Jumat, 23 Oktober 2015

Iman kepada hari akhir 1/3

🌹 IMAN KEPADA HARI AKHIR

Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Bagian Pertama Dari Tiga Tulisan 1/3

Hari akhir adalah hari Kiamat, di mana seluruh manusia dibangkitkan pada hari itu untuk
dihisab da dibalas. Hari itu disebut hari Akhir, karena tidak ada hari lagi setelahnya. Pada hari
itulah penghuni Surga dan penghuni Neraka masing-masing menetap di tempatnya.

Iman kepada hari Akhir mengandung tiga unsur.

[1]. Mengimani bats (kebangkitan), yaitu menghidupkan kembali orang-orang yang sudah
mati ketika tiupan sangkakala yang kedua kali. Pada waktu itu semua manusia bangkit untuk
menghadap Rabb alam semesta dengan tidak beralas kaki, bertelanjang, dan tidak disunat.

Allah Subhanahu wa Taala berfirman.

Artinya : Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan
mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kamilah yang akan
melaksanakannya [Al-Anbiyaa : 104]

Kebangkitan adalah kebenaran yang pasti, ditunjukkan oleh Al-Kitab, Sunnah dan ijma umat
Islam. Allah Subhanahu wa Taala berfirman.

Artinya : Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari
Kiamat [Al-Muminun : 15-16]

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda.

Artinya : Di hari Kiamat seluruh manusia akan dihimpun dengan keadaan tidak beralas kaki
dan tidak disunat [Hadits Riwayat Bukhari-Muslim]

Umat Islam sepakat akan adanya hari Kebangkitan karena hal itu sesuai dengan hikmah Allah
yang mengembalikan ciptaanNya untuk diberi balasan terhadap segala yang telah
diperintahkanNya melalui lisan para rasulNya. Allah Subhanahu wa Taala berfirman.

Artinya : Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kami secara
main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami ? [Al-Muminun :
115]

Allah Subhanahu wa Taala berfirman kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam

Artinya :Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Quran
benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali [Al-Qashash : 85]

[2]. Mengimani hisab (perhitungan) dan jaza(pembalasan) dengan meyakini bahwa seluruh
perbuatan manusia akan dihisab dan dibalas. Hal ini dipaparkan dengan jelas di dalam Al


Quran, Sunnah dan ijma (kesepakatan) umat Islam.

Allah Subhanahu wa Taala berfirman

Artinya : Sesungguhnya kepada Kamilah kembali mereka, kemudian sesungguhnya
kewajiban Kamilah menghisab mereka [Al-Ghasyiyah : 25-26]

Artinya : Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat
amalnya ; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi
balasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya
(dirugikan) [Al-Anam : 160]

Artinya : Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tiadalah
dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun
pasti Kami mendatangkan (pahalanya). Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat
perhitungan[Al-Anbiyaa : 47]

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu diriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda.

Artinya : Allan nanti akan mendekatkan orang mukmin, lalu meletakkan tutup dan
menutupnya. Allah bertanya : Apakah kamu tahu dosamu itu ? Ia menjawab, Ya Rabbku.
Ketika ia sudah mengakui dosa-dosanya dan melihat dirinya telah binasa, Allah Subhanahu
wa Taala berfirman, Aku telah menutupi dosa-dosamu di dunia dan sekarang Aku
mengampuninya. Kemudian diberikan kepada orang mukmin itu buku amal baiknya. Adapun
orang-orang Kafir dan orang-orang munafik, Allah Subhanahu wa Taala memanggilnya di
hadapan orang banyak. Mereka orang-orang yang mendustakan Rabbnya. Ketahuilah, laknat
Allah itu untuk orang-orang yang zhalim[Hadits Riwayat Bukhari Muslim]

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda.

Artinya : Sesungguhnya yang berniat melakukan satu kebaikan lalu mengamalkannya, maka
ditulis baginya sepuluh kebaikan, sampai tujuh ratus kali lipat, bahkan sampai beberapa lipat
lagi. Barangsiapa berniat melakukan satu kejahatan, lalu mengamalkannya, maka Allah
menulisnya satu kejahatan saja

Umat Islam telah sepakat tentang adanya hisab dan pembalasan amal karena itu sesuai
dengan kebijaksanaan Allah. Sebagaimana kita ketahui, Allah Subhanahu wa Taala telah
menurunkan kitab-kitab, mengutus para rasul serta mewajibkan kepada manusia untuk
menerima ajaran yang dibawa oleh rasul-rasul Allah itu dan mengerjakan segala yang
diwajibkannya. Dan Allah telah mewajibkan agar berperang melawan orang-orang yang
menentangNya serta menghalalkan darah, keturunan, isteri dan harta benda mereka. Kalau
tidak ada hisab dan balasan tentu hal ini hanya sia-sia belaka, dan Rabb Yang Mahabijaksana,
Mahasuci darinya. Allah Subhanahu wa Taala telah mengisyaratkan hal itu dalam firmanNya.

Artinya : Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul
kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami), maka
sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang telah mereka perbuat),
sedang (Kami) mengetahui (keadaan mereka), dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka)
[Al-Araaf : 6-7]


[3]. Mengimani Surga dan Neraka sebagai tempat manusia yang abadi. Surga tempat
kenikmatan yang disediakan Allah untuk orang-orang mukmin yang bertaqwa, yang
mengimani apa-apa yang harus diimani, yang taat kepada Allah dan rasulNya, dan kepada
orang-orang yang ikhlas.

Di dalam Surga terdapat berbagai kenikmatan yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah
didengar telinga, serta tidak terlintas dalam benak manusia.

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka itu
adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga And yang
mengalir dibawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha
terhadap mereka, dan mereka pun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Rabbnya[Al-Bayyinnah : 7-8]

Artinya : Tidak seorangpun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu
(bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan pandangan mata sebagai balasan terhadap
apa yang telah mereka kerjakan [As-Sajdah : 17]

Neraka adalah tempat adzab yang disediakan oleh Allah Subhanahu wa Taala untuk orang-
orang kafir, yang berbuat zhalim, serta bagi yang mengingkari Allah dan RasulNya. Di dalam
Neraka terdapat berbagai adzab dan sesuatu yang menakutkan, yang tidak pernah terlintas
dalam hati.

Artinya : Dan peliharalah dirimu dari api Neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang
kafir [Al-Imran : 131]

Artinya : Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang yang zhalim itu Neraka yang
gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta minum, maka mereka akan diberi
minuman dengan air seperti besi yang mendidih yang dapat menghanguskan muka. Itulah
minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek[Al-Kahfi : 29]

Artinya : Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api
yang menyala-nyala (Neraka). Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka tidak
memperoleh seorang pelindung pun dan tidak (pula) seorang penolong. Pada hari ketika
muka mereka dibolak-balikkan dalam Nereka, mereka berkata ; Alangkah baiknya, andaikata
kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul Al-Ahzab : 64-66]

[Ditulis ulang dari Syarhu Ushulil Iman, Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Edisi
Indonesia: Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan. Penerjemah: Ali Makhtum Assalamy. Penerbit:
KSA Foreigners Guidance Center In Gassim Zone]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar