Selasa, 16 Februari 2016

PENGHAPUS DOSA-DOSA

PENGHAPUS DOSA-DOSA

Oleh
Syaikh DR Abdul Muhsin al-Qasim

Pada khutbah Jum'at sebelumnya, kita sudah menyampaikan beberapa
amalan harian yang bersifat rutin yang jika dilakukan oleh seorang
Muslim dengan benar dan ikhlash, maka amalan-amalan itu akan
menjadi penyebab terhapusnya dosa-dosa. Namun hendaklah kita
senantiasa mengingat syarat yang telah disebutkan oleh Allâh Azza wa
Jalla dalam firman-Nya :
ﺇِﻥْ ﺗَﺠْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﻛَﺒَﺎﺋِﺮَ ﻣَﺎ ﺗُﻨْﻬَﻮْﻥَ ﻋَﻨْﻪُ ﻧُﻜَﻔِّﺮْ ﻋَﻨْﻜُﻢْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺗِﻜُﻢْ ﻭَﻧُﺪْﺧِﻠْﻜُﻢْ ﻣُﺪْﺧَﻠًﺎ ﻛَﺮِﻳﻤًﺎ
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kamu
dilarang untuk mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-
kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke
tempat yang mulia (surga). [an-Nisa/4:31]
Syarat ini hendaklah senantiasa kita letakkan dihadapan kita agar
menjadi penahan bagi kita dari perbuatan dosa terutama dosa-dosa
besar. Karena siapapun orangnya, selama dia seorang manusia dan
masih hidup, pasti tidak akan luput dari perbuatan dosa. Namun,
Alhamdulillah, sekalipun dosa anak Adam itu sangat banyak, tetapi
Allâh Azza wa Jalla itu maha pengasih dan penyayang terhadap para
haba-Nya. Oleh sebab itu Allâh Azza wa Jalla memerintahkan para
hamba-Nya untuk melakukan ketaatan sehingga dosa-dosanya dapat
diampuni.
Diantara amalan yang bisa menghapus dosa itu, ada yang berbentuk
kewajiban rutin yang wajib dilakukan setiap hari, seperti shalat fardhu.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﺃَﺭَﺃَﻳْﺘُﻢْ ﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﻧَﻬَﺮًﺍ ﺑِﺒَﺎﺏِ ﺃَﺣَﺪِﻛُﻢْ ﻳَﻐْﺘَﺴِﻞُ ﻓِﻴﻪِ ﻛُﻞَّ ﻳَﻮْﻡٍ ﺧَﻤْﺴًﺎ، ﻣَﺎ ﺗَﻘُﻮﻝُ ﺫﻟِﻚَ ﻳُﺒْﻘِﻲ ﻣِﻦْ ﺩَﺭَﻧِﻪِ ﻗﺎﻟُﻮﺍ:
ﻻَ ﻳُﺒْﻘِﻲ ﻣِﻦْ ﺩَﺭَﻧِﻪِ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻗَﺎﻝَ: ﻓَﺬﻟِﻚَ ﻣِﺜْﻞُ ﺍﻟﺼَّﻠَﻮﺍﺕِ ﺍﻟْﺨَﻤْﺲِ ﻳَﻤْﺤُﻮ ﺍﻟﻠﻪُ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﺨَﻄَﺎﻳَﺎ
Apa pendapat kalian jika di depan pintu rumah kalian terdapat sungai
lalu ia mandi disungai tersebut sebanyak 5x dalam sehari, apakah akan
tersisa padanya kotoran ? Mereka, "Tidak akan tersisa kotoran
ditubuhnya." Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Maka itu
seperti shalat lima waktu, Allâh menghapus kesalahan-kesalahan
seseorang dengan sebab shalat.” [Muttafaqun’alaihi].
Ada pula berbentuk kewajiban rutin yang dilakukan setiap minggu,
yaitu shalat Jum'at. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berabda :
ﻻَ ﻳَﻐْﺘَﺴِﻞُ ﺭَﺟُﻞٌ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺠُﻤْﻌَﺔِ ﻭَﻳَﺘَﻄَﻬَّﺮُ ﻣَﺎ ﺍﺳْﺘَﻄَﺎﻉَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻄُّﻬُﻮْﺭِ ﻭَﻳَﺪَّﻫِﻦُ ﻣِﻦْ ﺩُﻫْﻨِﻪِ ،ﻭَﻳَﻤَﺲُّ ﻣِﻦْ
ﻃِﻴْﺐِ ﺑَﻴْﺘِﻪِ، ﺛُﻢَّ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ، ﻓَﻼَ ﻳُﻔَﺮِّﻕُ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﺛْﻨَﻴْﻦِ ، ﺛُﻢَّ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﻣَﺎ ﻛَﺘَﺐَ ﺍﻟﻠﻪ ﻟَﻪُ ، ﺛُﻢَّ ﻳُﻨْﺼِﺖُ ﺇِﺫَﺍ ﺗَﻜَﻠَّﻢَ
ﺍﻹِﻣَﺎﻡُ ، ﺇِﻻَّ ﻏُﻔِﺮَﻟَﻪُ ﻣَﺎﺑَﻴْﻨَﻪُ ﻭَﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟْﺠُﻤْﻌَﺔِ ﺍﻷُﺧْﺮَﻯ
Tidaklah seorang laki-laki mandi dan bersuci pada hari Jum’at sesuai
kemampuannya, lalu ia mengenakan minyak rambut, memakai
wewangian kemudian ia keluar menuju masjid. (di masjid) dia tidak
menyuruh orang untuk pergi dari tempat duduknya lalu ia mengerjakan
shalat setelah itu dia diam saat imam sedang khutbah kecuali ia akan
diampuni dosa-dosanya antara Jum’at yang lalu dengan Jum’at yang
akan datang.[HR.al-Bukhâri]
Adapula yang berbentuk kewajiban tahunan, seperti puasa Ramadhân
dan haji. Keduanya bisa menjadi penghapus dosa-dosa kecil yang
dilakukan oleh seorang hamba, sebagaimana dijelaskan oleh
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
ﻣَﻦْ ﺣَﺞَّ ، ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﺮْﻓُﺚْ، ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﻔْﺴُﻖْ ، ﺭَﺟَﻊَ ﻛَﻴَﻮْﻡِ ﻭَﻟَﺪَﺗْﻪُ ﺃﻣُّﻪُ
Barangsiapa melakukan ibadah haji lalu dia tidak berbuat keji dan tidak
melakukan perbuatan fasiq, maka dia akan kembali (tanpa dosa)
sebagaimana saat dia dilahirkan oleh ibunya. [Muttafaq 'alaih]
Dan masih banyak lagi, amalan-amalan yang bersifat rutin yang bisa
menghapus dosa-dosa akibat dari kesalahan yang dilakukna oleh
seseorang.
Itulah diantara bukti betapa Allâh Azza wa Jalla itu Maha pengampun
terhadap para hamba-Nya yang melakukan kesalahan. Oleh karena itu,
tidak ada alasan bagi kita untuk berputus asa dari rahmat Allâh Azza
wa Jalla. Mungkin ada orang yang merasa khawatir dirinya tidak
berkesempatan melakukan ibadah-ibadah di atas, karena
pelaksanaannya terkait waktu tertentu bahkan ada yang terkait dengan
waktu dan tempat. Dia khawatir kematian menjemput sementara waktu
pelaksanaan ibadah itu belum masuk. Bagaimana dengan dosa-
dosanya ?
Diantara amalan-amalan yang bisa menghapus dosa itu, ada pula yang
tidak terikat waktu. Artinya dia bisa dilakukan kapan saja. Seperti
ibadah Umrah. Ibadah ini bisa dilakukan kapan saja dan dia menjadi
penghapus dosa. Juga berbuat baik kepada makhluk Allâh Azza wa
Jalla, melakukan amar ma'ruf dan nahi mungkar, memberikan maaf
dan berlapang dada. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺎﺕِ ﻳُﺬْﻫِﺒْﻦَ ﺍﻟﺴَّﻴِّﺌَﺎﺕِ
Sesungguhnya kebaikan akan menghapus kesalahan [Hûd/11:114]
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman :
ﻭَﻟْﻴَﻌْﻔُﻮﺍ ﻭَﻟْﻴَﺼْﻔَﺤُﻮﺍ ۗ ﺃَﻟَﺎ ﺗُﺤِﺒُّﻮﻥَ ﺃَﻥْ ﻳَﻐْﻔِﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻜُﻢْ ۗ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻏَﻔُﻮﺭٌ ﺭَﺣِﻴﻢٌ
Dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu
tidak ingin Allâh mengampunimu ? dan Allâh adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. [An-Nûr/24:22]
Ada juga amalan lisan yang tidak terikat waktu tapi bisa menghapus
dosa. Dijelaskan dalam hadits Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻩِ، ﻓِﻲ ﻳَﻮْﻡٍ ﻣَﺎﺋَﺔَ ﻣَﺮَّﺓٍ، ﺣَﻄَّﺖْ ﺧَﻄَﺎﻳَﺎﻩُ، ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻣِﺜْﻞَ ﺯَﺑَﺪِ ﺍﻟْﺒَﺤْﺮِ
Barangsiapa mengucapkan Subhânallâhi wabihamdihi seratus kali
dalam sehari akan dihapus kesalahan-kesalahannya meskipun seperti
buih dilautan [Muttafaqun ‘alaihi]
Apalagi lagi yang kita tunggu ?! Marilah kita bergegas melakukannya
dengan mengikhlaskan niat kita karena Allâh Azza wa Jalla . Dan hanya
kepadanya kita memohon agar senantiasa membantu kita melakukan
amalan-amalan yang disyari'atkan dan kita memohon agar semua dosa
kita diampuni.
Telah dijelaskan sebagian dari amalan-amalan yang bisa menghapus
dosa-dosa kecil yang dilakukan oleh hamba Allâh Azza wa Jalla .
Tentunya, ini merupakan bukti betapa Allâh Azza wa Jalla itu sangat
sayang kepada para hamba-Nya dan juga maha pengampun. Tidak
hanya sebatas itu, bahkan makan yang merupakan kebutuhan kita
setiap hari, jika kita mensyukurinya, maka itu juga menjadi penyebab
terhapusnya dosa-dosa. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
memberitahukan bahwa barangsiapa yang mengucapkan (doa ini)
setelah makannya, maka dia diampuni dosa-dosanya yang telah lewat :
ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟﻠﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺃَﻃْﻌَﻤَﻨِﻲْ ﻫَﺬَﺍ ، ﻭَﺭَﺯَﻗَﻨِﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺣَﻮْﻝٍ ﻣِﻨِّﻲ ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓٍ ، ﻏُﻔِﺮَﻟَﻪُ ﻣَﺎﺗَﻘَﺪَّﻡَ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺒِﻪِ
Segala puji bagi Allâh yang telah memberikan makanan ini dan
menganugerahkan rizki ini kepadaku tanpa ada daya dan upaya dariku.
[HR. Abu Daud]
Penghapus dosa yang terakhir yang bisa kami sebutkan di sini adalah
musibah yang menimpa seorang Muslim. Jika dia bersabar dalam
menerima musibah yang menimpanya, maka semua musibah yang
menimpanya menjadi penghapus dosa baginya, baik musibah itu besar
atau pun kecil. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ﻣَﺎ ﻳُﺼِﻴﺐُ ﺍﻟﻤُﺴْﻠِﻢَ ﻣِﻦْ ﻧَﺼَﺐٍ، ﻭَﻻَ ﻭَﺻَﺐٍ، ﻭَﻻَ ﻫَﻢِّ، ﻭَﻻَ ﺣُﺰْﻥٍ، ﻭَﻻَ ﺃَﺫًﻯ، ﻭَﻻَ ﻏَﻢِّ، ﺣَﺘَّﻰ ﺍﻟﺸَّﻮْﻛَﺔِ
ﻳُﺸَﺎﻛُﻬَﺎ؛ ﺇِﻻَّ ﻛَﻔَّﺮَ ﺍﻟﻠﻪ ﺑِﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺧَﻄَﺎﻳَﺎﻩُ
Apa saja yang menimpa seseorang Muslim seperti rasa letih, sedih,
sakit, gelisah, sampai duri yang menusuknya, melainkan Allâh akan
menghapuskan kesalahan-kesalahannya dengan sebab itu semua”.
[Muttafaqun 'alaihi]
Terakhir kalinya, kami mengingatkan bahwa dosa itu buruk, namun
yang lebih buruk lagi jika si pelaku tidak mau bertaubat dan tidak mau
memohon ampunan kepada Allâh Azza wa Jalla. Maka hendaklah kita
mempergunakan kesempatan hidup yang masih diberikan Allâh Azza
wa Jalla kepada kita untuk segera bertaubat dan melakukan kebaikan-
kebaikan yang bisa menghapuskan dosa-dosa kita.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XVII/1434H/2013.
Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi
Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax
0271-858196]
_______
Footnote
[1]. Diangkat dari khutbah Jum’at di Masjidin Nabawi Madinah al-
Munawarah, pada tanggal 23/1/1434 dengan judul Maghfiratuz
Dzunub bi Yasir minal Qauli wal Amali oleh Syaikh DR Abdul Muhsin
al-Qasim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar