْﻌَﻰ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﻳْﺪِﻳﻬِﻢْ "
Muhammad ibnu Nasr Al-Marwazi mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Muhammad ibnu Muqatil Al-Marwazi, telah menceritakan
kepada kami Ibnul Mubarak, telah menceritakan kepadaku Ibnu
Lahi'ah, telah menceritakan kepadaku Yazid ibnu Abu Habib, dari Abdur
Rahman ibnu Jubair ibnu Nafir, bahwa ia pernah mendengar Abu Zar
dan Abud Darda mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
Aku adalah orangyang mula-mula diberi izin baginya untuk bersujud di
hari kiamat, dan orang yang mula-mula diberi izin untuk mengangkat
kepalanya, lalu aku memandang ke arah depanku, maka aku mengenal
umatku di antara umat-umat lainnya. Dan aku melihat ke arah kananku,
maka aku mengenal umatku di antara umat-umat lainnya. Dan aku
memandang ke arah kiriku, maka aku mengenal umatku di antara umat-
umat lainnya. Maka ada seorang lelaki yang bertanya, "Wahai
Rasulullah, bagaimanakah engkau mengenal umatmu di antara umat-
umat lainnya?" Rasulullah Saw. menjawab: Anggota tubuh mereka
kelihatan bercahaya kemilauan karena bekas air wudu, dan hal itu tidak
dimiliki oleh seorang pun dari kalangan umat lain yang selain mereka.
Dan aku mengenal mereka karena kitab-kitab catatan amal perbuatan
mereka diberikan dari arah kanannya. Dan aku mengenal mereka melalui
tanda yang ada pada kening mereka dari bekas sujudnya. Dan aku
mengenal mereka karena nur (cahaya) nya bersinar di hadapan mereka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar