Minggu, 29 November 2015

Pembuktian ilmiah mengenai masa iddah

KONASI
Peneliti sekaligus Pemimpin Yahudi Masuk Islam karena Meneliti Masa Iddah
Pakar genetika sekaligus pemimpin yahudi di Albert Einstein College Robert Guilhem mendeklarasikan keislamannya setelah terperangah kagum oleh ayat-ayat Al-Quran yang berbicara tentang iddah (masa tunggu) wanita Musl imah yang dicerai suaminya seperti yang diatur Islam.Guilhem, pakar yang mendedikasikan usianya dalam penelitian sidik pasangan laki-laki baru-baru ini membuktikan dalam penelitiannya bahwa jejak rekam seorang laki-laki akan hilang setelah tiga bulan.
Guru besar anatomi medis di Pusat Nasional Mesir dan konsultan medis, Dr. Abdul Basith As-Sayyid menegaskan bahwa pakar Robert Gelhem, pemimpin yahudi di Albert Einstain College dan pakar genetika ini mendeklarasikan dirinya masuk Islam ketika ia mengetahui hakikat empiris ilmiah dan kemukjizatan Al-Quran tentang penyebab penentuan iddah (masa tunggu) perempuan yang dicerai suaminya dengan masa 3 bulan.
Ia menambahkan, pakar Guilhem ini yakin dengan bukti-bukti ilmiah. Bukti-bukti itu menyimpulkan bahwa hubungan persetubuan suami istri akan menyebabkan laki-laki meninggalkan sidik (rekam jejak) khususnya pada perempuan. Jika pasangan ini setiap bulannya tidak melakukan persetubuhan maka sidik itu akan perlahan-lahan hilang antara 25-30 persen. Setelah tiga bulan berlalu, maka sidik itu akan hilang secara keseluruhan. Sehingga perempuan yang dicerai akan siap menerima sidik laki-laki lainnya.
Bukti empiris ini mendorong pakar genetika Yahudi ini melakukan penelitian dan pembuktian lain di sebuah perkampungan Afrika Muslim di Amerika. Dalam penelitiannya ia menemukan bahwa setiap wanita di sana hanya mengandung dari jejak sidik pasangan mereka saja. Sementara penelitian ilmiah di sebuah perkampungan lain di Amerika membuktikan bahwa wanitanya yang hamil memiliki jejak sidik beberapa laki-laki dua hingga tiga. Artinya, wanita-wanita non Muslim di sana melakukan hubungan intim selain pernikahan yang sah.
Yang mengagetkan sang pakar ini adalah ketika dia melakukan penelitian ilmiah terhadap istrinya sendiri. Sebab ia menemukan istrinya memiliki tiga rekam sidik laki-laki alias istrinya berselingkuh. Dari penelitiannya, hanya satu dari tiga anaknya saja berasal dari dirinya. Setelah penelitian-penelitian yang dilakukan ini akhirnya meyakinkan sang pakar Guilhem ini memeluk Islam. Ia meyakini bahwa hanya Islamlah yang menjaga martabat perempuan dan menjaga keutuhan kehidupan social. Ia yakin bahwa wanita Muslimah adalah wanita paling bersih di muka bumi ini.

Penelitian juga menyebutkan dalam Sebuah studi ilmiah dan penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti Amerika Serikat menguatkan hikmah mukjizat ilmiah dalam Al-Quran dan hukum Syariah Islam yang berkaitan dengan masa ‘Iddah (tunggu) bagi perempuan selama “120 hari” dan larangan menikahi saudara sepersusuan.
Hal ini dikemukakan dengan tegas oleh Dr. Jamal Eddin Ibrahim, seorang profesor toksikologi di University of California dan Direktur Laboratorium Penelitian hidup di Amerika Serikat, dan ia mengatakan bahwa sebuah studi penelitian dari sistem imun (kekebalan) tubuh wanita mengungkapkan adanya sel-sel kekebalan khusus yang memiliki “memori genetik” yang mengenali obyek (benda asing) yang masuk ke dalam tubuh wanita dan menjaga (menyimpan) karakteristik genetik objek tersebut, dan yang perlu diperhatikan adalah bahwa sel-sel tersebut hidup selama 120 hari di dalam sistem reproduksi wanita.
Dia menambahkan bahwa penelitian ini juga menegaskan bahwa jika terjadi perubahan benda asing yang masuk ke perempuan tersebut, seperti “sperma/mani” sebelum periode/masa ini, maka akan terjadi gangguan pada sistem kekebalan tubuhnya dan mengakibatkan resiko tumor ganas. Dia (Dr. Jamal Eddin Ibrahim) menjelaskan bahwa ini menafsirkan (menjelaskan) secara ilmiah seputar peningkatan kanker rahim dan payudara yang menimpa para perempuan yang memiliki hubungan seksual dengan lebih dari satu orang laki-laki. Dengan demikian nampak jelaslah hikmah Syari’at ketika melarang poliandri bagi wanita.
Dia mengungkapkan, bahwasanya studi ini juga menetapkan bahwa sel-sel khusus mempertahankan (menjaga) unsur genetik yang masuk pertama kali selama “120 hari”. Oleh karena itu jika ada hubungan pernikahan sebelum periode ini, dan terjadi kehamilan, maka si janin akan membawa sebagian dari sifat genetik dari yang pertama (suami pertama) dan yang kedua.
Dan dari sisi lain, Dr. Jamal al-Din Ibrahim, yang baru-baru ini mengunjungi Mesir mengisyaratkan bahwa penelitian terhadap sistem kekebalan tubuh perempuan, mengungkapkan bahwa ASI terdiri dari sel-sel punca (induk) yang membawa sifat genetik campuran dari ayah dan ibu. Dan secara otomatis sifat-sifat tersebut akan berpindah ke anak yang disusui oleh ibunya. Hal ini adalah salah satu hikmah larangan menikah dengan saudara sepersusuan. Dan efek yang ditimbulkan dari hal itu adalah terjadinya gangguan (cacat) pada sistem kekebalan tubuh anak-anak yang dihasilkan dari perkawinan tersebut, di samping penyakit-penyakit genetik serius yang lainnya.
Dia (Dr. Jamal Eddin Ibrahim) menyatakan bahwa penelitian tersebut berlangsung selama satu tahun, dan dilakukan oleh tim peneliti yang terdiri dari 7 ahli dari Amerika Serikat, dan di antara mereka ada orang-orang Mesir. Dia mengisyaratkan bahwa pemaparan hasil-hasil penelitian yang membuat bingung para spesialis (ilmuwan) tersebut dilakukan pada Konferensi Internasional tentang Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Quran dan Syariah yang diadakan di Turki baru-baru ini.

Kamis, 26 November 2015

Surat dari pejuqng hamas palestina di gaza untuk indonesia

SURAT DARI PEJUANG HAMAS PALESTINA DI GAZA UNTUK INDONESIA #Baca_Lalu_Bagikan

Mengapa saya memilih mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia? Namun jika kalian tetap bertanya kepadaku, mungkin satu – satunya jawaban yang saya miliki adalah karena negeri kalian berpenduduk muslim terbanyak di atas bumi ini, bukan demikian saudaraku?

Saat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis dakwah dari jama’ah haji asal Indonesia, ia mengatakan kepadaku, setiap tahun musim haji ada sekitar 205 ribu jama’ah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini. Wah, sungguh jumlah angka yang sangat fantastis dan membuat saya berdecak kagum.

Lalu saya mengataka kepadanya, saudaraku, jika jumlah jama’ah haji asal Gaza sejak tahun 1987 sampai sekarang digabung,itu belum bisa menyamai jumlah jama’ah haji dari negara kalian dalam 1 musim haji saja. Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat dibanding kalian. Waaah pasti uang kalian sangat banyak, apalagi menurut sahabatku itu ada 5% dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji yang kedua kalinya, Subhanallah.

Wahai saudaraku di Indonesia, pernah saya berkhayal dalam hati, kenapa kami tidak dilahirkan di negeri kalian saja. Pasti sangat indah dan mengagumkan. Negeri kalian aman, kaya, dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui tentang negeri kalian.
Pasti ibu – ibu disana amat mudah menyusui bayi – bayinya, susu formula bayi pasti dengan mudah kalian dapatkan di toko – toko dan para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah bersalindi rumah sakit yang mereka inginkan. Ini yang membuatku iri kepadamu saudaraku., tidak seperti di negeri kami ini. Tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulance yang akan mengantarkan istri kami melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah. Sehingga istri kami terpaksa melahirkan di atas mobil, saudaraku!

Susu formula bayi adalah barang langka di Gaza sejak kami diblokade 2 tahun yang lalu, namun istri kami tetap menyusui bayi – bayinya dan menyapihnya hingga 2 tahun lamanya, walau terkadang untuk memperlancar ASI mereka, istri kami rela minum air rendaman gandum.

Namun, mengapa di negeri kalian katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah dan ibunya. Terkadang ditemukan mati di parit – parit, selokan, dan tempat sampah. Itu yang kami dapat dari informasi di televisi.
Dan yang membuat saya terkejut dan merinding, ternyata negeri kalian adalah negeri yang tertinggi kasus arbosinya untuk wilayah Asia. Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian? Apakah karena di negeri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami disini, sehingga orang bisa melakukan hal hina seperti itu?

Sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa. Memang hampir setiap hari di Gaza sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi – bayi kami mati. Namun, bukanlah di selokan – selokan atau got – got apalagi di tempat sampah. Mereka mati syahid saudaraku! Mati syahid karena serangan roket Israel! Kami temukan mereka tak bernyawa lagi di pangkuan ibunya, di bawah puing – puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan Zionis Israel. Saudraku, bagi kami nilai seorang bayi adaalh aset perjuangan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan negeri ini.

Perlu kalian ketahui, sejak serangan Israel tanggal 27 Desember 2009 kemarin, saudara – saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 orang diantaranya adalah anak – anak kami. Namun sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru di jalur Gaza, dan subhanallah kebanyakan mereka adalah anak laki – laki dan banyak yang kembar, Allahu Akbar!

Wahai saudaraku di Indonesia, negeri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah, namun kenapa di negeri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar. Apa karena sulit mencari rizki disana? apa negeri kalian di blokade juga?

Perlu kalian ketahui saudaraku, tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi, apalagi sampai mati kelaparan, walau sudah lama kami diblokade. Sungguh kalian terlalu manja! Saya adalah pegawai tata usaha di kantor pemerintahan HAMAS sudah 7 bulan ini belum menerima gaji bulanan saya. Tetapi Allah SWT yang akan mencangkupkan rizki untuk kami.

Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda baru saja melangsungkan pernikahan. Ya mereka menikah di sela – sela serangan agresi Israel. Mereka mengucapkan akad nikah diantara bunyi letupan bom dan peluru, saudaraku. Dan perdana menteri kami Ust. Isma’il Haniya memberikan santunan awal pernikahan bagi semua keluarga baru tersebut.

Wahai saudaraku di Indonesia, terkadang sayapun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqah pembinaan di negeri antum (anda). Seperti yang diceritakan teman saya, program pengajian kalian pasti bagus, banyak kitab mungkin kalian yang telah baca. Dan banyak buku – buku pasti sudah kalian baca. Kalian pun bersemangat kan? itu karena kalian punya waktu.

Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini. Satu jam, ya satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqoh. Setelah itu kami harus terjun ke lapangan jihad, sesuai dengan tugas yang diberikan kepada kami. Kami disini sangat menanti- nantikan saat halaqah tersebut walau hanya 1 jam. Tentu kalian bersyukur. Kalian punya waktu untuk menegakkan rukun – rukun halaqah, seperti ta’aruf, tafahum dan takaful disana.
Hafalan antum pasti lebih banyak daripada kami. Semua pegawai dan pejuang hamas disini wajib mmenghafal Surah Al – Anfal sebagai nyanyian perang kami, saya menghafal di sela – sela wkatu istirahat perang, bagaimana dengan kalian?

Akhir desember kemarin, saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 Juz anakku yang pertama. Ia merupakan 1 diantara 100 anak yang tahun ini menghafal Al – Qur’an dan umurnya baru 10 tahun.

Saya yakin anak – anak kalian jauh lebih cepat menghafal Al-Qur’an ketimbang anak – anak kami disini. Di Gaza tidak ada SDIT seperti di tempat kalian yang menyebar seperti jamur di musim hujan. Disini anak – anak belajar diantara puing – puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah di ratakan, di atasnya diberi beberapa helai daun kurma.

Ya, di tempat itu mereka belajar, saudaraku. Bunyi setoran hafalan Qur’an mereka bergemuruh diantara bunyi – bunyi senapan tentara Israel. Ayat – ayat jihad paling cepat mereka hafal. Karena memang di depan mereka tafsirnya, langsung mereka rasakan. Oh iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia. Kami menyaksikan aksi demo – demo kalian. Subhanallah, kami sangat terhibur, karena kalian merasakan apa yang kami rasakan disini.

Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami disinim termasuk kalian yang di Indonesia. Namun, bukan tangisan kalian yang kami butuhkan, saudaraku. Biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti akhirat yang dicatat Allah sebagai bukti ukhuwah kalian kepada kami. Do’a – do’a dan dana telah kami rasakan manfaatnya.

Oh iya, hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telpon dan fax yang masuk. Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi.

Salam untuk semua pejuang –pejuang Islam, ulama – ulama dan calon Mujahidin – mujahidin kalian.

*Abdullah Gaza
Seluruh isi surat ini telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Arab, yang dikirim oleh seorang bernama Abdullah Al-Ghaza yang mengaku dari Gaza city-Jalur Gaza melalui surat elektronik dan artikel diterbitkan oleh Buletin Islami.

Syafaat alquran di dalam kubur

SYAFA'AT AL QUR'AN DI DALAM QUBUR

**Silahkan share untuk teman2 terbaik kita**

Merinding bacanya... Semoga kita termasuk di dalam golongan orang ini...aamiin

Pertolongan Al-Quran di Alam Kubur.

- Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah SAW bersabda: “Tiada penolong yg lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya).

Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah bahwa jika seseorang meninggal dunia, ketika orang - orang sibuk dgn kain kafan dan persiapan pengebumian di rumahnya, tiba -tiba seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan.

Setelah dikuburkan dan orang - orang mulai meninggalkannya, datanglah 2 malaikat. Yaitu Malaikat Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab.

Tetapi si tampan itu berkata: ”Ia adalah sahabat karibku. Dalam keadaan bagaimanapun aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian ditugaskan utk bertanya kepadanya, lakukanlah pekerjaan kalian. Aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga ia dimasukkan ke dalam syurga.”

Lalu ia berpaling kepada sahabatnya dan berkata,”Aku adalah Al quran yang terkadang kamu baca dengan suara keras dan terkadang dengan suara perlahan.

Jangan khawatir setelah menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak akan mengalami kesulitan.”

Setelah para malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan  permadani sutera yang penuh dengan kasturi dari Mala’il A’la. (Himpunan Fadhilah Amal : 609)

Allahu Akbar, selalu saja ada getaran haru selepas membaca hadits ini. Getaran penuh pengharapan sekaligus kekhawatiran. Getaran harap karena tentu saja mengharapkan Al-Quran yang kita baca dapat menjadi pembela kita di hari yang tidak ada pembela. Sekaligus getaran takut, kalau-kalau Al-Quran akan menuntut kita.

Allah…terimalah bacaan Al-Quran kami. Sempurnakanlah kekurangannya.

Banyak riwayat yang menerangkan bahwa Al-Quran adalah pemberi syafa’at yang pasti dikabulkan Allah SWT. Aamiin..

Oleh: Prof. DR. Ahmad Sathori Ismail.

"Sayang kalau dibaca sendiri... Ayo berbagi dan sebarkan

Sabtu, 21 November 2015

Penyakit dengki

📌Waspalah terhadap penyakit dengki dan iri..!📌

🔨 Penyakit dengki hanya muncul pada seseorang yang se-profesi. Orang berilmu dengan orang berilmu, pedagang dengan pedagang, tukang sepatu dengan tukang sepatu dan lain sebagainya. Karena asal mula permusuhan adalah untuk mendapatkan tujuan yang sama
🔨 Pangkal dari semua masalah adalah cinta dunia, dunia inilah yang membuat dua orang yang saling bersaing merasa sempit tempat pijakannya.
🔨 Orang yang bersaing dalam urusan akhirat tidak akan merasa sempit dan tidak akan saling mendengki, bahkan ketika ada pengetahuan tentang Allah, agama, nabi-Nya dsb diketahui banyak orang, ia akan semakin senang.
🔨 Pengetahuan tentang Allah ibarat lautan yang luas membentang seolah tak bertepi, yang berada di sisi-Nya tidak akan merasa sempit, ia akan senang berbagi kenikmatan ini dengan saudaranya.
🔨 Perbedaan ilmu dan harta, harta tidak terpegang di tangan selagi harta tidak berpindah dari tangan orang lain. Sedangkan ilmu berada di hati, ilmu bisa berada di hati siapa saja tanpa harus pindah dari tempat asal yang mengajarkannya, tanpa terkurangi sedikit pun.
🔨 Orang yang hanya mencari (ridha) Allah dalam hidupnya seperti orang yang melihat langit, yang tidak mungkin orang saling berdesakan, bersaing untuk melihatnya karena langit begitu luas.
🔨 Jika Engkau menyayangi dirimu, maka carilah kenikmatan yang tiada pernah luntur yaitu dengan mengetahui Allah dan keagungan-keagungan kerajaan-Nya
🔨 Dengki adalah penyakit yang parah, yang hanya bisa disembuhkan dengan ilmu dan amal
🔨 ilmu yang bisa menyembuhkan dengki yaitu, ilmu pengetahuan tentang hakikat dengki,
📌 ia sangat berbahaya bagi agama dan duniamu
📌 orang didengki tidak akan dirugikan, bahkan ia bisa mengambil manfaat
📌 ia akan menyiksa hatimu, tanpa memberi manfaat sedikit pun, bahkan akan mendatangkan adzab di akhirat
📌 Pendengki seperti orang yang melempar batu kepada orang lain tapi meleset bahkan batu itu terpental kembali ke dirinya. Kemudian ia marah, lalu ia melempar lagi dengan batu yang lebih besar tapi kembali batu itu terpental ke dirinya sendiri.
🔨Amal yang bisa mengobati penyakit dengki yaitu dengan melakukan kebalikannya, jika muncul rasa ingin mencela maka ia harus dengan memuji, jika muncul takabbur maka ia diganti dengan tawadhu, jika ia ingin menahan untuk memberi maka ia harus paksa untuk memberi kepada orang yang ia dengki dan seterusnya

(Diringkas dari kitab "Minhajul Qoshidin" karya Ibnu Qudamah)

Kamis, 19 November 2015

Batu sandungan dalam berdakwah

Raehanul Bahraen

# Merugi Sendiri: Yang Suka Berdebat, mau menang sendiri dan berkata-kata kasar
Karena terlalu semangat berdakwah akan tetapi tanpa disertai ilmu. Maka ada sebagian kaum muslimin sering terjatuh dalam kebiasaan suka berdebat. Dan parahnya, ia baru hanya tahu hukumnya saja, tidak mengetahui dan menghapal dalil serta tidak tahu metode istidlal [mengambil dalil]. Jadi yang ada hanya berdebat saling “ngotot” tentang hukum sesuatu. apalagi mengeluarkan katakata yang kasar sampai mencaci-maki dan menyumpah-serapah.
Memang ada yang sudah hapal dalilnya dan mengetahui metodeistidlal , akan tetapi ia tidak membaca situasi dakwah, siapa objek dakwah, waktu berdakwah ataupun posisi dia saat mendakwahkan.
Dan ada juga yang berdebat karena ingin menunjukkan bahwa ia ilmunya tinggi, banyak menghapal ayat dan hadist, mengetahui ushul fiqh dan kaidah-kaidahnya.
Memang saat itu kita menang dalam berdebat karena manhaj ahlus sunnah ilmiyah. Akan tetapi tujuan berdakwah dan nasehat tidak sampai. Orang tersebut sudah dongkol atau sakit hati karena kita berdebat dengan cara yang kurang baik bahkan menggunakan kata-kata yang kasar. Hatinya tidak terima karena merasa sudah dipermalukan, akibatnya ia gengsi menerima dakwah. Padahal Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ،
“Agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat”. [HR. Muslim 55/95]
Yang dimaksud dengan nasehat adalah mengkhendaki kebaikan. Jadi bukan tujuannya menunjukan kehebatan berdalil dan menang dalam berdebat.
Mengenai suka berdebat para nabi dan orang shalih sudah memperingatkan kita tentang bahayanya. Nabi Sulaiman ‘alaihis salam berkata kepada anaknya:
يَا بُنَيَّ، إِيَّاكَ وَالْمِرَاءَ، فَإِنَّ نَفْعَهُ قَلِيلٌ، وَهُوَ يُهِيجُ الْعَدَاوَةَ بَيْنَ الْإِخْوَانِ ”
“Wahai anakku, tinggalkanlah mira’ (jidal, mendebat karena ragu-ragu dan menentang) itu, karena manfaatnya sedikit. Dan ia membangkitkan permusuhan di antara orang-orang yang bersaudara.” [Syu’abul Iman: 8076 Al-Baihaqi, cetakan pertama, Darul Rusdi Riyadh, Asy-syamilah]
Mengenai berkata-kata kasar, maka ini tidak layak keluar dari lisan seseorang yang mengaku menisbatkan diri pada manhaj salaf. Renungkan firman Allah Ta’ala:
اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى ْ فَقُولَا لَهُ قَوْلاً لَّيِّناً لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى
“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. makaberbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. [At-Thoha:43-44]
Kepada orang selevel Fir’aun saja harus berdakwah dengan kata-kata yang lemah lembut, apalagi kita akan mendakwahkan saudara kita seiman?. Maka gunakanlah kata-kata yang lembut dan bijaksana lagi penuh hikmah.

🌾🌾🌾🌾🌾

Rabu, 18 November 2015

Faidah doa

Faidah Doâ

Dari shahabat Saàd bin Abi Waqqash radhiallāhuànhu, ia berkata:

"Rasulullāh Shallāhuàlaihi wa sallam bersabda:

'Doâ yang dipanjatkan Dzun Nun (Nabi Yunus) tatkala beliau berdoâ di dalam perut ikan paus, adalah:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ

[Lā ilāha illā anta, subhānaka inniy kuntu minadhz-dhzālimīn]

-Tiada yang berhak diibadahi selain Engkau, maha suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk dari orang-orang yang berbuat aniaya-

... Sesungguhnya, tidaklah ada seorang muslimpun yg tidak meninggalkannya (doâ tsb) dalam permasalahan apapun, kecuali Allāh akan mengabulkan baginya".

HR. Tirmidziy, dan dishahihkan Al Albāniy.

... Mari berdoâ ...

🌴Ustadz Hudzaifah Abu Khodijah Al-Musy حفظه الله

Selasa, 17 November 2015

Mengapa allah tidak menghukum kita

MENGAPA ALLOH TIDAK MENGHUKUM KITA?
ﻗﺎﻝ ﺍﺣﺪ ﺍﻟﻄﻼﺏ ﻟﺸﻴﺨﻪ :
ﻛﻢ ﻧﻌﺼﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﻳﻌﺎﻗﺒﻨﺎ ..
Seorang santri bertanya kepada Syaikhnya:
Berapa kali kita durhaka kepada Alloh dan Dia tidak menghukum kita?
ﻓﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺸﻴﺦ :
Maka Syaikh menjawab:
ﻛﻢ ﻳﻌﺎﻗﺒﻚ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃﻧﺖ ﻻ ﺗﺪﺭﻱ .. ﺃﻟﻢ ﻳﺴﻠﺒﻚ ﺣﻼﻭﺓ ﻣﻨﺎﺟﺎﺗﻪ .. ﻭﻣﺎ ﺍﺑﺘﻠﻲ ﺍﺣﺪ ﺑﻤﺼﻴﺒﺔ ﺃﻋﻈﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ ﻗﺴﻮﺓ ﻗﻠﺒﻪ ..
Berapakali Alloh menghukummu sedangkan kamu tidak mengetahuinya?
Bukankah dihilangkan darimu rasa manis munajah kepada-Nya?
Tidak ada cobaan yang lebih besar menimpa seseorang dari kerasnya hati...
ﺍﻥ ﺍﻋﻈﻢ ﻋﻘﺎﺏ ﻣﻤﻜﻦ ﺍﻥ ﺗﺘﻠﻘﺎﻩ ﻫﻮ ﻗﻠﺔ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ ﺍﻟﻰ ﺍﻋﻤﺎﻝ ﺍﻟﺨﻴﺮ ..
Sesungguhnya hukuman yang paling besar dan mungkin kamu temui adalah sedikitnya taufik kepada perbuatan baik...
ﺍﻟﻢ ﺗﻤﺮ ﻋﻠﻴﻚ ﺍﻻﻳﺎﻡ ﺩﻭﻥ ﻗﺮﺍﺀﺓ ﻟﻠﻘﺮﺍﻥ ..
Bukankah telah berlalu hari-harimu tanpa bacaan Al Quran?
ﺍﻟﻢ ﺗﻤﺮ ﻋﻠﻴﻚ ﺍﻟﻠﻴﺎﻟﻲ ﺍﻟﻄﻮﺍﻝ ﻭﺃﻧﺖ ﻣﺤﺮﻭﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ..
Bukankah telah berlalu malam malam yang panjang sedangkan engkau terhalang dari shalat malam?
ﺍﻟﻢ ﺗﻤﺮ ﻋﻠﻴﻚ ﻣﻮﺍﺳﻢ ﺍﻟﺨﻴﺮ .. ﺭﻣﻀﺎﻥ .. ﺳﺖ ﺷﻮﺍﻝ .. ﻋﺸﺮ ﺫﻱ ﺍﻟﺤﺠﺔ .. ﺍﻟﺦ ﻭﻟﻢ ﺗﻮﻓﻖ ﺍﻟﻰ ﺍﺳﺘﻐﻼﻟﻬﺎ ﻛﻤﺎ ﻳﻨﺒﻐﻲ .. ﺍﻱ ﻋﻘﺎﺏ ﺍﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ؟
Bukankah telah berlalu musim-musim kebaikan, Ramadhan, enam hari syawwal, sepuluh hari dzulhijjah, dan lainnya..., sedangkan engkau tidak mendapatkan taufik untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya... hukuman manalagi yang lebih banyak dari ini...?
ﺍﻻ ﺗﺤﺲ ﺑﺜﻘﻞ ﺍﻟﻄﺎﻋﺎﺕ ..
Tidakkah engkau merasakan beratnya ketaatan?
ﺍﻻ ﺗﺤﺲ ﺑﻀﻌﻒ ﺍﻣﺎﻡ ﺍﻟﻬﻮﻯ ﻭﺍﻟﺸﻬﻮﺍﺕ ..
Tidakkah engkau merasa lemah dihadapan hawa nafsu dan syahwat?
ﺍﻟﻢ ﺗﺒﺘﻠﻰ ﺑﺤﺐ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻭﺍﻟﺠﺎﻩ ﻭﺍﻟﺸﻬﺮﻩ ..
Bukankah engkau diuji dengan cinta harta, kedudukan, dan popularitas..?
ﺃﻱ ﻋﻘﺎﺏ ﺍﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ..
Hukuman mana yang lebih banyak dari itu?
ﺍﻟﻢ ﺗﺴﻬﻞ ﻋﻠﻴﻚ ﺍﻟﻐﻴﺒﺔ ﻭﺍﻟﻨﻤﻴﻤﺔ ﻭﺍﻟﻜﺬﺏ ..
Bukankah engkau merasa ringan untuk berghibah, namimah dan dusta..?
ﺍﻟﻢ ﻳﺸﻐﻠﻚ ﺑﺎﻟﻔﻀﻮﻝ ﻭﺍﻟﺘﺪﺧﻞ ﻓﻴﻤﺎ ﻻ ﻳﻌﻨﻴﻚ ..
Bukankah engkau tersibukkan untuk campur tangan pada hal yang tidak bermanfaat untukmu..?
ﺍﻟﻢ ﻳﻨﺴﻴﻚ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﻭﻳﺠﻌﻞ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺍﻛﺒﺮ ﻫﻤﻚ ..
Bukankah akhirat dilupakan dan dunia dijadikan sebagai tujuan utama?
ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺨﺬﻻﻥ ﻣﺎ ﻫﻮ ﺍﻻ ﺻﻮﺭ ﻣﻦ ﻋﻘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ..
Ini adalah tipuan,,, tidaklah itu semua kecuali bentuk hukuman dari Alloh...
# ﺇﺣﺬﺭ ﻳﺎ ﺑﻨﻲ ﻓﺎﻥ ﺍﻫﻮﻥ ﻋﻘﺎﺏ ﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﺤﺴﻮﺳﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﺃﻭ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺃﻭ ﺍﻟﺼﺤﺔ ..
Hati-hatilah anakku, sesungguhnya hukuman Alloh yang paling ringan adalah yang terletak pada materi, harta, anak, kesehatan ...
ﻭﺍﻥ ﺍﻋﻈﻢ ﻋﻘﺎﺏ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﻠﺐ ..
Sesungguhnya hukuman terbesar adalah yang ada pada hati...
ﻓﺎﺳﺄﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﺎﻓﻴﺔ ﻭﺍﺳﺘﻐﻔﺮ ﻟﺬﻧﺒﻚ ..
Maka, mintalah keselamatan kepada Alloh, dan mintalah ampunan untuk dosamu...
ﻓﺎﻥ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻳﺤﺮﻡ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ ﻟﻠﻄﺎﻋﺎﺕ ﺑﺴﺒﺐ ﺍﻟﺬﻧﺐ ﻳﺼﻴﺒﻪ
Sesungguhnya seorang hamba diharamkan taufik untuk melakukan ketaatan karena sebab dosa yang menimpanya..

JOIN Telegram: telegram.me/MI_JKD

〰〰〰〰〰〰〰〰〰

👉 Raih pahala amal jariyah dengan membagikan tulisan ini...

🍀🍀🍀
🏠 Jalinan Keluarga Dakwah
📡 Radio Streaming: radiotamhid.com
🔊 Radio On Air: Radio Taman Hidayah 1188 AM
☎ CP : 021-29479346
📮 Rek Dakwah: BSM 702 963 6529 a.n: Eko Febrianto QQ JKD
📞 Admin MI JKD: +62 856-8786-085

Senin, 16 November 2015

Pemenang kehidupan

🌴🌴PEMENANG KEHIDUPAN🌴🌴

Suatu hari, dua org sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan majalah.
Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut.
Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu.
Yang mengherankan, orang kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu.
Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya,
“Hei....kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?”
Sahabatnya menjawab, “Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak?
Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain.”
“Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali,” bantah orang pertama.
Ia masih merasa jengkel.
“Ya, itu masalah dia.
Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita.
Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita.
Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri.
” Sahabat......., tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita.
Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi.
Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi.
Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.
Coba renungkan....
Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain?
Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu?
Jaga suasana hati.
Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak!
Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.
“Pemenang kehidupan” adalah
👍 Orang yang tetap sejuk di tempat yang panas,
👍 yang tetap manis di tempat yang sangat pahit,
👍 yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar,
👍 serta yang tetap tenang di tengah badai yang paling hebat....
👍 yang selalu bersyukur atas nikmat-Nya
👍 yang selalu ikhlas dalam ibadah
👍Dan yang selalu sabar disetiap cobaan dan ujian-Nya.

Semangat Beraktifitas Sahabat
Semangat Menggapai Ridha ILAHI
Semoga kita menjadi salah satu pemenang kehidupan ...
Amiin 🍒

Renungan pagi, dibalik rahasia

🌿"Renungan Pagi"🌿
"di balik RAHASIA..."

☑ (M) Manusia
☑ (A) Allah SWT.

M : Yaa Allah, bolehkah aku bertanya pada-MU?
A : Tentu saja silahkan...!
M : Tapi janji ya, Engkau takkan marah.
A : Ya, Aku janji.
M : Kenapa Kau biarkan banyak HAL BURUK terjadi padaku hari ini?
A : Apa Maksudmu?
M : Aku bangun terlambat.
A : Ya, trus?
M : Mobilku mogok & butuh waktu lama tuk menyala.
A : Oke, trus?
M : Roti yg kupesan dibuat tak seperti pesananku, hingga kumalas memakannya.
A : Hmm, trus?
M : Di jalan pulang, HPku tiba-tiba mati saat aku berbicara bisnis besar!
A : Benar, trus?
M : Dan akhirnya, saat ku sampai di rumah, aku hanya ingin sedikit bersantai dgn mesin pijat refleksi yg baru kubeli, tapi MATI..!!?
Kenapa tak ada yg LANCAR hari ini?

A : Biar KU-perjelas..
Ada Malaikat kematian pagi tadi, dan Aku mengirimkan Malaikat-KU tuk berperang melawannya agar tak ada hal buruk terjadi padamu!
KU-biarkan kau terTIDUR disaat itu.
M : Oh, tapi...
A : AKU tak biarkan mobilmu menyala TEPAT WAKTU, karena ada pengemudi mabuk lewat didepan jalan & akan MENABRAKmu.
M : (merunduk)
A : Pembuat burgermu sedang sakit, AKU tak ingin kau tertular, oleh karenanya KU-buatnya salah bekerja!
M : (tarik nafas)
A : HPmu KU-buat mati, karena mereka PENIPU, KU-tak mungkin membiarkanmu tertipu.
Lagipula bisa mengacaukan KONSENTRASI-mu dlm mengemudi, bila ada yg menghubungimu kala HP menyala..
M : (mataku berkaca-kaca) aku mengerti Yaa Alloh...
A : Soal mesin pijat refleksi,,
KU-tau kau belum sempat beli voucher listrik, bila mesin itu dinyalakan, maka akan mengambil banyak daya listrikmu...
KU yakin kamu tak ingin berada dalam kegelapan ditengah malam.
M : (menangis tersedu) Ma'afkanku Yaa Alloh!
A : Tak apa, tak perlu meminta ma'af. Belajarlah tuk percaya PADA-KU. Karena Rencana-KU padamu JAUH lebih baik...

Mungkin kau tak tau, dimana rizkimu...
Tapi rizkimu tau dimana dirimu...
Dari lautan biru, bumi dan gunung...
Alloh SWT memerintahkannya menujumu...

Alloh SWT menjamin rizkimu, sejak 4 bulan 10 hari, saat kau dalam kandungan ibumu...

Amatlah keliru bila bertawakkal rizki, dimaknai dari hasil bekerja...
Karena bekerja adalah ibadah... sedang rizki itu urusan-Nya...

Melalaikan kebenaran demi mengkhawatirkan apa yang dijamin-Nya...
Adalah kekeliruan berganda...

Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji...
Yang mungkin esok akan ditinggal mati...

Mereka lupa bahwa hakekat rizki bukan apa yang tertulis dalam angka...
Tapi apa yang telah dinikmatinya...

Rizki tak selalu terletak pada pekerjaan kita...
Alloh SWT menaruh sekehendak-Nya...

Diulang bolak balik 7x Shofa dan Marwah...
Tapi Zamzam, justru muncul dari kaki bayinya...

Ikhtiyar itu perbuatan...
Rizki itu kejutan...

Dan jangan lupa...
Tiap hakekat rizki akan ditanya...
"Darimana dan untuk apa"...
Karena Rizki adalah "Hak Pakai"...

Halalnya dihisab...
Haramnya diadzab...

Maka, jangan kau iri pada rizki orang lain...
Bila kau iri pada rizkinya, kau juga harus iri pada takdir matinya...

Karena Alloh SWT membagi rizki, jodoh dan usia ummatnya...
Tanpa bisa tertukar satu dan lainnya...

TIGA LAWAN TIGA

Jika 3 hal berikut dimiliki seorang guru maka sempurnlah nikmat ilmu bagi seorang murid:
1⃣ Sabar
2⃣ Tawadhu
3⃣ Akhlak yang baik

3 hal pula jika dimiliki seorang murid maka sempurnlah nikmat ilmu bagi seorang guru:
1⃣ Kecerdasan
2⃣ Adab dan budi pekerti
3⃣ Pemahaman yang baik

Harta dalam islam

Harta dalam Islam merupakan
amanah dan hak milik seseorang.
Kewenangan untuk menggunakannya
terkait erat dengan adanya
kemampuan
(kompetensi) dan kepantasan
(integritas) dalam mengelola aset
atau dalam
istilah prinsip kehati-hatian
perbankan (prudential principle ).
Prinsip Islam mengajarkan bahwa
“Sebaik-baik harta yang shalih (baik)
adalah dikelola oleh orang yang
berkepribadian shalih (amanah dan
profesional).”
Hak bekerja dalam arti kebebasan
berusaha,
berdagang, memproduksi barang
maupun jasa untuk mencari rezki
Allah
secara halal merupakan hak setiap
manusia tanpa diskriminasi antara
laki
dan perempuan. Bila kita tahu
bahwa kaum wanita diberikan oleh
Allah
hak milik dan kebebasan untuk
memiliki, maka sudah semestinya
mereka
juga memiliki hak untuk berusaha
dan mencari rezki.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam memuji seseorang yang
mengkonsumsi hasil usahanya
sendiri dengan sabdanya: “Tidaklah
seseorang mengkonsumsi makanan
lebih baik dari mengkonsumsi
makanan
yang diperoleh dari hasil kerja
sendiri, sebab nabi Allah, Daud,
memakan
makanan dari hasil kerjanya.” (HR.
Bukhari). “Semoga Allah
merahmati seseorang yang mencari
penghasilan secara baik,
membelanjakan
harta secara hemat dan menyisihkan
tabungan sebagai persediaan di saat
kekurangan dan kebutuhannya.” (HR.
Muttafaq ‘Alaih).
Hal ini
menunjukkan bahwa Islam
menghendaki setiap muslim untuk
dapat mengelola
usaha dan berusaha secara baik,
mengelola dan memenej harta
secara
ekonomis, efisien dan proporsional
serta memiliki semangat dan
kebiasaan
menabung untuk masa depan dan
persediaan kebutuhan mendatang.
Prinsip
ini sebenarnya menjadi dasar ibadah
kepada Allah agar dapat diterima
(mabrur) karena saran, niat dan
caranya baik. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah itu baik dan
hanya menerima yang baik-baik
saja.” (HR. Muslim).
Kesadaran
akuntabilitas (ma’uliyah) dalam
bidang keuangan itu yang mencakup
aspek
manajemen pendapatan dan
pengeluaran timbul karena
keyakinan adanya
kepastian audit dan pengawasan
dari Allah subhanahu wa ta’ala
seperti sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam :
“Kedua telapak kaki seorang hamba
tidak akan beranjak dari tempat
kebangkitannya di hari kiamat
sebelum ia ditanya tentang empat
hal, di
antaranya tentang hartanya; dari
mana dia memperoleh dan
bagaimana ia
membelanjakan.” (HR. Tirmidzi).
NAFKAH DALAM KELARGA
Secara
prinsip, fitrah kewajiban memberikan
nafkah merupakan tanggung jawab
suami sehingga wajib bekerja
dengan baik melalui usaha yang
halal dan
wanita sebagai kaum istri
bertanggung jawab mengelola dan
merawat aset
keluarga. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman: “Kaum
laki-laki itu adalah pengayom bagi
kaum wanita, oleh karena Allah
telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-
laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-
laki) telah menafkahkan sebahagian
dari harta mereka… ” (QS. An-
Nisa:34). Dengan demikian, posisi
kepala rumah tangga bagi suami
paralel dengan konsekuensi memberi
nafkah
dan komitmen perawatan
keluarganya secara lazim. Oleh
karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam secara proporsional telah
mendudukkan posisi masing-masing
bagi suami istri dalam sabdanya:
“Setiap
kalian adalah pengayom dan setiap
pengayom akan dimintai
pertanggungjawaban atas apa yang
harus diayominya. Suami adalah
pengayom
bagi keluarganya dan bertanggung
jawab atas anggota keluarga yang
diayominya. Istri adalah pengayom
bagi rumah tangga rumah suaminya
dan
akan dimintai pertanggungjawaban
atas aset rumah tangga yang
diayominya…” (HR. Bukhari) Ketika
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menikahkan putrinya, Fatimah
dengan Ali radhiyallahu ‘anhuma
beliau berwasiat kepada
menantunya: “Engkau berkewajiban
bekerja dan berusaha sedangkan ia
berkewajiban mengurus (memenej)
rumah tangga.” (HR. Muttafaq
‘Alaih)
Jadi,
sharing suami-istri dalam aspek
keuangan keluarga adalah dalam
bentuk
tanggung jawab suami untuk
mencari nafkah halal dan tanggung
jawab istri
untuk mengurus, mengelola,
merawat dan memenej keuangan
rumah tangga.
Meskipun demikian, bukan berarti
suami tidak boleh memberikan
bantuan
dalam pengelolaan aset dan
keuangan rumah tangganya bila istri
kurang
mampu atau memerlukan bantuan.
Dan juga sebaliknya tidak ada
larangan
Syariah bagi istri untuk membantu
suami terlebih ketika kurang mampu
dalam memenuhi kebutuhan
keluarga dengan cara yang halal dan
baik serta
tidak membahayakan keharmonisan
dan kebahagiaan rumah tangga
selama
suami mengizinkan, bahkan hal itu
akan bernilai kebajikan bagi sang
istri. Bukankah Khadijah
radhiyallahu ‘anha . ikut andil dalam
membantu mencukupi kebutuhan
keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. sebagai bentuk ukhuwah dan
tolong menolong dalam kebajikan.
(QS.Al-Maidah:2)
Prinsip
keadilan Islam menjamin bagi kaum
wanita hak untuk mencari karunia
Allah (rezki) sesuai kodrat tabiatnya
dan ketentuan syariat dengan niat
mencukupi diri dan keluarga untuk
beribadah kepada Allah secara
khusyu’.
Meskipun demikian, istri harus
memiliki keyakinan bahwa tugas
utama
dalam keluarganya adalah mengatur
urusan rumah tangga dan mengelola
keuangan keluarga bukan mencari
nafkah. Para Ahli tafsir (Mufassirin)
menyimpulkan dari surat An-Nisa:
32 : “ bagi para lelaki ada bahagian
dari apa yang mereka usahakan dan
bagi para wanita (pun) ada bahagian
dari apa yang mereka usahakan… ”,
prinsip dasar hak dan kebebasan
wanita untuk berusaha mencari
rezki. Sejarah Islam di masa Nabi
telah
membuktikan adanya sosial kaum
wanita dalam peperangan, praktek
pengobatan dan pengurusan
logistik. Di samping itu mereka juga
terlibat
dalam aktivitas perniagaan dan
membantu suami dalam pertanian.
MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA
Manajemen
keuangan keluarga islami harus
dilandasi prinsip keyakinan bahwa
penentu dan pemberi rezki adalah
Allah dengan usaha yang diniati
untuk
memenuhi kebutuhan keluarga agar
dapat beribadah dengan khusyu’
sehingga
memiliki komitmen dan prioritas
penghasilan halal yang membawa
berkah
dan menghindari penghasilan haram
yang membawa petaka. Rasulullah
bersabda: “ Barang siapa berusaha
dari yang haram kemudian
menyedekahkannya, maka ia tidak
mempunyai pahala dan dosa tetap
di atasnya. ”
Dalam riwayat lain disebutkan:
“Demi
Allahyang jiwaku ada di tangan-Nya,
tidaklah seorang hamba memperoleh
penghasilan dari yang haram
kemudian membelanjakannya itu
akan mendapat
berkah. Jika ia bersedekah, maka
sedekahnya tidak akan diterima.
Tidaklah ia menyisihkan dari
penghasilan haramnya itu kecuali
akan
menjadi bekal baginya di neraka.
Sesungguhnya Allah tidak akan
menghapus
kejelekan dengan kejelekan, tetapi
menghapus kejelekan itu dengan
kebaikan sebab kejelekan tak dapat
dihapus dengan kejelekan
pula.” (HR. Ahmad) Dan sabdanya:
“Daging yang tumbuh dari harta
haram tidak akan bertambah kecuali
neraka lebih pantas baginya.” (HR.
Tirmidzi).
Seorang
wanita shalihah akan selalu
memberi saran kepada suaminya
ketika hendak
mencari rezki, “Takutlah kamu dari
usaha yang haram sebab kami masih
mampu bersabar di atas kelaparan,
tetapi tidak mampu bersabar di atas
api neraka.” Demikian pula
sebaliknya suami akan berwasiat
kepada
istrinya untuk menjaga amanah
Allah dalam mengurus harta yang
dikaruniakan-Nya, agar dibelanjakan
secara benar tanpa boros, kikir
maupun haram. Firman Allah yang
memuji hamba-Nya yang baik: “.. Dan
orang-orang yang apabila
membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebih-lebihan, dan tidak (pula)
kikir, dan adalah (pembelanjaan itu)
di tengah-tengah antara yang
demikian.” (QS. Al-Furqan:67)
Dalam mencari pendapatan, Islam
tidak memperkenankan seseorang
untuk ngoyo
dalam pengertian berusaha di luar
kemampuannya dan terlalu terobsesi
sehingga mengorbankan atau
menelantarkan hak-hak yang lain
baik kepada
Allah, diri maupun keluarga seperti
pendidikan dan perhatian kepada
anak
dan keluarga. Rasul shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya
bagi dirimu, keluargamu dan
tubuhmu ada hak atasmu yang harus
engkau
penuhi, maka berikanlah masing-
masing pemilik hak itu haknya.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Allah
telah menegaskan bahwa bekerja itu
hendaknya sesuai dengan batas-
batas
kemampuan manusia.(QS.Al-
Baqarah:286). Namun bila
kebutuhan sangat
banyak atau pasak lebih besar
daripada tiang maka dibutuhkan
kerjasama
yang baik dan saling membantu
antara suami istri dalam
memperbesar
pendapatan keluarga dan melakukan
efisiensi dan penghematan sehingga
tiang penyangga lebih besar dari
pada pasak. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah
kamu bebani mereka dengan apa-
apa yang mereka tidak sanggup
memikulnya.
Dan apabila kamu harus membebani
mereka di luar kemampuan, maka
bantulah mereka. ” (HR. Ibnu Majah).
Dalam manajemen keuangan
keluarga juga tidak dapat dilepaskan
dari optimalisasi potensi keluarga
termasuk anak-anak untuk
menghasilkan rezki Allah. Islam
senantiasa
memperhatikan masalah
pertumbuhan anak dengan anjuran
agar anak-anak
dilatih mandiri dan berpenghasilan
sejak usia remaja di samping
berhemat
agar pertumbuhan ekonomi keluarga
muslim dapat berjalan lancar yang
merupakan makna realisasi
keberkahan secara kuantitas maka
Islam
melarang orang tua untuk
memanjakan anak-anak sehingga
tumbuh menjadi
benalu, tidak mandiri dan
bergantung kepada orang lain.
Firman Allah
Swt. di awal (QS. An-Nisa [4]:6)
mengisyaratkan bahwa kita wajib
mendidik dan membiasakan anak-
anak untuk cakap mengurus,
mengelola dan
mengembangkan harta, sehingga
mereka dapat hidup mandiri yang
nantinya
akan menjadi kepala rumah tangga
bagi laki-laki dan pengurus
keuangan
keluarga bagi perempuan, di
samping anak terlatih untuk bekerja,
meringankan beban dan membantu
orang tua.
PEMBELANJAAN DAN POLA
KONSUMSI ISLAMI
Pengeluaran
atau pembelanjaan adalah
mengelola harta yang halal untuk
mendapatkan
manfaat material ataupun spiritual
sehingga membantu para anggota
keluarga dalam memenuhi
kebutuhannya. Dalam hal ini
terdapat beberapa
jenis pembelanjaan yang bermanfaat
bagi generasi yang akan datang, dan
pembelanjaan dengan jalan baik
(amal shaleh) untuk mendapatkan
pahala di
akhirat, seperti zakat dan sedekah.
Syariat Islam mengajarkan beberapa
aturan yang mengatur pembelanjaan
keluarga muslim, di antaranya secara
garis besar adalah:
1. Komitmen pembelanjaan dan
pemenuhan kebutuhan dana adalah
kewajiban suami
Suami
bertanggung jawab mencari nafkah
untuk istri dan anak-anaknya sesuai
dengan kebutuhan dan batas-batas
kemampuannya. Allah berfirman:
“Hendaklah
orang yang mampu memberi nafkah
menurut kemampuannya. Dan orang
yang
disempitkan rezkinya hendaklah
memberi nafkah dari harta yang
diberikan
Allah kepadanya. Allah tidak
memikulkan beban kepada seseorang
melainkan
(sekadar) apa yang Allah berikan
kepadanya. Allah kelak akan
memberikan
kelapangan sesudah
kesempitan.” (QS. At-Thalaq [65]:7)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “barang siapa
yang menafkahkan hartanya untuk
istri, anak dan penghuni rumah
tangganya, maka ia telah
bersedekah.”
(HR. Thabrani). Hadits ini
mengisyaratkan bahwa pemenuhan
kebutuhan
dana atau pembelanjaan untuk
anggota keluarga itu akan berubah
dari
bentuk pengeluaran yang bersifat
material (nafkah) menjadi
pengeluaran
yang bersifat spiritual ibadah (infaq)
yang membawa pahala dari Allah.
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda dalam Haji Wada’:
“Ayomilah
kaum wanita (para istri) karena
Allah, sebab mereka adalah mitra
penolong bagimu. Kamu telah
memperistri mereka dengan amanah
Allah dan
kemaluan mereka menjadi halal
bagimu dengan kalimat Allah. Kamu
berhak
melarang mereka untuk membiarkan
orang yang engkau benci memasuki
kediamanmu. Mereka berhak atasmu
untuk dipenuhi kebutuhan nafkah
dan
pakaian secara lazim.”
Menjawab pertanyaan seorang
sahabat tentang kewajiban suami
terhadap istrinya, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Dia
memberinya makan ketika dia makan
dan memberinya pakaian ketika ia
berpakaian, serta janganlah dia
meninggalkannya kecuali sekadar
pisah
ranjang dalam rumah. Ia tidak boleh
memukul wajahnya dan
menjelek-jelekkannya.” Hindun binti
Utbah, istri Abu Sufyan pernah
mendatangi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan bercerita
bahwa Abu Sufyan adalah seorang
suami yang pelit, “ia
tidak pernah memberiku dan anak-
anakku nafkah secara cukup. Oleh
karena
itu aku pernah mencuri harta
miliknya tanpa sepengetahuannya.”
Lalu rasul bersabda: “Ambillah dari
hartanya dengan ma’ruf (baik-baik)
sebatas apa yang dapat
mencukupimu dan anakmu.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Seorang sahabat bercerita kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bahwa dia mempunyai uang
satu dinar. Rasulullah bersabda:
“Bersedekahlah
dengannya untuk dirimu, kemudian
sahabat itu bertanya, ‘bagaimana
jika
aku mempunyai sesuatu yang lain?’
rasul menjawab, ‘bersedekahlah
dengannya untuk istrimu.’ Kemudian
ia bertanya lagi, ‘dan bagaimana jika
aku mempunyai sesuatu yang lain?’
Rasul menjawab, ‘bersedekahlah
dengannya untuk pelayanmu.” (HR.
Muttafaq ‘Alaih).
2. Kewajiban menafkahi orang tua
yang membutuhkan
Di
antara kewajiban anak adalah
memberi nafkah kepada orang
tuanya yang
sudah lanjut usia (jompo) sebagai
salah satu bentuk berbuat baik
kepada
orang tua, seperti diisyaratkan Al-
Qur’an: “Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu
berbuat pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya.” (QS. Al-Isra:23).
Rasul bersabda: “Kedua
orang tua itu boleh makan dari
harta anaknya secara ma’ruf (baik)
dan
anak tidak boleh memakan harta
kedua orang tuanya tanpa seizin
mereka.” (HR. Dailami)
Menurut
Ibnu Taimiyah, seorang anak yang
kaya wajib menafkahi bapak, ibu dan
saudara-saudaranya yang masih
kecil. Jika anak itu tidak
melaksanakan
kewajibannya, berarti ia durhaka
terhadap orang tuanya dan berarti
telah
memutuskan hubungan kekerabatan.
Selain itu, suami dan istri harus
percaya bahwa memberi nafkah
kepada kedua orang tua adalah
suatu
kewajiban seperti halnya membayar
utang kedua orang tua yang bersifat
mengikat dan bukan sekadar
sukarela. Hal itu tidak sama dengan
memberikan sedekah kepada kerabat
yang membutuhkan yang sifatnya
kebajikan.
3. Istri Boleh Membantu Keuangan
Suami
Jika
seorang suami tidak mampu
mencukupi kebutuhan rumah
tangganya karena
fakir, istri boleh membantu suaminya
dengan cara bekerja atau berdagang.
Hal itu merupakan salah satu
bentuk ta’awun ‘ala birri wat taqwa
(saling tolong menolong dalam
kebaikan dan ketakwaan) yang
dianjurkan
Islam. Selain itu, istri pun boleh
memberikan zakat hartanya kepada
suaminya yang fakir atau memberi
pinjaman kepada suami apabila
suami
tidak termasuk fakir yang berhak
menerima zakat.
4. Istri Bertanggung Jawab Mengatur
Keuangan Rumah Tangga
Telah
dijelaskan bahwa suami wajib
berusaha dan bekerja dari harta
yang halal
dan istri bertanggung jawab
mengatur belanja dan konsumsi
keluarga
dalam koridor mewujudkan lima
tujuan syariat Islam, yaitu dalam
rangka
memelihara agama, akal,
kehormatan, jiwa dan harta. Sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam: “Istri adalah pengayom bagi
rumah tangga suaminya dan akan
dimintai pertanggungjawaban atas
aset rumah tangga yang
diayominya…” (HR. Bukhari). “Bila
seorang istri menyedekahkan
makanan rumah tanpa efek yang
merusak
kebutuhan keluarga, maka dia
mendapat pahala dari amalnya.
Demikian pula
suami mendapatkan pahala dari
hasil usahanya, demikian pula
pelayan
mendapatkan bagian pahala tanpa
mengurangi pahala mereka sedikit
pun.” (HR. Tahbrani).
5. Istri berkewajiban untuk hemat
dan ekonomis.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Tidak akan jatuh
miskin orang yang berhemat”. (HR.
Ahmad). Selain itu ia harus realistis
menerima apa yang dimilikinya
(qana’ah). Rasul shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Sungguh
beruntung orang yang masuk Islam,
diberi rezki cukup dan menerima apa
yang Allah berikan kepadanya.” (HR.
Muttafaq ‘Alaih).
6. Seimbang Antara Pendapatan dan
Pengeluaran yang Bermanfaat
Istri
tidak boleh membebani suami
dengan beban kebutuhan dana di
luar
kemampuannya. Ia harus dapat
mengatur pengeluaran rumah
tangganya
seefisien mungkin menurut skala
prioritas sesuai dengan penghasilan
dan
pendapatan suami, tidak boros dan
konsumtif. (QS. Al-Baqarah:236, 286)
Abu bakar pernah berkata: “Aku
membenci penghuni rumah tangga
yang membelanjakan atau
menghabiskan bekal untuk beberapa
hari dalam satu hari saja.”
Islam
menganjurkan umatnya untuk
bekerja dan berusaha dengan baik .
Islam
juga menganjurkan agar hasil
usahanya dikeluarkan untuk tujuan
yang baik
dan bermanfaat. Keluarga muslim
dalam mengelola pembelanjaan,
harus
berprinsip pada pola konsumsi
islami yaitu berorientasi kepada
kebutuhan
(need ) di samping manfaat (utility )
sehingga hanya
akan belanja apa yang dibutuhkan
dan hanya akan membutuhkan apa
yang
bermanfaat. (QS. Al-Baqarah:172, Al-
Maidah:4, Al-A’raf:32). Dalam
berumah tangga, suami-istri
hendaknya memiliki konsep bahwa
pembelanjaan
hartanya akan berpahala jika
dilakukan untuk hal-hal yang baik
dan
sesuai dengan perintah agama.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam: “Sesungguhnya tidaklah
kamu menafkahkan suatu nafkah
dengan ikhlas karena Allah kecuali
kamu mendapat pahala
darinya.” (Muttafaq ‘Alaih).
7. Skala Prioritas Pengeluaran
(Perlu/ Needs Vs Ingin/ Wants )
Islam
mengajarkan agar pengeluaran
rumah tangga muslim lebih
mengutamakan
pembelian kebutuhan-kebutuhan
pokok sehingga sesuai dengan
tujuan
syariat. Ada tiga jenis kebutuhan
rumah tangga, yaitu:
a. Kebutuhan primer,
yaitu nafkah-nafkah pokok bagi
manusia yang diperkirakan dapat
mewujudkan lima tujuan syariat
(memelihara jiwa, akal, agama,
keturunan
dan kehormatan). Kebutuhan ini
meliputi kebutuhan akan makan,
minum,
tempat tinggal, kesehatan, rasa
aman, pengetahuan dan pernikahan.
b. Kebutuhan sekunder,
yaitu kebutuhan untuk memudahkan
hidup agar jauh dari kesulitan.
Kebutuhan ini tidak perlu dipenuhi
sebelum kebutuhan primer
terpenuhi.
Kebutuhan ini pun masih
berhubungan dengan lima tujuan
syariat.
c. kebutuhan pelengkap.
Yaitu kebutuhan yang dapat
menambah kebaikan dan
kesejahteraan dalam
kehidupan manusia. Pemenuhan
kebutuhan ini bergantung pada
kebutuhan
primer dan sekunder dan semuanya
berkaitan dengan tujuan syariat.
Prioritas
konsumsi dan pembelanjaan ini juga
terkait dengan prioritas hak-hak
yaitu hak terhadap diri (keluarga),
Allah (agama), orang lain. Orang
lain juga diukur menurut kedekatan
nasab dan rahim, yang paling utama
adalah orang tua kemudian saudara.
(QS.Al-Anfal:75) Aplikasi
aturan-aturan di atas menuntut
peran ibu rumah tangga untuk
memperhitungkan pengeluaran
rumah tangga secara bulanan
berdasarkan tiga
kebutuhan di atas, dengan tetap
menyesuaikannya dengan
pendapatan,
sehingga rumah tangga muslim
terhindar dari masalah-masalah
perekonomian
yang ditimbulkan atau sikap boros
untuk hal yang bukan primer.
Islam
mengharamkan pengeluaran yang
berlebih-lebihan dan bermewah-
mewahan
karena dapat mengundang kerusakan
dan kebinasaan. Allah berfirman:
“Dan
jika Kami hendak membinasakan
suatu negeri, maka Kami perintahkan
kepada orang-orang yang hidup
mewah di negeri itu (suatu mentaati
Allah)
tetapi mereka melakukan
kedurhakaan dalam negeri itu, maka
sudah
sepantasnya berlaku terhadapnya
perkataan (ketentuan Kami),
kemudian
Kami hancurkan negeri itu sehancur-
hancurnya.” (QS. Al-Isra’:16).
Selain itu, bergaya hidup mewah
merupakan salah satu sifat orang-
orang yang kufur terhadap nikmat
Allah. Firman-Nya: “Pemuka-pemuka
yang kafir di antara kaumnya dan
yang mendustakan akan menemui
hari
akhirat (kelak) dan yang telah Kami
mewahkan mereka dalam kehidupan
di
dunia…” (QS. Al-Mu’minun:33). Nabi
juga sangat membenci gaya hidup
mewah: “Makan,
minum dan berpakaianlah sesukamu,
sebab yang membuat kamu berbuat
kesalahan itu dua perkara: bergaya
hidup mewah dan berprasangka
buruk.” (HR. Ibnu Umar dan Ibnu
Abbas).
8. Bersikap Pertengahan dalam
Pembelanjaan
Islam
mengajarkan sikap pertengahan
dalam segala hal termasuk dalam
manajemen
pembelanjaan, yaitu tidak
berlebihan dan tidak pula kikir atau
terlalu
ketat. Sikap berlebihan adalah sikap
hidup yang dapat merusak jiwa,
harta dan masyarakat, sementara
kikir adalah sikap hidup yang dapat
menimbun, memonopoli dan
menganggurkan harta. Kedua pola
ekstrim dalam
konsumsi itu memiliki mendekati
sifat mubadzir. Firman Allah: “Dan
orang-orang yang apabila
membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebih-lebihan, dan tidak (pula)
kikir, dan adalah (pembelanjaan itu)
di tengah-tengah antara yang
demikian.” (QS. Al-Furqon :67) “Dan
janganlah kamu jadikan tanganmu
terbelenggu pada lehermu dan
janganlah
kamu terlalu mengulurkannya karena
itu kamu menjadi tercela dan
menyesal.” (QS. Al-Isra:29) “dan
janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara syaitan dan syaitan
itu
adalah sangat ingkar kepada
Rabbnya.” (QS. Al-Isra’: 26-27)
Sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa
sallam: “Allah
akan memberikan rahmat kepada
seseorang yang berusaha dari yang
baik,
membelanjakan dengan pertengahan
dan dapat menyisihkan kelebihan
untuk
menjaga pada hari ia miskin dan
membutuhkannya.” (HR. Ahmad).
“Tidak akan miskin orang yang
bersikap pertengahan dalam
pengeluaran.” (HR. Ahmad).
Jika
pembelanjaan kita telah sesuai
dengan aturan-aturan Islam, Allah
akan
memajukan usaha kita serta
melipatgandakan pahala dan berkah-
Nya. Bahkan
Allah akan memberikan kelebihan
hasil usaha agar kita dapat
menyimpan
dan menabungnya untuk menjaga
datangnya hal-hal yang tidak
terduga atau
untuk menjaga kelangsungan hidup
generasi yang akan datang.
Semoga bermanfaat!
PengusahaMuslim.com didukung
oleh Zahir Accounting Software
Akuntansi Terbaik di Indonesia .

