Kamis, 07 Januari 2016

DUA KALI SELAMA 90 TAHUN?

🍃DUA KALI AKU LAKUKAN SELAMA 90 TAHUN !!!

Apanya yang dua kali?! Lantas bagaimana tentang 90 tahun?!
Qadhi qudhat (Hakim Agung) negeri Syam, Sulaiman bin Hamzah al-Maqdisi – masih ada keturunan dengan Ibn Qudamah, pengarang kitab
al-Mughni – ia berkata: “Aku tidak pernah melaksanakan shalat fardhu sendirian kecuali
dua kali, dan seakan-akan aku tidak pernah melaksanakan dua shalat tersebut.”

Tahukah anda, berapakah umur Sulaiman al- Maqdisi ketika mengatakan hal ini? Umurnya saat itu sekitar 90 tahun!
Nampaknya sekarang anda tercengang keheranan, anda bertanya dalam hati: “90 tahun
tidak pernah meninggalkan shalat berjama’ah kecuali hanya dua kali, sementara aku yang masih muda belia dalam seminggu aku tidak bisa
shalat berjama’ah kecuali hanya satu atau dua kali saja!”

Karena itu muncul satu pertanyaan penting, mengapa generasi salaf dan sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sangat memperhatikan shalat berjama’ah? Sampai-
sampai salah seorang dari mereka ketika meninggalkan shalat berjama’ah dua kali saja, ia mengatakan: “Seakan-akan aku tidak mendirikan shalat tersebut.”

Jawabnya sangat mudah, yaitu mereka adalah orang-orang yang mengetahui benar fadhilah
shalat berjama’ah, dan pada saat yang bersamaan mereka juga selalu menuruti nasihat
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, karena beliaulah yang memerintahkan mereka dalam
banyak hadis untuk melaksana
kan shalat berjama’ah. Di antara hadis-hadis tersebut
misalnya:Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
‏« ﻣَﻦْ ﺗَﻄَﻬَّﺮَ ﻓِﻲ ﺑَﻴْﺘِﻪِ ﺛُﻢَّ ﻣَﺸَﻰ ﺇِﻟَﻰ ﺑَﻴْﺖٍ ﻣِﻦْ ﺑُﻴُﻮﺕِ
ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻟِﻴَﻘْﻀِﻲَ ﻓَﺮِﻳﻀَﺔً ﻣِﻦْ ﻓَﺮَﺍﺋِﺾِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻛَﺎﻧَﺖْ
ﺧَﻄْﻮَﺗَﺎﻩُ ﺇِﺣْﺪَﺍﻫُﻤَﺎ ﺗَﺤُﻂُّ ﺧَﻄِﻴﺌَﺔً ﻭَﺍﻟْﺄُﺧْﺮَﻯ ﺗَﺮْﻓَﻊُ
ﺩَﺭَﺟَﺔً ‏»
“Siapa yang bersuci dirumah
nya, kemudian berjalan menuju masjid untuk melaksanakan
kewajiban shalat dari sekian banyak kewajiban yang dibebankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,
maka dua langkah kakinya, salah satunya menghapuskan dosa, dan langkah satunya lagi
mengangkat derajatnya.”
(HR. Muslim)
Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:
‏« ﻣَﻦْ ﻏَﺪَﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻭَﺭَﺍﺡَ ﺃَﻋَﺪَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻪُ ﻧُﺰُﻟَﻪُ ﻣِﻦْ
ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻛُﻠَّﻤَﺎ ﻏَﺪَﺍ ﺃَﻭْ ﺭَﺍﺡَ ‏»
“Siapa yang berjalan di waktu pagi atau sore menuju masjid, niscaya Allah menyiapkan tempat kembalinya kelak di sorga, setiap kali ia pergi pagi
atau sore ke masjid.”
(HR. Bukhari)

Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
‏« ﺃَﻋْﻈَﻢُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺃَﺟْﺮًﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﺃَﺑْﻌَﺪُﻫُﻢْ ﻓَﺄَﺑْﻌَﺪُﻫُﻢْ
ﻣَﻤْﺸًﻰ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﻨْﺘَﻈِﺮُ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓَ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺼَﻠِّﻴَﻬَﺎ ﻣَﻊَ
ﺍﻟْﺈِﻣَﺎﻡِ ﺃَﻋْﻈَﻢُ ﺃَﺟْﺮًﺍ ﻣِﻦْ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﺛُﻢَّ ﻳَﻨَﺎﻡُ ‏»
“Manusia yang paling agung dalam shalatnya adalah yang paling jauh jarak yang ditempuh
nya, dan orang yang menunggu shalat (di masjid) supaya bisa shalat bersama imam, adalah lebih besar pahalanya dari pada orang yang shalat (berjama’ah) kemudian tidur.” (HR. Bukhari)

Saudaraku…! Bagaimana menurutmu perhatian dan pengagungan Nabi  terhadap perintah shalat berjama’ah? Karena itulah, tidak pernah
kita dengar dari generasi salaf ada orang yang meremehkan dan menggampangkan shalat
berjama’ah dengan alasan bahwa hal ini diperselisihkan di antara ulama’, sementara kita
hidup di zaman ini yang sangat membutuhkan kepada pahala yang besar.

Anda berhak tahu, bahwa shalat berjama’ah memiliki faedah dan manfaat selain pahala besar
yang telah disebutkan:
Jika anda ingin khusyu’ dalam shalat dan merasakan lezatnya shalat, maka anda harus
melaksanakannya secara berjama’ah, karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda: “Setan itu bersama orang yang sendirian, jika ia berdua maka setan semakin menjauh.”

Jika anda ingin berada di bawah naungan Arsy Allah Yang Maha Pengasih kelak di hari kiamat, maka anda harus melaksanakan shalat berjama’ah, hingga hati anda tertambat kepada masjid, ketika itu anda termasuk dalam hadis:
“Tujuh orang akan mendapat
kan naungan dari Allah, pada hari yang tidak ada naungan selain naungan Allah… di antaranya adalah orang yang
hatinya selalu terpaut kepada mesjid.”

Jika anda ingin ditulis bagi anda dua pembebasan dari api neraka dan kemunafikan,
maka peliharalah shalat berjama’ah dimulai dengan takbir bersama imam (sejak awal shalat) selama 40 hari terus menerus sebagaimana
dikabarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Akhirnya, anda harus mengetahui bahwasanya
anda tidak akan bisa dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sesuatu yang Dia
cintai melebihi shalat-shalat fardhu berjama’ah,
sebagaimana Allah berfirman dalam hadis qudsi:
“Seorang hamba tidaklah mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari pada apa-apa yang telah Aku wajibkan kepada mereka.”

Mulailah dari sekarang, jaga dan peliharalah shalat ber
jama’ah di masjid, dan singkir
kanlah debu-debu kemalasan.
Saya tutup tulisan ini dengan satu pemandangan yang tiada bandingnya, dari berita-berita mereka yang selalu rindu dengan shalat (berjama’ah).

Tersebutlah salah seorang da’i al-muhaddits yang terpercaya; Ibrahim bin Maimun al-Marwazi, ia bekerja sebagai tukang emas. Ibn Ma’in berkata
tentang dirinya: “Jika ia sedang mengangkat palu, tiba-tiba mendengar suara azan, maka ia
tidak akan meneruskan memukul dengan palunya.”

Kita berdo’a memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memberikan hidayah-Nya kepada kita menuju keridhoan Allah dan karunia-Nya, dan
agar Allah menjadikan kita termasuk orang-orang .yang selalu memperhatikan shalat tepat pada waktunya secara berjama’ah. (Faiz)
Qiblati.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar