Sabtu, 30 April 2016

APA YANG BISA SAYA LAKUKAN UNTUK TERLIBAT DALAM PERJUANGAN ISLAM?

APA YANG BISA SAYA LAKUKAN UNTUK TERLIBAT DALAM PERJUANGAN ISLAM?

✔Anda yang bisa ngajar baca Al-Qur’an, anda bisa ajari anak-anak kerabat dan tetangga anda membaca Al-Qur’an. Tak perlu tempat khusus, ruang tamu di rumah anda pun cukup.

✔Anda yang bisa mengajari fiqih shalat dan puasa, anda bisa ajarkan itu.

✔Anda yang punya harta, anda bisa memfasilitasi para ustadz dalam mengajar agama, bahkan jika perlu, anda bisa memberi mereka tunjangan agar bisa fokus mengajar. Anda juga bisa memberi beasiswa untuk anak-anak kurang mampu agar mereka bisa belajar agama secara mendalam, bahkan jika perlu sampai kuliah ke Timur Tengah sana.

✔Anda yang punya keahlian utak-atik internet, anda bisa gunakan keahlian anda itu untuk Islam. Misal dengan membuat situs media Islam yang objektif dan beradab, bukan situs penyebar sampah. Atau menjadi admin situs konsultasi syariah yang diasuh oleh ustadz-ustadz yang berkompeten.

✔Anda yang tak bisa mengajar agama, namun rajin hadir di majelis ilmu. Anda bisa mengajak teman-teman anda untuk sama-sama hadir di majelis ilmu.

✔Anda yang sudah mulai rajin shalat jamaah, anda bisa ajak teman-teman kerja anda untuk juga shalat berjamaah.

✔Anda perempuan yang sudah menutup aurat secara sempurna, anda bisa ajak muslimah lain untuk ikut berpakaian sesuai syariat.

✔Anda yang guru IPA, anda bisa ajari siswa-siswa anda bahwa yang menciptakan dan mengatur alam semesta ini seluruhnya adalah Allah ta’ala. Pelajaran IPA yang anda ajar, insyaaLlah bisa menjadi wasilah pengokoh keimanan siswa-siswa anda.

🌱Sebagai apapun anda, apapun profesi anda, anda bisa terlibat dalam perjuangan Islam. Perjuangan Islam itu tak harus di medan jihad. Jihad, dalam arti perang di jalan Allah, memang amal yang sangat mulia dan tinggi kedudukannya, jika dilakukan secara benar (bukan teror brutal). Namun, bagi kita yang tak berkesempatan terlibat di dalamnya, masih banyak pilihan amal lainnya. Bukankah menyingkirkan duri dari tengah jalan pun adalah sebuah amal shalih? Bukankah sekadar tersenyum pada saudara muslim juga adalah amal shalih?

🌱Jadi, tak perlu meremehkan suatu amal (yang menurut anda remeh) sehingga anda meninggalkannya. Lakukanlah amal tersebut, niatkanlah liLlaahi ta’ala, dan jadikanlah ia bagian dari upaya kita memperjuangkan Islam.

🌱Bagi sebagian orang, menjadi guru iqra, alif ba ta, di sebuah kampung kecil sana, mungkin adalah amal yang kecil, tidak prestisius. Namun, bukankah bisa jadi, salah satu anak didik sang ustadz tersebut, kemudian hari menjadi seorang alim rabbani yang menjadi rujukan umat di berbagai penjuru negeri? Bukankah bisa jadi, salah satu anak didik sang ustadz tersebut, kemudian hari menjadi pemimpin umat Islam yang kembali menjayakan Islam dan kaum muslimin, layaknya Shalahuddin Al-Ayyubi atau Muhammad Al-Fatih?

🌱Coba bayangkan, bagaimana yang terjadi, jika tidak ada yang mau mengajar alif ba ta, sehingga anak-anak kecil tersebut asyik dengan permainan yang melalaikan, sibuk dengan pelajaran yang tak menambah keimanan kepada Allah ta’ala, dan jauh dari Al-Qur’an dan Islam? Dengan kondisi seperti ini, apakah kelak bisa hadir seorang alim rabbani atau pemimpin yang bertakwa?

Wallahu a’lam bish shawwab.

BAB TAUHID

Tauhid
[Hakikat Dan Kedudukannya]

Firman Allah s.w.t.:

Tidak Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah[1] kepada-Ku. (QS. Adz -Dzariyat, 56).

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada setiap umat (untuk menyerukan) "Beribadalah kepada Allah (saja) dan jauhilah thoghut.[2] (QS. An - Nahl, 36).

Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah kecuali hanya kepada-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil (QS. Al - Isra', 23- 24).

Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmua, iaitu " Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang tuamu, dan janganlah kamu membunuh anak anak kamu kerana takut kemiskinan. Kami akan memberi rizki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan perbuatan yang keji, baik yang nampak diantaranya mahupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun dia adalah kerabat(mu). Dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. Dan bahawa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), kerana jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa. (QS. Al - An'am, 151- 153).

Ibnu Mas'ud r.a. berkata: "Barang siapa yang ingin melihat wasiat Muhammad s.a.w. yang tertera di atasnya cincin stempel milik beliau, maka supaya membaca firman Allah s.w.t.: "Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, iaitu "Janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun kepadaNya, dan "Sungguh inilah jalan-Ku berada dalam keadaan lurus, maka ikutilah jalan tersebut, dan janganlah kalian ikuti jalan-jalan yang lain. [3] "

Mu'adz bin Jabal r.a. berkata:

"Aku pernah diboncengkan Nabi s.a.w. di atas keledai, kemudian beliau berkata kepadaku: " wahai muadz, tahukah kamu apakah hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hambaNya, dan apa hak hamba-hambaNya yang pasti dipenuhi oleh Allah?, Aku menjawab: "Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui", kemudian beliau bersabda: "Hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hambaNya ialah hendaknya mereka beribadah kepadaNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun, sedangkan hak hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah ialah bahawa Allah tidak akan menyiksa orang orang yang tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun, lalu aku bertanya: ya Rasulullah, bolehkah aku menyampaikan berita gembira ini kepada orang-orang?, beliau menjawab: "Jangan engkau lakukan itu, kerana khuwatir mereka nanti bersikap pasrah" (HR. Bukhari, Muslim).

Pelajaran penting yang terkandung dalam bab ini:

1-Hikmah diciptakannya jin dan manusia oleh Allah s.w.t..

2-Ibadah adalah hakikat (tauhid), sebab pertentangan yang terjadi antara Rasulullah s.a.w. dengan kaumnya adalah dalam masalah tauhid ini.

3-Barang siapa yang belum merealisasikan tauhid ini dalam hidupnya, maka ia belum beribadah (menghamba) kepada Allah s.w.t.. inilah sebenarnya makna firman Allah: Dan sekali-kali kamu sekalian bukanlah penyembah (Tuhan) yang aku sembah (QS. Al Kafirun, 3)

4- Hikmah diutusnya para Rasul[adalah untuk menyeru kepada tauhid, dan melarang kemusyrikan].

5-Misi diutusnya para Rasul itu untuk seluruh umat.

6-Ajaran para Nabi adalah satu, iaitu tauhid [mengesakan Allah s.w.t. saja].

7-Masalah yang sangat penting adalah: bahawa ibadah kepada Allah s.w.t. tidak akan terealisasi dengan benar kecuali dengan adanya pengingkaran terhadap thoghut.

Dan inilah maksud dari firman Allah s.w.t.: Barang siapa yang mengingkari thoghut dan beriman kepada Allah, maka ia benar benar telah berpegang teguh kepada tali yang paling kuat (QS. Al Baqarah, 256).

8-Pengertian thoghut bersifat umum, mencakup semua yang diagungkan selain Allah s.w.t..

9-Ketiga ayat muhkamat yang terdapat dalam surah Al - An'am menurut para ulama salaf penting kedudukannya, di dalamnya ada 10 pelajaran penting, yang pertama adalah larangan berbuat kemusyrikan.

10-Ayat ayat muhkamat yang terdapat dalam surah Al Isra mengandungi 18 masalah, dimulai dengan firman Allah: Janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, agar kamu tidak menjadi terhina lagi tercela (QS. Al Isra', 22).

Dan diakhiri dengan firmanNya: Dan janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, sehingga kamu (nantinya) dicampakan kedalam neraka jahannam dalam keadaan tercela, dijauhkan (dari rahmat Allah) (QS. Al Isra', 39).

Dan Allah mengingatkan kita pula tentang pentingnya masalah ini, dengan firmanNya: Itulah sebahagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu (QS. Al Isra', 39).

11-Satu ayat yang terdapat dalam surah An-Nisa', disebutkan didalamnya 10 hak, yang pertama Allah memulainya dengan firmanNya:

Beribadahlah kamu sekalian kepada Allah (saja), dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. (QS. An - Nisa', 36).

12-Perlu diingat wasiat Rasulullah s.a.w. di saat akhir hayat beliau.

13-Mengetahui hak hak Allah yang wajib kita laksanakan.

14-Mengetahui hak hak hamba yang pasti akan dipenuhi oleh Allah apabila mereka malaksanakanya.

15-Masalah ini tidak diketahui oleh sebahagian basar para sahabat [4].

16-Boleh merahasiakan ilmu pengetahuan untuk maslahah.

17-Dianjurkan untuk menyampaikan berita yang menggembirakan kepada sesama muslim.

18-Rasulullah s.a.w. merasa khuwatir terhadap sikap menyandarkan diri kepada keluasan rahmat Allah.

19-Jawapan orang yang ditanya, sedangkan dia tidak mengetahui adalah: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.

20-Diperbolehkan memberikan ilmu kepada orang tertentu saja, tanpa yang lain.

21-Kerendahan hati Rasulullah s.a.w., sehingga beliau hanya naik keledai, serta mahu memboncengkan salah seorang dari sahabatnya.

22-Boleh memboncengkan seseorang diatas binatang, jika memang binatang itu kuat.

23-Keutamaan Muadz bin Jabal.

24-Tauhid mempunyai kedudukan yang sangat penting.

_____________________________________

Catatan Kaki:

[1] Ibadah ialah penghambaan diri kepada Allah ta'ala dengan mentaati segala perintah Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah saw. Dan inilah hakikat agama Islam, kerana Islam maknanya ialah penyerahan diri kepada Allah semata, yang disertai dengan kepatuhan mutlak kepada Nya, dengan penuh rasa rendah diri dan cinta.

Ibadah bererti juga segala perkataan dan perbuatan, baik lahir mahupun batin, yang dicintai dan diridloi oleh Allah. Dan suatu amal akan diterima oleh Allah sebagai ibadah apabila diniati dengan ikhlas kerana Allah semata ; dan mengikuti tuntunan Rasulullah saw.

[2] Thoghut ialah : setiap yang diagungkan - selain Allah - dengan disembah, ditaati, atau dipatuhi ; baik yang diagungkan itu berupa batu, manusia ataupun syaitan.

Menjauhi thoghut bererti mengingkarinya, tidak menyembah dan memujanya, dalam bentuk dan cara apapun.

[3] Atsar ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Abi Hatim.

[4] Tidak diketahui oleh sebahagian besar para sahabat, kerana Rasulullah menyuruh Muadz agar tidak memberitahukannya kepada meraka, dengan alasan beliau khuwatir kalau mereka nanti akan bersikap menyandarkan diri kepada keluasan rahmat Allah. Sehingga tidak mahu berlumba lumba dalam mengerjakan amal soleh. Maka Mu'adz pun tidak memberitahukan masalah tersebut, kecuali di akhir hayatnya dengan rasa berdosa. Oleh sebab itu, di masa hidup Mu'adz masalah ini tidak diketahui oleh kebanyakan sahabat.

Bab 2: 
Keistimewaan Tauhid  Dan Dosa Dosa Yang Diampuni Kerananya

Firman Allah s.w.t.:

Orang orang yang beriman dan tidak menodai keimanan [5] mereka dengan kedzoliman (kemusyrikan) [6], mereka itulah orang-orang yang mendapat ketentraman dan mereka itulah orang orang yang mendapat jalan hidayah, (QS. Al An'am, 82).

Ubadah bin Shomit r.a. menuturkan: Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barang siapa yang bersyahadat [7] bahawa tidak ada sesembahan yang hak (benar) selain Allah saja, tiada sekutu bagiNya, dan Muhammad adalah hamba dan RasulNya, dan bahawa Isa adalah hamba dan RasulNya, dan kalimatNya yang disampaikan kepada Maryam, serta Ruh dari padaNya, dan syurga itu benar adanya, neraka juga benar adanya, maka Allah pasti memasukkanya kedalam syurga, betapapun amal yang telah diperbuatnya". (HR. Bukhori & Muslim)

Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan pula hadis dari Itban r.a. bahawa Rasulullah bersabda:

"Sesungguhnya Allah s.w.t. mengharamkan neraka bagi orang orang yang mengucapkan la Ilaha Illallah dengan ikhlas dan hanya mengharapkan (pahala melihat) wajah Allah".

Diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Musa berkata: "Ya Rabb, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk mengingatMu dan berdoa kepadaMu", Allah berfirman: "ucapkan hai Musa La Ilaha Illallah", Musa berkata: "ya Rabb, semua hambaMu mengucapkan itu", Allah menjawab: "Hai Musa, seandainya ketujuh langit serta seluruh penghuninya - selain Aku - dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu timbangan dan kalimat "La Ilaha Illallah" diletakkan dalam timbangan yang lain, niscaya kalimat "La Ilaha Illallah" lebih berat timbangannya." (HR. Ibnu Hibban, dan imam Hakim sekaligus menshohehkannya).

Imam Tirmidzi meriwayatkan hadis (yang menurut penilaianya hadis itu hasan) dari Anas bin Malik r.a. ia berkata aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Allah s.w.t. berfirman: "Hai anak Adam, jika engkau datang kepadaKu dengan membawa dosa sejagat raya, dan engkau ketika mati dalam keadaan tidak menyekutukanKu dengan sesuatupun, pasti Aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan sejagat raya pula".

Kandungan bab ini:

1-Luasnya kurnia Allah s.w.t..

2-Besarnya pahala tauhid di sisi Allah s.w.t..

3-Dan tauhid juga dapat menghapus dosa.

4-Penjelasan tentang ayat yang ada dalam surah Al - An'am.

5-Perhatikan kelima masalah yang ada dalam hadis Ubadah.

6-Jika anda memadukan antara hadis Ubadah, hadis Itban dan hadis sesudahnya, maka akan jelas bagi anda pengertian kalimat la Ilaha Illallah, juga kesalahan orang-orang yang tersesat kerana hawa nafsunya.

7-Perlu diperhatikan syarat-syarat yang disebutkan dalam hadis Itban, (iaitu ikhlas semata-mata kerana Allah, dan tidak menyekutukanNya).

8-Para Nabipun perlu diingatkan akan keistimewaan la Ilaha Illallah.

9-Penjelasan bahawa kalimat la Ilaha Illallah berat timbangannya mengungguli berat timbangan seluruh makhluk, padahal ramai orang yang mengucapkan kalimat tersebut.

10-Pernyataan bahawa bumi itu tujuh lapis seperti halnya langit.

11-Langit dan bumi itu ada penghuninya.

12-Menetapkan sifat sifat Allah apa adanya, berbeza dengan pendapat Asy'ariyah[8].

13-Jika anda memahami hadis Anas, maka anda akan mengetahui bahawa sabda Rasul yang ada dalam hadis Itban: "sesungguhnya Allah mengharamkan masuk neraka bagi orang orang yang mengucapkan la Ilaha Illallah dengan penuh ihlas kerana Allah, dan tidak menyekutukanNya", maksudnya adalah tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, bukan hanya mengucapkan kalimat tersebut dengan lisan saja.

14-Nabi Muhammad dan Nabi Isa adalah sama-sama hamba Allah dan RasulNya.

15-Mengetahui keistimewaan Nabi Isa, sebagai Kalimat Allah[9].

16-Mengetahui bahawa Nabi Isa adalah ruh diantara ruh-ruh yang diciptakan Allah.

17-Mengetahui keistimewaan iman kepada kebenaran adanya syurga dan neraka.

18-Memahami sabda Rasul: "betapapun amal yang telah dikerjakannya".

19-Mengetahui bahawa timbangan itu mempunyai dua daun.

20- Mengetahui kebenaran adanya wajah bagi Allah.

_____________________________________

Catatan Kaki:

[5] Iman ialah : ucapan hati dan lisan yang disertai dengan perbuatan, diiringi dengan ketulusan niat kerana Allah, dan dilandasi dengan berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah s.a.w..

[6] Syirik disebut kezholiman kerana syirik adalah menempatkan suatu ibadah tidak pada tempatnya, dan memberikannya kepada yang tidak berhak menerimanya.

[7] Syahadat ialah : persaksian dengan hati dan lisan, dengan mengerti maknanya dan mengamalkan apa yang menjadi tuntutannya, baik lahir mahupun batin.

[8] Asy'ariyah adalah salah satu aliran teologis, pengikut Syekh Abu Hasan Ali bin Ismail Al Asy'ari (260 - 324 H = 874 - 936 M). Dan maksud penulis di sini ialah menetapkan sifat sifat Allah sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur'an mahupun As sunnah. Termasuk sifat yang ditetapkan adalah kebenaran adanya wajah bagi Allah, mengikuti cara yang diamalkan kaum salaf soleh dalam masalah ini, iaitu : mengimani kebesaran sifat sifat Allah yang dituturkan Al Qur'an dan As sunnah tanpa tahrif, ta'thil, takyif dan tamtsil. Adapun Asy'ariyah, sebahagian mereka ada yang menta'wilkannya (menafsirinya dengan makna yang menyimpang dari makna yang sebenarnya) dengan dalih bahawa hal itu jika tidak dita'wilkan bisa menimbulkan tasybih (penyerupaan) Allah dengan makhlukNya, akan tetapi perlu diketahui bahawa Syekh Abu Hasan sendiri dalam masalah ini telah menyatakan berpegang teguh dengan madzhab salaf soleh, sebagaimana beliau nyatakan dalam kitab yang ditulis di akhir hidupnya, iaitu Al Ibanah 'an ushulid diyanah (editor : Abdul Qodir Al Arnauth, Bairut, makatabah darul bayan, 1401 H) bahkan dalam karyanya ini beliau mengkritik dan menyanggah tindakan ta'wil yang dilakukan oleh orang orang yang menyimpang dari madzhab salaf.

[9] Kalimat Allah maksudnya bahawa Nabi Isa itu diciptakan Allah dengan firmanNya "Kun" (jadilah) yang disampaikan Nya kepada Maryam melalui malaikat Jibril.

Bab 3: 
Mengamalkan Tauhid Dengan Sebenar Benarnya Dapat Menyebabkan Masuk Syurga Tanpa Hisab

Firman Allah s.w.t.:

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif (berpegang teguh pada kebenaran), dan sekali kali ia bukanlah termasuk orang orang yang mempersekutukan(Tuhan) (QS, An Nahl, 120)

Dan orang orang yang tidak mempersekutukan dengan Robb mereka (sesuatu apapun). (QS. Al Mu'minun, 59)

Husain bin Abdurrahman berkata: "Suatu ketika aku berada di sisi Said bin Zubair, lalu ia bertanya: "siapa diantara kalian melihat bintang yang jatuh semalam?, kemudian aku menjawab: " aku ", kemudian kataku: " ketahuilah, sesungguhnya aku ketika itu tidak sedang melaksanakan sholat, kerana aku disengat kalajengking", lalu ia bertanya kepadaku: "lalu apa yang kau lakukan?", aku menjawab: "aku minta di ruqyah[10]", ia bertanya lagi: "apa yang mendorong kamu melakukan hal itu?", aku menjawab: "iaitu: sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Asy Sya'by kepada kami", ia bertanya lagi: "dan apakah hadis yang dituturkan kepadamu itu?", aku menjawab: "dia menuturkan hadis kepada kami dari Buraidah bin Hushaib:

"Tidak boleh Ruqyah kecuali kerana ain[11] atau terkena sengatan".

Said pun berkata: "sungguh telah berbuat baik orang yang telah mengamalkan apa yang telah didengarnya, tetapi Ibnu Abbas menuturkan hadis kepada kami dari Rasulullah s.a.w., beliau bersabda:

"Telah diperlihatkan kepadaku beberapa umat, lalu aku melihat seorang Nabi, bersamanya sekelompok orang, dan seorang Nabi, bersamanya satu dan dua orang saja, dan Nabi yang lain lagi tanpa ada seorangpun yang menyertainya, tiba tiba diperlihatkan kepadaku sekelompok orang yang banyak jumlahnya, aku menyangka bahawa mereka itu umatku, tetapi dikatakan kepadaku: bahawa mereka itu adalah Musa dan kaumnya, tiba tiba aku melihat lagi sekelompok orang yang lain yang jumlahnya sangat besar, maka dikatakan kepadaku: mereka itu adalah umatmu, dan bersama mereka ada 70 000 (tujuh puluh ribu) orang yang masuk syurga tanpa hisab dan tanpa disiksa lebih dahulu, kemudian beliau bangkit dan masuk ke dalam rumahnya, maka orang orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu?, ada diantara mereka yang berkata: barangkali mereka itu orang orang yang telah menyertai Nabi dalam hidupnya, dan ada lagi yang berkata: barang kali mereka itu orang orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam hingga tidak pernah menyekutukan Allah dengan sesuatupun, dan yang lainnya menyebutkan yang lain pula.

Kemudian Rasulullah s.a.w. keluar dan merekapun memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Maka beliau bersabda: "Mereka itu adalah orang-orang yang tidak pernah minta ruqyah, tidak melakukan tathoyyur[12] dan tidak pernah meminta lukanya ditempeli besi yang dipanaskan, dan mereka pun bertawakkal kepada tuhan mereka, kemudian Ukasyah bin Muhshon berdiri dan berkata: mohonkanlah kepada Allah agar aku termasuk golongan mereka, kemudian Rasul bersabda: "ya, engkau termasuk golongan mereka", kemudian seseorang yang lain berdiri juga dan berkata: mohonkanlah kepada Allah agar aku juga termasuk golongan mereka, Rasul menjawab: "Kamu sudah kedahuluanUkasyah"(HR. Bukhori dan Muslim)

Kandungan bab ini:

1-Mengetahui adanya tingkatan tingkatan manusia dalam bertauhid.

2-Pengertian mengamalkan tauhid dengan semurni-murninya.

3-Pujian Allah kepada Nabi Ibrahim, kerana beliau tidak pernah melakukan kemusyrikan.

4-Pujian Allah kepada tokoh para wali Allah (para shahabat Rasulullah) kerana bersihnya diri mereka dari kemusyrikan.

5-Tidak meminta ruqyah, tidak meminta supaya lukanya ditempeli dengan besi yang panas, dan tidak melakukan tathoyyur adalah termasuk pengamalan tauhid yang murni.

6-Tawakkal kepada Allah adalah sifat yang mendasari sikap tersebut.

7-Dalamnya ilmu para sahabat, kerana mereka mengetahui bahawa orang-orang yang dinyatakan dalam hadis tersebut tidak akan mendapatkan kedudukan yang demikian tinggi kecuali dengan adanya pengamalan.

8-Semangatnya para sahabat untuk berlumba-lumba dalam mengerjakan amal kebaikan.

9-Keistimewaan umat Islam dengan kwantitas dan kwalitasnya.

10-Keutamaan para pengikut Nabi Musa.

11-Umat umat terdahulu telah ditampakkan kepada Nabi Muhammad s.a.w..

12-Setiap umat dikumpulkan sendiri-sendiri bersama para Nabinya.

13-Sedikitnya orang orang yang mengikuti ajakan para Nabi.

14-Nabi yang tidak mempunyai pengikut akan datang sendirian pada hari kiamat.

15-Manfaat dari pengetahuan ini adalah tidak silau dengan jumlah yang banyak dan tidak kecil hati dengan jumlah yang sedikit.

16-Diperbolehkan melakukan ruqyah disebabkan terkena ain dan sengatan.

17-Luasnya ilmu para ulama salaf, hal itu dapat diketahui dari ucapan Said bin Zubair: "Sungguh telah berbuat baik orang yang mengamalkan apa yang telah didengarnya, tetapi ", dengan demikian jelaslah bahawa hadis yang pertama tidak bertentangan dengan hadis yang kedua.

18-Kemuliaan sifat para ulama salaf, kerana ketulusan hati mereka, dan mereka tidak memuji seseorang dengan pujian yang dibuat buat.

19-Sabda Nabi: "Engkau termasuk golongan mereka" adalah salah satu dari tanda-tanda kenabian Beliau.

20-Keutamaan Ukasyah.

21-Penggunaan kata sindiran[13].

22-Kemuliaan akhlak Nabi Muhammad s.a.w..

_____________________________________

Catatan Kaki:

[10] Ruqyah, maksudnya di sini, ialah : penyembuhan dengan bacaan ayat ayat Al Qur'an atau doa doa.

[11] Ain, iaitu : pengaruh jahat yang disebabkan oleh rasa dengki seseorang, melalui pandangan matanya. Disebut juga penyakit mata.

[12] Tathoyyur ialah : merasa pesimis, merasa bernasib sial, atau meramal nasib buruk kerana melihat burung, binatang lainnya atau apa saja.

[13] Kerana beliau bersabda kepada seseorang : "Kamu sudah kedahuluan Ukasyah", dan tidak bersabda kepadanya : "Kamu tidak pantas untuk dimasukkan ke dalam golongan mereka".

Bab 4: 
Takut Kepada Syirik

Firman Allah s.w.t.:

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi sesiapa yang dikehendakiNya. (QS. An Nisa', 48)

Nabi Ibrahim berkata:

. Dan jauhkanlah aku dan anak cucuku dari perbuatan (menyembah) berhala. (QS. Ibrahim, 35)

Diriwayatkan dalam suatu hadis, bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesuatu yang paling aku khuwatirkan dari kamu kalian adalah perbuatan syirik kecil, kemudian beliau ditanya tentang itu, dan beliaupun menjawab: iaitu riya"(HR. Ahmad, Thobroni dan Abi Dawud).

Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barang siapa yang mati dalam keadaan menyembah sesembahan selain Allah, maka masuklah ia kedalam neraka" (HR. Bukhori)

Diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barang siapa yang menemui Allah (mati) dalam keadaan tidak berbuat syirik kepadaNya, pasti ia masuk syurga, dan barang siapa yang menemuiNya (mati) dalam keadaan berbuat kemusyrikan maka pasti ia masuk neraka".

Kandungan bab ini:

1-Syirik adalah perbuatan dosa yang harus ditakuti dan dijauhi.

2-Riya' termasuk perbuatan syirik.

3-Riya' termasuk syirik kecil[14].

4-Riya' adalah dosa yang paling ditakuti oleh Rasulullah terhadap orang orang soleh.

5-Dekatnya syurga dan neraka.

6-Dekatnya syurga dan neraka telah sama-sama disebutkan dalam satu hadis.

7-Barang siapa yang mati tidak dalam kemusyrikan maka pasti ia masuk syurga, dan barang siapa yang mati dalam kemusyrikan maka pasti ia masuk neraka, meskipun ia termasuk orang yang banyak ibadahnya.

8-Hal yang sangat penting adalah permohonan Nabi Ibrahim untuk dirinya dan anak cucunya agar dijauhkan dari perbuatan menyembah berhala.

9-Nabi Ibrahim mengambil ibrah (pelajaran) dari keadaan sebahagian besar manusia, bahawa mereka itu adalah sebagaimana perkataan beliau: Ya Rabb, sesungguhnya berhala berhala itu telah menyesatkan ramai orang (QS. Ibrahim, 36).

10-Dalam bab ini mengandungi penjelasan tentang makna la Ilaha Illallah sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh imam Bukhori, [iaitu: pembersihkan diri dari syirik dan pemurnian ibadah kepada Allah].

11-Keutamaan orang yang dirinya bersih dari kemusyrikan.

_____________________________________

Catatan Kaki:

[14] Syirik ada dua macam : pertama : syirik akbar (besar) iaitu memperlakukan sesuatu selain Allah sama dengan Allah, dalam hal hal yang merupakan hak khusus bagiNya. Kedua : syirik ashghor (kecil), iaitu : perbuatan yang disebutkan dalam Al Qur'an dan Al hadis sebagai suatu syirik, tetapi belum sampai ke tingkat syirik akbar. Adapun perbezaan diantara keduanya :

a. Syirik akbar menghapuskan seluruh amal, sedang syirik kecil hanya menghapuskan amal yang disertainya saja.
b. Syirik akbar mengakibatkan pelakunya kekal di dalam neraka, sedang syirik kecil tidak sampai demikian.
c. Syirik akbar menjadikan pelakunya keluar dari Islam, sedang syirik kecil tidak menyebabkan keluar dari Islam

Minggu, 24 April 2016

HALUSNYA GODAAN & TIPU DAYA SETAN

Halusnya Godaan Dan Tipu Daya Setan
بسم الله الرحمن الرحيم
Sesungguhnya setan dengan godaan halusnya, (pada awalnya) dia menampakkan (kepada seseorang) bahwa berdoa di sisi kuburan itu baik, dan bahwa berdoa seperti itu adalah lebih baik daripada berdoa di rumahnya atau di masjidnya atau di waktu sahur.
Jika hal itu telah meresap padanya, maka setan membawanya ke tahap berikutnya. Dari tahap berdoa di sisinya menuju ke tahap berdoa (ber-tawassul) dengannya (kuburan) dan bersumpah dengannya dalam meminta kepada Allah. Dan hal ini lebih parah dari sebelumnya. Karena kedudukan Allah lebih agung (dan tidak pantas) untuk disumpahi, atau dimintai dengan menyebut salah seorang makhluk-Nya, dan para imam islam telah mengingkari hal itu.
Jika setan telah meresapkan padanya bahwa bersumpah dengannya dalam meminta kepada-Nya dan doa (ber-tawassul) dengannya itu lebih menunjukkan pengagungan dan penghormatan, dan lebih ampuh untuk mengabulkan hajatnya, maka setan membawanya ke tahap berikutnya, yaitu: berdoa meminta langsung kepadanya (kuburan), bukan kepada Allah lagi.
Kemudian setelah itu, setan membawanya ke tahap yang lain, hingga dia menjadikan kuburan itu sebagai berhala yang dia tunggui, dia terangi dengan lentera, dia gantungi kain sitar, dia bangun masjid di atasnya, dia ibadahi dengan bersujud untuknya, ber-thowaf mengelilinginya, menciumnya, mengusapnya, bersafar kepadanya, dan menyembelih di sisinya.
Kemudian setan membawanya ke tahap yang lain, yaitu tahap mengajak manusia untuk menyembah kuburan itu, dan menjadikan hari khusus untuk perayaan dan upacara, dan dia katakan bahwa hal itu lebih berguna bagi mereka, baik di dunia maupun di akherat.
[Oleh: Ibnul Qoyyim -rohimahulloh- dalam kitabnya: Ighotsatul Lahafan 1/296-298].
Oleh karena itu, waspadalah terhadap tipu daya setan, dan lihatlah diri masing-masing, sudah sampai tahap manakah setan membawanya… semoga Allah melindungi kita dan kaum muslimin dari godaannya.
 Ust. Musyafa Ad Darini, Lc., MA.
 Muslimah.Or.Id

ISTIGHFAR

ISTIGHFAR
Kutipan ringkas ceramah DR. Mawardi Lc,MA di Masjid Nurul Islam KPR 1 Perawang bulan Syawal 1434H
- Berzikir mengingat Allah, dengan banyak berzikir  hati akan tenang
- Istighfar tidak hanya dilakukan jika kita melakukan dosa, tapi juga disunnahkan setelah selesai melakukan ibadah, contoh selesai shalat zikir pertama yg pertama dibaca astaghfirullahal adzim. Dan disunnahkan juga diperbanyak setelah ibadah ibadah lainnya seperti setelah puasa, zakat, haji dll.
Karena makna dari istighfar/ ghafara sendiri adalah penutup atau penyempurna.
Nabi Muhammad SAW sendiri dalam banyak riwayat beristighfar 70 sd 100 kali sehari.
Membiasakan istighfar, menjadi salah satu jalan kita untuk muhasabah diri.
Banyak dicontohkan nasehat dari ulama,  contoh dari Hasan Basri yg sering diminta nasehat bagaimana mengatasi masalah masalah hidup. Secara umum beliau menjawab perbanyak istighfar.
Seperti  rezeki tidak lancar. Perbanyak istighfar.
Tidak / belum dikaruniai anak,  beliau menasehati perbanyak istighfar. Suami istri bersama sama bangun tengah malam, lakukan shalat hajat kemudian perbanyak istighfar kepada Allah. Berusahalah khusyuk, resapi makna istighfar. Selanjutnya berdoa memohon kepada Allah agar dikaruniai anak yang shaleh.
  " Rabbi habli minnashalihin".
Berdoa dengan penuh keyakinan bahwa Allah Maha mengabulkan doa hamba hambanya.
Lanjutkan dengan perbanyak shalawat,
Zikir dan bertawasul/ memohon kepada Allah dengan menyebutkan amal amal baik kita.
Kerja selalu masalah dll selalu nasehat beliau adalah  perbanyak istighfar.
Contoh nyata lain diceritakan oleh Dr. Mawardi Shaleh, Lc,MA. Ada suami istri yg sering bertengkar dan setiap selesai bertengkar sang suami selalu ingin pergi jauh dari rumahnya. Tapi setelah keluar dari rumah sang suami selalu ada perasaan rindu kembali kepada istrinya. Setelah kembali kerumah ditanyalah pada istrinya apa yang kamu lakukan sehingga aku selalu rindu kembAli pulang. Dijawab oleh sang istri. Aku tidak berhenti beristighfar sebelum abang kembali kerumah.
Begitu banyaknya fadhilah isrighfar dalam menjalani hidup ini.
Semoga renungan ini bermanfaat. Mohon maaf kalau ada yg salah.

DAKWAH SALAFIYYAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH


___Mari Kita Berbicara tentang Riya’___
Secara bahasa, riya’ berasal dari kata ru’yah (الرّؤية), maknanya penglihatan. Sehingga menurut bahasa arab hakikat riya’ adalah orang lain melihatnya tidak sesuai dengan hakikat sebenarnya.
Al Hafizh Ibnu Hajar menyatakan, “Riya’ ialah menampakkan ibadah dengan tujuan agar dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amal tersebut.”
Pernahkah ikhwan wa akhwat fillah mendengar tentang sum’ah? Sum’ah berbeda dengan riya’, jika riya’ adalah menginginkan agar amal kita dilihat orang lain, maka sum’ah berarti kita ingin ibadah kita didengar orang lain. Ibnu Hajar menyatakan: “Adapun sum’ah sama dengan riya’. Akan tetapi ia berhubungan dengan indera pendengaran (telinga) sedangkan riya’ berkaitan dengan indera penglihatan (mata).”
Jadi, jika seorang beramal dengan tujuan ingin dilihat, misalnya membaguskan dan memperlama shalat karena ingin dilihat orang lain, maka inilah yang dinamakan riya’. Adapun jika beramal karena ingin didengar orang lain, seperti seseorang memperindah bacaan Al Qur’annya karena ingin disebut qari’, maka ini yang disebut sebagai sum’ah.
wallahu'alam