Oase dakwah

🏡OASE DAKWAH
Senin, 16 November 2015

Jangan Pernah Berhenti Kawan
Oleh: Ryanda Suvitra

Dakwah ini anugerah
Anugerah kepada insan yang tak menyerah
Dakwah ini bukanlah sebuah beban
Ini hanya sebuah titipan
Dakwah memang bukan hal yang mudah
Namun, cintaNya selalu ada bersama pengemban amanah
Allah tak akan memberi kesulitan yang nyata
Allah hanya ingin membuat hidup ini tertata

Engkau, aku, dia. Dan mereka
Tak akan ada satu orang pun yang lepas dari rahmatNya
Hidupmu tidak akan dibiarkan sendiri
Dakwahmu tak boleh mati
Karena Allah ingin kau berada di jannahNya

“Jika sekiranya Allah memberikan hidayah kepada seseorang melalui tanganmu, sungguh hal ini lebih baik dari pada unta merah (harta termahal di negeri arab saat itu).” (HR. Bukhori dan Muslim)

Dakwah itu bukti cintamu kepada Allah dan RasulNya Dakwah ini bukan suatu beban yang berarti
Karena Allah memberikan segalanya kepada engkau wahai pengemban amanah

Dakwah itu laksana cahaya yang menerangi gelapnya aqidah
Dakwah itu bukan untuk dirimu sendiri
Tapi untuk kebaikan orang banyak
Dakwah adalah cara membuat mu lebih bertaqwa dan dekat padaNya

Lantas apa lagi alasanmu berhenti di jalan dakwah saudaraku??
Tetap terus bergerak walau hanya selangkah
Namun pasti membuat hidupmu menjadi berkah
Karena kalian adalah sebaik baik manusia

“Kalian adalah sebaik-baik manusia yang dikeluarkan untuk manusia, kalian menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran dan beriman kepada Alloh..” (QS. ali ‘Imran: 110)

Divisi Tarqiyah Imaniyah PSDM ODOJ
DTI/84/16/11/2015
oaseodoj@gmail.com

Sabtu, 14 November 2015

Dunia adalah penjaranya orang mukmin & surganya org kafir

INGATLAH KAWAN!!! BAHWA DUNIA INI ADALAH PEJARANYA ORANG MUKMIN DAN SURGANYA ORANG KAFIR

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : " Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.” (HR Imam Muslim)

Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim menerangkan :" Orang mukmin terpenjara di dunia karena harus menahan diri dari berbagai syahwat yang diharamkan dan dimakruhkan. Orang mukmin juga diperintah untuk melakukan ketaatan. Ketika mati, barulah ia istirahat dari hal itu. Kemudian ia akan memperoleh apa yang telah Allah janjikan dengan kenikmatan akhirat yang kekal, mendapati peristirahatan yang jauh dari sifat kurang.

Adapun orang kafir, dunia yang ia peroleh sedikit atau pun banyak, ketika ia meninggal dunia, ia akan mendapatkan azab (siksa) yang kekal abadi.”

Rabu, 11 November 2015

Gempa bumi adalah tegurqn Allah

Suatu kali di Madinah terjadi gempa bumi. Rasulullah SAW lalu meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan berkata, "Tenanglah … belum datang saatnya bagimu.'' Lalu, Nabi SAW menoleh ke arah para sahabat dan berkata, "Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian … maka jawablah (buatlah Allah ridha kepada kalian)!"

Sepertinya, Umar bin Khattab RA mengingat kejadian itu. Ketika terjadi gempa pada masa kekhalifahannya, ia berkata kepada penduduk Madinah, "Wahai Manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!"

Seorang dengan ketajaman mata bashirah seperti Umar bin Khattab bisa, merasakan bahwa kemaksiatan yang dilakukan oleh para penduduk Madinah, sepeninggal Rasulullah dan Abu Bakar As-Shiddiq telah mengundang bencana.

Umar pun mengingatkan kaum Muslimin agar menjauhi maksiat dan segera kembali kepada Allah. Ia bahkan mengancam akan meninggalkan mereka jika terjadi gempa kembali. Sesungguhnya bencana merupakan ayat-ayat Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya, jika manusia tak lagi mau peduli terhadap ayat-ayat Allah.

Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Al-Jawab Al-Kafy mengungkapkan, "Dan terkadang Allah menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut, khusyuk, rasa ingin kembali dan tunduk kepada Allah, serta meninggalkan kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruan manusia. Di kalangan Salaf, jika terjadi gempa bumi mereka berkata, 'Sesungguhnya Tuhan sedang menegur kalian'.''

Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga tak tinggal diam saat terjadi gempa bumi pada masa kepemimpinannya. Ia segera mengirim surat kepada seluruh wali negeri, Amma ba'du, sesungguhnya gempa ini adalah teguran Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu, maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah dengannya."

"Allah berfirman, 'Sungguh beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan tobat ataupun zakat). Lalu, dia mengingat nama Tuhannya, lalu ia sembahyang." (QS Al-A'laa [87]:14-15).  Lalu katakanlah apa yang diucapkan Adam AS (saat terusir dari surga), 'Ya Rabb kami, sesungguhnya kami menzalimi diri kami dan jika Engkau tak jua ampuni dan menyayangi kami, niscaya kami menjadi orang-orang yang merugi."

"Dan katakan (pula) apa yang dikatakan Nuh AS, 'Jika Engkau tak mengampuniku dan merahmatiku, aku sungguh orang yang merugi'. Dan katakanlah doa Yunus AS, 'La ilaha illa anta, Subhanaka, Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim'."

Jika saja kedua Umar  ada bersama kita, mereka tentu akan marah dan menegur dengan keras, karena rentetan "teguran" Allah itu tidak kita hiraukan bahkan cenderung diabaikan. Maka, sebelum Allah menegur kita lebih keras,  inilah saatnya kita menjawab teguran-Nya. Labbaika Ya Allah, kami kembali kepada-Mu. Wallahu a'lam.

Senin, 02 November 2015

Aku bahagia menjadi ahlus sunnah

AKU BAHAGIA DAN BANGGA MENJADI AHLUS SUNNAH

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Bismillah. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah berkata:

إن تكلمت عن التوحيد نبذك أهل الشرك

» “Jika engkau berbicara tentang Aqidah Tauhid, niscaya Ahli Syirik (orang-orang musyrik) akan meninggalkanmu.

 إن تكلمت عن السنة نبذك أهل البدعة

» Jika engkau berbicara tentang Sunnah (Tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam), niscaya Ahli Bid’ah akan meninggalkanmu.

إن تكلمت عن الدليل والحجة نبذك أهل التعصب المذهبي و المتصوفة والجهلة

» Jika engkau berbicara tentang dalil dan hujjah, niscaya orang-orang yang fanatik terhadap madzhab, orang-orang tarekat sufi, dan bodoh akan meninggalkanmu.

 إن تكلمت عن طاعة ولاة الأمر بالمعروف والدعاء والنصح لهم وعقيدة أهل السنة ، نبذك الخوارج والمتحزبة

» Jika engkau berbicara tentang (kewajiban) taat kepada pemerintah (muslim) dalam hal yang ma’ruf, mendo’akan dan menasehati (kebaikan) untuk mereka, serta tentang Aqidah Ahlus Sunnah, niscaya orang-orang (yg berpemahaman) Khowarij dan yg fanatik terhadap aliran n kelompok (sesat) akan meninggalkanmu.

وإن تكلمت عن الإسلام وربطته بالحياة نبذك العلمانيون والليبراليون و أشباههم ممن يريدون فصل الدين عن الحياة

» Jika engkau berbicara tentang Islam dan hubungannya dengan kehidupan, niscaya orang-orang (yg memiliki) paham Sekuler, Liberal, dan yg serupa dgn mereka dari siapa sj yg ingin memisahkan agama dari kehidupan (urusan dunia) akan meninggalkanmu.

غربة شديدة على أهل السنة!

» Ini adalah keterasingan yang luar biasa bagi Ahlus Sunnah.

حاربونا بجميع الوسائل
حاربونا بالإعلام المسموع والمرئي والمكتوب
حتى أصبح الأهل والأصحاب يحاربون هذا الغريب المتمسك بكتاب الله وسنة رسول الله.

» Mereka semua memerangi kita (Ahlus Sunnah) dengan berbagai media.

» Mereka memerangi kita melalui media massa cetak (buku, majalah, koran, dsb) maupun elektronik (televisi, radio, internet, dsb), sehingga keluarga dan sahabat-sahabat pun (ikut) memerangi “orang asing” ini yg senantiasa berpegang teguh dengan Al-Kitab dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
 و رغم هذا
نحن سعداء بهذه الغربة و نفتخر بها ، ﻷن رسول الله ﷺ أثنى على هؤلاء الغرباء فقال عليه السلام:

» Namun meskipun demikian (keadaannya), kami (Ahlus Sunnah) merasa bahagia dan bangga dengan keterasingan ini. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إن الإسلام بدأ غريبًا ، وسيعودُ غريبًا كما بدأَ ، فطُوبَى للغُرباءِ قيل : من هم يا رسولَ اللهِ ؟ قال : الذينَ يصلحونَ إذا فسدَ الناسُ.

“Sesungguhnya Islam pertama kali datang dalam keadaan terasing, dan akan kembali dlm keadaan terasing pula sebagaimana keadaan awalnya. Maka, kebahagiaan diperuntukkan bagi orang-orang yg terasing. Maka ada seseorang yg bertanya, ‘Siapakah mereka yg terasing itu, wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab: “Mereka adalah orang-orang yg senantiasa sholih (baik aqidah, manhaj n ibadahnya, pent) ketika manusia telah rusak.” (Lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shohihah nomor.1273).

* طوبى ada yg menafsirkan dengan sebuah pohon di dalam Surga.

Semoga Allah memberikan taufiq n pertolongan kpd kita semua untuk senantiasa istiqomah, sabar dan tegar dlm mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta mendakwahkan keduanya hingga akhir hayat. Amiin. (Madinah Nabawiyyah, 1 Januari 2015).

Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia
akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang
mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893).

Repost by :
💢TEGAR DIATAS SUNNAH
Grup Sharing Kajian Islam
Silahkan berbagi